Disusun Oleh :
drg. Gladdays Naurah
Pembimbing :
drg. Andi Aslindah
LAPORAN KASUS
Polip Gingiva pada Anak Usia 13 Tahun
Oleh :
drg. Gladdays Naurah
Pendamping Puskesmas
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa oleh karena
berkat rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus Penyakit
Mulut dengan judul “ Polip Gingiva pada Anak Usia 13 Tahun”. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada drg. Andi Aslindah selaku pembimbing yang telah membimbing
dan membantu dalam penyusunan makalah ini hingga selesai. Apabila terdapat
kesalahan dalam penyusunan maupun isi dan penyampaian dari makalah ini, penulis
mengucapkan permohonan maaf. Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……...…….……………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………….…………………………………………………………….ii
BAB I…………………….……………………………………………………………………4
TINJAUAN PUSTAKA...…………….……………………………………………………….4
1.1 Definisi Polip...…………………….………………………………………………………4
1.2 Definisi dan Etiologi Polip Gingiva………………….……………………………………4
1.3 Perbedaan Polip Gingiva dan Polip Pulpa…………………………………………………4
1.4 Gambaran Polip Gingiva….……….………………………………………………………5
1.5 Gambaran Histopatologi Polip Gingiva…...………………....……………………………5
1.6 Patofisiologi Polip Gingiva…………………….….………………………………………6
1.7 Proliferasi Epitel pada Polip Gingiva…….……………..…………………………………6
1.8 Penyakit Periodontal dan Tatalaksananya….…………...…………………………………7
1.9 Penatalaksanaan Polip………….….………………………………………………………8
BAB II…………………….…………………………………………………………………...9
LAPORAN KASUS…………………….……………..………………………………………9
2.1 KUNJUNGAN PASIEN I (21 September 2023) ……….…….………………………….9
2.1.1 Data Administrasi Pasien (data disamarkan) …………………….……………………..9
2.1.2 Anamnesis…………………….…………………………………………………………9
2.1.3 Riwayat Penyakit Sistemik….……...………….………………………………………..9
2.1.4 Riwayat Penyakit Terdahulu…………………….………………………………………9
2.1.5 Kondisi Umum….………………….……………………………………………………9
2.1.6 Pemeriksaan Ekstra Oral….………………….……………………………………..….10
2.1.7 Pemeriksaan Intra Oral….………………….…………………………………………..10
2.1.8 Diagnosis dan Diagnosis Banding…...………………….……………………………...12
2.1.9 Rencana Perawatan…….……………….………………………………………………12
2.2 KUNJUNGAN PASIEN II (25 September 2023) ……….……...…..…………………...13
2.2.1 Anamnesis…………………………………. …………………….…………………....13
2.2.2 Diagnosis dan Diagnosis Banding…...………………….……………………………...13
2.2.3 Rencana Perawatan…….……………….………………………………………………13
2.3 KUNJUNGAN PASIEN III (30 September 2023).…..…..……..…..…………………...14
2.3.1 Anamnesis…………………………………. …………………….…………………....14
2.3.2 Diagnosis dan Diagnosis Banding…...………………….………………….………….14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi Polip
Polip merupakan pembengkakan jaringan lunak pada daerah tertentu dalam hal ini pada
daerah gusi dan pulpa gigi sebagai reaksi tubuh melawan infeksi dengan membentuk jaringan
granulasi yang berguna untuk melokalisir infeksi tersebut. Keadaan ini bukan merupakan hal
berbahaya, tetapi sebagai tanda adanya infeksi pada gigi.1 Gigi yang mengalami radang kronis,
di daerah yang terbuka terjadi pertumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan kronis, artinya
rangsangan terus-menerus dan lama pada jaringan pulpa yang lunak, menyebabkan pembuluh
darah terangsang dan membesar. Darah memperbanyak diri di daerah yang terkena rangsangan
lama kelamaan darah ini membangun jaringan baru dan makin lama makin besar terjadilan
polip. 1,2
Terdapat dua macam polip, yaitu polip gingiva yang tumbuh dari gusi dan polip pulpa
yang tumbuh dari dalam pulpa gigi. Karakteristik polip pulpa yaitu sedikit kemerahan tapi
sukar berdarah, tenderness dan dengan kondisi gigi yang masih vital atau nekrosis pulpa
parsial. Polip gingiva sendiri memiliki karakteristik warna kemerahan dan mudah berdarah
namun tidak sakit jika ditekan.2
dapat diawali dengan adanya trauma yang terus- menerus terhadap permukaan gigi, seperti
kasus restorasi yang overhanging sehingga timbul beban oklusi yang lebih besar dari normal,
yang selanjutnya mengakibatkan respon pulpa terhadap stimulasi tersebut dalam bentuk
peradangan secara kontinu, sehingga terbentuk jaringan granulasi. Kasus polip pulpa umumnya
ditemukan pada gigi sulung dan dewasa muda yang masih vital. Gigi yang paling sering terkena
kasus polip pulpa adalah molar gigi sulung dan molar pertama gigi tetap.2,3
Polip pulpa terlihat sebagai suatu massa jaringan granulasi yang berwarna kemerah-
merahan, yang mengisi sebagian besar kamar pulpa atau kavitas gigi akibat karies Jika
pertumbuhan jaringan polip pulpa meluas hingga melebihi permukaan oklusal gigi, maka
seolah-olah akan terlihat sebagai gusi yang tumbuh di dalam kavitas gigi. Polip pulpa biasanya
bersifat asimtomatik, namun sensitif bila terkena stimulus tekanan. Dalam proses mastikasi,
kadang tekanan pengunyahan menyebabkan rasa nyeri pada gigi yang terdapat polip pulpa.
Kasus polip pulpa lebih banyak terjadi pada gigi sulung dan dewasa muda, maka jaringan pulpa
tersebut lebih kaya akan pembuluh darah, sehingga memudahkan terjadinya perdarahan.3
Penyakit periodontal timbul sebagai akibat adanya interaksi antara bakteri dan host,
oleh karena itu etiologinya diyakini bersifat multifaktor yang dapat digolongkan menjadi faktor
lokal dan sistemik. Meskipun penyebabnya multifaktor, namun sampai saat ini penyebab
terbanyak timbulnya penyakit periodontal adalah akibat adanya faktor lokal, yaitu plak bakteri
dan kalkulus (karang gigi) yang terakumulasi pada permukaan gigi. Invasi plak bakteri ke
jaringan periodontal akan menyebabkan keradangan pada jaringan periodontal yang diawali
dengan adanya keradangan pada gingiva. Tanda awal adanya keradangan gingiva dapat dilihat
dari perubahan pada gingiva yang menyangkut: warna, ukuran, kontur, konsistensi, tekstur
8
permukaan dan kecenderungan perdarahan. Perubahan tersebut dapat dilihat secara klinis.
Apabila kondisi keradangan sudah melanjut maka jaringan periodontal yang lebih dalam, yaitu
ligamen periodontal, sementum dan tulang alveolar ikut terlibat, tanda-tandanya dapat dilihat
secara klinis maupun rontgenologis.5
Scaling merupakan tindakan perawatan untuk menghilangkan plak, kalkulus dan stain
pada permukaan mahkota dan akar gigi. Sedangkan root planing merupakan suatu tindakan
untuk membersihkan dan menghaluskan permukaan akar dari jaringan nekrotik maupun sisa
bakteri dan produknya yang melekat pada permukaan akar (sementum). Pada kasus
periodontitis, scaling dan root planing tidak dapat dipisahkan. Tindakan scaling perlu diikuti
dengan root planing dengan harapan permukaan akar menjadi halus sehingga menghambat
akumulasi plak dan perlekatan kalkulus. Scaling dan root planing merupakan terapi mendasar
untuk perawatan penyakit periodontal.5
2.1.2 Anamnesis
Pasien perempuan usia 13 tahun datang ke poli gigi puskesmas Mustika Jaya
mengeluhkan terdapat gigi berlubang besar disertai adanya daging yang tumbuh diatas gigi
berlubang tersebut. Pasien merasa terganggu dengan kondisi tersebut terutama saat makan,
sehingga pasien mengunyah satu sisi.
• Disangkal
• Disangkal
Kanan
T.A.K
Kiri
11
T.A.K
Bawah: T.A.K
Palatum T.A.K
Durum
Dasar Mulut T. A. K
Status Gigi :
KD
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
GP GR
Keterangan:
• KD : Karies Dentin
• GP : Gangren pulpa
• GR : Gangren radix
12
Gambar Kasus :
Farmakologis :
1. R/ Amoxycln 500 mg No.XV
S3dd1 (sesudah makan)
2. R/ Paracetamol 500 mg No.X
S3dd1 (sesudah makan)
3. R/ Dexamethasone 0,5 mg No.X
S3dd1 (sesudah makan)
2.2.1 Anamnesis
Pasien perempuan usia 13 tahun datang kembali ke poli gigi puskesmas Mustika Jaya
untuk melanjutkan perawatan pada giginya yang berlubang besar disertai adanya daging
tumbuh diatas gigi berlubang tersebut dan menyebabkan bau mulut, Pada kunjungan ini pasien
datang untuk dilakukan scaling (membersihkan karang gigi)
Farmakologis : -
2.3.1 Anamnesis
Pasien perempuan usia 13 tahun datang kembali ke poli gigi puskesmas Mustika Jaya
untuk melanjutkan perawatan pada giginya yang berlubang besar disertai adanya daging
tumbuh diatas gigi berlubang tersebut dan menyebabkan bau mulut, Pada kunjungan ini pasien
datang untuk dilakukan pengobatan gusi (periodontal)
Farmakologis : -
16
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien perempuan berusia 13 tahun mengeluhkan gigi tidak nyaman
karena berlubang besar dan terdapat daging tumbuh diatas gigi berlubang tersebut, sehingga
pasien hanya bisa mengunyah satu sisi dan berdampak pada banyaknya karang gigi disisi yang
tidak digunakan untuk mengunyah. Kasus ini didagnosa sebagai polip gingiva dimana kasus
ini banyak terjadi pada pasien muda atau pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang baik,
disebabkan oleh karena adanya karies besar di proksimal (kavitas kelas II) yang dibiarkan
berlanjut tanpa dilakukannya perawatan, sehingga menyebabkan iritasi pada area gingiva di
sekitar karies, yang secara perlahan menyebabkan gingiva tersebut terinflamasi secara
kronis.1,2
Jaringan gingiva yang terinflamasi dapat membesar sehingga mengisi kavitas gigi yang
terbentuk akibat proses karies yang bersangkutan. Gigi tersebut non vital dan mempunyai
gambaran klinis mudah berdarah, tidak sakit saat ditekan (asimtomatik), dan terdapat berupa
tonjolan jaringan yang memiliki warna pucat sewarna dengan gingiva serta menimbulkan
keluhan rasa tidak nyaman saat mengunyah.2
Iritasi akibat gesekan pada mukosa gingiva dengan permukaan gigi yang tajam
mengindikasikan terjadinya hipertrofi pada jaringan gingiva sehingga menyebabkan terjadinya
polip gingiva. Polip gingiva biasanya diasosiasikan dengan kayanya jaringan gingiva akan
pembuluh darah yang bervasodilatasi akibat iritasi ringan terus-menerus, yang menimbulkan
respon peradangan kronis, serta adanya proliferasi sel-sel epitel dan jaringan granulasi di
bawahnya.3,4
Pada kasus ini. gigi tersebut tidak dapat dipertahankan (karena karies sangat besar) dan
tidak memungkinan direstorasi sehingga mengurangi fungsinya dalam rongga mulut, maka
pencabutan perlu dilakukan.3 Pertimbangan dilakukannya ekstraksi pada kasus ini adalah
kondisi klinis dari mahkota yang sudah tipis dan rapuh sehingga jika dilakukan perawatan
konservatif prognosisnya kurang memuaskan. Selain itu pasien juga sudah tidak nyaman
dengan kondisi gigi tersebut. Premedikasinya diberi antibiotik, analgesik dan anti inflamasi
kepada pasien yakni amoxicylin, asam menefamat dan dexamerhasone. Sebelum dilakukan
pencabutan pasien mendapatkan perawatan scaling (pembersihan karang gigi) terlebih
dahulu.4,5
DAFTAR PUSTAKA
1. Burt, B.A. & Eklund, S. A. Dentistry, Dental Practice and The Community. 6th
ed. Philadelphia : Saunders Company. P (2005)194-195.
2. Grossman, dkk. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek edisi kesebelas.
Jakarta:EGC.
3. Suci, E. S. T. Pulpa Polip Dan Gingival Polip. Psikobuana Vol.1 (2009).
4. Walton and Torabinajed. 1996. Prinsip dan Praktik Endodonsi. Edisi ke-2.
Jakarta:EKG
5. McGee JM, Tucci MA, Edmundson TP, Serio CL, Johnson RB. The
relationship between concentrations of proinflammatory cytokines within
gingiva and the adjacent sulcular depth. J Periodontol 1998;69 (8):865-71.
17