Antemortem Postmortem
IDENTIFIKASI INDIVIDU DENGAN
PRINSIP PERBANDINGAN
• Antemortem Keadaan gigi dari individu yang hilang atau sebelum meninggal
• Postmortem keadaan gigi dari tubuh yang tidak dikenali setelah meninggal
• Kemungkinan akan ada lebih dari satu catatan gigi ante-mortem, dibandingkan
dengan satu catatan gigi post-mortem
• Jika sejumlah individu hilang dan pihak berwenang mencurigai hal itu adalah
almarhum yang tidak dikenal, maka bisa jadi itu adalah salah satu dari orang
yang hilang.
• Namun,alam skenario identifikasi gigi komparatif, pihak berwenang sering kali
memiliki kecurigaan siapa yang meninggal itu masih kemungkinan dan
diperlukan identifikasi gigi lebih untuk konfirmasi.
2
REFERENSI :
Disaster Victim Identification Guide. Interpol DVI Guide
Lukman D. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik. Jilid 1. Jakarta: Sagung Seto.
PERBANDINGAN POST-MORTEM DAN
ANTE MORTEM CATATAN GIGI MELIPUTI:
• Pencatatan identitas pasien mulai dari nomor file sampai dengan alamat
pekerjaan serta kelengkapan alat komunikasi
• Keadaan umum pasien golongan darah, tekanan darah, kelainan-kelainan
darah serta virus yang berkembang saat ini
• Odontogram data gigi dicatat dalam formulir odontogram dengan denah dan
nomenklatur yang baku nasional dengan lengkap
• Data perawatan kedokteran gigi berisi waktu awal perawatn, runtutan waktu
kunjungan, keluhan dan diagnose, gigi yang dirawat, tindakan lain yang dilakukan
dokter gigi tersebut.
PENULISAN DATA GIGI DAN RONGGA
MULUT YANG BERISIKAN STANDAR BAKU
MUTU NASIONAL (DEPKES)
• Roentgenogram :
• Intraoral : periapical, proksimal, oklusal
• Ekstraoral : panoramic, lateral oblique tulang rahang, cephalogram
• Pencatatan status gigi dengan kode tertentu sesuai dengan standar Interpol
(international police). Kode-kode pencatatan gigi ini selain dengan huruf-huruf, istilah-
istilah warna dan gambar yang berbeda-beda untuk pengisian odontogram
• Nama dokter gigi yang merawat
• Informed Consent
• Formulir identifikasi untuk korban hidup digunakan warna kuning. Di dalam baku
mutu internasional tertulis victim identification form for missing person dan kop surat
sebelah kiri tertulis Ante Mortem yang berarti korban masih hidup.
PENULISAN DATA GIGI DAN RONGGA
MULUT YANG BERISIKAN STANDAR BAKU
MUTU NASIONAL (DEPKES)
• Dalam Bagian F2, status gigi terbaru orang yang hilang adalah untuk penting dicatat.
• Mulailah dengan entri terbaru dalam catatan tertulis.
• Untuk menunjukkan permukaan ditulis dengan menggunakan Capital-Letter Sistem: M = mesial, O = oklusal, D = distal,
V = vestibular, L = lingual; jika singkatan lain yang digunakan, tolong jelaskan dalam salah satu kotak dibawah. (Catatan:
akan ada notasi hanya untuk perawatan / kondisi sebenarnya dijelaskan atau dilihat di material).
• Kemudian sketsa pada grafik gigi lokasi dan luasnya semua tambalan dan kondisi lain yang dicantumkan.
• Untuk perbedaan warna, menggunakan hitam untuk amalgam, merah untuk emas, dan hijau untuk bahan serwarna.
• Untuk gigi diekstraksi atau tidak terbentuk, menempatkan tanda X besar (X) selama gigi persegi yang sesuai.
• Jika catatan praktisi mencakup grafik gigi, bandingkan dengan Anda sendiri dan pastikan mereka menghitung.
• Jangan ragu untuk menghubungi dokter untuk klarifikasi poin meragukan.
PENGUMPULAN DATA POSTMORTEM
KORBAN
Foto gigi
• Hal pertama yang dilakukan adalah fotografi kemudian proses pembukaan rahang
untuk memperoleh data gigi dan rongga mulut.
• Selanjutnya dilakukan proses pencetakan rahang atas dan rahang bawah.
• Jika terjadi kaku jenazah maka lidah yang kaku diikat dan ditarik ke atas sehingga
lengkung rahang bebas untuk dilakukan pencetakan.
• Studi model rahang korban juga merupakan barang bukti.
• Sebagai aturan, dua dokter gigi harus bekerjasama dalam menghasilkan radiografi
dan fotografi.
• Satu adalah pemeriksa odontologist forensik dan yang lainnya adalah perekam
odontologist forensik atau asisten forensik odontologi radiografi
PENCATATAN DATA POSTMORTEM
• Biodata pasien (nama, alamat, tempat/tanggal lahir, kelamin, suku/ras, pekerjaan, no telepon)
• Nama operator
• Nomer daftar
• Data medik yang perlu diperhatikan (golongan darah, tekanan darah, penyakit sistemik, alergi)
• Keluhan pasien
• Anamnesa
• Odontogram
• Temuan lain dalam mulut (oklusi, torus, artikulasi, dll)
• Indikasi terapi
• Tabel perawatan
• Lampiran pelengkap (x-ray, hasil lab, persetujuan tindakan dan penolakan tindakan)
PENGISIAN ODONTOGRAM
• Pemeriksaan terhadap seluruh keadaan gigi dan mulut pasien dilakukan dan dicatat
pada kunjungan pertama atau kesempatan pertama sehingga memberikan gambaran
keadaan secara keseluruhan
• Selama perawatan belum mencapai restorasi tetap, tidak perlu dilakukan perbaikan
odontogram
• Setelah perawatan mencapai restorasi tetap, dapat dilakukan koreksi pada gambar
odontogram yang ada, dan diberikan paraf dan tanggal perubahan
• Jika koreksi dinilai sudah terlalu banyak, dapat dibuat odontogram baru.
Odontogram lama tetap dilampirkan sebanyak 2 odontogram yang lama
• Jika kunjungan pasien terakhir kai sudah lebih dari satu tahun, dibuatkan
odontogram yang baru.
CARA PENGISIAN ODONTOGRAM
SESUAI KEMENKES
• Ketentuan umum:
• Penulisan menggunakan FDI
• Permukaan karies atau tambalan diisi dengan MODVL
• Restorasi menggunakan warna hitam putih
• Restorasi sewarna gigi menggunakan arsir dan dijelaskan di tabel. Bisa juga
menggunakan warna hijau
• Restorasi logam atau amalgam dengan warna hitam penuh. Bisa juga menggunakan
warna merah untuk emas dan hitam untuk amalgam atau logam biasa
• Inlay sama dengan tambalan tetapi dirinci pada tabel
• Fissure sealant bisa menggunakan warna merah muda
CARA PENGISIAN ODONTOGRAM
SESUAI KEMENKES
• Ketentuan khusus:
• lokasi karies atau tambalan ditulis dengan huruf kapital didepan singkatan yang
lain. Misal: MOD amf
• Singkatan kondisi lain (keadaan gigi, bahan restorasi, restorasi, dan protesa) ditulis
dengan huruf kecil
• Bila 1 gigi memiliki 2/lebih keterangan, maka diberi tanda (-). Misal: O cof-rct
• Keterangan tambahan tentang kondisi gigi yang tidak terdapat pada daftar
singkatan bisa ditambahkan tanda “…”. Misal: cfr “½ insisal”
4
PERAN/MANFAAT RADIOLOGI
DALAM ODONTOLOGI FORENSIK
REFERENSI :
• B R, J. K. Evidence-Based Forensic Dentistry. Berlin: Springer Berlin Heidelberg; 2013
• Manigandan T, Sumathy C, Elumalai M, Sathasivasubramanian S, Kannan A. Forensic radiology in
dentistry. J Pharm Bioallied Sci. 2015;7(5):262. doi:10.4103/0975-7406.155944.
PROSES IDENTIFIKASI MANUSIA DAPAT
DIKLASIFIKASIKAN MENJADI 2 KATEGORI
BESAR YAITU :
• Tidak ada kelompok antemortem yang dapat ditemukan. Tujuan dari proses
yang digunakan dalam kategori ini untuk membentuk profil korban dari sisa
tubuh, seperti gender, umur, ras, pekerjaan, penampilan, dan lain-lain.
• Terdapat catatan antemortem
ESTIMASI UMUR
• Determinasi ras oleh radiograf sulit dan sangat sedikit ciri-ciri yang ditemukan untuk determinasi ras.
• Kavitas pulpa di ras Mongoloid sangat besar dan dalam.
• Populasi Mongoloid memiliki akar ekstra di molar RB.
• Insisif RA berbentuk shovel pada 90% orang Asia dan Amerika Native.
• Caucasians memiliki cusp of Carabelli, dimana cusp aksesori ditemukan di cusp mesiolingual M1 RA.
• Variasi ras di ukuran dan konfigurasi sella tursika dan outline tengkorak antara Caucasian dan anak-
anak berkulit hitam ditentukan dengan rata-rata radiograf lateral.
• Rata-rata tinggi di sinus maksila pada Caucasian lebih tinggi dibandingkan orang India (ditentukan
dengan mengukur tinggi vertikal)
ESTIMASI STATUS SOSIOEKONOMI
• panjang tengkorak
• luas tengkorak
• tinggi tengkorak
• kontur sagital
• luas muka
• tinggi muka
• pembukaan orbital
• pembukaan nasal
• batas nasal bawah
• profil fasial
• bentuk palatum
5
ABNORMALITIES, IDENTIFIKASI
KESAMAAN, INCONSISTENCIES,
EXPLAINABLE DAN INCOMPATIBLE
NONSPESIFIK : SPESIFIK :
• Contohnya seperti anatomi foramina, kanal, • Outline radiograf restorasi
ridges, tubercle, dan prosesus merupakan ciri
yang terdapat pada manusia dan merupakan • Dental anatomi yang tidak biasa, contohnya
nonspecific class characteristics
premolar mandibula
• Spesifitas gigi hilang ditentukan dari gigi apa
yang hilang, pola, dan jumlah • Supernumerary teeth dan gigi sulung yang
• Kehilangan gigi m3 merupakan hal yang sering peristensi
tejadi • Patologi dental dan tulang, cth: karies, lesi
• Gigi M1 sering diekstraksi radiolusen, kehilangan tulang periodontal,
• Keempat gigi premolar yang diekstraksi kalkulus dan impaksi
biasanya menunjukkan mereka mendapatkan • Trabekula tulang dan nutrient canals
perawatan ortodonti
• Gigi kaninus stabil dan biasanya ditemukan • Kanal maxilla dan antrum maxilla
pada dentulous, kehilangan gigi ini mungkin
lebih spesifik • Pola bentuk sinus frontal
INCONCISTENCY
REFERENSI :
• Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry 2013 . Springer Berlin Heidelberg.
• Disaster Victim Identification Guide. Interpol DVI Guide
• Gupta Shalini, Agnihotri Archana, et al. Contemporary practice in forensic Odontology.
PRINSIP IDENTIFIKASI DENTAL
Data antemortem cocok dengan Saat positive identification perbedaan yang ada tampak
postmortem namun dikarenakan tidak dapat disimpulkan jelas pada data antemortem
kualitas data postmortem atau karena tidak terdapat cukup dengan postmortem
antemortem yang kurang baik, positive informas
identification tidak mungkin untuk
ditetapkan.
MENURUT INTERPOL DVI GUIDE 2009
• Identification Positive:
• Kepastian absolut antara data PM dan AM adalah orang yang sama
• Identification probable:
• Karakteristik spesifik berhubungan antara data PM dan Am tetapi baik data AM dan PM,
keduanya sedikit
• Identification possible:
• Tidak ada yang mengeksklusi identitas tetapi baik data PM atau AM, keduanya sedikit
• Identification excluded:
• Data PM dan AM dari orang yang berbeda
• Tidak ada perbandingan yang bisa dilakukan
MENURUT JURNAL CONTEMPORARY
PRACTICE IN FORENSIC ODONTOLOGY
• Positive Identification:
• Terdapat keunikan atau kesamaan yang cukup diantara barang yang dibandingkan dari AM dan PM dan tidak terdapat perbedaan
yang bermakna
• Probable Identification:
• Terdapat tingkat kesamaan yang tinggi antara kedua data, tetapi biasanya tidak memiliki dukungan radiograf. Data konsisten
tetapi kurangnya kualitas informasi AM dan PM artinya tidak bisa mengkonfirmasi identitas
• Presumptive (possible) identification:
• Informasi yang cukup mungkin hilang dari salah satu sumber yang mencegah terjadinya identifikasi positif
• Insufficient Identification:
• Tidak terdapat bukti pendukung yang cukup untuk dibandignkan dan sampai pada kesimpulan berdasarkan prinsif ilmiah
• Exclusion of identification:
• Baik perbedaan yang explainable atau unexplainable saat membandingkan data AM dan PM.
REFERENSI