Anda di halaman 1dari 53

A. Berny Yulianto , drh., M.Vet.

Myologi
 Mekanisme bergerak maju pada ikan ada pada perototan tubuh dan ekornya.
 Perototan lokomosi axial tersusun sebagai pita-pita zigzag, disebut myomere atau
myotom.
 Serat-serat otot pada setiap myomere adalah relatif pendek dan menghubungkan
partisi-partisi jaringan ikat yang memisahkan setiap myomere dengan myomere
berikutnya.
 Myomere tidak berbentuk otot yang pipih, tetapi membentuk lipatan 3 demensi.
 Pada setiap tempatnya sepanjang tubuh myomere membentuk sudut searah garis
tubuh, dengan tepi terdalam ke arah depan tubuh dan tepi terluar ke arah ekor.
 Di permukaan luar myomere membentuk wujud huruf W, sedangkan di dalam pita-
pita myomere terlipat lebih rumit dan melekat sehingga tarikan tiap myomere
dapat meliputi beberapa vertebrae.
 Segmen otot pada bagian dorsal disebut otot epaxial dan segmen otot pada bagian
ventral disebut otot hypaxial
 Susunan ini menghasilkan tenaga lebih besar dan pengendalian lebih baik pada
gerakan karena banyak myomere yang terlibat dalam gerakan suatu segmen tubuh.
Sistem Kardiovaskuler
 Sistem peredaran darah pada ikan terdiri dari:
 jantung beruang dua, yaitu sebuah-bilik (ventrikel) dan sebuah
serambi (atrium).
 Jantung terletak dibawah faring di dalam rongga pericardium, yaitu
bagian dari rongga tubuh yang terletak dianterior (muka).
 terdapat organ sinus venosus, sebuah struktur seperti kantung
berdinding tipis yang menjadi penghubung berupa rongga yang
menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung
 bulbus arterious/ sinus venosus berupa tabung
 Ada dua macam pembuluh darah yaitu pembuluh nadi dan
pembuluh vena.
JANTUNG IKAN
Proses peredaran darah
 Peredaran darah pada ikan disebut peredaran darah tunggal karena darah
hanya satu kali melewati jantung (hanya ada satu siklus aliran darah; kalau
pada hewan berparu-paru ada siklus pulmonaris dan siklus sistemik).
 Darah dari seluruh tubuh yang mengandung CO2 kembali ke jantung melalui
vena dan berkumpul di sinus venosus kemudian masuk ke serambi.
 Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik dan dipompa menuju insang
melewati konus arterious, aorta ventralis, dan empat pasang arteri aferen
brakialis.
 Pada arteri aferen brakialis, O2 diikat oleh darah, selanjutnya menuju arteri
eferen brakialis dan melalui aorta dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh.
 Di jaringan tubuh, darah mengikat CO2
 Dengan adanya sistem vena, darah dikembalikan dari bagian kepala dan badan
menuju jantung.
 Vena yang penting misalnya: vena cardinalis posterior dan vena cardinalis
anterior (membawa darah dari kepala dan badan), vena porta hepatika
(membawa darah dari tubuh melewati hati),vena porta renalis (membawa
darah dari tubuh melewati ginjal).
 Darah ikan tampak pucat dan relatif sedikit bila
dibanding dengan vertebrata darat.
 Plasma darah mengandung sel darah merah yang
berinti dan sel darah putih.
 Lien (limpa) sebagai bagian dari sistem peredaran
terdapat di dekat lambung dan dilengkapi dengan
pembuluh-pembuluh limpa.
Sistem Respirasi
 Ikan bernapas menggunakan insang yang berbentuk lembaran-lembaran
tipis yang berwarna merah muda dan selalu lembap.
 Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedang bagian dalam
berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah.
 Tiap lembaran-lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap
filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela).
 Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler,
sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.
 Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat pernapasan, tetapi juga
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat
pertukaran ion, dan osmoregulator.
 Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan
tutup insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan
(Chondrichthyes) insangnya tidak mempunyai tutup insang.
 Selain bernapas dengan insang, ada pula kelompok ikan yang bernapas
dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan paru-paru (Dipnoi).
 Cara kerjanya sebagai berikut:
 Setiap insang terdiri dari dua deret filamen insang
 Filamen-filamen insang terbuat dari lembaran membran tipis yang
bertumpukan satu sama lain dan menjorok ke tempat di mana air
mengalir.
 Pada saat air mengalir melewati filamen-filamen dari depan ke
belakang, oksigen berdifusi dari air ke dalam darah yang bersirkulasi
dalam filamen insang.
 Pada tiap filamen sirkulasi darah disusun sedemikian rupa sehingga
darah mengalir dengan arah berlawanan dengan arah aliran air (darah
mengalir dari belakang filamen ke depan filamen).
 Keuntungan dari sistem aliran melawan arus ini adalah darah dalam
pembuluh-pembuluh darah filamen insang selalu bertemu dengan air
dengan konsentrasi oksigen lebih tinggi, menghasilkan difusi oksigen
ke dalam pembuluh darah.
 Fase inspirasi ikan
 Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup
insang tetap menempel pada tubuh mengakibatkan
rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah
belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara
dalam rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara
luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi aliran air
ke dalam rongga mulut.
 Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang,
kemudian O2 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke
jaringan-jaringan yang membutuhkan.
 Fase ekspirasi ikan
 Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut
menutup. Insang kembali ke kedudukan semula diikuti
membukanya celah insang. Air dalam mulut mengalir
melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-
lembaran insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran
udara pernapasan. Darah melepaskan CO2 ke dalam air
dan mengikat O2 dari air.
 Pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari
jaringan akan bermuara ke insang, dan dari insang
diekskresikan keluar tubuh.
 Sistem Pernapasan ikan bertulang rawan
 Pada insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai tutup insang
(operkulum) misalnya pada ikan hiu.
 Masuk dan keluarnya udara dari rongga mulut, disebabkan oleh
perubahan tekanan pada rongga mulut yang ditimbulkan oleh
perubahan volume rongga mulut akibat gerakan naik turun rongga
mulut. Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga mulut
bertambah, sehingga tekanannya lebih kecil dari tekanan air di
sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke rongga mulut melalui celah
mulut yang pada akhirnya terjadilah proses inspirasi. Bila dasar
mulut bergerak ke atas, volume rongga mulut mengecil, tekanannya
naik, celah mulut tertutup, sehingga air mengalir ke luar melalui
celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada saat inilah
terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
 Sistem Pernapasan ikan paru-paru ( Dipnoi )

 Pada pernapasan ikan paru-paru menyerupai pernapasan


pada Amphibia.
 Selain mempunyai insang, ikan paru paru juga mempunyai
satu atau sepasang gelembung udara seperti paru-paru yang
dapat digunakan untuk membantu pernapasan, yaitu
pulmosis.
 Pulmosis banyak dikelilingi pembuluh darah dan
dihubungkan dengan kerongkongan oleh duktus
pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan
keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya,
sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler
darah.
 Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Ikan ini
mampu bertahan hidup walau airnya kering dan insangnya
tidak berfungsi, karena ia bernapas menggunakan
gelembung udara. Ada tiga jenis ikan paru-paru di dunia,
yaitu ikan ikan paru paru amerika selatan, paru-paru
afrika, dan ikan paru - paru queensland (Australia).
 Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan gabus, lele, gabus,
betok, dan gurame memiliki alat bantu pernapasan yang
disebut labirin. Labirin merupakan perluasan ke atas
dalam rongga insang, dan membentuk lipatan-lipatan
sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Rongga
labirin berfungsi menyimpan udara (O2), sehingga ikan-
ikan tersebut dapat bertahan hidup pada perairan yang
kandungan oksigennya rendah. Selain dengan labirin,
udara (O2) juga disimpan di gelembung renang yang
terletak di dekat punggung.

Anda mungkin juga menyukai