Anda di halaman 1dari 64

Asuhan Keperawatan pada klien dengan Kegawatan

Kehamilan :
Eklampsia, Trombosis Vena, dan Emboli Cairan Amnion

Keperawatan Kritis 2
Kelompok 1
Anggota Kelompok
Cintya Della Widyanata 131511133007
Ika Zulkafika Mahmudah 131511133008
Elma Karamy 131511133026
Rizky Sekartaji 131511133028
Prisdamayanti Ayuningsih 131511133067
Maria Nerissa Arviana 131511133081
Firdha Lailil Fadila 131511133117
Lili Putri Roesanti 131511133122
Your Logo or Name Here 2
Eklampsia

3
Definisi

Penyakit akut yang disertai kejang dan coma pada wanita hamil
dan dalam nifas yang ditandai dengan hipertensi atau
peningkatan TD (S > 180 mmHg, D > 110 mmHg), proteinuria,
oedema, kejang dan/atau penurunan kesadaran.

Your Logo or Name Here 4


Klasifikasi
Eklamsia Gravidarum (Antepartum)

• Kejadian 50-60 % serangan terjadi dalam keadaan hamil

Eklamsia Parturientum (Intrapartum)

• Kejadian sekitar 30-35% terjadi saat inpartu dimana batas dengan eklampsi
gravidarum sukar dibedakan terutama saat mulai inpartu

Eklamsia Puerperium (Postpartum)

• Kejadian jarang sekitar 10 % terjadi serangan kejang atau koma setelah persalinan
berakhir

Your Logo or Name Here 5


Etiologi
• Menurut Manuaba, I.B.G., 2001 penyebab secara pasti belum diketahui, tetapi banyak
teori yang menerangkan tentang sebab akibat dari penyakit ini, antara lain:

Teori Iskemia Regio Teori Radikal


Teori Genetik Teori Imunologik
Utero Plasental Bebas
• Eklampsia • terjadi • iskhemia utero • Pada eklampsia
merupakan penurunan atau placenta kadar lemak
penyakit kegagalan dalam menimbulkan lebih tinggi
keturunan dan adaptasi bahan vaso daripada
penyakit yang imunologik yang konstriktor kehamilan
lebih sering tidak terlalu kuat • Keadaan ini normal, dan
ditemukan pada sehingga mengakibatkan produksi radikal
anak wanita dari konsepsi tetap peningkatan bebas menjadi
ibu penderita berjalan produksi renin tidak terkendali
pre eklampsia angiotensin dan karena kadar
aldosteron anti oksidan juga
menurun
Your Logo or Name Here 6
Etiologi

Teori Kerusakan Endotel Teori Trombosit Teori Diet Ibu Hamil

• Keadaan iskemia regio • Kebutuhan kalsium ibu


• Kerusakan endotel utero plasenta 2-2½ gram per hari.
merupakan kelanjutan menurunkan • kekurangan kalsium
dari terbentuknya pembentukan derivat yang terlalu lama
radikal bebas yaitu prostaglandin menyebabkan
peroksidase lemak atau (tromboksan dan dikeluarkannya kalsium
proses oksidase asam prostasiklin), kemudian otot
lemak tidak jenuh yang kerusakan trombosit • Apabila kalsium
menghasilkan meningkatkan dikeluarkan dari otot
peroksidase lemak pengeluaran pembuluh darah akan
asam jenuh tromboksan lebih menyebabkan
banyak dan konstriksi sehingga
menyebabkan terjadi vasokonstriksi
meningkatnya tekanan dan meningkatkan
darah tekananYour Logo or Name Here
darah 7
Faktor Risiko

Riwayat
Preeklamsia dan Riwayat Kehamilan
Usia eklamsia keluarga multifetus
sebelumnya

Hipertensi
Obesitas
Frekuensi
kronik ANC

Your Logo or Name Here 8


Patofisiologi

Your Logo or Name Here 9


WOC

Your Logo or Name Here 10


Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih,
Manifestasi Klinis Terjadi kejang-kejang atau koma. Kejang dalam
eklampsi ada 4 tingkat, meliputi:

11. Tingkat awal atau aura (invasi)

2 Stadium kejang tonik

31. Stadium kejang kronik

4 Stadium koma
Your Logo or Name Here 11
Biasanya ditandai dengan tanda-tanda pre-eklampsia

11. Hipertensi 5 Penglihatan kabur

2 Edema 6 Nyeri ulu hati

3 Proteinuri 7 Kegelisahan atau hiperefleksi

8 Disertai dengan gangguan fungsi


4 Sakit kepala yang berat
organ

Your Logo or Name Here 12


Pemeriksaan
Diagnostik

11. Anamnesa: Riwayat kehamilan

2 Pemeriksaan Fisik: Tanda Pre eklampsia

31. Pemeriksaan Laboratorium: Proteinuria

Your Logo or Name Here 13


Penatalaksanaan
Perawatan dasar eklampsia yang utama ialah terapi suportif
untuk stabilisasi fungsi vital, yang harus selalu diperhatikan adalah
kepatenan Airway, Breathing, Circulation (ABC), mengatasi dan
mencegah kejang, mengendalikan hipoksemia dan asidemia (pH
rendah akibat asidosis), mencegah trauma pada waktu kejang,
mengendalikan tekanan darah, terutama pada kondisi krisis
hipertensi, serta melahirkan janin pada waktu yang tepat dan
dengan cara yang tepat

Your Logo or Name Here 14


Penatalaksanaan Kejang
a. Dosis awal
- MgSO4 4 gr IV sebagai larutan 40% selama 5 menit.
- Segera dilanjutkan dengan pemberian 10 gr larutan MgSO4 50%, masing-
masing 5 gr di bokong kanan dan kiri secara IM, ditambah 1 ml lignokain
2% pada spuit yang sama. Pasien akan merasa agak panas sewaktu
pemberian MgSO4.
- Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MgSO4 2 gr (larutan 40%) IV
selama 5 menit.
b. Dosis pemeliharaan
- MgSO4 1-2 gr perjam per infus, 15 tetes/menit atau 5 gr MgSO4 IM tiap 4
jam.
- Lanjutkan pemberian MgSO4 sampai 24 jam pascapersalinan atau kejang
berakhir. Your Logo or Name Here 15
Con’t
c. Hal yang harus diperiksa sebelum pemberian MgSO4:
- Frekuensi pernafasan minimal 16/menit
- Refleks patella (+)
- Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
d. Hentikan pemberian MgSO4, jika:
- Frekuensi pernapasan < 16/menit
- Refleks patella (-)
- Urin < 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
e. Siapkan antidotum
Jika terjadi henti nafas: lakukan ventilasi (masker dan balon, ventilator)
berikan kalsium glukonat 1 gr (20 ml dalam larutan 10%) IV perlahan-lahan
hingga pernafasan kembali berfungsi.
Your Logo or Name Here 16
Jika tidak tersedia MgSO4 atau kontraindikasi:
Diazepam
a. Dosis awal
- Diazepam 10 mg dimasukkan secara IV perlahan selama 2 menit
- Jika kejang berulang, ulangi dosis awal.
b. Dosis pemeliharaan
- Diazepam diberikan sebanyak 40 mg dalam 500 ml larutan Ringer Laktet per
drip.
- Depresi pernafasan ibu mungkin akan terjadi jika dosis > 30 mg/jam.
- Jangan berikan > 100 mg/24 jam
c. Pemberian melalui rectum
- Jika pemberian IV tidak mungkin, diazepam dapat diberikan per rektal,
dengan dosis awal 20 mg dalam spuit 10 ml tanpa jarum.
- Jika konvulsi tidak teratasi dalam 10 menit, beri tambahan 10 mg/jam atau
lebih, bergantung pada berat badan pasien dan respon klinik. Your Logo or Name Here 17
Penatalaksanaan Hipertensi
• Berikan hidralazin 5 mg secara IV dan suntikkan perlahan setiap 5 menit
sampai tekanan darah turun. Ulang setiap jam jika perlu atau berikan
hidralazin 12,5 mg IV setiap 2 jam.
• Jika hidralazin tidak tersedia, maka bisa diberikan salah satu dari:
a. Labetolol 10 mg IV:
- Jika respons tidak baik (tekanan diastolik tetap > 110 mmHg), berikan
labetolol 20 mg IV.
- Naikkan dosis sampai 40 mg dan 80 mg jika respons tidak membaik
setelah 10 menit.
b. Nifedipin 5 mg secara sublingual. Jika tidak baik setelah 10 menit, beri
tambahan 5 mg sublingual.
c. Metildopa 3 x 250-500 mg/hari.
Your Logo or Name Here 18
Penanganan Persalinan
a. Periksa serviks
b. Jika serviks matang, lakukan pemecahan ketuban, lalu induksi persalinan
dengan oksitosin atau prostaglandin.
c. Jika persalinan pervaginam tidak dapat diharapkan dalam 12 jam (pada
eklampsia) atau dalam 24 jam (pada preeklampsia), lakukan seksio sesarea.
d. Jika denyut jantung janin < 100/menit atau > 180/menit lakukan seksio
sesarea.
e. Jika serviks belum matang, janin hidup, lakukan seksio sesarea.
f. Jika anestesia untuk seksio sesarea tidak tersedia, atau jika janin mati atau
terlalu kecil:
• Usahakan lahir pervaginam.
• Matangkan serviks dengan misoprostol, prostaglandin, atau kateter
foley. Your Logo or Name Here 19
Con’t
g. Catatan yang perlu diperhatikan jika akan dilakukan seksio sesaria:
• Tidak terdapat koagulopati.
• Anestesia yang aman/terpilih adalah anestesia umum, sedangkan
anestesia spinal berhubungan dengan resiko hipotensi. Resiko ini dapat
dikurangi dengan memberikan 500-1000 ml cairan IV sebelum anestesia.
• Jika anestesia umum tidak tersedia, janin mati, atau kemungkinan hidup
kecil, lakukan persalinan pervaginam.

NB: Persalinan harus diupayakan untuk segera setelah keadaan pasien stabil,
karena penundaan persalinan meningkatkan resiko untuk ibu dan janin

Your Logo or Name Here 20


Perawatan Pasca Persalinan
a. Pemberian anti konvulsan tetap diteruskan sampai 24 jam setelah
persalinan atau kejang terakhir.
b. Teruskan terapi antihipertensi apabila tekanan diastolik masih mencapai
110 mmHg atau lebih.
c. Pantau produksi urin.

Your Logo or Name Here 21


Komplikasi

1 Lidah tergigit

2 Terjadi perlukaan dan fraktur

3 Gangguan pernapasan

4 Perdarahan otak

5 Kematian ibu dan janin Your Logo or Name Here 22


Diagnosa dan Intervensi

1. Risiko perdarahan
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi risiko
perdarahan pada ibu.
Kriteria hasil:
- Hb dalam batas normal
- Hematokrit dalam batas normal

Your Logo or Name Here 23


Intervensi:
1. Monitor tanda vital untuk peningkatan nadi diikuti peningkatan
tekanan sistolik karena menurunnya volume darah, akibat perdarahan
internal dan eksternal.
2. Monitor tanda dan gejala perdarahan
3. Monitor nilai hematocrit dan hemoglobin
4. Pertahankan bed rest selama diperlukan
5. Monitor koagulasi (PT, PTT, fibrinogen, degradasi fibrin, dan
platelet)
6. Kolaborasi anti perdarahan jika diperlukan

Your Logo or Name Here 24


2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan perfusi jaringan perifer
efektif.
Kriteria hasil:
- TD 110-150 mmHg
- Nadi 60-80x/menit
- RR 16-20x/menit
- SpO2 ≥ 95%
- Tidak ada sianosis
- CRT < 3 detik Your Logo or Name Here 25
Intervensi:
1. Pantau tanda-tanda vital secara rutin
2. Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
3. Berikan terapi oksigen jika diperlukan
4. Monitor status cairan
5. Periksa sirkulasi perifer berkala (nadi, edema, pengisian kapiler, warna, dan
suhu)
6. Tempatkan pada posisi terapeutik
7. Atur posisi yang meminimalisir sesak
8. Berikan topangan jika ditemukan bagian edema
9. Berikan latihan ROM
Your Logo or Name Here 26
3. Risiko cidera ibu
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada ibu, tidak terjadi cidera.
Kriteria hasil:
• Tidak terjadi cidera pada ibu
• DJJ normal (12-12-12)

Your Logo or Name Here 27


Intervensi:
1. Identifikasi risiko dan bahaya yang dapat menyebabkan cidera
2. Diskusikan alat bantu mobilitas yang sesuai
3. Gunakan pengaman tempat tidur sesuai prosedur
4. Monitor adanya kelainantanda vital ibu dan janin
5. Monitor DJJ
6. Identifikasi status nutrisi ibu
7. Berikan makanan tinggi kalori dan protein
8. Kolaborasi medikasi jika diperlukan
9. Hindari terjadinya risiko jatuh
Your Logo or Name Here 28
4. Intoleran aktivitas
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien bertoleransi terhadap
aktivitas.
Kriteria hasil:
• Keseimbangan aktivitas dan istirahat
• Mampu melakukan aktivitas sehari-hari
• Dapat melakukan aktivitas fisik tanpa disertai kenaikan TD, RR,
dan Nadi
Your Logo or Name Here 29
Intervensi:
1. Anjurkan tirah baring sampai kondisi stabil
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Berikan latihan distraksi yang menenangkan
4. Lakukan latihan rentang gerak aktif/pasif
5. Kolaborasi pemilihan terapi aktivitas yang sesuai
6. Monitor TTV setiap setelah melakukan aktivitas atau latihan
7. Kolaborasi medikasi jika diperlukan
8. Monitor terpenuhinya kebutuhan istirahat

Your Logo or Name Here 30


Pencegahan
Usaha menurunkan frekuensi eklampsia:
1. Meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan
mengusahakan agar semua wanita hamil memeriksakan diri sejak
hamil muda.
2. Mencari pada tiap pemeriksaan tanda-tanda pre-eklampsia dan
mengobatinya segera.
3. Mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya pada kehamilan 37
minggu keatas apabila tanda-tanda pre-eklampsia tidak juga dapat
dihilangkan.

Your Logo or Name Here 31


Trombosis Vena

32
Definisi

Trombosis Vena Dalam (TVD) merupakan suatu


kondisi dimana ditemukannya bekuan dalam vena
sekunder/vena dalam yang terjadi akibat dari inflamasi/trauma
dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian. Trombosis
Vena Dalam (TVD) ini menyerang system vena dalam melalui
pembuluh darah. Serangan awalnya disebut trombosis vena
dalam akut. (Lestarini, 2013)

Your Logo or Name Here 33


Faktor Risiko

1 Imobilitas (kurang gerakan)


TVD yang terjadi sebelumnya
2 dan kerusakan vena

3 Hiperkoagulabilitas

4 Kondisi Medis dan Genetik

Your Logo or Name Here 34


Etiologi
Penyebab pasti dari thrombosis vena ini belum jelas. Namun, dikenal sebagai Trias Virchow merupakan
tiga faktor yang dapat mempengaruhi dalam pembentukan/timbulnya trombus:

• Bisa diakibatkan oleh imobilitas, operasi lama, obesitas, gagal jantung dan trauma.
Stasis

• Bisa diakibatkan oleh trauma, kanul intralumen, inflamasi, dan infeksi.


Jejas
endotel

• Diakibatkan oleh polisitemia, trombositemia, leukemia, sepsis, trauma mayor, diabetes mellitus, kehamilan/pil
Hiper kontrasepsi oral kombinasi, merokok dan keganasan.
koagulasi
Your Logo or Name Here 35
Patofisiologi

Trombosis vena rentan Pada masa kehamilan terjadi


terjadi pada masa perkembangan janin, lama-
kelamaan berat janin
kehamilan trimester menekan vena besar yang
ketiga dan periode post mengaliri pelvik dan
partum ekstrimitas bawah.

Terjadinya pembekuan
Plasma fibrinogen darah serta terjadi statis
mengalami peningkatan venosa menyebabkan
40% ibu hamil mengalami
thrombosis vena
Your Logo or Name Here 36
WOC

Your Logo or Name Here 37


Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda pada TVD berhubungan dengan terjadinya obstruksi aliran darah balik ke
jantung yang menyebabkan darah terkumpul di lengan atau tungkai. Gejala dan tanda
klasik :

Nyeri tekan pada tungkai atau betis bila terjadi di tungkai dan di lengan
atau leher jika mengenai ekstrimitas atas.

Pembengkakan terlokalisir pada daerah yang terkena disertai pitting


edema.
Perabaan kulit hangat dan kemerahan di sekitar daerah TVD terutama di bagian
belakang dan lutut, terdapat pelebaran vena superfisial dan pada obstruksi berat kulit
tampak sianosis.

Kadang TVD tidak memberikan gejala yang nyata, gejala timbul


setelah terjadi komplikasi misalnya terjadi emboli ke paru.
Your Logo or Name Here 38
Penatalaksanaan
Pada pasien thrombosis vena dalam adalah dengan pemberian obat antikoagulan. Dimana obat ini akan mengubah
protein dalam darah yang berfungsi untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah semakin besar dan menyebar ke
aliran darah. (Tjin Willy, 2018)
Obat antikoagulan
lain : rivaroxaban,
Heparin apixaban, dabigatran,
dan fondaparinux

Warfarin Trombolitik

Tes Darah Penggunaan


stoking
(INR) kompresi
Your Logo or Name Here
Pemeriksaan Penunjang

1 Compression Ultrasonography

2 D-dimer

3 Venografi

4 MRI
Your Logo or Name Here 40
Komplikasi

Sekitar 10% penderita TVD yang tidak


ditangani berkembang kearah emboli paru di mana
menyebabkan gejala yang berat atau kematian.

Your Logo or Name Here 41


Diagnosa dan Intervensi Keperawatan yang muncul

1. Nyeri akut b.d agen cedera fisiologis


NOC:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi nyeri akut pada ibu

Kriteria hasil:

• Melaporkan perubahan gejala nyeri kepada petugas kesehatan

• Melaporkan gejala tidak terkontrol

• Menggunakan terapi nonfarmakologi yang dapat mengurangi nyeri

• Menggunakan terapi analgesik yang direkomendasikan

NIC:

• Kurangi faktor presipitasi nyeri

• Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi dan non farmakologi)

• Evaluasi bersama klien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri

• Kolaborasikan dengan dokter bila keluhan dari tindakan nyeri tidak berhasil

• Kolaborasikan pemberian analgesik Your Logo or Name Here


• Cek riwayat alergi, jenis obat, dosis dan frekuensi sesuai instruksi dokter
2. Resiko perdarahan b.d gangguan koagulasi
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi risiko perdarahan pada ibu.
Kriteria hasil:
• Penurunan Hb
• Penurunan hematokrit (Hct)
NIC:
• Monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui peningkatan nadi akibat perdarahan internal dan eksternal.
• Cek Protrombin time pada pemberian warfarin dan PTT untuk pemberian heparin sebelum pemberian antikoagulan. Protombin time seharusnya 1,25
s/d 2,4. Jumlah platelet harus dimonitor sebab pemberian anti koagulan dapat menurunkan jumlah platelet.
• Cek perdarahan dari mulut, hidung (epistaksis), urine (hematuria), kulit (petechie, purpura)
• Cek feses untuk mengetahui adanya perdarahan di intestinal.
• Harus selalu ada persediaan antagonis antikoagulan ( protamine, vitamin K1 atau vitamin K3) sewaktu dosis obat meningkat atau pada kondisi
terjadinya perdarahan meningkat. Disamping itu persediaan plasma mungkin diperlukan untuk antisipasi diperlukannya transfusi.
• Ajarkan pada pasien untuk mengontrol perdarahan eksternal dengan cara pembekuan langsung pada daerah luka selama 5-10 menit dengan kasa
bersih atau sterill.
• Jelaskan pada pasien untuk melaporkan perdarahan.
Your Logo or Name Here
Emboli Cairan Amnion

44
Definisi

Emboli cairan ketuban merupakan sebuah keadaan


dimana sejumlah cairan ketuban masuk kedalam
sirkulasi darah maternal dan mengakibatkan
terjadinya gangguan pernafasan akut dan syok
(Carlson, 2009)

Your Logo or Name Here 45


ETIOLOGI

• Shock sering terjadi secara tiba – tiba tanpa diduga pada wanita yang proses
Multiparitas dan Usia persalinanya sulit atau baru saja menyelesaikan persalinan yang sulit.
Khususnya bagi wanita yang mengalami multipara berusia lanjut dengan janin
lebih dari 30 tahun yang amat besar

• Janin besar intrauteri dapat menyebabkan rupture uteri pada saat persalinan,
Janin besar intrauteri sehingga cairan ketuban pun dapat masuk melalui pembuluh darah.

Kematian janin • Kematian janin intrauteri menyebabkan perdarahan didalam, sehingga


kemungkinan besar akan menyebabkan ketuban pecah dan memasuki
intrauteri pembuluh darah ibu, dan akan menyubat aliran darah ibu

Your Logo or Name Here 46


Meconium dalam • mekonium di dalam kandungan mengakibatkan air ketuban menjadi hijau
keruh bahkan hingga berwarna hitam dan akan mengakibatkan gangguan
cairan ketuban kesehatan pada bayi apabila tidak segera ditangani.

Kontraksi uterus • Kontraksi uterus yang sangat kuat dapat menyebabkan terjadinya laserasi
atau rupture uteri, hal ini juga menyebabkan pembukaan vena, dengan
pembukaan vena, maka cairan ketuban dengan mudah masuk ke pembuluh
yang kuat darah ibu

Kelahiran dengan • Dengan prosedur operasi dengan membuka pembuluh darah, dan hal ini
dapat menyebabkan ketuban pecah dan masuk ke pembuluh darah ibu.
operasi
Your Logo or Name Here 47
PATOFISIOLOGI

saat persalinan,
cairan memasuki sirkulasi selaput ketuban
melalui laserasi pada pecah dan pembuluh
amnion vena endoservikals darah ibu (terutama
vena) terbuka

terjadi respon inflamasi


yang mengakibatkan kolaps air ketuban beserta
cepat yang sama dengan komponennya
syok anafilaksi atau syok
sepsis dan juga dapat berkemungkinan masuk
menyumbat paru-paru dan ke dalam sirkulasi darah.
jantung
Your Logo or Name Here 48
WOC

Your Logo or Name Here


MANIFESTASI KLINIS
Ketika mencapai paru-paru akan menyebabkan penyumbatan kapiler paru-paru yang menyebabkan gangguan
pada proses respirasi, dengan gejala dispnea, takipnea, nyeri dada, sianosis, edema paru, dan syok.

Meyebabkan spasme kuat pada pembuluh kapiler paru lalu terjadi pengurangan cardiac output,
hipertensi, bradikardi, serta nantinya akan berlanjut ke gagal jantung kanan akut dan hipoksemia.

Menyebabkan reaksi anafilaktik akibat dari emboli yang berasal dari fetus merupakan benda asing di
dalam tubuh ibu.

Terjadi pendarahan hebat (HPP) akibat darah sulit membeku,

Trombositopenia berat timbul dan khasnya darah sulit membeku bila diberi thrombin atau maksimal membentuk
bekuan kecil lalu segera mengalami lisis sempurna
Your Logo or Name Here 50
Tekanan darah turun secara signifikan dengan hilangnya diastolik pada saat pengukuran (Hipotensi )

Sianosis perifer dan perubahan pada membran mukosa akibat dari hipoksia.

Janin Bradycardia sebagai respon terhadap hipoksia, denyut jantung janin dapat turun hingga kurang dari 110
denyut per menit (dpm). Jika penurunan ini berlangsung selama 10 menit atau lebih, menyebabkan Bradycardia.

Menyebabkan rahim atony yaitu atony uterus biasanya mengakibatkan pendarahan yang berlebihan setelah
melahirkan.

Terjadi koagulopati atau pendarahan parah karena tidak adanya penjelasan lain (DIC terjadi di 83% pasien.)

Your Logo or Name Here 51


Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada kegawatan
Emboli Cairan Ketuban menurut Carlson (2009) yaitu :

Pemeriksaan X ray thorak untuk memperlihatkan


1 adanya edema paru dan pertambahan ukuran atrium
kanan dan ventrikel kanan jantung

Pemeriksaan Laboratorium darah untuk memantau adanya asidosis


2 metabolik, memantau adanya zat yang ada dalam cairan ketuban seperti
mekonium, squamous cells, lendir ketuban pada darah.

Elektrokardiogram ( EKG ) untuk memantau kelainan pada jantung


3 seperti takikardi, perubahan non spesifik pada jantung, adanya regangan
pada ventrikel kanan.
Your Logo or Name Here 52
Penatalaksanaan
1. Memberikan oksigen 100% untuk mempertahankan saturasi
normal sampai pulse oksimetri menunjukan rentang angka 94-
98% . Intubasi jika diperlukan
2. Melakukan resusitasi kardiopulmonal (CPR) jika pasien henti
jantung. Jika pasien tidak berespon terhadap resusitasi sebaiknya
segera dilakukan persalinan sesar perimortem.
3. Memberikan produk kristaloid dan darah secara intravena untuk
mengatasi hipotensi
4. Mempertimbangkan kateterisasi arteri paru pada pasien dengan
hemodinamik tidak stabil.
Your Logo or Name Here 53
Your Logo or Name Here
Terapi medikasi :
• Oksitosin dapat ditambahkan ke infus intravena untuk membantu penanganan atonia uteri
• Heparin membantu dalam mencegah defibrinasi intravaskular dengan menghambat proses
pembekuan
• Amniofilin ( 25-500 mg ) melalui IV mungkin berguna bila ada bronkospasme
• Ephedrine dosis 25-50 mg sc atau im atau 5-25 mg iv untuk meningkatkan tekanan darah
• Agen Inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2,5-5,0 g/kg/mnt atau digoxin 0,5 mg iv dan
0,25 mg setiap 4 jam selama 2 hari, kemudian dilanjutkan dengan 0,25-0,37 mg/hari digunakan
untuk meningkatkan kontraktilitas miokard pada pasien dengan emboli cairan ketuban (pacheco
et a, 2016)
• Menggunakan obat inhalasi seperti inhalasi prostasilin 10-50ng/kg/menit, Prostasilin IV dengan
dosis awal 1-2ng/kg/menit melalui central line, atau sildenafil 20 mg 2x sehari PO melalui
nasogastrik tube untuk mengurangi afterload pulmoner
• Obat – obatan vasopressor seperti norephineprin dosis Dosis awal 8-12g/kg/mnt dapat
digunakan untuk mengatasi hipotensi. (pacheco et al, 2016)
Your Logo or Name Here 55
Protokol Maternal Collapse menurut Royal College of
Obstetrians & Gynocologist (2011)

• Posisi
• Pada usia kehamilan diatas 20 minggu, dapat terjadi penekanan pada vena cava inferior dan aorta oleh uterus. Posisi
miring kiri 15-30o akan mencegah adanya kompresi aortocava wanita hamil
• Jalan Nafas (Airway)
• Jalan nafas harus dibebaskan dan sesegera mungkin dilakukan intubasi menggunakan pipa endotrakeal
• Pernafasan (Breathing)
• Oksigen dengan kecepatan aliran 100% diberikan untuk mencegah hipoksia lebih lanjut.
• Sirkulasi (Circulation)
• Kompresi harus segera dimulai jika tidak ada pernafasan pada pasien meskipun jalan nafas telah dibebaskan.
• Terapi lanjutan
• Selama proses resusitasi, terapi lanjutan diberikan untuk menghilangkan penyebab maternal collapse untuk
mengoptimalkan hasil.

Your Logo or Name Here 56


Your Logo or Name Here 57
Komplikasi

1 Gangguan pembekuan darah.

2 Kolaps Kardiovaskular

3 Kematian

Your Logo or Name Here 58


Diagnosa dan Intervensi Keperawatan yang muncul

Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan edema pulmonal


Intervensi:
• Mempertahankan kepatenan jalan nafas
• Mengkonsultasikan dengan tenaga kesehatan lain mengenai penggunaan
oksigen tambahan
• Memantau efektifitas terapi oksigen dengan pulse oximetri atau BGA
• Mengatur posisi klien saat dilakukan oksigenasi
• Monitor tanda tanda keracunan oksigen dan atelaktasis
• Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan yang telah diindikasikan

Your Logo or Name Here 59


Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan hipovolemia, penurunan aliran dari vena.
Intervensi:
• Melakukan penilaian komprehensif terhadap status hemodinamik (pemeriksaan TD,
denyut jantung, denyut nadi, tekanan vena jugularis dan sentral)
• Memonitor denyut nadi perifer, suhu, dan warna ekstremnitas
• Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat yang meningkatkan kontraktilitas
pada jantung
• Memonitor efektiftas obat yang diberikan

Your Logo or Name Here 60


Ketidakefektifan Perfusi jaringan Perifer berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
proses penyakit
• Lakukan pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler atau penilaian yang komprehensif pada
sirkulasi perifer (misalnya., memeriksa denyut nadi perifer, edema, waktu pengisian kapiler,
warna dan suhu)
• Monitor adanya paresthesia dengan tepat (mislanya., mati rasa, tingling, hipertesia,
hipotesia dan tingkat nyeri)
• Evaluasi edema dan denyut perifer
• Ubah posisi pasien setidaknya setiap 2 jam, dengan tepat
• Pelihara hidrasi yang memadai untuk menurunkan kekentalan darah
• Monitor jumlah cairan yang masuk dan yang keluar
• Ajarkan pasien dan anggota keluarga mengenai metode pemberian obat yang sesuai
• Berikan informasi mengenai obat bebas dan bagaimana obat – obatan tersebut dpat
mempengaruhi kondisi saat ini Your Logo or Name Here 61
Resiko Perdarahan berhubungan dengan komplikasi kehamilan
• Monitor tanda-tanda vital
• Monitor dengan ketat risiko terjadinya perdarahan pada pasien
• Perhatikan kadar hemoglobin/ hematokrit sebelum dan sesudah kehilangan darah
• Monitor status cairan, intake dan output
• Instruksikan pasien untuk membatasi aktivitas, jika diperlukan
• Instruksikan pasien dan atau keluarga mengenai tanda-tanda perdarahan dan hal yang
harus dilakukan (mis, memberitahu perawat) jika perdarahan berlanjut

Your Logo or Name Here 62


ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

Your Logo or Name Here 63


Thank You

Anda mungkin juga menyukai