Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 10

DISUSUN OLEH:

Made Susmitha Muliahari (19700035)


Komang Ari Sinta Dewi. (19700039)
I Gede Putu Gilang Parmana Putra (19700113)
Giwang Kinasih (19700027)
Ni kadek sindy theresia( 19700007)
Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga
menunjukkan suatu keunikan yang membedakannya dengan hal-hal lain.
Nasional berasal dari kata “nation” yang memiliki arti bangsa, menunjukkan
kesatuan komunitas tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi
bersama.
Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, sangatlah penting bagi suatu
negara untuk memiliki identitas nasional. Mengapa demikian, Karena identitas
nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat khas dan menjadi pandangan
hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Pada era globalisasi ini
eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang dihadapkan oleh tantangan yang sangat
kuat dari kekuatan internasional baik di bidangekonomi, sosial, budaya dan politik.
Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu mempertahankan
identitas nasional yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa tersebut akan mudah
goyah dan terombang-ambing oleh tantangan zaman
1.sejarah
2.kebudayaan
3.suku bangsa
4.agama
5.bahasa
 Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat dinamis dan khas yang
menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama.
Pada era globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang dihadapkan
oleh tantangan yang sangat kuat dari kekuatan internasional baik di bidang
ekonomi, sosial, budaya dan politik. Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai
atau tidak mampu mempertahankan identitas nasional yang menjadi
kepribadiannya, maka bangsa tersebut akan mudah goyah dan terombang-ambing
oleh tantangan zaman. Bangsa yang tidak mampu mempertahankan identitas
nasional akan menjadi kacau, bimbang dan kesulitan dalam mencapai cita-cita dan
tujuan hidup bersama. Kondisi suatu bangsa yang sedemikianrupa sudah tentu
merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain yang lebih kuat untuk menguasai
bahkan untuk menghancurkan bangsa yang lemah tersebut. Oleh karena itu,
identitas nasional sangat mutlak diperlukan supaya suatu bangsa dapat
mempertahankan eksistensi diri dan mencapai hal-hal yang menjadi cita-cita dan
tujuan hidup bersama
Identitas kebangsaan (political unity) merujuk pada bangsa dalam pengertian
politik, yaitu bangsa Indonesia, kita perlu mengetahui proses terjadinya pembentukan
negara ini, sehingga dapat menambah kecintaan kita pada tanah air ini. Para pendiri negara
Indonesia (the founding fathers) menyadari bahwa negara Indonesia yang hendak didirikan
haruslah mampu berada di atas semua negara. Bisa saja dalam negara hanya ada satu bangsa
(homogen), tetapi umumnya terdiri dari banyak bangsa (heterogen). Karena itu negara perlu
menciptakan identitas kebangsaan atau identitas nasional, yang merupakan kesepakatan
dari banyak bangsa di dalamnya. Identitas nasional dapat berasal dari identitas satu bangsa
yang kemudian disepakati oleh bangsa-bangsa lainnya yang ada dalam negara itu atau juga
dari identitas beberapa bangsa-negara. Kesediaan dan kesetiaan warga bangsa-negara
untuk mendukung identitas nasional perlu ditanamkan, dipupuk, dan dikembangkan terus-
menerus. Warga lebih dulu memiliki identitas kelompoknya, sehingga jangan sampai
melunturkan identitas nasional. Di sini perlu ditekankan bahwa kesetiaan pada identitas
nasional akan mempersatukan warga bangsa itu sebagai “satu bangsa” dalam negara.
Sebagai warga negara kelompok dan golongan yang beragam. Hal yang diharapkan adalah
keinginan hidup bersatu sebagai satu keluarga bangsa karena adanya persamaan nasib, cita-
cita, dan karena berasal dalam ikatan wilayah atau wilayah yang sama. Kesadaran demikian
melahirkan paham nasionalisme, paham kebangsaan, yang pada gilirannya melahirkan
semangat untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Selanjutnya nasionalisme
memunculkan semangat untuk mendirikan negara bangsa dalam merealisasikan cita-cita,
yaitu merdeka dan tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.
 Surabaya, CNN Indonesia -- Tersangka rasisme terhadap mahasiswa Papua di
Surabaya, SA, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Papua.
Perbuatannya dianggap melecehkan ras tertentu.SA merupakan salah satu oknum
yang diduga melontarkan penghinaan terhadap penghuni Asrama Mahasiswa
Papua di Jalan Kalasan Surabaya, beberapa waktu lalu. Aksi SA tersebut terekam
dalam video dan viral di media sosial.
"Seluruh saudara-saudaraku yang berada di Papua, saya mohon maaf sebesar-
besarnya apabila perbuatan yang tidak menyenangkan," kata SA yang saat ini
mengenakan baju tahanan Polda Jatim, Selasa (3/9).SA tak banyak berkomentar. Ia
menuliskan surat pernyataan permohonan maaf yang dititipkan kepada kuasa
hukumnya.
Diduga Terpapar Radikalisme, Seorang Polwan
Terancam Dipecat
TEMPO.CO, Jakarta-Markas Besar Kepolisian RI menduga anggota Kepolisian Daerah
Maluku Utara Bribda Nesti, 23 tahun, sudah terpapar paham radikalisme dan ISIS sejak lama.
Ia sebelumnya ditangkap oleh Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri pada 2 Oktober 2019
di Solo lantaran diduga memiliki keterkaitan dengan jaringan terorisme"Soal polwan yang
diduga terpapar paham radikalisme dan ISIS, masih didalami oleh Densus 88," ujar Kepala
Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Asep Adi Saputra saat dikonfirmasi,
Kamis, 3 Oktober 2019Asep menuturkan Nesti diduga terlibat dengan jaringan terorisme
Wawan Wicaksono yang ditangkap di Salatiga, Jawa Tengah, pada hari yang sama. Ini kali
kedua Nesti ditangkapPada Mei 2019 lalu, Nesti pernah diamankan Kepolisian Daerah Jawa
Timur di Surabaya lantaran diduga meninggalkan tugas dan menggunakan identitas palsu
dalam penerbangan dari Ternate ke Surabaya. Ia kemudian dikirim kembali ke Polda Maluku
Utara untuk dibina. "Yang pertama sedang dalam pendalaman Densus 88, lalu hilang.
Kemarin dia ditangkap di Solo setelah di Surabaya," kata Asep.Terkait dengan statusnya
sebagai anggota polisi, Asep mengatakan Polri akan menindak tegas untuk pemecatan Nesti.
Saat ini Densus 88 melakukan pendalaman untuk mengetahui peranan Nesti dalam jaringan
terorisme. "Nanti akan direkomendasikan PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat),"
ucap Asep
Jayapura, Jubi – Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua di Amerika Serikat atau IMAPAUSA
melakukan doa bersama dan unjukrasa menolak rasisme di sejumlah kota di Amerika Serikat pada
23-28 September 2019. Unjukrasa itu dilakukan sebagai respon mereka terhadap berbagai
kekerasan yang terjadi di Papua pasca kasus persekusi dan rasisme yang dialami para mahasiswa
Papua di Surabaya pada 16 dan 17 Agustus 2019 lalu.Presiden Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua di
Amerika Serikat IMAPAUSA Anis Labene menyatakan para pelajar dan mahasiswa Papua di
Amerika Serikat menggelar doa bersama dan penyampaian pendapat untuk menyikapi berbagai
kekerasan yang terjadi di Papua pasca kasus rasisme di Surabaya. Labene menyatakan para
pelajar dan mahasiswa Papua di Amerika Serikat juga berdoa bagi nasib ribuan warga sipil Nduga
yang mengungsi sejak 2 Desember 2018.“IMAPAUSA melakukan aksi doa bersama di beberapa
universitas di sejumlah negara bagian. Di antaranya, di Universitas of Callifornia pada 26
September 2019, di Everest College, Seattle pada 25 September 2019, di Western Michigan
University pada 24 September 2019, di Corban University, Oregon pada 23 September 2019,” kata
Labene dalam siaran pers yang diterima Jubi pada Kamis (3/10/2019).Aksi itu juga dilakukan untuk
menyikapi berbagai konflik dan kekerasan yang terjadi di Jayapura, Wamena, Ilaga. Para pelajar
dan mahasiswa Papua di AS itu menyatakan prihatin dengan berlarut-larutnya penyelesaian kasus
persekusi dan rasisme di Surabaya pada 16 dan 17 Agustus 2019 lalu, hingga berkembang menjadi
konflik dan kekerasan di berbagai wilayah Papua itu. “Dampak dari unjukrasa anti rasisme oleh
masyarakat Papua [di Indonesia] mengakibatkan konflik yang berkepanjanan, dan korban jiwa
terus berjatuhan,” kata Labene.

Anda mungkin juga menyukai