0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
190 tayangan37 halaman
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang pengawasan pengelolaan barang milik daerah, meliputi perencanaan, penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemanfaatan, pemeliharaan, pencatatan, pelaporan, dan penghapusan barang, serta peran berbagai pihak dalam pengawasan dan pengendalian pengelolaan barang milik daerah.
Deskripsi Asli:
Pengawasan dan pengendalian BMD oleh Taufiq Amrullah
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang pengawasan pengelolaan barang milik daerah, meliputi perencanaan, penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemanfaatan, pemeliharaan, pencatatan, pelaporan, dan penghapusan barang, serta peran berbagai pihak dalam pengawasan dan pengendalian pengelolaan barang milik daerah.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang pengawasan pengelolaan barang milik daerah, meliputi perencanaan, penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemanfaatan, pemeliharaan, pencatatan, pelaporan, dan penghapusan barang, serta peran berbagai pihak dalam pengawasan dan pengendalian pengelolaan barang milik daerah.
Pengawasan adalah salah satu fungsi dasar manajemen
yaitu pengamatan agar tugas-tugas yang telah direncanakandilaksanakan dengan tepat sesuai rencana, dan apabila terdapat penyimpangan diadakan tidakan- tindakan perbaikan (George R Terry). Pemeriksaan sebagai – bagaian dari penyelenggaraan pengawasan yang merupakan salah satu fungsi manajemen pemerintahan (government) menunjukan kegiatan atau proses pemerintah yang melaksanakan control atas pihak lain (the activity or the process of governing). Sistem Pengendalian yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan dan tolok ukur pengujian efektivitas penyelenggaraan kegiatan. Pengembangan unsur Sistem Pengendalian Intern perlu mempertimbangkan aspek biaya- manfaat (cost and benefit), sumber daya manusia, kejelasan criteria pengukuran efektivitas, dan perkembangan teknologi informasi serta dilakukan secara komprehensif Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang ditujukan untuk menjamin penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. Pengawasan Intern atas pengelolaan barang daerah adalah seluruh proses kegiatan: 1. Pemeriksaan/audit, 2. Reviu, 3. Evaluasi, 4. Pemantauan/monitoring, dan 5. kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa pengelolaan barang daerah telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan Kepala Daerah dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Pengawasan Internal dilaksanakan oleh Inspektorat Kabupaten. Pemeriksaan reguler/berkala Pemeriksaan khusus/tujuan tertentu Pemeriksaan kasus (pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan) pengujian terhadap laporan berkala dan/atau sewaktu waktu dari unit/satuan kerja Penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program, dan kegiatan (pemeriksaan kinerja), Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan barang daerah Obyektif, profesional, independen dan tidak mencari-cari kesalahan; Terus menerus untuk memperoleh hasil yang berkesinambungan; Efektif untuk menjamin adanya tindakan koreksi yang cepat dan tepat; Mendidik dan dinamis. Pelaksanaan pemutakhiran data tindak lanjut hasil pengawasan dikoordinasikan oleh Wakil Bupati; Pelaksanaan pemutakhiran data tindak lanjut hasil pengawasan dapat dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun. Pengawasan secara eksternal dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan melalui pemeriksaan. (Dasar UU 15 Tahun 2004). Pemeriksaan didefinisikan sebagai proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Pengendalian intern Pemerintah Daerah dilaksanakan dengan mempedomani PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan. a. Lingkungan Pengendalian: b. Penilaian Risiko; c. Kegiatan Pengendalian; d. Informasi dan Komunikasi; e. Pemantauan. Penegakan integritas dan nilai etika (aturan perilaku, keteladanan, tindakan disiplin atas penyimpangan, menghapus perilaku yang bertentangan dengan etika) ; Komitmen terhadap kompetensi (identifikasi penyelesaian tugas, standar kompetensi tugas, diklat, pimpinan yang kompeten); Kepemimpinan yang kondusif (pertimbangan dalam mengambil keputusan, melindungi aset dari penyimpangan, respon positif atas laporan staf); Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan (penyesuaian ukuran kegiatan, kejelasan wewenang dan tanggungjawab, menetapkan jumlah petugas) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat (pemberian tanggungjawab dan wewenang dipahami oleh pegawai secara komprehensif); Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia (supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai); Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif (memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan, memberikan peringatan dini, meningkatkan kualitas tata kelola ). Penilaian risiko terdiri atas: a. Identifikasi risiko (mengenali risiko dari faktor eksternal dan faktor internal, menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko); b. Analisis risiko (menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan ) Reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan; Pembinaan sumber daya manusia; Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi (pengamanan sistem informasi, pengendalian akses); Pengendalian fisik atas aset; Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja; Pemisahan fungsi (seluruh kegiatan pengelolaan barang tidak dilakukan oleh orang yang sama); Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting; Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian (diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat segera); Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya; Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; Dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian (wajib memiliki, mengelola, memelihara, dan secara berkala memutakhirkan dokumentasi intern serta transaksi dan kejadian penting) Komunikasi atas informasi wajib diselenggarakan secara efektif. Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif , pimpinan Instansi Pemerintah harus: a. menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi; dan b. mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus menerus. Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui Pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya. Pemantauan berkelanjutan meliputi kegiatan pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi; Evaluasi terpisah meliputi kegiatan penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Intern; Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya harus segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan. Bupati: melakukan pengendalian pengelolaan barang milik daerah. Sekretaris daerah selaku Pengelola Barang, berwenang dan bertanggung jawab melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah. Kepala SKPD yang mempunyai fungsi pengelolaan barang milik daerah selaku Pejabat Penatausahaan Barang bertanggung jawab membantu Pengelola Barang dalam pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah; Kepala SKPD selaku Pengguna Barang melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya; Perencanaan kebutuhan barang Penganggaran Pengadaan Penerimaan dan penyimpanan Pemanfaatan/penggunaan Pemeliharaan Pencatatan Pelaporan Penghapusan Perencanaan kebutuhan barang harus memperhatikan ketersediaan barang yang ada (baik barang inventaris . maupun pakai habis/persediaan), berpedoman pada standarisasi sarana dan prasarana serta standar harga yang berlaku. Kelemahan dalam perencanaan: Tidak berdasarkan kebutuhan, tidak mempertimbangkan barang yang ada, tidak mempedomani standar harga, tidak sesuai ketentuan pendanaan. Rencana kebutuhan barang milik daerah dan rencana kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah digunakan sebagai dasar penyusunan rencana kerja dan anggaran pada penyusunan rencana APBD. Kelemahan penganggaran: Penganggaran tidak berdasarkan rencana kebutuhan, salah klasifikasi anggaran, melanggar ketentuan pendanaan. Pengadaan dilakukan dengan cara : • Pengadaan/pemborongan pekerjaan.
• Membuat sendiri (swakelola).
• Penerimaan (hibah atau bantuan/sumbangan atau kewajiban
pihak ketiga). • Tukar menukar.
Pengadaan harus mempedomani Peraturan Presiden Nomor 16
tahun 2018 dan Peraturan KDH terkait. Kelemahan dalam pengadaan: tidak berdasarkan prosedur, kurang bukti pertanggungjawaban, tidak sesuai spesifikasi teknis yang ditetapkan, tidak efisien. Setiap barang yang akan diterima harus disertai dokumen yang jelas yang menyatakan macam/jenis, banyak, harganya dan spesifikasi barang. Setiap barang yang diterima yang berasal dari hibah/bantuan/sumbangan pihak ketiga harus disertai Berita Acara Serah Terima. Setiap barang yang diterima, disimpan dan dikeluarkan dari penyimpanan harus dicatat sebagai pedoman dalam pengendalian. Kelemahan dalam Penerimaan Barang: Barang yang diterima tidak sesuai kontrak, barang tidak dihitung dan dicek kelengkapannya, tidak diuji coba fungsinya Kelemahan dalam penyimpanan barang: Barang tidak disimpan di tempat yang aman, tempat penyimpanan tidak memadai, disatukan dengan barang titipan. Pengamanan : - fisik a.l. Penyimpanan, pemasangan tanda kepemilikan - Administratif a.l. Pencatatan/ inventarisasi, kelengkapan bukti kepemilikan. Kelemahan dalam pengamanan: tidak terdapat tanda/kode barang, bukti kepemilikan, tidak terdapat pencatatan administrasi yang memadai Barang milik daerah digunakan untuk menunjang tugas pokok dan fungsi satuan kerja. Barang yang tidak dimanfaatkan untuk menunjang tupoksi dilaporkan kepada Pemkab. Kelemahan pemanfaatan dan penggunaan: Barang dipindahtangankan, dikerjasamakan, disewakan kepada pihak lain tanpa persetujuan yang sah. Dalam pemeliharaan, barang yang dirawat/dipelihara adalah barang yang tercatat dalam buku inventaris. Jenis pemeliharaan dicatat pada kartu pemeliharaan barang inventaris. Kelemahan dalam pemeliharaan: Pemeliharaan tidak riil/fiktif, tidak sesuai anggaran, berlebihan, tidak sesuai spesifikasi pemeliharaan, tidak dicatat pada kartu pemeliharaan. Pencatatan barang daerah mempedomani Permendagri Nomor 19 Tahun 2016. Pencatatan barang daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota mempedomani Peraturan KDH. SKPD melakukan pencatatan inventaris berupa KIB B-F. Pelaporan dilaksanakan setiap semester dan Tahunan, meliputi: Laporan semester tentang penerimaan dan pengeluaran barang inventaris Laporan semester tentang penerimaan dan pengeluaran barang pakai habis Laporan Mutasi Barang Kelemahan pelaporan: Laporan tidak lengkap, tidak mutakhir, tidak akurat, tidak informatif. Penerimaan dan pengeluaran barang inventaris; Penerimaan dan pengeluaran barang pakai habis; Daftar perbaikan/perawatan barang; Penerimaan barang dari pihak ketiga; Mutasi barang; Daftar perhitungan barang stock opname; Berita acara pemeriksaan fisik barang; Rekapitulasi daftar mutasi barang; Pemanfaatan barang; Barang milik daerah yang digunausahakan; Daftar pengadaan barang inventaris; Daftar pengadaan barang pakai habis; Buku inventaris; Kartu persediaan barang; Rekapitulasi buku inventaris. Laporan barang dilampiri kartu inventaris barang. • Penghapusan merupakan kewenangan Bupati setelah mendapat persetujuan DPRD (tanah dan/atau bangunan) • Pengelola (Sekda) setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah (barang inventaris selain tanah dan/atau bangunan s.d. Lima milyar rupiah) • Kelemahan dalam penghapusan barang: Tidak sesuai prosedur, tidak layak dihapus, nilai penghapusan termasuk akumulasi penyusutan tidak akurat. Memenuhi pertimbangan teknis, antara lain: secara fisik barang tidak dapat digunakan karena rusak dan tidak ekonomis bila diperbaiki; secara teknis tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi; telah melampaui batas waktu kegunaannya atau kedaluwarsa; karena penggunaan mengalami perubahan dasar spesifikasi dan sebagainya; selisih kurang dalam timbangan atau ukuran disebabkan penggunaan atau susut dalam penyimpanan atau pengangkutan. Memenuhi pertimbangan ekonomis: untuk optimalisasi barang milik daerah yang berlebih atau idle; secara ekonomis lebih menguntungkan bagi daerah apabila dihapus, karena biaya operasional dan pemeliharaannya lebih besar dari manfaat yang diperoleh. Karena hilang atau kekurangan perbendaharaan atau kerugian, yang disebabkan: kesalahan atau kelalaian penyimpan dan/atau pengurus barang: diluar kesalahan atau kelalaian penyimpan dan/atau pengurus barang: Semoga Bermanfaat