Anda di halaman 1dari 12

PREVENTIVE MAINTENANCE

Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan


dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah
timbulnya kerusakan- kerusakan yang tidak terduga
dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat
menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan
pada waktu proses produksi. Jadi, semua fasilitas
produksi yang mendapatkan perawatan (preventive
maintenance) akan terjamin kontinuitas kerjanya dan
selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang
siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses
produksi pada setiap saat.
Manfaat preventive maintenance
 Memperkecil overhaul ( turun mesin ).
 Mengurangi kemungkinan reparasi berskala besar.
 Mengurangi biaya kerusakan / pergantian mesin.
 Memperkecil kemungkinan produk-produk yang
rusak.
 Meminimalkan persediaan suku cadang.
 Memperkecil hilangnya gaji – gaji tambahan akibat
penurunan mesin ( overhaul ).
 Menurunkan harga satuan dari produk pabrik.
 Tujuan Preventive maintenance
 Memperpanjang umur produktif asset dengan
mendeteksi bahwa sebuah asset memiliki titik kritis
penggunaan (critical wear point) dan mungkin akan
mengalami kerusakan.
 Melakukan inspeksi secara efektif dan menjaga supaya
kondisi peralatan selalu dalam keadaan sehat.
 Mengeliminir kerusakan peralatan dan hasil produksi
yang cacat serta meningkatkan ketahanan mesin dan
kemampuan proses
 Mengurangi waktu yang terbuang pada kerusakan
peralatan dengan membuat aktivitas pemeliharan
peralatan
 Menjaga biaya produksi seminimum mungkin.
Proses Preventive maintenance ( PM)
 Melakukan pencatatan dan pengelolaan data tentang
perawatan, kegagalan, dan penggunaan peralatan (dasar
analisis peralatan)
 Semua jenis kegiatan predictive. Termasuk inspeksi,
melakukan pengukuran,inspeksi part untuk kualitas, analisis
pelumas, temperature, getaran, kebisingan, pencatatan
semua data dari kegiatan predictive untuk trend analysis
 Perbaikan minor (30 menit), dorongan yang besar kearah
produktivitas
 Writing up setiap kondisi yang memerlukan perhatian khusus
, yang berpotensial kearah kegagalan
 Penjadwalan dan pelaksanaan perbaikan yang dinstruksikan
 Menggunakan frekuensi dan severity kegagalan untuk
meningkatkan PM task list
 Training dan upgrading kemampuan system PM.
PENTINGNYA PERAWATAN PREVENTIF
Perawatan preventif ini sangat penting karena
kegunaannya yang sangat efektif didalam fasilitas –
fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan “
critical unit “ sedangkan ciri – ciri dari fasilitas
produksi yang termasuk dalam critical unit ialah
kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan :
 Membahayakan kesehatan atau keselamatan para
pekerja
 Mempengaruai kualitas produksi yang dihasilkan
 Menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi
 Harga dari fasilitas tersebut cukup besar dan mahal
Dalam prakteknya perawatan preventif yang dilakukan
oleh suatu perusahaan dapat dibedakan lagi sebagai
berikut :
 Perawatan rutin , yaitu aktivitas pemeliharaan dan
perawataan yang dilakukan secara rutin ( setiap hari ) .
Misalnya pembersihan peralatan pelumasan oli ,
pengecekan isi bahan bakar , dan lain sebagainya .
 Perawatan periodic , yaitu aktivitas pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan secara periodic atau dalam
jangka waktu tertentu , misalnya setiap 100 jam kerja
mesin , lalu meningkat setiap500 jam sekali , dan
seterusnya . Misalnya pembongkaran silinder ,
penyetelan katup – katup , pemasukan dan pembuangan
silindermesin dan sebagainya .
Perawatan preventif akan menguntungkan atau tidak
tergantung pada :
 Distribusi dari kerusakan
Pada penjadwalan dan pelaksanaan perawatan preventif
harus memperlihatkan jenis distribusi dari kerusakan yang
ada , karena dengan mengetahui jenis distribusi kerusakan
dapat disusun suatu rencana perawatan yang benar – benar
tepat sesuai dengan latar belakang mesin tersebut .
 Hubungan antara waktu perawatan prerventif terhadap
waktu , perbaikan , hendaknya diantara kedua waktu ini
diadakan keseimbangan dan diusahakan dapat dicapai titik
maksimal . jika ternyata jumlah waktu untuk perawatan
preventif lebih lama dari waktu menyelesaikan kerusakan
tiba – tiba , maka tidak ada manfaatnya yang nyata untuk
mengadakan perawatan preventif , lebih baik ditunggu saja
sampai terjadi kerusakan .
PEKERJAAN DASAR PM
Pekerjaan-pekerjaan dasar pada perawatan preventif
adalah: inspeksi, pelumasan, perencanaan dan
penjadwalan, pencatatan dan analisis, latihan bagi
tenaga perawatan, serta penyimpanan suku cadang.
a. Inspeksi. Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi
bagian luar dan inspeksi bagian dalam. Inspeksi
bagian luar dapat ditujukan untuk mengamati dan
mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada mesin
yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang
tidak normal, getaran, panas, asap dan lain-lain.
Sedangkan inspeksi bagian dalam ditujukan untuk
pemeriksaan elemen-elemen mesin yang dipasang
pada bagian dalam seperti: roda gigi, ring, paking,
bantalan dan lain-lain.
Untuk inspeksi mesin dapat dikategorikan
menjadi dua macam:
1. Kategori mesin yang penting. Mesin-mesin
dalam kelompok ini sangat besar pengaruhnya
terhadap jalannya produksi secara keseluruhan,
sedikit saja terjadi gangguan akan memerlukan
waktu yang lama untuk memperbaikinya. Untuk
itu perlu diberikan penekanan yang lebih kepada
inspeksi mesin-mesin tersebut.
2. Kategori mesin biasa. Frekuensi inspeksi untuk
kelompok ini tidak terlalu berpengaruh terhadap
jalannya produksi.
b. Pelumasan. Komponen-komponen mesin yang
bergesekan seperti roda gigi, bantalan dsb, harus
diberi pelumasan secara benar agar dapat bekerja
dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian
pelumas yang benar perlu diperhatikan jenis
pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang diberi
pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini.
c. Perencanaan dan Penjadwalan. Suatu jadwal program
perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan
baik. Program perawatan harus dibuat secara lengkap
dan teperinci menurut spesifikasi yang diperlukan,
seperti adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap
tiga bulan, tiap setengah tahun, setiap tahun dan
sebagainya.
d. Pencatatan dan Analisis.
Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk
membantu kelancaran pekerjaan perawatan
ini adalah: 1. Buku manual operasi. 2.
Manual instruksi perawatan. 3. Kartu
riwayat mesin. 4. Daftar permintaan suku
cadang. 5. Kartu inspeksi. 6. Catatan
kegiatan harian. 7. Catatan kerusakan, dan
lain-lain. Catatan-catatan ini akan banyak
membantu dalam menentukan
perencanaan dan keputusan-keputusan
yang akan diambil.
THANK’S

Anda mungkin juga menyukai