Anda di halaman 1dari 32

DASAR

EKOLOGI
POPULASI
SERANGGA

POGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Catatan:
Bahan kuliah ini diambil dari berbagai sumber pustaka
PERKEMBANGBIAKAN
SERANGGA

Perkembangan populasi serangga di lapangan


dipengaruhi oleh faktor ekologi potensi
genetik serangga .
 Ekologi berkaitan dengan lingkungan
abiotik (tidak hidup) dan lingkungan
biotik (hidup)
 Besar populasi hama di lapangan
ditentukan oleh potensi genetik terkait
berkembang biak (faktor dalam) dan
faktor lingkungan (faktor luar).
PERKEMBANGBIAKAN
SERANGGA

A. Potensi berkembang biak serangga (Faktor genetik)

Fekunditas:kemam-
puan bertelur imago Kecepatan
betina Berkembang biak
Kemampuan
Berkembang
Siklus hidup (telur biak
sampai telur)
Sex ratio
POTENSI BIOTIK

 Daya Persepsi & Mobilitas


 Daya Reproduksi
 Daya Adaptasi
 Daya Dispersi
 Daya Kompensasi
Daya Persepsi & Mobilitas

Daya Persepsi Daya Mobilitas

 Kemampuan serangga  Kemampuan serangga


untuk mendapatkan untuk berpindah, baik
sumber pakan (inang) secara aktif maupun pasif
 Termasuk mendapatkan  Secara aktif : berjalan,
media meletakkan telur melompat, terbang
demi kelangsungan hidup  Secara pasif : melalui
mereka media air, angin, tanah,
tanaman (bagian
tanaman), binatang
(serangga lain)
Daya Reproduksi

 Keperidian, juga disebut Fekunditas :


Kemampuan memproduksi telur setiap
induk
 Fertilitas,
Banyaknya telur yang menetas dari
sekelompok telur yang dihasilkan
 Seks-rasio,
Perbadingan antara jantan dengan betina
 Seks-faktor,
Perbandingan antara jantan dengan
seluruh populasi
Daya Reproduksi

 Parthenogenesis,
Telur tanpa dibuahi dapat berkembang
dan menetas menjadi individu baru

 Poliembrioni,
Satu butir telur memiliki dua atau lebih
embrio yang mampu berkembang dan
menetas menjadi dua atau lebih
individu
DAYA ADAPTASI

 Kemampuan serangga untuk


menyesuaikan diri terhadap tekanan
lingkungan yang tidak sesuai (alami &
rekayasa manusia)

 Tekanan lingkungan alami : perubahan


cuaca global, perubahan iklim, kondisi
lingkungan ekstrim

 Rekayasa manusia : tekanan pestisida,


tekanan genetis (resistensi, trans genik,
hibrida), pupuk buatan pabrik, hormon
DAYA ADAPTASI

 Pada dasarnya ada tiga mekanisme ketahanan tanaman


terhadap hama, yakni: antibiosis, antixenosis, dan
tolerance
 Penggunaan VUTW dalam jangka panjang akan
menghadapi kendala munculnya hama wereng biotipe
baru, yakni anggota populasi yang mampu menyerang
dan berkembang pada varietas tahan dibanding
anggota populasi lain dari spesies yang sama
kultivar peka Kultivar tahan kultivar peka Kultivar tahan

Hasil Uji laboratorium: Kondisii di lapangan


DAYA ADAPTASI

 Biotipe baru wereng coklat muncul sebagai akibat tekanan seleksi oleh
suatu varietas yang merupakan seleksi terarah, karena VUTW
umumnya memiliki gen tahan tunggal.
 Seleksi buatan untuk menjadi wereng biotipe baru hanya memerlukan
waktu 3,5-5,5 tahun dan pembentukan koloni baru hanya 3-4 generasi
saja

Seleksi oleh VUTW


Populasi umum
Wereng koloni/biotipe baru
DAYA ADAPTASI

 Resistensi menurut definisi WHO,


adalah kemampuan yang
berkembang dalam suatu strain
serangga untuk mentolerir dosis-
dosis bahan racun yang terbukti
mematikan sebagian besar
individu-individu dalam populasi
normal dari spesies sama
 Proses seleksi insektisida untuk
membentuk strain resisten dapat
dijelaskan melalui mekanisme
perubahan proporsi/frekuensi
individu peka (SS), heterozygot
(RS), dan resisten (RR).
 Pada mulanya, genotipe peka (SS)
adalah kelompok paling banyak
ditemukan dalam populasi,
sedangkan genotipe heterozigot
(RS) dan resisten (RR) dalam
jumlah rendah.
DAYA ADAPTASI DAYA ADAPTASI

 PERKEMBANGBIAKAN
Aplikasi insektisida pada dosis normal umumnya sudah
mematikan SERANGGA
individu-individu peka, namun akan
menyisakan individu-individu heterozigot dan homozigot
resisten, sehingga terbentuk populasi resisten

Heterozygot (RS),
dan resisten (RR)
dominan

Genotipe heterozigot (RS)


dan resisten (RR) terseleksi

Populasi umum: individu


peka (SS) dominan,
DAYA ADAPTASI

DAYA DISPERSI
 Kemampuan serangga untuk menyebar
dari suatu lokasi ke lokasi lain (aktif &
pasif)

 Alasan terjadinya dispersi : menipisnya


sumber pakan, populasinya terlalu padat,
habitat tidak cocok
 Daya Dispersi
 Aktif : perpindahan massal ulat grayak,
penerbangan massal belalang Locusta
 Pasif : melalui media tanaman, tanah, pasca
panen, air, angin
MIGRASI
SERANGGA

PERKEMBANGBIAKAN
SERANGGA Kupu-kupu Raja
(Monarch Butterfly),
Danaus plexippus
(Lepidoptera: Danaidae).
Pada musim dingin
mereka berpindah dari
daerah asal di Amerika
Utara (termasuk
Kanada) ke bagian
selatan yang lebih
hangat, yakni di wilayah
selatan-tengah Meksiko
(Garland & Davis, 2002),
atau Kuba (Dockx et al.,
2004).
Setelah musim semi tiba, mereka akan bergerak pulang ke daerah asalnya di
bagian utara Amerika. Jarak yang mampu mereka tempuh tercatat sampai
4000 km!
PERKEMBANGBIAKAN
SERANGGA

B.Pengaruh faktor lingkungan (Faktor luar), terdiri atas:

 Faktor abiotik (fisik) antara lain : suhu, kelembaban,


cahaya, curah hujan, dan angin
 Faktor biotik antara lain : kompetitor, musuh alami
(predator, parasitoid, dan patogen serangga)
 Faktor makanan : kuantitas dan kualitas makanan

Faktor lingkungan sering menjadi pembatas peningkatan


populasi maka disebut sebagai hambatan lingkungan
(environmentment resistant )
PERKEMBANGBIAKAN
SERANGGA

Pengaruh Faktor lingkungan/ Faktor fisik


 Suhu/temperatur: mempengaruhi aktivitas serangga,
penyebaran geografis dan lokal, perkembangannya
 Kelembaban (RH): mempengaruhi penguapan cairan
tubuh serangga, preferensi serangga terhadap
tempat hidup dan persembunyian (terutama: iklim
mikro) RH optimum 73-100%
 Cahaya mempengaruhi aktivitas serangga ; adanya
serangga diurnal (aktif siang hari) dan nocturnal
(aktif malam hari)
 Perilaku serangga-serangga ada yang
tertarik/menghindar pada cahaya,
PERKEMBANGBIAKAN
SERANGGA

Suhu Min 15°C 26°C 33°C 38°C-45°C SuhuMax

Terjadi hibernasi Suhu Optimum Terjadi estivasi


(telur Danaus (iklim panas)
Daerah suhu
efektif

Serangga mati

 Gambar : Pengaruh suhu thd kemampuan bertahan


hidup serangga
PERKEMBANGBIAKAN
SERANGGA

Curah hujan dapat menjadi faktor kematian (mortalitas),


seprti:
 Perilaku serangga; ada serangga yang berdiapause
aktivitas fisik berhanti pada musim kering
 Efek mekanisme curah hujan; terpaan air hujan
dapat menghanyutkan serangga kecil seperti kutu
tanaman dan tungau
 Hujan lebat menyebabkan tanah terendam,
sehingga serangga-serangg tanah mati
 Angin mempengaruhi : pemencaran serangga,
terutama serangga kecil
PERKEMBANGBIAKAN
SERANGGA

Kompetitor
 jenis atau individu lain yang memiliki kebutuhan
(ruang, inang) sama, maka terjadi kompetisi
 Kompetisi intraspesifik (antar individu dalam jenis
sama), sehingga menyebabkan perkelahian dan
pemencaran serangga
 Kompetisi interspesifik (antar individu dari Jenis
berbeda
PERKEMBANGBIAKAN
SERANGGA

Musuh Alami
 Memiliki potensi besar dalam menekan
pertumbuhan populasi hama
 Predator/pemangsa (predator – pemangsa0
 Parasitoid (parasitoid- inang)
 Entomopatogen (penyebab penyakitpada serangga)
 Ukuran tubuh Predator lebih besar dan lebih kuat
dibandingkan mangsanya
 Ukuran tubuh parasitoid lebih kecil dan kadang lebih
lemah daripada inangnya
PERKEMBANGBIAKAN
SERANGGA

Curah hujan dapat menjadi faktor kematian (mortalitas),


seprti:
 Perilaku serangga; ada serangga yang berdiapause
aktivitas fisik berhanti pada musim kering
 Efek mekanisme curah hujan; terpaan air hujan
dapat menghanyutkan serangga kecil seperti kutu
tanaman dan tungau
 Hujan lebat menyebabkan tanah terendam,
sehingga serangga-serangg tanah mati
 Angin mempengaruhi : pemencaran serangga,
terutama serangga kecil
PERKEMBANGBIAKAN
SERANGGA

Faktor pakan
 Kuantitas (jumlah) pakan tersedia
Makanan dalam jumlah banyak, populasi akan
meningkat sehingga populasi cepat bertambah
(menjadi hama)

 Kualitas pakan
Komposisi kandungan zat di dalam tanaman
tertentu/bagian tanaman tertentu yang sesuai untuk
perkembangan hidup serangga. Pakan yang baik
mengandung unsur essensial yang dibutuhkan
masing-masing serangga
PERKEMBANGBIAKAN
SERANGGA

Pengelompokan serangga berdasar aras trofinya:


 Serangga herbivora (fitofag/pemakan tumuhan )
 Serangga karnivora (zoofag/pemkan hewan)
 Serangga saprofor (saprofag/pengurai bahan
organik)

Pengelompokan serangga berdasarkan variasi tumbuhan


pakan, seangga fitofag dikelmpokkan menjadi:
 Serangga polifag: memiliki inang banyak jenis
tanaman
 Serangga oligofag: memiliki inang beberapa jenis
tanaman
 Seranggamonofag: memiliki satu jenis tanaman
inang
LINGKUP
 Ecosystem refers to the
EKOSISTEM : complex and interacting
system comprising all the
living organism of an area and
their physical environment.

 If we change an ecosystem
into agricultural cultivation or
animal rank is called
agroecosystems

 Lingkup ekosistem
 individu satu dengan individu lain dalam satu
spesies hidup bersama membentuk suatu kelompok,
yakni populasi.
 Populasi suatu spesies satu dengan spesies lain
hidup bersama membentuk suatu komunitas
 Suatu komunitas (biotik) menempati suatu
lingkungan fisik (abiotik) dan berinteraksi akan
terbentuk sebuah ekosistem
SIFAT
EKOSISTEM :

 Dilihat dari sifat nya ada


ekosistem alami dan
ekosistem binaan
(agroekosistem)

Agroekosistem

 Ekosistem alami: ekosistem yang pembentukan dan


perkembangannya berjalan murni secara alami tanpa campur
tangan manusia
 Ekosistem binaan: ekosistem yang proses pembentukan
peruntukan, dan pengembangannya ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan manusia sehingga campur tangan manusia menjadi
unsur yang sangat dominan
KOMPONEN
AGROEKOSISTEM :
 Agroekosistem (ekosistem
pertanian): totalitas/kesatuan
lingkungan pertanian yang tersusun
atas komponen hidup (biotik) dan
komponen itdak hidup (abiotik) serta
manusia dengn sistem sosialnya
sebagai komponen tidak terpisahkan

 Komponen Agroekosistem
 Matahari (sumber energi primer)
 Media /Cuaca (udara –tanah- air)
 Tumbuhan hijau (tanaman, gulma, dan uncultivated
area)
 Pemakan tumbuhan (Phytophaga)
 Carnivora (predator-parasit-pathogen)
 Oganisme bukan pengganggu (Pollinator,
dekomposer)
ALIRAN
ENERGI
• Aliran energi dalam komunitas terjadi dalam sebuah “trophic
level” dan energi akan mengalirdari suatu tingkatan aras di
bawah ke aras yang lebih tinggi melalui suatu rantai makanan
(food chains)

1. Sun (Resource) 2.Corn (Primary Producer) 3. Corn


Borer (Herbivore) 4. Nabid Bug (Primary Carnivore)
5. Wren (Secondary Carnivore) Hawk (Tertiary
Carnivore

 Dalam ekosistem, aliran energi berjalan dalam rantai


kompleks, membentuk jala/jaring makanan (food
webs).
KARAKTER
AGROEKOSISTEM:
Macam sifat Ekosistem Agroekosistem
alami
Keragaman spesies Tinggi Rendah

Keragaman Tinggi Rendah


intraspesies
Keragaman umur Tinggi Rendah
tanaman
Seleksi vegetasi alami Manusia

Tingkat suksesi Klimaks Efemeral


(singkat)
Keragaman habitat Tinggi Rendah

jaring makanan  Kompleks Sederhana

campur tangan Tidak perlu Perlu/ tergantung


manusia
Conservation Biological Control
Natural enemies may require:
Food
Nectar
Pollen
Sap, honeydew
Alternate host/prey
Shelter
SARE Project Goals

Assess natural enemy attractiveness to


native plants
Determine important plant characteristics
Natural Enemies Collected at Flowers
Total natural enemies collected, 2005

Syrphid flies
Dance flies Spiders

Minute pirate bug


Chalcids

Col 2: 12.0000
Col 2: 144.0000
Col 2: 20.0000
Col 2: 857.0000 30%
Col 2: 75.0000 25%
Col 2: 22.0000
Col 2: 95.0000
Col 2: 78.0000
Col 2: 74.0000
Col 2: 441.0000
Col 2: 3485.0000
Col 2: 13.0000
Col 2: 225.0000
Col 2: 69.0000 Predatory mirids
Col 2: 587.0000
Col 2: 28.0000 Lady beetles Nabids
Col 2: 1542.0000 Soldier beetles
Col 2: 153.0000
Col 2: 918.0000

2005 data
Col 2: 4259.0000
Col 2: 119.0000
Col 2: 928.0000
Sekian
Wass. alaikum Wr .Wb.

Anda mungkin juga menyukai