Anda di halaman 1dari 16

Tenosinovitis, Carpal Tunnel

Syndrome, dan
Tarsal Tunnel Syndrome
Oleh :
dr. Debbie Cinthia Dewi

Pembimbing :
dr. Satrio, SpOT.
• Tenosinovitis = peradangan

• Carpal tunnel syndrome (CTS) dan Tarsal tunnel syndrome (TTS) =


entrapment neuropathy
Pemeriksaan Penunjang
• Trigger Finger :
MRI - tenosynovitis pada sarung fleksor, ultrasound - nodul pada tendon, tenosynovitis,
dan triggering aktif pada level A1

• Carpal Tunnel Syndrome :


sinar X - melihat penyebab lain ( fraktur atau artritis ), Foto polos leher - DD penyakit lain
pada vetebra, USG, CT scan dan MRI - selektif ( pre-op ), EMG - fibrilasi, polifasik,
gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot thenar
• De Quervain's Syndrome :
tidak ada pemeriksaan spesifik

• Tarsal Tunnel Syndrome :


Electromyography(EMG) dan nerve conduction velocity (NCV) - neuropathy,
Magnetic resonance imaging (MRI) dan ultrasonography - soft-tissue masses
dan space-occupying lesion, Plain radiography

• Trigger Toe :
jika tidak ada riwayat trauma atau inflamasi tidak diperlukan pemeriksaan
penunjang, MRI - tenosynovitis pada sarung fleksor
Diagnosis
• Trigger Finger :
Anamnesis : keterbatasan fungsional ( menggenggam tangan dan memindahkan
objek yang disebabkan oleh jari yang terkunci, rasa nyeri, atau keduanya ),
gangguan motorik dan motorik kasar
Pemeriksaan Fisik : lokalisasi dari gangguan yang berada pada sendi
metakarpophalangeal, teraba tekstur lunak, terkadang ada nodul lunak dan
krepitasi, gerakan membuka menutup tangan nyeri ( inflamasi tendon )

• Carpal Tunnel Syndrome :


TEST PROVOKASI : Tinel's sign, Phalen's test, Wrist extension test, Torniquet test,
Pemeriksaan sensibilitas
• De Quervain's Syndrome :
Umumnya ditemukan pada wanita usia pertengahan,
Tes finkelstein positif
• Tarsal Tunnel Syndrome :
Anamnesis : gejala nyeri pada
pergelangan kaki, Tumit. sifat nyeri
seperti terbakar / nyeri tumpul.
muncul saat lama berdiri, dan
memberat di malam hari
Pemeriksaan Fisik : tinel sign ,
dorsofleksi-eversion test ( gambar
) dan penilaian gangguan sensoris

• Trigger Toe :
keterbatasan fungsional, sulit
berjalan, pemeriksaan neurologis
ditemukan kekuatan otot, sensasi,
dan refleks yang normal
Penatalaksanaan
• Trigger Finger :
Non-operatif : pengobatan OAINS, Injeksi kortikosteroid ( pilihan utama
sebelum pembedahan / operatif, tingkat keberhasilan 93% )

Operatif : apabila terapi konservatif gagal / ingin sembuh cepat, 2


teknik : pelepasan tendon A1 standar dan operasi pelepasan tendon A1
secara perkutaneus
Rehab medik :
fisioterapi - pemanasan dengan infrared, stimulasi listrik ( stimulasi
otot cegah / perlambat atrofi sambil menunggu regenerasi penguatan
otot yang masih lemah )

Program Ortotik Prostetik - Splinting ( cegah gesekan akibat


pergerakan tendon fleksor melalui pulley A1 yang sakit sampai
hilangnya peradangan )

Home care - kompres es


• Carpal Tunnel Syndrome :
Non-operatif :
splint ( bidai immobilisasi ) -
mengurangi fleksi pergelangan
tangan

Peregangan (Stretching) -
membantu pencegahan terhadap
CTS

Cara lain
pemberian NSAID, injeksi
kortikosteroid lokal, fisioterapi dan
okupasi
Operatif :
Pada kasus berat / menetap.
ujuan dari operasi CTS adalah
membelah lapisan transkutaneus
(Transcutaneus Layer/TCL), saat
TCL dipotong tekanan nervus di
bawahnya akan berkurang

“pembebasan canalis carpi”


• De Quervain's Syndrome :
Non-operatif : istirahatkan dari
segala aktifitas sedang berat

Thumb-spica splint

Injeksi Kortikosteroid
(Metilprednisolone) Intralesi

Kinesioterapi - terapi stretching


atau peregangan pada ibu jari

Ultrasound Diatermi
Operatif :
dilakukan jika terapi konservatif
tidak efektif lagi terutama pada
kasus-kasus lanjut di mana telah
terjadi perlengketan pada tendon
sheath

Tujuan pembedahan adalah untuk


membuka kompartemen
(penutup) untuk membuat lebih
banyak ruang untuk tendon (
bedah dekompresi )
• Tarsal Tunnel Syndrome :
Suntikan local steroid ke dalam tarsal canal
Stretching exercise - meningkatkan fleksibilitas dari gastrocnemius

Operatif : dilakukan jika tindakan konservatif gagal / tidak


membuahkan hasil, jangan lupa diperhatikan untuk post operasi (
menggunakan splint 3 minggu tanpa pemberat )
• Trigger Toe :

Terapi Konservatif : direkomendasikan 6


bulan observasi sebagai pertimbangan perlu
tidaknya intervensi bedah. pemberian
NSAIDs, dan immobilisasi pada posisi netral
dan rileks

FHL stretch exercise : Berdiri menghadap


tembok dengan buku diletakknya dibawah
hallux. Tumit tetap menyentuh lantai, ankle
dorsoflexi maksimal, tahan posisi selama 10
detik dan ulangi sebanyak 10 kali, diulang
sebanyak 3-4x dalam sehari

Immobilization: menggunakan splint atau


bidai
Prognosis
• Trigger Finger : beberapa pasien respon terhadap kortikosteroid, beberapa
sembuh spontan, dapat berulang kembali, pembedahan prognosis sangat baik

• Carpal Tunnel Syndrome : prognosis sangat baik

• De Quervain's Syndrome : prognosis baik, biasanya berespon pada tindakan


konservatif, tindakan pembedahanpun memberikan hasil yang memuaskan

• Tarsal Tunnel Syndrome : prognosis baik

• Trigger Toe : dengan pembedahan hasil lebih baik, prognosis baik

Anda mungkin juga menyukai