Anda di halaman 1dari 12

ZONA

TAMAN
WISATA
ALAM
(KS – 5)
Standar, kriteria dan
Indikasi dalam
Penataan Ruang
Judah Yosia Wanjoyo
(345180020)
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Repunlik Indonesia yang terdapat pada Bab II (Jenis dan Kriteria Zona atau Blok Pengelolaan)
berikut adalah standard dan Indikator mengenai Zona Taman Wisata Alam yang masuk dalam Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam

Kriteria blok pengelolaan TWA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), meliputi :
A. kriteria blok perlindungan/perlindungan bahari, meliputi:
1) tempat perlindungan jenis tumbuhan dan satwa;
2) tingkat ancaman manusia rendah; dan/atau
3) merupakan wilayah yang memiliki keterwakilan bentang alam, gejala alam, dan formasi geologi yang unik.

B. kriteria blok pemanfaatan, meliputi :


1) merupakan wilayah yang memiliki obyek dan daya tarik wisata;
2) merupakan wilayah yang memiliki potensi kondisi lingkungan berupa penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, masa air, energi air, energy panas dan
energi angin;
3) merupakan wilayah yang memungkinkan dibangunnya sarana prasarana bagi kegiatan pemanfaatan kondisi lingkungan, penelitian dan pendidikan, dan
wisata alam; dan/atau
4) merupakan wilayah yang memiliki nilai sejarah atas wilayah dengan aksesibilitas yang mampu mendukung aktivitas wisata alam.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia
(4) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam blok tradisional di TWA meliputi :
a. perlindungan dan pengamanan;
b. inventarisasi dan monitoring sumber daya alam hayati dengan ekosistemnya;
c. pembinaan habitat dan populasi dalam rangka mempertahankan keberadaan populasi hidupan liar;
d. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta pendidikan;
e. wisata alam terbatas;
f. pemanfaatan sumber daya genetik dan plasma nutfah untuk penunjang budidaya;
g. pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan terbatas untuk menunjang kegiatan pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f;
h. pemanfaatan potensi dan kondisi sumber daya alam oleh masyarakat secara tradisional.
(5) Kegiatan yang dilakukan dalam blok rehabilitasi di TWA meliputi :
a. perlindungan dan pengamanan;
b. inventarisasi dan monitoring sumber daya alam hayati dengan ekosistemnya;
c. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta pendidikan;
d. penyerapan dan penyimpanan jasa lingkungan karbon;
e. pemanfaatan sumber daya genetik dan plasma nutfah untuk penunjang budidaya;
f. pemulihan ekosistem;
g. pelepasliaran satwa liar;
h. pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan terbatas untuk menunjang kegiatan pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f dan huruf g.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia
(6) Kegiatan yang dilakukan dalam blok religi, budaya dan sejarah TWA, meliputi :
a. perlindungan dan pengamanan;
b. inventarisasi dan monitoring sumber daya alam hayati dengan ekosistemnya;
c. penyelenggaraan upacara adat budaya dan/atau keagamaaan;
d. pemeliharaan situs religi, budaya dan/atau sejarah;
e. wisata alam terbatas.
(7) Kegiatan yang dilakukan dalam blok khusus TWA, meliputi :
a. perlindungan dan pengamanan;
b. inventarisasi dan monitoring sumber daya alam hayati dengan ekosistemnya;
c. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta pendidikan;
d. pemulihan ekosistem dengan cara rehabilitasi dan restorasi;
e. pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana berupa sarana telekomunikasi dan listrik, fasilitas transportasi dan lain-lain yang bersifat strategis
dan tidak dapat terelakkan.
Ilustrasi Perbandingan luas
lahan untuk pembangunan Sarana
(bangunan
sarana di area Taman Wisata terbangun)
Alam

• Mengenai pembangunan sarana hanya Area tidak


diperbolehkan pada blok pemanfaatan di area terbangun

taman wisata alam adalah 10% dari luas total


area taman wisata alam, selain itu beserta
dengan fasilitas pendukung lainnya maksimum
adalah 100 ha.
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2017
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Perubaha Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional berikut adalah
standard dan Indikator mengenai Zona Taman Wisata Alam

Pasal 57
Taman wisata alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (3) huruf b ditetapkan dengan kriteria:
a) mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau bentang alam, gejala alam, serta formasi geologi
yang unik;
b) mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik alam untuk dimanfaatkan bagi
pariwisata dan rekreasi alam; dan
c) kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam.
Peraturan Menteri Agaria dan Tata Ruang
Berdasarkan Peraturan Menteri Agaria dan Tata Ruang Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota.

Taman Wisata Alam termasuk dalam zona konservasi


zona konservasi (KS) yang meliputi: a) cagar alam (KS-1); b) suaka margasatwa (KS-2); c) taman nasional (KS-3); d) taman hutan raya (KS-4); dan/atau e) taman wisata alam (KS-5).

Definis Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan Keterangan


peruntukan ruang + meningkatkan fungsi +meningkatnya fungsi + kawasan yang ditunjuk mengacu pada
yang merupakan lindung terhadap tanah, lindung terhadap mempunyai keanekaragaman Permen
bagian dari kawasan air, iklim, tumbuhan dan tanah, air, iklim, jenis tumbuhan dan satwa serta ATR/KaBPN No.
lindung yang satwa, serta nilai budaya tumbuhan dan satwa, tipe ekosistemnya; dan/atau 1 Tahun 2018
memiliki ciri khas dan sejarah bangsa serta nilai budaya dan mewakili formasi biota tertentu tentang
tertentu baik di darat + mempertahankan sejarah bangsa dan/atau unit-unit Pedoman
maupun di perairan keanekaragaman hayati, + terjaganya penyusunnya Penyusunan
yang mempunyai satwa, tipe ekosistem dan keanekaragaman + mempunyai kondisi alam, baik Rencana Tata
fungsi pokok sebagai keunikan alam hayati, satwa, tipe biota maupun fisiknya yang Ruang Wilayah
kawasan pengawetan ekosistem dan masih asli dan tidak atau belum Provinsi,
keragaman jenis keunikan alam diganggu manusia dan/atau Kabupaten, dan
tumbuhan, satwa dan mempunyai luas dan bentuk Kota
ekosistemnya beserta tertentu agar menunjang
nilai budaya dan pengelolaan yang efektif dengan
sejarah bangsa daerah penyangga yang cukup
luas
+ mempunyai ciri khas dan dapat
merupakan satu-satunya contoh
di suatu daerah serta
keberadaannya memerlukan
observasi
Pengambangan dan Arahan Mengenai
standar, kriteria dan Penataan Ruang di Zona
Taman Wisata Alam
Beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam penataan taman wisata alam adalah:

1. Pemerintah daerah harus menyusun dan menetapkan tata ruang kawasan wisata
alam melalui proses konsultatif dengan para pihak ( stakeholders )
2. Penataan ruang kawasan harus didasarkan pada hasil kaloborasi antara masukan para
pihak dengan perencana kawasan
3. Penataan ruang harus memperhatikan aspek lingkungan, termasuk konservasi sumber
daya alam dan sentitifitas ekosistem serta aspek sosial, budaya dan ekonomi masyarakat.
Pengambangan dan Arahan Mengenai
standar, kriteria dan Penataan Ruang di Zona
Taman Wisata Alam
Penataan ruang akan sangat mempengaruhi penyusunan rencana kawasan pariwisata yang merupakan inti dari seluruh perencanaan pengembangan pariwisata. Salah satu
aspek penting dalam perencanaan kawasan adalah penyusunan dan penetapan zonasi kawasan

Jenis-jenis zonasi yang umum digunakan dalam pengembangan wisata alam adalah:

Zona Intensif, yaitu suatu kawasan yang dirancang untuk dapat menerima kunjungan dan tingkat kegiatan yang tinggi dengan memberikan ruang yang luas untuk kegiatan dan
kenyamanan pengunjung. Dalam zona ini dapat dikembangkan sarana dan prasarana fisik untuk pelayanan pariwisata yang umumnya tidak melebihi 60% luas kawasan zonasi
intensif dan memperhatikan daya dukung lingkungan.

Zona Ekstensif, yaitu suatu kawasan yang dirancang untuk menerima kunjungan dan tingkat kegiatan terbatas, untuk menjaga kualitas karakter sumber daya alam. Dalam zona
ini kegiatan pengunjung harus dapat dikontrol dan pembangunan sarana d an prasarana terbatas hanya untuk pengunjung kegiatan, seperti jalan setapak, tempat istirahat,
menara pandang, papan penunjuk dan informasi.
Zona Perlindungan, yaitu suatu kawasan yang dirancang untuk tidak menerima kunjungan dan kegiatan pariwisata. Kawasan ini biasanya merupakan kawasan yang menjadi
sumber air bagi kawasan seluruh pulau, atau memiliki kerentanan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.
Ilustrasi
Pembagian Peruntukan Fasilitas
umum, bangunan
permanen, rekreasi, Zona

Zona Intensif, parieisata dan fasilitas


olahraga (blok
pemanfaatan)
Intensif

Ekstensif dan Peruntukan Fasilitas


Zona
Ekstensif
Perlindungan umum tidak permanen,
kemah, memancing,
bersampan, berenang
dsb. Zona
Perlindungan
Tidak diperbolehkan adan
pembangunan jalan kendaraan
umum. Diperuntukan jalan
setapak, pendakian, olahraga,
berkuda, mendara pandang Zona Inti
(blok/zona rimba)

Tidak ada fasiltas dan


akses jalan masuk
Pengembangan Sarana dan Prasarana
Agar pengembangan pariwisata tidak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan dan tetap menjaga aspek keberlanjutan maka pengembangan sarana dan
prasarana di kawasan taman wisata alam harus melalui studi AMDAL/UKL-UPL. Ketentuan teknis dalam pembangunan sarana dan prasarana taman wisata alam
adalah sebagai berikut :

• Luas area terbangun untuk pembangunan sarana dan prasarana pariwisata tidak melebihi 10 % (sepuluh persen) dari luas area yang diperuntukan bagi
pengembangan taman wisata alam
• Garis sempadan bangunan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
• Bangunan akomodasi menghadap ke area wisata alam dan tidak dihalangi oleh bangunan lain.
• Ketinggian bangunan disesuaikan dengan luas dan karakteritik area wisata
• Gaya arsitektur dan bahan bangunan untuk pembangunan sarana wisata disarankan mencerminkan identitas lokal dan ramah lingkungan.
• Pembuatan sistem sanitasi yang memenuhi standar kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai