Anda di halaman 1dari 46

PROGRAM PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN PTM

Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular


Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
PENYAKIT TIDAK MENULAR
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang
tidak bisa ditularkan dari orang ke orang dan
perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka
waktu yang panjang (kronik)
1) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
2) Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik
3) Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi
4) Penyakit Kanker dan Kelainan Darah
5) Gangguan Indera dan Fungsional

2
PENYEBAB KEMATIAN
TERTINGGI DI INDONESIA 2014
Sumber : SRS 2014(Balitbangkes
STROKE Kemenkes RI)
Jantung dan Pembuluh Darah
Diabetes Melitus dan komplikasinya
Tuberkulosis pernapasan
27.5 Hipertensi dan Komplikasinya

22.0
21.1 Penyakit Saluran Pernafasan bawah
Hepatitis/Liver
Kecelakaan lalu Lintas
16.5 12.9 Pneumonia
Diare disertai Infeksi
11.0
6.7 5.7 5.3
Pencernaan
4.9
5.5 2.7 2.6 2.1 1.9
0.0
LAKI-LAKI dan PEREMPUAN
14585
TOTAL 14337
8884
119
HEMOFILIA 100
48
182
LEUKEMIA 188
126
230
SIROSIS HEPATIS 255
180
476 2016
THALASEMIA 448
215 2015
1274 2014
STROKE 1155
742
2295
KANKER 2469
1538
2586
GAGAL GINJAL 2784
1626
7423
JANTUNG 6938
4409

0 4,000 8,000 12,000 16,000


RPJMN
PIS PK GERMAS

TARGET
PTM
SPM
GLOBAL

RAN PTM RENSTR


A
KONSEP KERANGKA BERPIKIR PROGRAM P2PTM

1. PROMOTIF DAN PREVENTIF


2. DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PTM
3. TATALAKSANA DI FASYANKES

6
TARGET DAN CAPAIAN INDIKATOR RPJMN
PROGRAM P2PTM TAHUN 2015-2019

BASELINE TARGET
NO INDIKATOR
2014 201 2016 2017 Realisa 2018 2019
5 si
2017
Prevalensi tekanan 25,2 24,77 24,28 23,79 23,38
1 25,8% 25,8%
darah tinggi 8% % % % %
Mempertahankan 15,4 15,4 15,4
2 15,4% 15,4% 20,7% 15,4%
prevalensi obesitas % % %
Prevalensi merokok
6,9
3 pada penduduk 7,2 % 6,4% 5,9% 8.8% 5,6% 5,4%
% 7
usia ≤ 18 tahun
TARGET DAN CAPAIAN INDIKATOR RPJMN
PROGRAM P2PTM DI PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2018

TARGET REALISASI
NO INDIKATOR
2018 2018

Prevalensi tekanan darah


1 23,79% 29,2%
tinggi
Mempertahankan
2 15,4% 34,9%
prevalensi obesitas
Prevalensi merokok pada
3 5,6% 22,4%
penduduk usia ≤ 18 tahun 8
Persen (%)

Kalsel

44.1
Jabar
Kaltim
Jateng
Kalbar
Jatim
Sulbar
Kalteng
INDONESIA
34.1

DKI
Sulut
Kaltara
DIY
Sulsel
Sumsel
Bali
Lampung
Babel
Sulteng
Sultra
Gorontalo
Banten
MENURUT PROVINSI, 2018

Sumut
Riau
Jambi
Maluku
Bengkulu
NTB
PREVALENSI HIPERTENSI BERDASARKAN HASIL
PENGUKURAN PADA PENDUDUK UMUR ≥ 18 TAHUN

NTT
Aceh
Pabar
Kepri
Sumbar
Malut
9

Papua
22.2
PROPORSI HIPERTENSI
PROVINSI SUMUT

45.5%

41.1%
39.1%
37.2% 37.8%
36.1%
34.6%
33.0% 32.7%
32.3%
30.6% 30.9% 31.4% 31.4% 30.7%
29.5% 29.9%
29.7% 29.2%
26.9% 27.6%
25.8% 26.3% 26.3%
25.4% 25.7%
25.0% 25.3%
24.5% 25.2%
23.4% 23.7%

18.2%
16.3%

Sumber : Riskesdas 2018


10
15
20
25
30
35
40
45

0
5
Nusa Tenggara Timur

19.3
Jambi
Kalimantan Tengah
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Barat
Lampung
Sumatera Selatan
Sulawesi Barat
Jawa Tengah
Kalimantan Selatan
Bengkulu
Aceh
Jawa Timur
Sulawesi Tenggara
Banten
31

INDONESIA
Sulawesi Selatan
Papua

Indikator lingkar perut wanita yaitu > 80 cm; dan pria yaitu > 90 cm
Maluku
Jawa Barat
DI Yogyakarta
Maluku Utara
Riau
Kalimantan Utara
Sumatera Barat
Sulawesi Tengah
≥15 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2018

Kepulauan Riau
Bangka Belitung
Papua Barat
PROPORSI OBESITAS SENTRAL PADA DEWASA

Sumatera Utara
Gorontalo
Bali
11

Kalimantan Timur
DKI Jakarta
Sulawesi Utara
42.5
PROPORSI OBESITAS SENTRAL
PROVINSI SUMUT

49.7%
48.3%

41.0% 41.3%
39.7% 39.7%
39.7%
38.0%
36.7% 36.0%
34.8% 35.1% 35.5% 34.9%
34.3% 33.4%
32.7% 32.5% 33.1%
31.5% 32.0% 31.6%
29.2% 30.0%
27.1%
24.6%
23.5% 24.4%
22.8%
20.2%
18.8%

12.5%
10.6%

6.0%

Sumber : Riskesdas
PREVALENSI (%) MEROKOK SAAT INI* PENDUDUK UMUR
≥10 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013-2018

%100.0
201
3
80.0 201
8

60.0

40.0 32.0 28.8


23.5

20.0

0.0
NTB
Sulteng

Aceh

Sultra
DKI

DIY
Riau

Jatim

NTT
Gorontalo

Sumsel
Lampung
Bengkulu

Bali
Banten

Jateng

Kalbar

Sulbar
Sumbar

Sumut

Kaltara

Kaltim

Jambi
INDONESIA

Maluku

Kepri

Sulsel

Kalsel
Malut
Sulut

Babel

Pabar

Papua
Jabar

Kalteng

* Merokok hisap setiap hari dan kadang-kadang


RISKESDAS 2013, Prevalensi nasional : 29.3%
RISKESDAS 2018 Prevalensi nasional : 28.8%

1
PROPORSI MEROKOK
PROVINSI SUMUT

32.8% 32.4%
31.1% 30.8%30.7%
30.2% 30.6%
29.9% 30.1% 29.8%
28.9% 29.1% 29.0% 28.9%29.1% 29.3%28.9% 29.4%
28.9% 28.5%
28.1% 28.0% 27.8%28.0%
27.2% 27.2%

24.8% 24.9%
24.2%

17.4%
16.4%
15.4%

12.1%

7.9%
Prevalensi Diabetes Mellitus di Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2018 = 1.4 %

2.0%
1.9% 1.9% 1.9%
1.8%
1.8% 1.8%
1.7%1.7% 1.7%
1.6% 1.6%
1.5% 1.5%
1.4%
1.2% 1.3%
1.0% 1.1%
1.0%1.0%
0.8% 0.8% 0.8%
0.7% 0.7%
0.6% 0.6%
0.5%
0.5% 0.4% 0.4%
0.4%

0.1%

Sumber : Riskesdas 2018 berdasarkan Diagnosis


TARGET DAN CAPAIAN INDIKATOR RENSTRA
PROGRAM P2PTM Tahun 2015-2019

Realisa
No INDIKATOR 2015 2016 2017 si 2018 2019
2017
1 Persentase desa / kelurahan yang
melaksanakan kegiatan Posbindu PTM 10% 20% 30 % 24,3% 40% 50 %

2 Persentase Puskesmas yang


melaksanakan pengendalian PTM terpadu 10% 20% 30% 49,7% 40% 50%

3 Persentase Puskesmas yang


melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker
payudara dan kanker leher rahim pada 10% 15% 25% 27% 35% 50%
perempuan usia 30-50 tahun
4 Persentase Kab/Kota yang melaksanakan
Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), 10% 20% 30% 30% 40% 50%
minimal 50% sekolah
5 Persentase Puskesmas yang
melaksanakan deteksi dini dan rujukan 5% 10% 10,1% 20% 30%
16
kasus katarak
CAPAIAN INDIKATOR RENSTRA
PROGRAM P2PTM DINKES PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2018
No INDIKATOR TARGET CAPAIAN
1 Persentase Desa / Kelurahan yang
melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan 40% 44,02%
Terpadu (POSBINDU ) PTM
2 Persentase Puskesmas yang melaksanakan
pengendalian PTM terpadu 40% 12,6%

3 Persentase perempuan usia 30-50 tahun


yang dideteksi dini kanker serviks dan 35% 29,69%
payudara
4 Persentase Kab / Kota Yang melaksanakan
kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), 40% 51,5%
minimal 50% sekolah
5 Persentase Puskesmas yang melaksanakan
deteksi dini indera dan rujukan katarak 20% 44,23%
INDIKATOR 1. Persentase Desa/ Kelurahan yang melaksanakan
kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) PTM
Total Desa/Kelurahan di Provinsi Sumatera Utara = 6115
Jumlah Desa/Kelurahan yang memiliki Posbindu = 2692
Persentase Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan POSBINDU PTM = 44,02%
500
461
450 413
409
394 388
400
350 Jumlah Desa…
304
300 269 277
243 248 252244
250 215
204
200 169 170
151 154
150 134
105 113 115
98 90
100 79
54 52 56 53
50 37 31 35
17
0
INDIKATOR 1. Persentase Desa/ Kelurahan yang
melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU)
PTM
%
120
Persentase(%) Desa Berposbindu 2018
100 98 100 100
100 95
86 86 87
79 77 77
80
69 69
65
60
49 50
44 46 46 45
43
40 35 35
26 27

20 15
11 11
3 4 5
0
0
INDIKATOR 2. Persentase Puskesmas yang melaksanakan
pengendalian PTM terpadu
Total Puskesmas di Provinsi Sumatera Utara = 581
Jumlah Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu = 73
Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu =
12,6%
7 Jumlah Puskesmas yg melaksanakan pengendalian PTM
terpadu 6 6 6
6

5 5 5 5 5 5 5
5

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1

0 0 0
0
INDIKATOR 2. Persentase Puskesmas yang melaksanakan
pengendalian PTM terpadu
60%

50%
50%

42%
40% 38%

29%
30% 28%
26% 26%
25%

19% 20%
20% 17%
13% 13% 13%
10% 10% 11%
10% 7% 8%
5% 6%6% 5% 6%
4% 3% 3% 3%
2%
0%0%0%
0%
INDIKATOR 3. Persentase perempuan usia 30-50 tahun yang
dideteksi dini kanker serviks dan payudara
Total perempuan usia 30-50 tahun di Provinsi Sumatera Utara = 2.409.316
Target tahun 2018 = 35% = 843.261
Jumlah perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara = 250.387
Persentase perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara =
29,69%
120,000
106,919

100,000 Jumlah perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi


dini kanker serviks dan payudara
80,000

60,000

40,000
25,020 24,771
20,000 16,833 16601
7,308 5,594
4,394 4306 7181
1,701 3,124
2,797 8 2,157
1,795 1,330
580468 59 364299 3,471 2,171
1,932
479 2622 5112234
2080748
223 307
-
INDIKATOR 3. Persentase perempuan usia 30-50 tahun yang
dideteksi dini kanker serviks dan payudara
%
350.0
320.6 Persentase (%) perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker
300.0 serviks dan payudara

250.0

200.0
174.2
160.9
150.0 139.4 139.2

100.0
53.1
50.0 37.040.0
23.1 14.8 18.5
5.5 0.012.52.1 2.93.613.42.3 2.6 7.4 10.6 14.1 13.1
8.5 2.0 4.9 1.3 8.7 9.4 5.0
0.0
INDIKATOR 4. Persentase Kab/ Kota yang melaksanakan Kebijakan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR), minimal 50% sekolah
Total Kab/ Kota di Provinsi Sumatera Utara = 33 Kab/ Kota
Jumlah Kab/ Kota yang melaksanakan Kebijakan KTR, minimal 50% sekolah = 17
Kab/ Kota
Persentase Kab/ Kota yang melaksanakan kebijakan KTR, minimal 50% sekolah =
51,5%

Jumlah Kab/Kota
yang melaksanakan
Kebijakan KTR
16
Jumlah Kab/Kota
17 yang belum
melaksanakan
kebijakan KTR
INDIKATOR 4. Persentase Kab/ Kota yang melaksanakan Kebijakan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR), minimal 50% sekolah

No. Kab /Kota yang sudah No. Kab/ Kota yang sudah
melaksanakan kebijakan KTR melaksanakan kebijakan
KTR
1. Kota Binjai 10. Kab. Nias Selatan
2. Kota Padangsidimpuan 11. Kab. Dairi
3. Kab. Deli Serdang 12. Kab. Pakpak Bharat
4. Kab. Humbang Hasundutan 13. Kota Pematangsiantar
5. Kota Medan 14. Kab. Padang Lawas Utara
6. Kota Tebing Tinggi 15. Kab. Toba Samosir
7. Kab. Serdang Bedagai 16. Kab. Asahan
8. Kab. Mandailing Natal 17. Kab. Langkat
9. Kab. Serdang Bedagai
TOTAL 17 KAB/ KOTA
INDIKATOR 5. Persentase Puskesmas yang melaksanakan
deteksi dini dan rujukan kasus katarak
Total Puskesmas di Provinsi Sumatera Utara = 581
Jumlah Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak = 296
Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak =
50,9%

45 Jumlah Puskesmas yg melaksanakan deteksi dini dan rujukan… 41


40

35
30
30
26 25
25
20
20 17 17
16
15 12 13
10 10 10 11 10
10 9 8
5 5
5
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
INDIKATOR 5. Persentase Puskesmas yang melaksanakan
deteksi dini dan rujukan kasus katarak
%

120
Persentase (%) Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus…
100 100100 100 100 100 100100 100 100100100100
100

83
80
73
63
60
60

43
40
26

20

3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
TRANSISI TANTANGAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN
Kurang bergerak,
konsumsi rendah serat dan
tinggi GGL, merokok,
alkohol, stres. Penyakit Menular
masih merupakan
masalah dan PTM
semakin meningkat

PTM

Usia produktif dan usia


lanjut meningkat yang
Masalah gizi buruk / kurang, kurus
rentan terhadap PTM
dan pendek (Stunting), kegemukan
dan obesitas pada anak, remaja
dan dewasa 29
PROGRAM UNGGULAN SEBAGAI
STRATEGI P2PTM

PEMBATASA
N
KONSUMS
I GGL
POSBIND KONSELIN
U PTM G UBM

KTR
KAMPANY
PANDU E
PTM CERDIK
IVA & INDERA
SADANI &
FUNGSIONA
S L

30
Standar Pelayanan Minimal

Standar Pelayanan Minimal


bidang Kesehatan (SPM
Kesehatan) adalah ketentuan
mengenai Jenis dan Mutu
Pelayanan Dasar yang
merupakan Urusan
Pemerintahan Wajib yang
berhak diperoleh setiap Warga
Negara secara minimal.
Dasar Hukum

Dari kinerja program kesehatan, sekarang diarahkan kepada kinerja


Pemerintah Daerah, menjadi penilaian kinerja daerah dalam memberikan
pelayanan dasar kepada Warga Negara
Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal
Jenis Pelayanan Dasar Pada SPM Kesehatan Daerah Kab/Kota :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
4. Pelayanan Kesehatan Balita
5. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
6. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif
7. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut
8. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Mellitus
10. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat
11. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis
12. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko Terinfeksi Virus yang melemahkan daya tahan tubuh
manusia
MANFAAT SPM BAGI
PEMDA

1. Terjaminnya penyediaan pelayanan untuk masyarakat;


2. Membantu dalam menentukan kebutuhan anggaran
untuk pelayanan publik;
3. Landasan dalam menentukan anggaran kinerja dan
alokasi dalam penentuan perimbangan keuangan yang
lebih adil dan transparan;
4. Membantu penilaian kinerja kepala daerah secara lebih
akurat dan terukur;
5. Alat bantu untuk meningkatkan akuntabilitas pemda.

34
3. Petunjuk Teknis atau Tata Cara
Pemenuhan Standar (1)
• Pernyataan Standar : Setiap penderita hipertensi
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh
penderita hipertensi usia 15 tahun ke atas sebagai upaya
pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun.
• Pengertian : Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
sesuai standar meliputi:
1) Pengukuran tekanan darah
2) Edukasi
• Keterangan: Tekanan Darah Sewaktu (TDS) lebih dari 140
mmHg ditambahkan pelayanan terapi farmakologi
3. Petunjuk Teknis atau Tata Cara
Pemenuhan Standar (2)
Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran penderita hipertensi ditetapkan oleh
Kepala Daerah dengan menggunakan data RISKESDAS
terbaru yang di tetapkan oleh Menteri Kesehatan.
2) Pelayanan kesehatan hipertensi adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar yang meliputi:
a) Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali
sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan
b) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan
minum obat
c) Melakukan rujukan jika diperlukan
MEKANISME PELAYANAN
1. Penetapan sasaran penderita hipertensi
ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan
menggunakan data RISKESDAS terbaru
yang di tetapkan oleh Menteri Kesehatan.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Prevalensi kasus


hipertensi di Kab/Kota “H” adalah 25,61%
Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas di Kab/Kota “H” pada
tahun 2019 adalah 2,3 juta orang.
Maka Jumlah estimasi penderita hipertensi yang berumur 15
tahun ke atas di Kab/Kota “H” tahun 2019 adalah

25,61% x 2,3 juta = 589.030 orang


Estimasi penderita hipertensi di Puskesmas A dengan jumlah
penduduk usia 15 tahun keatas sebesar 350.000 orang
Maka Jumlah estimasi penderita hipertensi di Puskesmas A
adalah

350.000
2.300.000
X 589.030 = 89.635 orang
Rumus Perhitungan Kinerja

Jumlah penderita hipertensi


usia ≥15 tahun di dalam
Persentase wilayah kerjanya yang
penderita mendapatkan pelayanan
Hipertensi yang kesehatan sesuai standar
mendapatkan dalam kurun waktu satu tahun
pelayanan X 100%
kesehatan sesuai Jumlah estimasi penderita
standar hipertensi usia ≥15 tahun yang
berada di dalam wilayah kerjannya
berdasarkan angka prevalensi
kab/kota dalam kurun waktu satu
tahun yang sama
Contoh Penghitungan
• Prevalensi kasus hipertensi di Kab/Kota “H” adalah
22% berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar,
• Jumlah Warga Negara usia 15 tahun keatas di
Kab/Kota “H”pada tahun 2018 adalah 2,3 juta orang.
• Jumlah estimasi penderita hipertensi yang berumur 15
tahun keatas di Kab/Kota“H”tahun 2018 adalah (22
x2,3 juta)/100= 506.000 penderita hipertensi.
• Jumlah penderita hipertensi yang mendapat
pelayanan kesehatan sesuai standar 345 ribu.
• Jadi % penderita hipertensi yang mendapat
pelayanan kesehatan standar adalah: =
(345.000/506.000) x 100 % = 68,18 %
Pelayanan Kesehatan
Penderita Diabetes Melitus
Mekanisme Pelayanan
1. Pemerintah Kab/kota wajib memberikan pelayanan kesehatan
sesuai standar kepada seluruh penderita DM usia > 15 tahun
sebagai Upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu setahun
2. Penetapan Sasaran Penderita DM ditetapkan oleh Kepala
Daerah dengan menggunakan data Riskesdas terbaru yg
ditetapkan oleh Menkes
3. Pelayanan Kesehatan DM sesuai standar meliputi:
a) Pengukuran Gula Darah minimal 1 kali sebulan di
Fasyankes
b) Edukasi Perubahan Gaya Hidup dan/ atau Nutrisi
c) Jika GDS > 200 mg/dl ditambahkan Terapi Farmakologi
d) Melakukan rujukan jika diperlukan
Capaian Kinerja

Rumus perhitungan kinerja:


Mekanisme Pelayanan
• Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia produktif adalah
skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk
penyakit menular dan penyakit tidak menular meliputi:
a) Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar
perut.
b) Pengukuran tekanan darah.
c) Pemeriksaan gula darah.
d) Anamnesa perilaku berisiko.
• Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
a) Melakukan rujukan jika diperlukan.
b) Memberikan penyuluhan kesehatan.
• Keterangan :
Wanita usia 30-50 tahun yang sudah menikah atau
mempunyai riwayat berhubungan seksual berisiko
Target Capaian Kinerja 100 persen

• Rumus Perhitungan
KESIMPULAN
 Pencegahan dan Pengendalian PTM dilakukan melalui upaya
promotif dan preventif dengan pendekatan faktor risiko PTM,
penemuan dini penyakit dan pencegahan kecacatan serta
penatalaksanaan yang adekuat.
 Promotif dan preventif sebagai upaya pencegahan dan
pengendalian PTM dilakukan di masyarakat melalui Posbindu
dan Germas serta melalui Pelayanan Terpadu (Pandu) PTM di
FKTP
 SPM, Pendekatan Keluarga dan Germas dapat memperluas
cakupan pengendalian faktor risiko penyakit.
 SPM akan mendorong penanggulangan penyakit kepada
pendekatan hulu yaitu preventif dan promotif.

45
46

Anda mungkin juga menyukai