Anda di halaman 1dari 20

Aplikasi Membran Filter

Nanoselulosa pada Masker sebagai


Solusi Anti Polusi di Wilayah
Terdampak Kebakaran Hutan di
Indonesia
Amalia Heryani (21119020)
Dewi Azizah Sulaksana (21119012)
LATAR BELAKANG

• Kebakaran hutan terjadi di Indonesia hampir setiap tahun.


• Terhitung sejak Januari 2019, kebakaran hutan di Indonesia sudah menghanguskan
total 328.724 ha dengan 2.583 titik api.
• Emisi karbon yang dihasilkan dari dampak kebakaran hutan pada tahun 2019 adalah
82,7 juta ton karbon dioksida ekuivalen serta 27 juta ton ekuivalen dari biomas.
• Paparan kabut asap di wilayah terdampak kebakaran hutan di Indonesia
menimbulkan beragam gangguan kesehatan, salah satunya adalah infeksi saluran
napas (ISPA).
Kandungan Kabut Asap Kebakaran Hutan

Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (2019), kandungan kabut asap di


Indonesia meliputi:
• Gas karbon monoksida (CO), karbondioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), Ozon (O3),
sulfur dioksida (SO2), dan particulate matter (PM).
• Ukuran partikel dikatakan besar jika berada dalam rentang 2,5 – 10 mikro
sedangkan partikel berukuran kecil jika berada dalam rentang 0,1 – 2,5 mikro.
• Ukuran partikel yang >10 mikro tidak akan mencapai paru-paru dan hanya akan
mengiritasi mata, hidung, serta tenggorokan. Sedangkan ukuran partikel yang <10
mikro akan menimbulkan efek bagi paru-paru.
UKURAN MOLEKUL POLUTAN

diameter <0,1 – 1 mikron berasal dari


sumber – sumber kebakaran.

Oksigen 346 x 10-3 nm


Karbon dioksida 330 x 10-3 nm

Sumber : wikipedia
Dampak Pencemaran Udara
Diameter partikel < 5,0 mikron
akan berhenti dan terkumpul
terutama didalam hidung dan
tenggorokan.

Partikel yang berukuran 0,5 – 5,0


mikron dapat terkumpul di dalam
paru - paru sampai pada
bronchioli dan hanya sebagian
kecil yang sampai pada alveoli.

Partikel yang <0,5 mikron dapat


mencapai dan tinggal didalam
alveoli.
Solusi dari Dampak Kebakaran Hutan
Solusi Pengendalian pencemaran udara dari kebakaran hutan salah
satunya yaitu dengan penggunaan MASKER

• Penggunaan masker merupakan salah satu solusi


untuk mengurangi dampak dari kabut asap
kebakaran hutan.
• Masker yang biasa digunakan dan beredar di
masyarakat adalah masker bedah (surgical mask)
dan masker kain.
• Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
(PDPI), masker yang biasa digunakan di masyarakat
hanya bisa menyaring debu dan partikulat besar
>10 mikro. Sedangkan masker N95 tidak cocok
digunakan untuk masyarakat dengan kondisi
khusus.
• Oleh sebab itu diperlukan adanya perancangan
membran filter pada masker agar cocok digunakan
di wilayah terdampak kebakaran hutan dan ramah
lingkungan.
Desain Masker Bedah
• Bahan polipropilena yang non-woven (tidak
ditenun) dan terdiri atas satu lembar bahan
penyaring yang memiliki beberapa lapisan atau
layer.
• lapisan anti air di bagian dalam dan lapisan
thermobond di bagian terluar.
• Lapisan terdalam berfungsi untuk menahan
cairan tubuh seperti keringat dan air liur agar
tidak keluar dari dalam masker.
• Diantara kedua lapisan ini terdapat lapisan
seperti kertas yang berfungsi sebagai filter
untuk menangkal bakteri dan partikel-partikel
lain yang berasal dari luar maupun dalam
masker.
• mempunyai pori-pori kecil atau 10 micron
sedangkan partikel debu yang dapat masuk ke
dalam pernafasan manusia adalah yang
berukuran 0,1 mikron – 10 micron
respirator

• Respirator sendiri merupakan alat yang bertujuan untuk melindungi penggunanya


dari partikel-partikel berbahaya udara luar yang dihirupnya. Respirator sendiri
memiliki berbagai jenis dan ukuran, tergantung pada tujuan dan tingkat bahaya
udara lingkungan yang dituju penggunanya (U.S. Department of Health and Human
Services, 1999)
• Respirator ini mampu menyaring partikel udara yang diameternya sekitar 0,1 – 0,3
mikron dengan efisiensi filtrasi 95% (Qian et al., 1998)
• Menurut Lee et al. (2005), respirator N95 dapat memberikan proteksi 8-12 kali lipat
lebih baik daripada masker bedah
Permasalahan yang ditimbulkan oleh masker dan respirator

Masker bedah dan respirator disposable pun memiliki permasalahan yang sama, yakni
limbah. Masker dan respirator disposable memiliki umur penggunaan yang singkat,
karena keduanya tidak boleh dipakai berulang kali. Keduanya juga, umumnya, terbuat
dari bahan sintetik yang sulit terdegradasi di alam. Kebutuhan masyarakat akan
masker yang meningkat, seperti dalam kasus kabut asap, akan menimbulkan masalah
baru, yakni limbah masker bedah dan respirator disposable yang sulit ditangani

Respirator memiliki harga yang lebih tinggi dari masker bedah dan tidak nyaman
digunakan. Ketidaknyamanan ini disebabkan ketat dan sempitnya ruang untuk mulut
dan hidung di dalam masker untuk bernafas, sehingga terasa sesak dan gerah.
Perancangan Membran Filter Masker dari Nanoselulosa

• Biomassa : Batang semu pisang


Alasan penggunaan batang semu pisang dikarenakan biomassa
ini keberadaanya sangat melimpah dan sering berakhir menjadi
limbah apabila tidak dimanfaatkan.
• Biomaterial : Selulosa
Pemilihan selulosa sebagai biomaterial yang akan digunakan
karena selain menjadi salah satu biomaterial yang melimpah di
dalam batang semu pisang, selulosa apabila dalam skala nano
bisa dibuat menjadi serat (celullose nano fibers) yang
karakteristik materialnya cocok di buat menjadi membran filter
pada masker.
• Katalis : Konsorsium mikroba penghasil selulase
Tidak berbahaya bagi lingkungan dan energi yang digunakan
tidak besar.
Perancangan Membran Filter Masker dari Nanoselulosa

Pra-Perlakuan
• Batang semu pisang dipotong-potong kemudian ditambahkan larutan alkali 5% dan detergen
sodium lauril sulfat 2% kemudian dipanaskan dalam suhu 80°C

Proses Pemutihan (bleaching)


• Proses pemutihan ini memiliki 2 tahap pemerosesan

Tahap NaOCl Na2CO3 pH Suhu Waktu M:L:R


1 (40%)
20 g/l 10 g/l 10,5 Suhu 1 jam 1:20
ruang
Tahap H2O2 (50%) NaSiO3.9H2O Na2CO3 pH Waktu M:L:R
2 20 g/l 20 g/l 10 g/l 10,5 80°C 1:20
Perancangan Membran Filter Masker dari Nanoselulosa

Optimasi nanoselulosa tergantung pada banyaknya enzim yang digunakan serta


durasi perlakuan sedangkan pH dan suhu selalu konstan dalam setiap perlakuan.

Optimasi Konsentrasi
• Variasi enzim yang digunakan sebanyak 0,5%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%. Parameter suhu dan
pH konstan. pH dan suhu konstan yakni pH 5 ± 1 dan suhu 60 ± 5 °C

Optimasi Durasi
• Dalam 5% enzim, variasi durasi yang digunakan adalah dalam rentang 1-10 hari. pH dan suhu
konstan yakni pH 5 ± 1 dan suhu 60 ± 5 °C
NanoSelulosa sebagai alternative biopolymer masker

Partikulat
Gas Poltan

Oksigen

Mekanisme filtrasi membran adalah dengan mengumpulkan partikulat


dari berbagai macam material keuntungan dari jenis filter ini adalah
efisiensi pengumpulan yang baik, partikulat terkumpul pada permukaan
filter.
TERIMA KASIH
Daftar Pustaka

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2019. Pencegahan dan Penanganan Dampak


Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan. Jakarta: UI Press.

World Health Organization. 1977. Environmental Health Criteria No. 4, Oxides of


nitrogen, Geneva.

BBC Indonesia. 2019. Berbahaya: kualitas udara Pekanbaru dan Palembang [online]
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2019/09/150914_indonesia_asap_p
ekanbaru, diakses tanggal 31 Oktober 2019

BLM. Tanpa tahun. Health Risk Evaluation for Carbon Dioxide. [Online]
http://www.blm.gov/style/medialib/blm/wy/information/NEPA/cfodocs/howell.Par.2
800.File.dat/25apxC.pdf, diakses tanggal 29 Oktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai