Anda di halaman 1dari 52

TOPIK 5

IDENTIFIKASI KOMPARATIF : DENTAL


ANTEMORTEM (AM) DAN POSTMORTEM (PM)

GLADDAYS NAURAH (1606878373)


1

IDENTIFIKASI INDIVIDU DENGAN


PRINSIP PERBANDINGAN

REFERENSI : Adams C, Carrabot R, Evans S. Forensic Odontology. 2014


EMPAT METODE IDENTIFIKASI INDIVIDU
YANG BISA DITERIMA SECARA ILMIAH:

• Analisis sidik jari


• Analisis gigi komparatif
• Analisis DNA
• Alat kesehatan.
Dari daftar metode utama di atas, analisis gigi komparatif memiliki kemungkinan
metode identifikasi manusia tercepat, termudah dan termurah serta mengurangi
invasif terhadap keluarga korban.
IDENTIFIKASI INDIVIDU DENGAN
PRINSIP PERBANDINGAN

• Identifikasi komparatif pada intinya adalah perbandingan dua catatan gigi.


• Membandingkan 2 dental records.
• 2 dental records tersebut yaitu :

Antemortem Postmortem
IDENTIFIKASI INDIVIDU DENGAN
PRINSIP PERBANDINGAN

• Antemortem  Keadaan gigi dari individu yang hilang atau sebelum meninggal
• Postmortem  keadaan gigi dari tubuh yang tidak dikenali setelah meninggal
• Kemungkinan akan ada lebih dari satu catatan gigi ante-mortem, dibandingkan
dengan satu catatan gigi post-mortem
• Jika sejumlah individu hilang dan pihak berwenang mencurigai hal itu adalah
almarhum yang tidak dikenal, maka bisa jadi itu adalah salah satu dari orang
yang hilang.
• Namun,alam skenario identifikasi gigi komparatif, pihak berwenang sering kali
memiliki kecurigaan siapa yang meninggal itu masih kemungkinan dan
diperlukan identifikasi gigi lebih untuk konfirmasi.
2

DATA DENTAL AM DAN PM YANG


BISA DIBANDINGKAN

REFERENSI :
Disaster Victim Identification Guide. Interpol DVI Guide
Lukman D. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik. Jilid 1. Jakarta: Sagung Seto.
PERBANDINGAN POST-MORTEM DAN
ANTE MORTEM CATATAN GIGI MELIPUTI:

• Identifikasi (Ada kepastian yang mutlak antara PM


dan AM catatan berasal dari yang sama per orang)
• Identifikasi kemungkinan (karakteristik khusus sesuai
antara PM dan AM tapi entah PM atau AM data atau
keduanya minimal)
• Identifikasi mungkin (tidak ada yang pengecualian
identitas entah PM atau AM data atau keduanya
minimal)
• Identitas dikecualikan (PM dan AM catatan berasal
dari orang yang berbeda)
• Tidak ada perbandingan yang dapat dibuat
PENGUMPULAN DATA ANTEMORETEM
KORBAN

• Data yang dapat diperoleh dari dokter gigi korban :


1. Semua catatan gigi korban yang ada di tempat praktik dokter gigi
2. Radiografi konvensional dan / atau digital
3. Model rahang dan / atau tengkorak gigi model
4. Prostesis gigi atau perangkat gigi lainnya
• Informasi yang tercantum di atas diperlukan untuk merekonstruksi ante mortem status
gigi korban.
• Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua catatan pengobatan asli dan gambar
radiografi diberi label dengan nama dan tanggal lahir pasien, serta tanggal atau
pengobatan, tanggal paparan gambar radiografi, perangko dan tanda tangan dokter gigi
memperlakukan termasuk dokter gigi ini informasi kontak (nama, alamat, nomor telepon
dan alamat e-mail).
PENULISAN DATA GIGI DAN RONGGA
MULUT YANG BERISIKAN STANDAR BAKU
MUTU NASIONAL (DEPKES)

• Pencatatan identitas pasien mulai dari nomor file sampai dengan alamat
pekerjaan serta kelengkapan alat komunikasi
• Keadaan umum pasien  golongan darah, tekanan darah, kelainan-kelainan
darah serta virus yang berkembang saat ini
• Odontogram  data gigi dicatat dalam formulir odontogram dengan denah dan
nomenklatur yang baku nasional dengan lengkap
• Data perawatan kedokteran gigi  berisi waktu awal perawatn, runtutan waktu
kunjungan, keluhan dan diagnose, gigi yang dirawat, tindakan lain yang dilakukan
dokter gigi tersebut.
PENULISAN DATA GIGI DAN RONGGA
MULUT YANG BERISIKAN STANDAR BAKU
MUTU NASIONAL (DEPKES)

• Roentgenogram :
• Intraoral : periapical, proksimal, oklusal
• Ekstraoral : panoramic, lateral oblique tulang rahang, cephalogram
• Pencatatan status gigi dengan kode tertentu sesuai dengan standar Interpol
(international police). Kode-kode pencatatan gigi ini selain dengan huruf-huruf, istilah-
istilah warna dan gambar yang berbeda-beda untuk pengisian odontogram
• Nama dokter gigi yang merawat
• Informed Consent
• Formulir identifikasi untuk korban hidup digunakan warna kuning. Di dalam baku
mutu internasional tertulis victim identification form for missing person dan kop surat
sebelah kiri tertulis Ante Mortem yang berarti korban masih hidup.
PENULISAN DATA GIGI DAN RONGGA
MULUT YANG BERISIKAN STANDAR BAKU
MUTU NASIONAL (DEPKES)

• Dalam Bagian F2, status gigi terbaru orang yang hilang adalah untuk penting dicatat.
• Mulailah dengan entri terbaru dalam catatan tertulis.
• Untuk menunjukkan permukaan ditulis dengan menggunakan Capital-Letter Sistem: M = mesial, O = oklusal, D = distal,
V = vestibular, L = lingual; jika singkatan lain yang digunakan, tolong jelaskan dalam salah satu kotak dibawah. (Catatan:
akan ada notasi hanya untuk perawatan / kondisi sebenarnya dijelaskan atau dilihat di material).
• Kemudian sketsa pada grafik gigi lokasi dan luasnya semua tambalan dan kondisi lain yang dicantumkan.
• Untuk perbedaan warna, menggunakan hitam untuk amalgam, merah untuk emas, dan hijau untuk bahan serwarna.
• Untuk gigi diekstraksi atau tidak terbentuk, menempatkan tanda X besar (X) selama gigi persegi yang sesuai.
• Jika catatan praktisi mencakup grafik gigi, bandingkan dengan Anda sendiri dan pastikan mereka menghitung.
• Jangan ragu untuk menghubungi dokter untuk klarifikasi poin meragukan.
PENGUMPULAN DATA POSTMORTEM
KORBAN

Foto gigi

Pemeriksaan gigi dan mulut


lengkap dengan odontogram

Foto radiograf mulut penuh


PENCATATAN DATA POSTMORTEM

• Hal pertama yang dilakukan adalah fotografi kemudian proses pembukaan rahang
untuk memperoleh data gigi dan rongga mulut.
• Selanjutnya dilakukan proses pencetakan rahang atas dan rahang bawah.
• Jika terjadi kaku jenazah maka lidah yang kaku diikat dan ditarik ke atas sehingga
lengkung rahang bebas untuk dilakukan pencetakan.
• Studi model rahang korban juga merupakan barang bukti.
• Sebagai aturan, dua dokter gigi harus bekerjasama dalam menghasilkan radiografi
dan fotografi.
• Satu adalah pemeriksa odontologist forensik dan yang lainnya adalah perekam
odontologist forensik atau asisten forensik odontologi radiografi
PENCATATAN DATA POSTMORTEM

• Lakukan pencatatan gigi pada formulir odontogram, sedangkan kelainan-


kelainan di rongga mulut dicatat pada kolom tertentu.
• Catatan tersebut merupakan lampiran dari visum et repertum korban.
• Kemudian dilakukan pemeriksaan sementara dengan formulir baku mutu
nasional dan internasional serta tuliskan surat rujukan untuk pemeriksaan
laboratorium dengan formulir baku mutu nasional juga.
• Setelah didapatkan hasil laboratorium, dilakukan pencatatan ke dalam formulir
lengkap baru dapat dibuat berita acara sesuai KUHP demi proses peradilan.
PEMERIKSAAN POSTMORTEM

• Selama penilaian status gigi,


nomenklatur standar yang
digunakan di suatu negara harus
digunakan untuk operasi DVI
nasional.
• Data ini dicatat pada formulir
DVI Interpol untuk
membakukan respon identifikasi
nasional.
KETERANGAN

• Kolom 'a' adalah ditandai


dengan 'x' jika 'Data tidak
tersedia'.
• Kolom 'b' harus ditandai dengan
'x' jika ada lampiran.
• Kolom 'c' akan ditandai dengan
'x' jika informasi lebih lanjut
pada form 700
3

REKAM MEDIK GIGI DAN


ODONTOGRAM (DEFINISI, TUJUAN
PENGISIAN, DAT-DATA PENTING YANG
PERLU DICANTUMKAN, SERTA CARA
PENGISIAN ODONTOGRAM YANG
SESUAI STANDAR KEMENTERIAN
KESEHATAN)
REFERENSI : Panduan Rekam Medik Kedokteran Gigi.; 2014
REKAM MEDIK DAN ODONTOGRAM

• Definisi  Suatu dokumentasi mengenai riwayat perawatan kesehatan gigi seorang


pasien oleh sarana pelayanan kesehatan yang dapat berupa catatan tertulis/digital,
namun harus berisi informasi yang lengkap dan akurat tentang identitas pasien,
diagnosa, perjalanan penyakit, kode penyakit ICD 10, proses pengobatan dan
tindakan medis serta dokumentasi hasil pemeriksaan.
• Dokter gigi wajib membuat rekam medik dan tercantum pada UU no 29 tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 46 ayat 1 yang berbunyi “Setiap dokter
dan dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat
rekam medis.”
• Odontogram termasuk dalam standar rekam medik kedokteran gigi dalam
permenkes 269 tahun 2008 tentang Rekam Medik.
R E K A M M E D I K G I G I DA N O D O N TO G R A M ( D E F I N I S I ,
T U J UA N P E N G I S I A N , DAT- DATA P E N T I N G YA N G P E R L U
D I C A N T U M K A N , S E RTA C A R A P E N G I S I A N O D O N TO G R A M
YA N G S E S UA I S TA N DA R K E M E N T E R I A N K E S E H ATA N )

• Rekam medik terbagi menjadi 4 bagian utama yaitu:


• Identitas pasien
• Odontogram
• Tabel perawatan
• Lampiran pelengkap yaitu foto x ray,
hasil lab, inform consent, dan lain-lain
TUJUAN

• Untuk memberikan gambaran umum keadaan gigi dan mulut pasien


• Merupakan dokumen legal yang dapat melindungi dokter gigi maupun pasien
• Sebagai resume keadaan gigi dan mulut pasien baik untuk kepentingan pasien
maupun rujukan
• Sebagai dasar perencanaan perawatan/kebutuhan alat/bahan kedokteran gigi
melalui perhitungan DMFT
• Sebagai bahan penelitian
• Sebagai sarana identifikasi
DATA-DATA YANG PERLU
DICANTUMKAN

• Biodata pasien (nama, alamat, tempat/tanggal lahir, kelamin, suku/ras, pekerjaan, no telepon)
• Nama operator
• Nomer daftar
• Data medik yang perlu diperhatikan (golongan darah, tekanan darah, penyakit sistemik, alergi)
• Keluhan pasien
• Anamnesa
• Odontogram
• Temuan lain dalam mulut (oklusi, torus, artikulasi, dll)
• Indikasi terapi
• Tabel perawatan
• Lampiran pelengkap (x-ray, hasil lab, persetujuan tindakan dan penolakan tindakan)
PENGISIAN ODONTOGRAM

• Pemeriksaan terhadap seluruh keadaan gigi dan mulut pasien dilakukan dan dicatat
pada kunjungan pertama atau kesempatan pertama sehingga memberikan gambaran
keadaan secara keseluruhan
• Selama perawatan belum mencapai restorasi tetap, tidak perlu dilakukan perbaikan
odontogram
• Setelah perawatan mencapai restorasi tetap, dapat dilakukan koreksi pada gambar
odontogram yang ada, dan diberikan paraf dan tanggal perubahan
• Jika koreksi dinilai sudah terlalu banyak, dapat dibuat odontogram baru.
Odontogram lama tetap dilampirkan sebanyak 2 odontogram yang lama
• Jika kunjungan pasien terakhir kai sudah lebih dari satu tahun, dibuatkan
odontogram yang baru.
CARA PENGISIAN ODONTOGRAM
SESUAI KEMENKES

• Ketentuan umum:
• Penulisan menggunakan FDI
• Permukaan karies atau tambalan diisi dengan MODVL
• Restorasi menggunakan warna hitam putih
• Restorasi sewarna gigi menggunakan arsir dan dijelaskan di tabel. Bisa juga
menggunakan warna hijau
• Restorasi logam atau amalgam dengan warna hitam penuh. Bisa juga menggunakan
warna merah untuk emas dan hitam untuk amalgam atau logam biasa
• Inlay sama dengan tambalan tetapi dirinci pada tabel
• Fissure sealant bisa menggunakan warna merah muda
CARA PENGISIAN ODONTOGRAM
SESUAI KEMENKES

• Ketentuan khusus:
• lokasi karies atau tambalan ditulis dengan huruf kapital didepan singkatan yang
lain. Misal: MOD amf
• Singkatan kondisi lain (keadaan gigi, bahan restorasi, restorasi, dan protesa) ditulis
dengan huruf kecil
• Bila 1 gigi memiliki 2/lebih keterangan, maka diberi tanda (-). Misal: O cof-rct
• Keterangan tambahan tentang kondisi gigi yang tidak terdapat pada daftar
singkatan bisa ditambahkan tanda “…”. Misal: cfr “½ insisal”
4

PERAN/MANFAAT RADIOLOGI
DALAM ODONTOLOGI FORENSIK

REFERENSI :
• B R, J. K. Evidence-Based Forensic Dentistry. Berlin: Springer Berlin Heidelberg; 2013
• Manigandan T, Sumathy C, Elumalai M, Sathasivasubramanian S, Kannan A. Forensic radiology in
dentistry. J Pharm Bioallied Sci. 2015;7(5):262. doi:10.4103/0975-7406.155944.
PROSES IDENTIFIKASI MANUSIA DAPAT
DIKLASIFIKASIKAN MENJADI 2 KATEGORI
BESAR YAITU :

• Tidak ada kelompok antemortem yang dapat ditemukan. Tujuan dari proses
yang digunakan dalam kategori ini untuk membentuk profil korban dari sisa
tubuh, seperti gender, umur, ras, pekerjaan, penampilan, dan lain-lain.
• Terdapat catatan antemortem
ESTIMASI UMUR

• Metode yang digunakan:


• kronologi erupsi molar ketiga
• perkembangan gigi
• Sutura.
• Erupsi gigi sulung
• mineralisasi mahkota dan akar
• rasio area gigi dan kamar pulpa
• Erosi
• menganalisis tahap perkembangan gigi primer/permanen dengan radiograf panoramik dan
mengklasifikasikan berdasarkan tabel mineralisasi gigi
ESTIMASI UMUR

• Kvaal et al. mengestimasi umur dengan menentukan reduksi radiologis di


ukuran pulpa dikarenakan deposisi dentin sekunder (dengan mengukur rasio
antara panjang pulpa/akar, pulpa/gigi, gigi/lebar akar, dan pulpa/akar pada 3 level
yang berbeda).
• Sinus maksila di reontgenogram posterior-anterior mencapai ukuran maksimal
saat umur 30an dan tidak bertambah setelahnya, dan berbentuk segitiga.
DETERMINASI GENDER

• radiograf postero anterior mengukur:


• tinggi kraniofasial
• tinggi mastoid
• lebar bikondilar
• lebar mandibula
• Sedwick menggunakan 4 parameter yaitu
• tinggi kraniofasial
• tinggi mastoid
• lebar bikondilar
• lebar mandibula.
DETERMINASI GENDER

• Hanihara mengukur 9 parameter yaitu


• panjang maksimum
• luas tengkorak
• tinggi tengkorak
• luas fasial
• tinggi fasial atas
• luas mandibula
• tinggi simfisis
• tinggi kondilus
• luas ramal.
DETERMINASI RAS

• Determinasi ras oleh radiograf sulit dan sangat sedikit ciri-ciri yang ditemukan untuk determinasi ras.
• Kavitas pulpa di ras Mongoloid sangat besar dan dalam.
• Populasi Mongoloid memiliki akar ekstra di molar RB.
• Insisif RA berbentuk shovel pada 90% orang Asia dan Amerika Native.
• Caucasians memiliki cusp of Carabelli, dimana cusp aksesori ditemukan di cusp mesiolingual M1 RA.
• Variasi ras di ukuran dan konfigurasi sella tursika dan outline tengkorak antara Caucasian dan anak-
anak berkulit hitam ditentukan dengan rata-rata radiograf lateral.
• Rata-rata tinggi di sinus maksila pada Caucasian lebih tinggi dibandingkan orang India (ditentukan
dengan mengukur tinggi vertikal)
ESTIMASI STATUS SOSIOEKONOMI

• karies dental dan peridontitis tanpa intervensi dental menunjukkan


sosiekonomik yang lebih rendah
• crowns, bridge, implan, atau perawatan saluran akar menunjukkan
sosioekonomi yang lebih tinggi
EVALUASI KEMATIAN DAN INJURI
KRANIAL

• Radiograf postmortem di tengkorak sangat kompleks untuk diselesaikan karena


superimposisi anatomis.
• Radiograf Parma yang dimodifikasi menyediakan excellent view fraktur kalvari
(kepala)
• Radiograf dapat menyediakan bukti peluru atau benda asing lainnya di jaringan
lunak.
• Setelah kecelakan pesawat, penyebab kecelakaan dapat ditentukan dengan
adanya benda radioopak di jaringan lunak. Hal ini karena kontaminasi besi
menyebabkan radiopasitas yang ireguler
KEPENTINGAN IDENTIFIKASI
HUKUM TUBUH

• Dapat menyediakan bukti • Radiograf dapat digunakan


yang penting dalam kasus- untuk korban yang tidak
kasus hukum. diketahui.
• Membutuhkan pemeriksaan
premortem seperti CT scan
atau radiograf tersangka dan
penyamaan ditail anatomis
spesifik dengan studi
postmortem
RADIOGRAF SEFALOFASIAL DAPAT
DIGUNAKAN PADA DETERMINASI RAS
SEPERTI :

• panjang tengkorak
• luas tengkorak
• tinggi tengkorak
• kontur sagital
• luas muka
• tinggi muka
• pembukaan orbital
• pembukaan nasal
• batas nasal bawah
• profil fasial
• bentuk palatum
5

ABNORMALITIES, IDENTIFIKASI
KESAMAAN, INCONSISTENCIES,
EXPLAINABLE DAN INCOMPATIBLE

REFERENSI : B.G. Brogdon, M.D. Forensic Radiology


RADIOLOGI FORENSIK

• Data antemortem dan postmortem dibandingkan, Yang dibandingkan adalah:


kemudian dilihat kesamaan dan perbedaannya • Banyak dan susunan gigi
• Beberapa persamaan merupakan hal biasa atau • Karies dan kehilangan tulang
nonspesifik dan tidak memiliki nilai untuk periodontal
dibedakan • Restorasi koronal
• Beberapa perbedaan dapat dijelaskan (explainable) • Hidden restoration
dan sensible. • Patologi tulang
• Sedangkan yang lain mungkin incompatible • Anatomi dental
• Pola tulang trabekula dan topografi
• Data antemortem mungkin memiliki radiograf full- tulang krestal
mouth, bitewing, dan panoramik
• Nutrient canals
• Data antemortem yang paling baru yang • Anatomic bony landmarks
dibandingkan dulu dengan data postmortem
karena mereka akan menunjukkan persamaan yang • Sinus maxilla dan nasal aperture
paling banyak dengan status gigi dan rahang post- • Sinus frontal
mortem
IDENTIFIKASI KESAMAAN

• Class characteristics: ciri yang diharapkan ditemukan pada semua orang


• Ketika kesamaan yang terdapat pada data radiograf AM dan PM adalah class
characteristics, maka kesamaan tersebut nonspesifik dan memiliki nilai
identifikasi yang sangat kecil.
• Individual characteristics: menunjukkan deviasi dari normal.
• Nilainya pada identifikasi tergantung pada prevalensi dari populasi
IDENTIFIKASI KESAMAAN

NONSPESIFIK : SPESIFIK :
• Contohnya seperti anatomi foramina, kanal, • Outline radiograf restorasi
ridges, tubercle, dan prosesus merupakan ciri
yang terdapat pada manusia dan merupakan • Dental anatomi yang tidak biasa, contohnya
nonspecific class characteristics
premolar mandibula
• Spesifitas gigi hilang ditentukan dari gigi apa
yang hilang, pola, dan jumlah • Supernumerary teeth dan gigi sulung yang
• Kehilangan gigi m3 merupakan hal yang sering peristensi
tejadi • Patologi dental dan tulang, cth: karies, lesi
• Gigi M1 sering diekstraksi radiolusen, kehilangan tulang periodontal,
• Keempat gigi premolar yang diekstraksi kalkulus dan impaksi
biasanya menunjukkan mereka mendapatkan • Trabekula tulang dan nutrient canals
perawatan ortodonti
• Gigi kaninus stabil dan biasanya ditemukan • Kanal maxilla dan antrum maxilla
pada dentulous, kehilangan gigi ini mungkin
lebih spesifik • Pola bentuk sinus frontal
INCONCISTENCY

• Inconsistency pada radiograf AM dan PM dapat berupa explainable atau


incompatible
• Explainable inconcitency:
• Perbedaan yang masuk akal atau cukup diharapkan untuk terjadi
• Incompatible inconcistency:
• Kehilangan gigi pada AM tetapi ada pada PM, adanya tumpatan pada AM tetapi
tidak pada PM, gigi yang telah erupsi semua pada AM tetapi tidak pada PM
6

IDENTIFIKASI INDIVIDU BERDASARKAN


PRINSIP PERBANDINGAN (POSSIBLE,
PROBABLE, POSITIVE IDENTIFICATION)

REFERENSI :
• Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry 2013 . Springer Berlin Heidelberg.
• Disaster Victim Identification Guide. Interpol DVI Guide
• Gupta Shalini, Agnihotri Archana, et al. Contemporary practice in forensic Odontology.
PRINSIP IDENTIFIKASI DENTAL

• Prinsip dasar identifikasi dental adalah untuk perbandingan dan eksklusi


• Identifikasi dental digunakan ketika terdapat catatan antemortem dari orang
yang telah meninggal, bukti tidak langsung yang menunjukkan identitas orang
yang teah meninggal, dan catatan antemortem orang yang mencurigakan dan
tidak teridentifikasi dapat diakses dan harus dikesampingkan
• Identifikasi memerlukan daftar orang yang mungkin terlibat, jadi bisa didapatkan
data antemortem yang sesuai
• Ketersediaan dan akurasi dari data tersebut membentuk tercapainya identifikasi
M E N U RU T A M E R I C A N B O A R D
O F F O R E N S I C O D O N TO L O G Y
1986, KESIMPULAN POSITIVE
IDENTIFIKASI
P E R B A N D I N G A N DATA IDENTIFIC ATION
A N T E M O RT E M DA N
P O S T M O RT E M :

• Positive identification Data antemortem cocok dengan data


postmortem dengan detil yang cukup dan
• Possible identification
tidak terdapat perbedaan yang tidak
• Insufficient identification evidence dapat dijelaskan, sehingga dapat
• Exclusion ditetapkan kedua data berasal dari
individu yang sama
POSSIBLE INSUFFICIENT
EXCLUSION
IDENTIFICATION EVIDENCE

Data antemortem cocok dengan Saat positive identification perbedaan yang ada tampak
postmortem namun dikarenakan tidak dapat disimpulkan jelas pada data antemortem
kualitas data postmortem atau karena tidak terdapat cukup dengan postmortem
antemortem yang kurang baik, positive informas
identification tidak mungkin untuk
ditetapkan.
MENURUT INTERPOL DVI GUIDE 2009

• Identification Positive:
• Kepastian absolut antara data PM dan AM adalah orang yang sama
• Identification probable:
• Karakteristik spesifik berhubungan antara data PM dan Am tetapi baik data AM dan PM,
keduanya sedikit
• Identification possible:
• Tidak ada yang mengeksklusi identitas tetapi baik data PM atau AM, keduanya sedikit
• Identification excluded:
• Data PM dan AM dari orang yang berbeda
• Tidak ada perbandingan yang bisa dilakukan
MENURUT JURNAL CONTEMPORARY
PRACTICE IN FORENSIC ODONTOLOGY
• Positive Identification:
• Terdapat keunikan atau kesamaan yang cukup diantara barang yang dibandingkan dari AM dan PM dan tidak terdapat perbedaan
yang bermakna
• Probable Identification:
• Terdapat tingkat kesamaan yang tinggi antara kedua data, tetapi biasanya tidak memiliki dukungan radiograf. Data konsisten
tetapi kurangnya kualitas informasi AM dan PM artinya tidak bisa mengkonfirmasi identitas
• Presumptive (possible) identification:
• Informasi yang cukup mungkin hilang dari salah satu sumber yang mencegah terjadinya identifikasi positif
• Insufficient Identification:
• Tidak terdapat bukti pendukung yang cukup untuk dibandignkan dan sampai pada kesimpulan berdasarkan prinsif ilmiah
• Exclusion of identification:
• Baik perbedaan yang explainable atau unexplainable saat membandingkan data AM dan PM.
REFERENSI

1. Adams C, Carrabot R, Evans S. Forensic Odontology. 2014.


2. Disaster Victim Identification Guide. Interpol DVI Guide
3. Lukman D. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik. Jilid 1. Jakarta: Sagung
Seto.
4. Gupta Shalini, Agnihotri Archana, et al. Contemporary practice in forensic
Odontology. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4196294/
5. Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry 2013 . Springer
Berlin Heidelberg.

Anda mungkin juga menyukai