Anda di halaman 1dari 77

Sesi 4

MODUL 5

•MAKHLUK HIDUP DAN


LINGKUNGAN
TINGKATAN ORGANISME dan
EKOSISTEM
• Individu : tingkat organisasi makhluk hidup yang
sesudai dengan tinjauan ekologi dimulai dari unit yang
paling kecil

• Populasi : kumpulan individu sejenis yang menempati


wilayah tertentu dalam suatu waktu. Karakteristik dari
populasi adalah :

Memiliki kepadatan/densitas = jumlah seluruh individu


, ind/k,
 pada tiap satuan ruang, ind/maupun volume
baik luas
• Persebaran secara berkelompok, terutama populasi
hewan dapat terjadi karena :
 Respons organisme terhadap perbedaan habitat
secara lokal
 Respons organisme terhadap perubahan cuaca
secara musim
 Akibat dari cara reproduksinya, seperti pada
tumbuhan yang perbanyakan dengan rimpang
sebagai cara reproduksi vegetatif, biji, atau buah
yang jatuh dekat induknya
 Sifat organisme yang mempunyai naluri untuk
berkelompok sebagai alat pertahanan terhadap
predator
• Persebaran secara merata, terutama pada tumbuhan
(padi dan semak) dapat terjadi apabila persaingan
antarindividu dalam populasi sangat kuat karena
Persebaran secara acak saat lokasi individu
sembarang, tidak mempunyai arah dan posisi terhadap
lokasi spesies yang sama.
1. Struktur umum : berdasarkan kemampuan
reproduksi yaitu prereproduksi (masih muda dan
belum reproduksi), reproduksi (cukup dewasa dan
bisa bereproduksi), dan posreproduksi (tidak dapat
bereproduksi
2. Dinamika : perubahan populasi karena ada
kelahiran, kematian, atau migrasi dari individu
masuk atau keluar dari kelompoknnya
3. Pertumbuhan : pola pertumbuhan secara
eksponensial yaitu tumbuh secara cepat melebihi
batas daya dukung (carrying capacity) atau sigmoid
yaitu tumbuh cepat mencapai daya dukung
kemudian menurun dengan cepat.
4. Produktivitas populasi : jumlah jaringan hidup yang
• Komunitas adalah beberapa populasi organisme yang
hidup bersama-sama pada suatu waktu menempati
wilayah tertentu
• Ciri atau karakteristik komunitas :
1. Keragaman : setiap populasi masing-masing terdiri
atas individu yang struktur umur dan jumlahnya
berbeda
2. Stabilitas : komunitas memiliki ketahanan terhadap
perubahan dan kemampuan untuk kembali normal
setelah terjadi gangguan
3. Struktur tropik : hubungan antar spesies berupa
makan-dimakan membentuk suatu rantai makanan 
produsen-konsumen tingkat I-konsumen tingkat II-
konsumen tingkat III – dst.
4. Dinamis : komposisi suatu komunitas bisa berubah-
ubah sampai mencapai komunitas klimaks artinya
tidak mengalami perubahan yang berarti lagi
Bentuk hubungan antaspesifik :
Netralisme : 2 spesies individu tidak saling merugikan atau
menguntungkan

Predasi : interaksi 2 individu dari populasi berbeda spesies


berupa makan-dimakan. Hewan yang memakan disebut
predator dan yang dimakan disebut mangsa

Parasitisme : hidup bersama 2 individu berbeda spesies yang


hanya menguntungkan sepihak. Co : kutu sbg parasit dan tikus
sbg inang

Mutualisme : 2 spesises yang hidup bersama masing-masing


mendapat keuntungan dan kedua populasi dapat berkembang
dengan baik

Komensalisme : populasi yang 1 mendapat keuntungan dan


merugikan kalau tidak berinteraksi, sedangkan populasi yang
lainnya tidak terpengaruh secara berarti (tidak dirugikan)

Kompetisi : hubungan 2 populasi yang hidup bersama dan


saling mempengaruhi akibat adanya kebutuhan akan bahan
yang sama, sedangkan ketersediaan terbatas.
EKOSISTEM
Pada suatu kawasan alam yang didalam terdapat unsur
biotik (unsur hidup) dan abiotik (tak hidup) terjadi
hubungan timbal balik antara unsur-unsur tersebut yang
membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem.

Dua komponen penyusun


ekosistem
Komponen autotrof : individu mampu membuat
makanannya sendiri dengan menyintesis bahan anorganik
menjadi bahan organik dengan bantuan cahaya matahari di
dalam klorofil. Co : tumbuhan hijau

Komponen heterotrof : individu mampu memanfaatkan


hanya bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya
yang disintesis dan disediakan oleh individu lain. Contoh :
hewan, jamur, jasad renik
Berdasarkan segi struktur penyusunannya,
ekosistem terdiri dari

• komponen fisik dan kimia yang utama (suhu,


Bahan tak hidup
air, udara, cahaya matahari, angin, batu, dan
(abiotik) tanah)

• organisme autotrof  tumbuhan sebagai


Produsen penghasil makanan

• organisme heterotrof  herbivora (pemakan


Konsumen tumbuhan), karnivora (pemakan hewan lain)

Pengurai, • organisme heterotrof yang menguraikan bahan


perombak, organik berasal dari organisme mati. (bakteri
decomposer dan jamur)

• heterotrof lain yang memakan partikel-partikel


Detritus/detritivo
organik dari remukan jaringan
r tumbuhan/hewan yang melapuk (cacing tanah,
siput, teripang)
Peran yang dimainkan oleh makhluk
hidup dalam suatu ekosistem disebut
relung (niche)  mencakup tingkah
laku makan, reproduksi, cara kawin, dsb

Kesatuan berbagai ekosistem yang


meliputi semua organisme dan lingkungan
yang berinteraksi untuk berlangsungnya
sistem pendayagunaan energi dan daur
ulang materi disebut biosfer.
KEANEKARAGAMAN
HAYATI
• Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman di
antara makhluk hidup dari semua sumber; termasuk
diantaranya daratan, lautan , dan ekosistem akuatik lain
serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian
dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman di
dalam species, antarspesies, dan ekosistem

• Keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen


dalam suatu spesies dan dapat menimbulkan
bervariasinya suatu spesies.

• Keanekaragaman spesies adalah variasi


keanegaragaman spesies  baik tumbuhan, hewan dan
organisme yang hidup di suatu ekosistem atau tempat
1. MONERA

• Selnya tidak memiliki membran inti /


prokariotik, bersel satu atau membentuk
koloni, tidak memiliki organel, dan berukuran
renik (mikroskop) uniseluler. Anggotanya
arkhaea (Archaeabactaria) dab bakteri
(eubacteria).

Methanosarcin
Escherichia a
2.
PROTISTA
• Memiliki membran inti (eukariotik). Bersel satu atau
koloni, jaringan tubuhnya sederhana. Reproduksinya
dengan cara vegetatif (membelah diri) dan generatif
(konyugasi). Contoh : flagelata, ciliata, rhizopoda, dan
sporozoa

Amoeba Euglena Paramaecium


3.
PLANTAE
• Memiliki membran inti (eukariotik), plastisida, dan
dinding sel. Bersifat multiseluler dan autotrof dengan
berfotosintesis.

Lumut Pale Lidah Paku-pakuan


hati m Mertua
4. FUNGIA
• Tidak termasuk kelompok hewan maupun tumbuhan.
Fungi merupakan eukariotik, berdinding sel, dan sebag
besar multiseluler, sebagian lagi uniseluler, dan tidak
berhijau daun. Fungi adalah organisme heterotrof, dapat
sebagai pengurai, parasit, atau simbion mutualistis.

Jamur pendar
Ragi (kamir)
5.
ANIMALIA
• Semua binatang, sel bersifat eukariotik, multiseluler,
dan heterotrof. Contoh : aponge, ubur-ubur, cacing pita,
cacing hati, cacing tanah, cumi, kerang, siput, udang,
kupu-kupu, belalang, lipan, bintang laut, ikan, kura-kura,
ular, katak, kerbau, harimau, badak, dan burung

Sponge Ubur Belalang Burung


-ubur
KONSEP DASAR PENGELOMPOKAN
MAKHLUK HIDUP
KINGDOM

FILUM (hewan) /DIVISI


(tumbuhan)

KELAS Semaki
n ke
bawah
ORDO tingkat
an
takson,
FAMILIA semaki
n
banyak
GENUS memili
ki
kesama
SPECIES an
3 sistem Sistem alami
klasifika Terbentuk dari anggota yang sewajarnya
si diklasifikasikan dalam 1 kelompok secara
alami (kesamaan morfologi). co: hewan
berkaki empat, tanaman berdaun jarum

Sistem artifisial
Berdasar tujuan praktis. Contoh : kelompok
tanaman obat, tanaman pangan, hewan
terbang, hewan merayap

Sistem filogenetik
berdasar jauh dekatnya kekerabatan dan
urutan perkembangan makhluk hidup
menurut sejarah evolusi. contoh kelelawar,
burung, kuda, dan manusia adalah sekerabat
karena memiliki organ homolog yaitu sayap,
kaki depan, dan tangan.
• Carolus Linnaeus adalah bapak taksonomi
karena telah menelaah klasifikasi
berdasarkan prinsip homologi.
TATA NAMA PADA
KLASIFIKASI MAKHLUK
HIDUP
NO Nama ilmiah Nama biasa
1 Diatur dalam kode Tidak mengikuti ketentuan
internasional/tata nama manapun
2 Dalam bahasa latin atau Dalam bahasa daerah
yang dilatinkan
3 Berlaku internasional Bersifat lokal
4 Kadang-kadang sulit Lebih mudah dilafalkan
dilafalkan
5 Memberikan indikasi untuk Tidak jelas untuk kategori
kategori takson yang nama mana
itu diberikan
6 Untuk takson-takson 1 takson dapat mempunyai
dengan definisi, posisi, dan lebih dari 1 nama yang
tingkat tertentu, hanya ada berbeda-beda menurut
1 nama yang benar bahasa yang menyebutkan
• Carolus Linneaus (1707-1778)  cara pemberian nama
jenis hewan dan tumbuhan dalam bahasa latin dengan
sistem binomial nomenklatur.

• Penulisan nama jenis (species)


1.Binomial (2 kata), kata depan adalah nama marga
(genus) dan kata kedua sebagai petunjuk jenis (epitheton
specificum)
2.Tidak boleh merupakan tautonium (terdiri dari 2 kata
yang sama) atau hampir sama, terutama untuk
tumbuhan. Hewan masih dibolehkan, contoh Gallus gallus
(diberi garis bawah) atau Gallus gallus (dicetak miring)
3.Kata depan : huruf pertama harus ditulis huruf besar
(kapital) dan kata kedua ditulis huruf kecil
4.Harus ditulis miring atau digarisbawahi,, garis untuk kata
pertama dan kedua terpisah.
Penulisan nama Marga
1. Satu kata
2. Huruf pertama ditulis dengan huruf besar.

• Pemuliaan Nama Suku


1.Satu kata berbentuk jamak
2.Dibentuk salah satu marga yang dibawahinya
ditambah aceae (untuk tumbuhan). Contoh Solanaceae
dan Solanum + aceae

Masih ada nama suku yang tidak menuruti cara diatas 


untuk hewan : nama marga + idae. Contoh : Felidae dari
Felis + idea
Suku : mencakup sejumlah marga dengan jenis-jenis
yang dianggap dari nenek moyang yang sama.
PENCEMARAN DAN ETIKA LINGKUNGAN
• Berdasarkan WHO, 4 tahapan pencemaran adalah :
1.Pencemaran tingkat pertama : tidak menimbulkan
kerugian pada manusia, baik dilihat dari kadar zat
pencemarnya maupun waktu kontaknya dengan
lingkungan
2. Pencemaran tingkat kedua : mulai menimbulkan iritasi
ringan pada pancaindra dan alat vegetatif lainnya serta
telah menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem
lainnya
3. Pencemaran tingkat ketiga : pencemaran yang sudah
mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan
sakit yang kronis
4. Pencemaran tingkat keempat : menimbulkan sakit,
bahkan kematian dalam lingkungan karena kadar zat
pencemarannya terlalu tinggi.
PENCEMARAN AIR
Macam polutan air dan dampaknya
• Sampah organik : menurunnya kandungan oksigen
dan menimbulkan gas H2S yang bau busuk
• Virus dan bakteri : penyakit
• Merkuri (Hg) : dari limbah industri dan pertambangan
(tambhang mas)  gangguan syaraf “minimata”
• Timbal (Pb) : dari asap kendaraan bermotor dan
limbah industri  ganggu fungsi enzim, mengganggu
pembentukan hemoglobin, dan mengendap dalam
tulang “plumbisme”
• Cadmium (Cd) : dari limbah industri keramik, fotografi,
penyaduran logam, dan pertambangan  gangguan
ginjal, hati, dan kerusakan tulang
• Tembaga (Cu) : limbah pertanian dari fungisida dan
industri  gangguan ginjal, hati dan asam amino
• Bahan radioaktif : limbah PLTN dan kerak bumi 
PENCEMARAN UDARA
Macam polutan udara dan dampaknya
• Karbon monoksida (CO) : asap kendaraan bermotor, proses
industri, dan asap rokok  bila masuk paru dan ikut peredararan
darah akan menghalangi masuknya oksigen karena CO mudah
bereaksi dengan Hb
• Karbondioksida (CO2) : hasil respirasi makhluk hidup,
pembakaran bahan bakar fosil, pembakaran sampah, dan
kebakaran hutan  pemanasan global, permukaan air laut naik,
dan perubahan iklim
• Oksida nitrogen (NO dan NO2) : asap kendaraan bermotor
(bensin, diesel), asap rokok, gas hasil pembakaran generator
pembangkit listrik, pembakaran gas alam, batu bara, dan hutan.
Paru yang terkena NO2 akan membengkak  sulit napas sampai
timbul kematian. NO  gangguan sistem saraf dan kejang
• Oksida sulfur (SO2 dan SO3) : gunung berapi, pengolahan biji
belerang, dan pembakaran batu bara. SO3 dapat membuat hujan
asam  merusak tanaman, bangunan, iritasi mata dan
gangguan saluran pernapasan.
• Materi partikel debu, asbestos, metal dan suspensi
PENCEMARAN TANAH

• Sumbernya dari sampah yaitu sampah


anorganik dan organik.

• Cara mengurangi sampah yaitu penimbunan


terbuka, penimbunan tertutup, dan
pembakaran, pembuatan kompos, makanan
ternak, penggilingan, dan daur ulang.
ETIKA LINGKUNGAN
•Etika lingkungan mengandung makan
kearifan, kbijaksanaan, dan strategi untuk
menentukan pilihan perbuatan manusia agar
tercipta hubungan timbal balik yang harmonis
antara manusia dan lingkungannya.
•Etika lingkungan terdiri dari
oEtika pelestarian : mengusahakan
pelestarian alam untuk kepentingan
manusia
oEtika pemeliharaan : mendukung usaha
pemeliharaan lingkungan untuk
kepentingan semua makhluk hidup
Beberapa pandangan manusia
terhadap lingkungan sejalan dengan
berkembangnya kebudayaan
manusia yaitu :
1.Pandangan Ketuhanan : hubungan manusia dan lingkungan
adalah sama kedudukannya dengan ciptaan lain yang
berupa alam beserta isinya
2.Pandangan Kosmogoni : manusia dengan alam lingkungan
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan 
dianut masyarakat pedesaan
3.Pandangan Posibilisme : lingkungan memberikan sejumlah
kemungkinan yang perlu dipilih dan dikembangkan manusia
untuk kesejahteraan hidupnya
4.Pandangan Optimisme Teknologi : pengelolaan lingkungan
yang bagaimanapun dapat dilaksanakan sesuai dengan
perkembangan teknologi
5.Pandangan Kependudukan : optimis  banyak wilayah di
bumi belum dihuni, lingkungan tidak bertambah buruk,
PRINSIP ETIKA
LINGKUNGAN
Sikap Hormat Terhadap Alam

Prinsip Tanggung Jawab

Prinsip Solidaritas

Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian

Prinsip Tidak Merusak


Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan
Alam
Prinsip Keadilan

Prinsip Integritas Moral


MODUL 6
• MAKANAN, KESEHATAN, PENYAKIT, DAN
PENCEGAHANNYA
MAKANAN
• Makanan adalah segala sesuatu yang dapat
dimakan dan setelah dicerna serta diserap
tubuh akan berguna bagi kesehatan dan
kelangsungan hidup.

• Gizi/nutrisi adalah berbagai proses dalam


tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan-
bahan, nutrien, atau unsur gizi dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk berbagai aktivitas tubuh dan
kehidupan, seperti pertumbuhan,
metabolisme, dan mengganti jaringan yang
rusak.
Zat Gizi Esensial pada Kelompok Zat
Gizi Utama
O Kelompok Zat Gizi Esensial
Gizi Utama
Karbohidrat Serat, glukosa

Lemak Asam lemak : asam linoleat

Protein Asam amino : leusin, isoleusin, lisin, methionin,


treonin, trytophan, valin, fenilalanin, histidin
(untuk anak-anak)
Vitamin Vitamin larut dalam lemak : A, D, E, K
Vitamin larut dalam air : tiamin, niacin, riboflavin, biotin,
folacin, Vit B6, Vit B12, asam panthotenat, Vit C

Mineral Mineral makro : Ca (kalsium), P (fosfor), Cl (klor), Na (natrium),


K (Kalium), S (sulfur), Mg (magnesium)
Mineral mikro : Fe (besi), Mn (mangan), Zn (seng), Co (kobal),
Mo (molibdenum), I (iodium), Cr (kromium), V (vanadium), Sn
(timah), Ni (nikel), Si (silikon), F (flour)

AIr Air
Fungsi Makanan sebagai Sumber Tenaga/Energi
Makana Untuk mempertahankan proses yang dilakukan
organ-organ dalam melaksanakan aktivitas luar,
n mengubah makanan menjadi zat makanan yang
diperlukan tubuh, proses pertumbuhan, dan menjaga
tubuh agar tetap hangat.. Energi didapat dari
karbohidrat, lemak dan protein.
Makanan sebagai Bahan Pembangun
Peranan dalam pertumbuhan, mempertahankan
struktur tubuh, dan mengganti sel-sel yang rusak.
Protein sebagai zat pembangun tubuh, selain itu
lemak, vitamin, mineral dan air.

Makanan sebagai Pengatur


Pengatur aktivitas tubuh misal aktivitas jantung,
sistem pengaturan suhu tubuh, kontraksi otot, sistem
pengaturan keseimbangan air, pembekuan darah,
sistem pembuangan, metabolisme, dsb. Fungsi
pengaturan dilakukan mineral, vitamin dan air.
BAHAN DAN ZAT
MAKANAN
Bahan makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimasak dan
diolah untuk dihidangkan.

Bahan makanan dikelompokkan menjadi


• Padi-padian (tanaman serelia) co: padi, jagung, gandum, sorgum,
dan produk olahan
• Umbi-umbian : singkong, ubi, kentang, talas
• Pangan hewani : daging, ikan, susu, telur
• Minyak dan lemak : minyak kedelai, minyak kelapa, lemak sapi,
dan mentega
• Buah/biji berminyak : mete, kelapa, wijen, kemiri
• Kacang-kacangan : kacang hijau, kacang merah, kedelai
• Gula : gula aren, madu dan gula pasir
• Sayur dan buah : bayam, kangkung daun singkung, pepaya,
pisang, sirsak
• Bumbu sebagai penyedap dan penambah rasa : merica, pala,
PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN
MAKANAN
1. Penyakit Keracunan yang Ditimbulkan oleh
Mikroorganisme yang Mencemari Makanan
Jenis mikroorganisme
• Salmonella : daging, susu, hasil olahan susu, telur
• Staphylococcus : hati, lidah, susu, dan makanan
hasil olahan
• Clostridium perfringens : daging
• Clostridium botulinum : daging, ikan, sayuran,
buah-buahan. Bahaya bila dalam bahan makanan
yang dikalengkan
• Bacillus cereus : biji-bijian
• Bacillus tuberculosis bovinum : susu sapi
• Pseudomonas coccovenans  asam bongkrok 
sakit perut, mual muntah pusing lemah lesu, kram
2. Penyakit karena Cacing

• Jenis cacing yang biasa menginfeksi makanan :


cacing pita, cacing gelang, cacing kerawit

3. Penyakit yang Ditimbulkan oleh Zat-zat dalam


Makanan
• Zat goitrogen dalam kubis dan lobak dapat
menghambat penyerapan yodium  penyakit
gondok
• Zat olanin dalam kentang bersifat racun
• Zat aditif berupa pengawet, pewarna, penyedap
rasa, atau pengemulsi  karsinogen penyebab
kanker
• Senyawa hidrokarbon  proses pengasapan dan
penggorengan dengan temperatur tinggi
4. Penyakit yang Timbulnya Berkaitan dengan Diet
a. Penyakit Kardiovaskuler

• Faktor risiko : tekanan darah tinggi, kebiasaan


merokok, kenaikan kolesterol darah
4. Penyakit yang Timbulnya Berkaitan dengan Diet
b. Penyakit Kanker

• Berkaitan dengan diet yaitu kanker lambung,


kolon, payudara, dan indung telur.
• Kanker lambung berhubungan dengan diet
mengandung nitrit dan nitrat
• Kanker kolon/usus besar berhubungan dengan diet
yang mengandung serat rendah dan lemak tinggi
• Kandungan lemak yang tinggi menyebabkan
terbentuknya zat tertentu yang akan berubah
menjadi karsinogenik
Penyusunan makanan sehat
yang memenuhi kebutuhan
gizi perlu memperhatikan :

Memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan

Terdiri atas berbagai ragam jenis bahan makanan


sehingga dapat mengandung semua zat yang diperlukan

Mengandung serat dan zat tepung yang cukup

Tidak banyak mengandung makanan/kue yang manis-


manis dan tidak banyak mengandung banyak gula

Tidak memiliki kandungan garam tinggi

Tidak memiliki kandungan lemak/gajih tinggi


Cara mengajarkan makanan di SD
KESEHATAN, PENYAKIT DAN
PENCEGAHANNYA

• Menurut WHO, sehat adalah keadaan yag sempurna dari fisik,


mental, dan sosial, jadi tidak hanya bebas dari penyakit atau
bebas dari kelemahan

• Penyakit adalah segala sesuatu yang mengganggu atau


menimbulkan masalah terhadap kesehatan atau kenormalan
diri seseorang.

• Usaha kesehatan perorangan menitikberatkan pada usaha


peningkatan nilai kesehatan perorangan. Contoh makan-
makanan yang memenuhi gizi, merebus air sampai matang,
menggosok gigi secara teratur, memasak makanan dengan
memperhatikan nilai gizinya, mencuci tangan sebelum
memegang makanan, menutup tempat air yang ada di
rumah, tidak makan sembarangan, istirahat yang cukup, dan
• Usaha kesehatan masyarakat  melindungi dan
mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.

Contoh memperbaiki kesehatan lingkungan, mencegah dan


memberantas penyakit infeksi, mendidik masyarakat tentang
prinsip-prinsip kesehatan perorangan, mengoordinasi tenaga-
tenaga kesehatan untuk melayani pengobata dan perawatan
mengembangkan upaya masyarakat untuk mencapai
tingkatan hidup yang setinggi-tingginya

• Usaha kesehatan lingkungan  menitikberatkan pada


perbaikan lingkungan hidup secara fisik atau kepada faktor
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan
perseorangan/masyarakat.

Contoh membuat jamban keluarga (MCK), penyediaan


sumber air minum yang bersih, pembuatan tempat
pembuangan sapah, pengendalian pencemaran tanah,
udara, dan air, serta pengawasan terhadap sektor penyebar
penyakit.
PENYAKIT MENULAR DAN
PENCEGAHANNYA

Cara Penularan Penyakit


• Masuk melalui saluran pernapasan. Penderita
mengeluarkan air ludah, getah hidung, atau udara yang
mengandung bibit penyakit

• Masuk melalui saluran pencernaan. Terjadi apabila


memakan makanan atau minuman yang tidak bersih, makan
menggunakan peralatan yang tidak bersih, makan dengan
tidak mencuci tangan terlebih dahulu.

• Masuk melalui kulit. Dapat ditularkan melalui sentuhan


langsung antara penderita dan orang lain, atau hubungan
tidak langsung menggunakan peralatan yang digunakan
penderita. Selain itu, serangga bisa menyengat atau menggig
penderita
Penyebab Penyakit Menular

Serangga  Nyamuk Cacing : cacing Protozoa : Plasmodium


(penyakit demam tambang, gelang, falciparum (malaria)
berdarah, malaria) kremi atau cacing
pita
Malassezia furfur 
panu

Bakteri : TBC, kolera, Virus : penyakit polio,


difteri, disentri basiler, campak, demam Jamur : panu, kadas
lepra berdarah, hepatitis dan (ringworm)
PENYAKIT MENULAR YANG UMUM DI
INDONESIA
1. Scabies

• Disebabkan kutu (mites) yaitu Sarcoptes scabiei


• Serangga ini menggali parit-parit halus dalam epidermis kulit
sehingga kulit menjadi iritasi, kerusakan, dan menimbulkan
gatal-gatal. Apabila garukannya menimbulkan luka  infeksi
sekunder dan terjadi permindahan parasit.
• Pencegahan adalah menghindari kontak dengan penderita,
mengobati penderita sesegera mungkin sampai sembuh, dan
menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
2. Ankylostomiasis (infeksi cacing tambang)
• Disebabkan Ankylostoma duodenale
Gejala : kelainan kulit
tempat larva yang masuk
yaitu gatal, adanya
bronkitis, batuk, sembelit,
diare, wajah pucat, dan
bengkak, edema tangan dan
kaki, perut buncit, mudah
Pencegahan :
lelah, mual muntah.
• Mengobati secara tuntas
penderita yang menjadi
sumber infeksi
• Menjaga kebersihan
lingkungan
• Mencegah infeksi dengan
selalu memakai alas kaki.
• Mengadakan pengobatan
massal
3. Askariasis (infeksi cacing gelang) Pencegahan :
• Disebabkan Ascaris lumbricoides. • Menjaga kesehatan
individu dan
lingkungan
• Pembuatan dan
penggunaan kakus
yang benar
• Menghindari
penggunaan tinja
untuk pupuk secara
langsung tanpa
melalui proses
• Mengobati secara
tuntas pada
penderita
• Mengadakan
Gejala : asma, pembengkakan pada bibir, pneumonia
pengobatan massal
berat, meningitis / ensefalitis, pembengkakan wajah,
sukar tidur, nafsu makan turun, dan berat badan turun
4. Enterobiasis (infeksi cacing kremi)
• Disebabkan Enterobias vermicularis atau Odcyruris
vermicularis
Gejala : gatal-gatal di daerah anus pada malam hari
sehingga penderita sukar tidur

Pencegahan :
• Memperhatikan kesehatan dan kebersihan individu
(memotong kuku, mencuci tangan sesudah BAB,
membersihkan daerah dubur, dan cuci tangan
sebelum makan
• Memperhatikan kesehatan dan kebersihan lingkungan
• Memberika pengobatan kepada penderita dan
keluarganya
• Menjemur, mencuci, dan menyeterika perlengkapan
tidur dan pakaian
5. Filariasis (infeksi cacing filaria)
• Disebabkan Wuchereria brancrofti, Brugia malayi, Brugia
timori
Pencegahan :
• Memberantas
vektor
penularnya yaitu
nyamuk
• Perlindungan
individu dari
gigitan nyamuk
• Pengobatan
penderita dan
Gejala : demam (suhu mencapai 400 C) orang pembawa
dengan menggigil, merah, nyeri, penyakit secara
bengkak, dan saluran limfe dapat diraba tuntas,
memberikan
pengobatan
massal.
6. Amebiasis (disentri amuba)
• Disebabkan Entamoeba histolytica
Gejala : sembelit, nyeri perut hebat, BAB sebanyak 68
kali sehari, tinja berbau menyengat, berwarna merah
tua, berlendir, dan ada darah

Pencegahan :
• Memasak air minum dan makanan secara baik dan
benar
• Mencegah pencemaran makanan atau minuman dari
lalat, lipas dan tikus
• Mengadakan sistem pembuangan tinja dengan baik,
tidak menggunakan tinja untuk pupuk tanpa diproses
dahulu, menjaga sumber air minum dari pencemaran
tinja
• Mengobati penderita pembawa penyakit
7. Malaria
• Disebabkan Plasmodium vivax, Plasmodium ovale,
Plasmodium falciparum, dan Plasmodium malariae
Pencegahan :
• Mengobati penderita
pembawa penyakit
• Memberantas sarang
nyamuk
• Memberantas
nyamuk
• Mencegah gigitan
nyamuk

Gejala : demam, menggigil, berkeringat, anemia,


pembesaran limpa, pigmentasi hitam atau coklat pada hati,
limpa, dan sumsum tulang belakang
8. Toksoplasmosis

• Disebabkan Toxoplasma gondii

Penularan melalui makanan mengandung pseudokista dengan


perantara daging, susu sapi, dan telur unggas yang tidak
dimasak matang; udara yang terisap titik ludah dari penderita
atau hewan sakit, kontak kulit dan jaringan ekskreta binatang
yang sakit

• Mengobati hewan perantara, terutama kucing yang


sakit
• Menjaga kebersihan individu dan lingkungan
Pencegahan :
• Memasak makanan dan minuman dengan sempurna
9. Kolera
• Disebabkan Vibrio comma, Vibrio cholerae, Spirillum
cholerae
Gejala : diare, tinja mula-mula berbentuk
normal  tidak berwarna lalu berbuih-
buih, akhirnya seperti air beras ; muntah-
muntah  awalnya berupa makanan lalu
seperti air beras.
Pencegahan :
• Mengisolasi penderita
• Sterilisasi peralatan yang terkena tinja
dan muntah penderita
• Memberikan perlindungan sumber air
minum
• Memasak makanan dan minuman
secara benar
• Menghindari tercemarnya
makanan/minuman/peralatan makan
dari lalat
• Menjaga kebersihan lingkungan
10. Demam tifoid (tifus atau paratifus)

• Disebabkan Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B, atau C


Pencegahan :
• Menjaga
kebersihan
individu dan
lingkungan
• Mengusahakan
penyediaan
sarana air yang
baik
• Memberikan
vaksinasi
(vaksin TAB)

Gejala : demam, nyeri perut,


pembesaran limpa dan erupsi kulit
11. Difteri
• Disebabkan Corynabacterium diphterial
Pencegahan :
• Imunisasi aktif :
vaksinasi pertama
pada anak usia 2,3 ,
dan 4 bulan
bersama-sama
tetanus, pertusis,
dan polio. Vaksin
kedua diberikan 2
tahun kemudian,
vaksin ketiga saat
Penularan melalui titik ludah ; pemcemaran SD.
tangan dan saputangan. Bagian tubuh yang • Imunisasi pasif :
terinfeksi yaitu tonsil, nasofaring, laring, untuk perlindungan
bagian saluran pernapasan atas lainnya 2-3 minggu

Gejala : demam, menggigil, dan badan


12. Disentri basiler
• Disebabkan Shigella shigae, Shigella flexneri, Shigella
boydii, Shigella schnlitzei, Shigella sonei.
Pencegahan :
• Mengisolasi para
penderita
• Mensterilisasi peralatan
tidur, pakaian, dan
peralatan lain yang
digunakan penderita
• Memberikan perlakuan
desinfeksi terhadap
tinja penderita
• Melakukan pengawasan
pembuatan makanan/es
yang menggunakan air
yang tidak dimasak
• Memasak air minum
Gejala : demam, nyeri perut, terlebih dahulu
pembesaran limpa dan erupsi kulit
13. Tetanus Pencegahan :
• Disebabkan Clostridium tetani • Merawat dan
membersihkan luka
• Memberikan imunisasi

Tempat masuk kuman


• Luka tembus kulit
• Luka menimbulkan
kerusakan luas
• Luka bakar derajat 2
dan 3
• Luka di bawah kuku
• Luka bekas suntikan
Gejala :mulut terkancing karena narkotika
kejang otot muka, kejang menjalar • Luka bekas irisan tali
ke bagian leher, tulang belakang, ari-ari pada bayi
otot dinding perut, dan otot-otot • Luka bekas
lain menyeluruh. Kejang berulang pengguguran
dengan rangsangan sinar, kandungan
sentuhan
14. Tuberkulosis
• Disebabkan Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium
bovis, Mycobacterium avium, Mycobacterium microti
Pencegahan :
• Memberikan
imunisasi aktif
dengan vaksin BCG
• Memberikan obat-
obat antituberkulosis
• Menuntaskan
pengobatan terhadap
penderita

Gejala : demam, lemah badan,


penurunan berat badan, berkeringat
malam hari
15. Campak
• Disebabkan virus rubella
Pencegahan :
• Memberikan
vaksinasi
• Pemberian gamma
globulin dapat
mencegah atau
memperingan gejala
klinis
Penularan melalui cairan berasal dari mata, hidung, dan
tenggorokan. Penyebaran virus melalui udara pada saat
batuk, bersin, dan berbicara
Gejala : demam, sakit kelapa, mata memerah dan
berair, batuk, pilek, serak bintik-bintik, ruam pada kulit
awalnya di belakang telinga menyebar ke muka dan
seluruh badan
16. Demam berdarah dengue
• Disebabkan virus dengue. Vektor penularnya nyamuk Aedes
aegypti atau Aedes albopictus

Gejala : demam, sakit kelapa, nyeri punggung, nyeri


tulang dan persendian, rasa lemah, dan pendarahan
pada kulit, muntah diare, kejang, nyeri perut, dan
pendarahan usus.
Pencegahan :
• Memberantas nyamuk
• Menjaga kebersihan lingkungan (3M)
17. Hepatitis oleh virus
• Disebabkan virus hepatitis A dan virus Hepatitis B
Pencegahan :
• Mencegah kontak
dengan penderita
• Menghindari
pencemaran air minum
dan makanan oleh
bahan yang
menularkan virus
Penularan hepatitis A melalui makanan • Menjaga kebersihan
tercemar tinja penderita yang tidak lingkungan
dimasak sempurna, sedangkan hepatitis • Mensterilkan peralatan
B melalui kontak badan, menggunakan kedokteran dan rumah
sikat gigi/alat makan penderita, atau tangga yang tercemar
makanan tercemar tinja penderita yang oleh keluaran-keluaran
tidak
Gejaladimasak
: capek,sempurna
sakit kelapa, ada ingus, penderita
tidak ada nafsu makan, nyeri perut • Memeriksa orang yang
kanan atas, konjungtivitis, pilek, akan menjadi donor
18. Poliomielitis
• Disebabkan virus polio.

Gejala : demam, sakit kelapa, sakit tenggorokan, nyeri kaki, nyeri


leher, nyeri punggung, kelainan sistem saraf pusat seperti
kelumpuhan
Pencegahan :
• Vaksinasi melalui suntikan dan diteteskan ke mulut
19. Rabies (penyakit anjing gila )
• Disebabkan virus rabies. Virus masuk melalui luka terbuka atau lecet
kecil yang tercemar air ludah binatang yang menderita rabies.

Pencegahan :
• Memvaksin anjing
atau binatang-
binatang karnivora,
seperti kucing atau
kera peliharaan
• Mengarantina
anking, kucing, kera
yang datang dari
daerah yang tidak
bebas rabies
20. Panu (Tinea versicolor)
• Disebabkan oleh jamur
Pencegahan :
• Menjaga kebersihan
individu
• Menghindari kontak
langsung dengan
penderita
• Menghindari
penggunaan
peralatan tidur,
mandi, serta pakaian
penderita

Gejala : bercak putih tak berbatas, bersisik halus, dan


dapat meluas seluruh tubuh
PENYAKIT MENURUN/DIWARISKAN
1. Brakidaktili
• Diwariskan dari orang tua dan diperoleh sejak lahir
dengan kelainan jari jemari yang pendek-pendek.

2. Polidaktili
• diperoleh sejak lahir dengan kelainan adanya bagian
tambahan seperti kutil pada sisi tangan/kaki atau
adanya jari tambahan pada tangan/kaki.
3. Osteogenesis imperfekta
• Penderita mudah mengalami patah tulang hanya karena
kecelakan atau rudapaksa yang ringan. Disebabkan
pada salah satu orang tua yang memiliki bakat kelainan
ini atau mutasi gen.

4. Kebotakan
• Adanya bagian kepala yang tidak ada rambutnya.
Biasanya laki-laki karena pengaruh hormon.
5. Kelainan Kekentalan Sekret Kelenjar Mukosa
• Kenaikan kekentalan cairan yang dikeluarkan kelenjar mukosa di
seluruh tubuh. Saat bayi menderita gangguan proses
pencernaan dan gangguan pada paru. Setelah dewasa,
penderita laki-laki kebanyakan akan steril, hanya 2-3% dari
mereka yang fertil. Hal ini disebabkan adanya penyumbatan
mekanisme transportasi sperma dari testis ke uretra sebagai
akibat dari kelainan kekentalan sekret kelenjar mukosa disekitar
organ kelamin.

6. Penyakit Tuli Bisu Jenis Tertentu


• Tuli bisu adalah ketidakmampuan seseorang untuk
mendengar dan berbicara. Kelainan ini diperoleh sejak
lahir.
7. Albinisme
• Tidak adanya pigmen pada kulit sehingga kulit tampak
bule dan diperoleh sejak lahir.
8. Hemofilia

• Tidak dapatnya darah membeku jika seseornag mengalami luka atau


perdarahan.

9. Buta warna Parsial


• Ketidakmampuan membedakan warna merah dan hijau.
10. Talasemia
• Gangguan pembentukan
sel darah merah. Sel
darah merah mudah rusak
atau tidak tahan lama
sehingga kekurangan
darah. Talasemia dibagi
menjadi talasemia mayor
(ada gejala klinis) dan
talasemia minor (tidak ada
gejala klinis).
11. Diabetes Melitus

• Tingginya
kadar gula
dalam darah.
12. Hipertensi
• Adanya tekanan darah yang tinggi
daripada normal.
13. Jantung Iskemik
• Ketidaknormalan fungsi dan kerja jantung s
CARA MENGAJARKAN
PENYAKIT DI SD

Anda mungkin juga menyukai