Anda di halaman 1dari 20

Kimia Farmasi Analisis

Kelompo
2 FA 2
k1
Nama Anggota :
Senyawa halogen organik adalah senyawa yang mempunyai
satu atau lebih atom halogen golongan VII A (F, Cl, Br, atau I)
yang terikat pada karbon.
PRINSIP HALOGEN
ORGANIK
Penetapan kadar dengan metode
argentometri berdasarkan reaksi
pengendapan dengan menggunakan
larutan perak nitrat sebagai titran
dan kalium bikromat sebagai salahsatu
indikator, dimana akan terbentuk
garam perak yang sukar larut.(Suetila.1990:2
3)
JENIS TITRASI ARGENTOMETRI
1.Metode Mohr
2.Metode Fajans
3.Metode Volhard
4.Metode Liebig-
Deniges
Metode Mohr
Metode yang terbatas untuk larutan dengan nilai pH sekitar 6 hingga 10.
Perak oksida akan mengendap dalam larutan yang lebih basa. Kegunaan dari
metode ini adalah untuk menetapkan kadar klorida (Cl) dan bromida (Br).
• Prinsip penetapannya: larutan bromida atau klorida dalam keadaan netral
atau agak alkalis dititrasi dengan larutan perak nitrat dengan indikator
kromat.
Jika ion bromida atau klorida sudah habis diendapkan oleh ion perak, maka
ion kromat akan bereaksi dengan ion perak membentuk endapan perak
kromat yang warnanya coklat meerah sebagai titik akhir titrasi. Larutan
standarnya ialah larutan perak nitrat dengan indikator larutan kalium
kromat.
Metode Mohr

saat titrasi berlangsung


Ag+ + Cl-  AgCl  (endapan putih)
AgNO3
(AgNO3)

saat titik akhir tercapai


2 Ag+ + CrO42-  Ag2CrO4  (merah bata)

Sampel : Cl / Br
Indikator : K2CrO4

TAT : Merah bata/ Merah kecoklatan


Metode Fajans
Metode fajans dalam argentometri sama halnya dengan pada metode Mohr (untuk
penetapan kadar Cl atau Br), perbedaannya hanya pada jenis indikator yang dipakai.
Indikator yang dipakai dalam metode fajans yaitu indikator adsorpsi seperti
fluorescein/diklorofluorescein(untuk klorida Ph 4-4,5) atau eosine(untuk bromida Ph 2-3)
menurut macam anion yang diendapkan oleh Ag+.
• Titrannya yaitu AgNO3 sampai suspensi violet menjadi merah.
• pH tergantung dari macam anion dan indikator yang digunakan. Indikator adsorpsi
yaitu zat yang bisa diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya
warna.
• Sebelum titik ekuivalen dapat tercapai, ion Cl- / Br ada dalam lapisan primer dan
sesudah tercapai ekuivalen maka akan kelebihan sedikit AgNO3 yang menyebabkan
ion Cl- digantikan Ag+ sehingga ion Cl- berada dalam lapisan sekunder.
Metode Fajans

Saat titrasi berlangsung


Cl- + AgNO3  AgCl + NO3-
AgNO3 (Endapan putih larut)

Saat titik akhir titrasi tercapai

AgCl Ag+ + NO3- + Fluoroscein -


 AgCl +Fluoroscein+AgNO3
(Suspensi merah)

Sampel : Cl / Br
Indikator : Fluorescein

TAT : Koloid/ suspensi merah violet


Metode Volhard
Metode volhard pada titrasi argentometri dilakukan “titrasi tidak langsung” yaitu
dengan :
1. larutan standar AgNO3 berlebih ditambahkan ke dalam larutan yang
didalamnya terkandung ion halogen (Biasanya adalah Cl, Br, I).
2. Kelebihan dari ion Ag+ dalam keadaan asam dititrasi dengan standar garam
tiosianat (NH4SCN atau KSCN) menggunakan indikator larutan Fe3+.
 Hingga titik ekivalen, terjadi sebuah reaksi antara titran dan Ag+ membentuk
sebuah endapan putih.
 Jika titran kelebihan maka dapat menyebabkan reaksi dengan indikator
membentuk senyawa kompleks tiosianato ferrat (III) yang warnanya merah
pekat.
Metode Volhard
saat titrasi berlangsung
Ag+ + Cl-  AgCl  + Ag+
(AgNO3 berlebih)
NH4SCN
Ag+ + SCN-  AgSCN 
(kelebihan) (putih)

saat titik akhir tercapai


FeNH4(SO4)2 (indikator)
 FeNH4(SO4)2 (titran)
Fe3+[Fe(SCN)6]3- + 4(NH4)2SO4
Sampel : Cl / Br / I  FeNH4(SO4)2 (titran)
AgNO3 Fe(SCN)3 + 2(NH4)2SO4 ( larutan merah intensif)
Indikator : Fe3+

TAT : Larutan merah intensif


Metode Liebig-Deniges
Merupakan metode untuk menetapkan kadar sianida ( CN) dan titrasi
dilakukan dalam larutan amoniakal.

Ag+ + 2CN-  Ag(CN)2- (keruh larut)

AgNO3 Ag+ + Ag(CN)2-  AgAg(CN)2

AgAg(CN)2 + NH3  2Ag(NH3)2+ + 2CN-

Ag(NH3)2+ + I-  AgI + 2NH3



keruh intensif ← titik akhir
Sampel : CN (kuning kenari)
Indikator : KI

TAT : Larutan keruh kuning kenari


Mohr Volhard Fajans Liebig
Deniges

pH 7-10,5 0,2-0,9 N HNO3 2-4 Larutan


amoniakal
Cara titrasi Langsung Tidak Langsung Langsung Langsung

Indikator K2CrO4 Fe3+ Fluorscein KI


Perubahan End. Putih End. Putih End. Putih Keruh
pada saat
Suspensi/ koloid Keruh kuning
TAT End. Merah bata Larutan. Merah Intensif Merah kenari
Pembakuan Agno3 Penentuan kadar Vitamin b6
N NaOH = mg NaCl AgNO3 + C8H11NO3HCl AgCl + C8H8NO4 +2H2O
V AgNO3 x BE NaCl mmol AgNO3 = V AgNO3 x N AgNO3 x e AgNO3
= 50 = 5.5 x 0.09 x 1
90 X 58.5 = 0.532 mmol
= 50 mmol Vit B6 = Koefisien Vit B6 x mmol AgNO3
526.5
Kofisien AgNO3
= 1 x 0.532
= 0.09 N 1
= 0.532 mmol
mg Vit B6 = mmol Vit B6 x BM Vit B6
= 0.532 x 205.68
= 109.42 mg
% kadar = mg Vit B6 x 100%
mg timbang
= 109.42 x 100%
100
= 109.42%
A Picture Is
Worth A
Thousand
Words
Itself is what the end-user
derives value from also.
Funny Facts

56,790,500
Revenue from sales

130%
Project Achie vements

56,790,500
Users around the world
The Process

Step 02 Step 04
Due to the fact Due to the fact
that mobile that mobile

Step 01 Step 03 Step 05


Due to the fact Due to the fact Due to the fact
that mobile that mobile that mobile
DAFTAR PUSTAKA

,,,

,,,,
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai