Anda di halaman 1dari 16

ODONTOGRAM

Odontogram adalah pemeriksaan terhadap seluruh keadaan gigi dan


mulut pasien dilakukan dan dicacatkan pada kunjungan pertama atau kesempatan
pertama sehingga memeberikan gambaran keadaan secara keseluruhan. Data ini di
simpan penting untuk membuat rencana perawatan kedokteran gigi secara
menyeluruh, juga sangat berharga sebagai data untuk keperluan identifikasi jika
diperlukan sewaktu-waktu.
Odontogram selalu di tempatkan pada bagian awal dari lembar rekam
medik gigi. Setelah data identitas pasian dan data keadaan umum pasien.
Selanjutnya baru diikuti oleh lembar data perawatan kedokteran gigi yang
dilakukan.
Setelah pengisian pertama maka pembuatan odontogram diulangi atau
dilengkapi :
a
b
c
d

Setiap satu tahun


Setiap kedatangan untuk control
Jika pasien akan pindah kota / dokter gigi, atau
Jika sebelum satu tahun sudah sangat banyak restorasi permanen yang
dilakukan.
Pada odontogram berisi data :
a
b
c
d
e
f
g

Tanggal pemeriksaan untuk odontogram


Gambar denah gigi ( odontogram)
Hubungan oklusi
Ada atau tidaknya torus palatines, Torus mandibularis
Type langit langit-langit mulut ( palatum ) : Dalam/Sedang/Rendah
Ada atau tidaknya gigi berlebih (super numerary)
Ada atau tidaknya Diastem Sentral
1

Adakah anomali atau ciri-cirinya.

Untuk mendukung Departemen Kesehatan RI dalam hal ini Direktorat


Jendral Pelayanan Medik bersama-sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi baik
Swasta maupun pemerintah di seluruh Indonesia serta profesi-profesi terkait dan
kepolisian Negara RI menyusun Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran gigi
dimana di dalamnya terdapat Odontogram.
Setelah pengisian pertama, maka pembuatan odontogram ini dapat di
ulangi atau di lengkapi setiap satu tahun, setiap kedatangan atau control atau jika
pasien akan pindah kota atau dokter gigi serta dapat diperbaharui sebelum satu
tahun apabila sudah sangat banyak restorasi permanen yang dilakukan.
Adapun pelaksanaan sosialisasi dilakukan melalui fakultas kedokteran
gigi dan dalam hal ini Rumah Sakit Gigi dan Mulut pendidikan yangmenwajibkan
mahasiswa membuat rekam medic sebelum mengerjakan pasien.
A. TEKHNIK PENGISIAN ODONTOGRAM
1. Nomenklatur yang di gunakan adalah two digit system dengan :
Kwadran 1 untuk gigi tetap atas kanan
Kwadran 2 untuk gigi tetap atas kiri
Kwadran 3 untuk gigi tetap bawah kiri
Kwadran 4 untuk gigi tetap bawah kanan
Kwadran 5 untuk gigi anak atas kanan
Kwadran 6 untuk gigi anak atas kiri
Kwadran 7 untuk gigi anak bawah kiri
Kwadran 8 untuk gigi anak bawah kanan
1 Untuk memudahkan, maka pada saat pemeriksaan dalam mulut. dokter
atau perawat cukup membuat catatan ringkas dikertas terpisah pencatatan

kedalam gambar odontogram dilakukan kemudian berdasarkan catatan


ringkas tadi. Jika dokter pemeriksa mendiktekan hasil pemeriksaan dan
perawatan membuat catatan ringkas maka pemeriksaan untuk odontogram
ini dapat berlangsung cepat.
2 Pengisian gambar odontogram dilakukan dengan tanda-tanda seperti
lampiran yang ada di bawah ini :

3 Pengisian data selanjutnya :

Occlusi : oklusi diklasifikasikan secara sederhana. Tidak perlu terlalu

detil. Tujuan memberikan gambaran umum yang cepat terlihat.


Torus palatines : cukup jelas.
Palatum : berpedoman pada kaca mulut No.5 setengah kaca mulut

adalah palatum sedang.


Supernumerary teeth : dilihat apakah ada mesiodents, premolar ketiga
dan sebagainya. Jika ada, disebutkan jenis supernumerary dan

letaknya.
Diastema : yang umum adalah central diastema. Jika ada diastema lain

yang cukup jelas, termasuk general diastema harap ditulis.


Gigi anomaly : misalnya pogshaped pada incisive kedua atas, micro-

molar, gigi fusi, dan sebagainya. Jika ada, di jelaskan dimana letaknya.
Lain-lain : dicatat cirri-ciri lain diluar yang telah disebut. Cirri-ciri
tersebut yang bersifat menetap / permanen dan dapat ditemukan

sebagai cirri khas.


Tanggal pemuatan odontogram : ditulis kapan pemeriksaan dilakukan.
Jika dilakukan pemeriksaan kedua, maka dibuat odontogram baru dan
odontogram yang lama dapat dibuang, atau dipertahankan, namun
diletakkan dibawah odontogram yang baru, sehingga yang pertama
terlihat adalah keadaan gigi-geligi yang terakhir dicatat.4

B. PETUNJUK PENGISIAN
1. kop (Nama,Alamat,tanggal) : Di isi lengkap nama, alamat dan telepon
dokter gigi yang memeriksa.
2. No. File : Di isi urut sesuai sistim administrasi klinik bersangkutan.
3. Data pribadi pasien : cukup jelas.

Data Medik Yang perlu Diperhatikan : Di isi data-data yang penting yang

dapat mempengruhi keputusan pemberian obat atau tindakan medis.


Tanggal Pencatatan data : Di isi tanggal data di isi jika terjadi perubahan
data karena pindah alamat misalnya, maka tanggal pencatatan data di
ubah, atau formulir di isikan. Formulir baru yang di letakkan di atas
formulir data lama.

Odontogram : di buat pada saat pasien pertama kali datang sebagai


pemeriksaan

umum

didalam

mulut.

Pembuatan

diulang

pada

saatpengontrolan kembali, setelah satu tahun atau jika sudah terjadi


banyak perubahan permanen pada gigi geligi. Odontogram lama dapat di
buang. Atau diletakkan dibawah odontogram baru. Cara pengisian
odontogram : lihat tekhnik pengisian odontogram.

C. GAMBAR FORMULIR ODONTOGRAM

10

11

Perbedaan bentuk anatomi gigi wanita dan pria


Menurut Frush dan Fisher, garis luar insisivus atas pada pria bersudut lebih
tajam (giginya berbentuk kuboidal), sedangkan pada wanita lebihtumpul (giginya
berbentuk spheroidal) (Gambar 1).

Gambar 1. Perbedaan bentuk gigi pria (A) dan wanita (B)

Perbedaan kecembungan kontur labial ada kaitannya dengan jeniskelamin.


Pria mempunyai kontur labial yang datar dan wanita cembung (Gambar 2).

Gambar 2.
Kontur labial gigi anterior dengan permukaan cembung (A) dan datar (B)
12

Cara menentukan perkiraan usia pada gigi yang sudah tercabut


Pada kasus identifikasi sisa rangka manusia dalam jumlah banyak di
daerah pedalaman, maka pemeriksaan yang sesuai adalah secara biokimiawi atau
histologis pada satu gigi yang diekstraksi untuk dibawa dan dilakukan
pemerikasaan di tempat yang memungkinkan tersedianya sarana dan peralatan
identifikasi, karena tidak dimungkinkannya membawa perangkat radiografis
ataupun membawa seluruh skeletal.
Ketersediaan gigi dan jaringan pendukungnya juga merupakan hal yang
penting untuk dipertimbangkan. Pada kasus dimana rahang individu tidak utuh
atau hanya terdapat 1 atau beberapa gigi saja, contohnya pada kasus bom
terorisme atau kecelakaan pesawat, maka metode prakiraan usia yang sesuai
adalah dengan pemeriksaan secara histologis dan biokimiawi pada satu gigi,
Penentuan gigi berdasarkan metodenGustaffson :
Penentuan umur berdasarkan table gustaffson bermanfaat selama gigi
masih dalam pertumbuhan. Untuk memperkirakan umur seseorang digunakan 6
metode dari gustaffson.
1

Atrisi : penggunaan gigi setiap hai membuat gigi mengalami keausan

yang sesuai dengan bertambahnya usia.


Sekunder dentin : sejalan dengan adanya atrisi, maka diruang pulpa
akan dibentuk sekunder dentin untuk melindungi gigi sehingga

semakin bertambah usia maka sekunder dentin akan semakin tebal.


Gingiva attachment : bertambahnya usia juga ditandai dengan besarnya

jarak antara perlekatan gusi dan gigi.


Pembentukan foramen apikalis : semakin lanjut usia semakin kecil
juga foramen apikalis.

13

Transfarasi akar gigi : semakin tua usia seseorang maka akar giginya
semakin bening, hal ini di pengaryhu oleh mineralisasi yang terjadi

selama kehidupan.
Sekunder sement : ketebalan semen sangat berhubungan dengan usia.
Dengan bertambahnya usia ketebalan semen pada ujung akar gigi juga
semakin bertambah.
Tabel Skor Perubahan Pada Gigi menurut Gustafson

A0 = tidak ada atrisi A1 = atrisi email (skor=1)


(skor=0)
S0 = tidak ada dentin S1
sekunder (skor=0)
P0

tidak

mulai

dentin

atrisi

mencapai A3 = atrisi mencapai

dentin (skor=2)
sekunder S2 = dentin

pulpa (skor=3)
sekunder S3 = dentin sekunder

terbentuk

A2

atap mengisi setengah ruang mengisi seluruh ruang

kamar pulpa (skor=1)


pulpa (skor=2)
pulpa (skor=3)
ada P1 = periodontosis mulai P2 = periodontosis terjadi P3
=
periodontosis

periodontosis (skor=0)

terlihat (skor=1)

pada 1-3 gigi (skor=2)

terjadi pada lebih dari

tiga gigi (skor=3)


C0 = Lapisan sementum C1 = mulai terlihat aposisi C2 = lapisan sementum C3 = lapisan sementum
normal (skor=0)
sementum (skor=1)
terlihat menebal (skor=2)
sangat tebal (skor=3)
R0 = tidak ada resorpsi R1 = resorpsi akar mulai R2 = terjadi resorpsi akar R3 = terjadi reapsorpsi
akar (skor=0)

terlihat (skor=1)

yang cukup besar (skor=2)

akar

sehingga

mempengaruhi

dentin

dan sementum (skor=3)


Metode asam aspartate
Hapusan asam aspartate telah digunakan untuk menentukan usia
berdasarkan pada terdapatnya bahan tersebut pada dentin manusia. Komponen
terbanyak pada tubuh manusia berbentuk L-amino Acid, D-amino acid yang
ditemukan pada tulang, gigi, otak dan lensa mata. Gigi yang digunakan pada
kasus ini adalah gigi seri tengah bagian bawah dan premolar pertama.
14

15

16

Anda mungkin juga menyukai