Anda di halaman 1dari 17

PERAN APIP MENGAWAL

PEMERINTAHAN DAERAH

Oleh:
HERWIN FIRMANSYAH, SH. MH.CLA
TUGAS DAN PERAN APIP

APIP sebagai pembantu Kepala Daerah dalam


1 membina dan mengawasi perangkat daerah

APIP berperan strategis dalam penanganan


2 pengaduan masyarakat

APIP melakukan pengawasan terhadap


3 larangan penyalahgunaan wewenang yang
dilakukan oleh pejabat pemerintahan
TUGAS DAN PERAN APIP

PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP, Pengawasan Intern


adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam
rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik.
PERAN STRATEGIS APIP

Posisi inspektorat daerah (PP No. 60 Tahun 2008)


memungkinkan mereka mengawasi secara detail
penggunaan keuangan negara/daerah untuk mencegah
korupsi, illegal act, dan fraud. Namun, pelaksanaannya
masih menghadapi kendala signifikan, terkait
independensi, kapasitas dan kapabilitas organisasi, serta
profesionalisme.
PERAN STRATEGIS APIP

Inpres Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan


Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan
Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam
Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat. Inpres
tersebut menyatakan perlunya mengintensifkan peran
APIP dalam meningkatkan kualitas, transparansi, dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional serta meningkatkan upaya
pencegahan korupsi.
PERAN STRATEGIS APIP

Bentuk Koordinasi
Dalam Penanganan Pengaduan Masyarakat

Pengumpulan Pemaparan
Pemberian Verifikasi
data dan Hasil
Informasi laporan
keterangan Pemeriksaan
PERAN STRATEGIS APIP

Hasil Koordinasi
Dalam Penanganan Pengaduan Masyarakat

Administratif Diserahkan kepada APIP

Diserahkan kepada
Tindak Pidana Aparat Penegak Hukum
PERAN STRATEGIS APIP

Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang efektif


mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pasal 11, yakni :

Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan,


1 kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah;

Memberikan peringatan dini dan meningkatkan


2 efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi instansi pemerintah; dan

Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola


3 penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
TINDAK PIDANA KORUPSI
Pasal 3 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang
No. 20 Tahun 2001 dengan unsur-unsurnya sebagai berikut :

1 Setiap orang

Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain


2
atau suatu korporasi;

Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau


3 sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan;

Yang dapat merugikan keuangan negara atau


4
perekonomian negara;
TINDAK PIDANA SUAP

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980


tentang Tindak Pidana Suap

Barangsiapa menerima sesuatu atau janji, sedangkan ia mengetahui


atau patut dapat menduga bahwa pemberian sesuatu atau janji itu
dimaksudkan supaya ia berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu
dalam tugasnya, yang berlawanan dengan kewenangan atau
kewajibannya yang menyangkut kepentingan umum, dipidana
karena menerima suap dengan pidana penjara selama-lamanya 3
(tiga) tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp.15.000.000.- (lima
belas juta rupiah)
TINDAK PIDANA SUAP
Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999

Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan


paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp
250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) pegawai negeri
atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji
padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji
tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang
berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran
orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan
dengan jabatannya
TINDAK PIDANA GRATIFIKASI

Pasal 12B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999

Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang menerima hadiah, padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan
karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya
yang bertentangan dengan kewajibannya;
PENGAWASAN APIP

Pasal 20 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014


tentang Administrasi Pemerintahan

(1) Pengawasan terhadap larangan penyalahgunaan Wewenang


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan Pasal 18 dilakukan oleh
aparat pengawasan intern pemerintah (APIP).
(2) Hasil pengawasan APIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. Tidak terdapat kesalahan;
b. Terdapat kesalahan administratif; atau
c. Terdapat kesalahan administratif yang menimbulkan kerugian
keuangan negara.
(3) Jika hasil pengawasan APIP terdapat kesalahan administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dilakukan tindak lanjut
dalam bentuk penyempurnaan administrasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.imana dimaksud
PENGAWASAN APIP
Pasal 20 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan

(4) Jika hasil pengawasan APIP terdapat kesalahan administratif yang


menimbulkan kerugian keuangan negara sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c, dilakukan pengembalian kerugian keuangan negara
paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak diputuskan dan
diterbitkannya hasil pengawasan.
(5) Pengembalian kerugian negara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dibebankan kepada Badan Pemerintahan, apabila kesalahan administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terjadi bukan karena
adanya unsur penyalahgunaan Wewenang.
(6) Pengembalian kerugian negara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dibebankan kepada Pejabat Pemerintahan, apabila kesalahan
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terjadi karena
adanya unsur penyalahgunaan Wewenang.
KEBIJAKAN PENGAWASAN
Kegiatan •penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran;
•pengadaan barang dan jasa;
asistensi/pendampingan, •operasionalisasi sapu bersih pungutan liar;
meliputi: •kegiatan asistensi lainnya.

•reviu Dokumen Perencanaan dan Penganggaran perangkat


daerah;
Kegiatan reviu, meliputi: •reviu laporan kinerja;
•reviu penyerapan anggaran;
•kegiatan reviu lainnya.

•tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK dan APIP.


•Pelaporan Gratifikasi;
• verifikasi LHKPN dan LHKASN
Kegiatan monitoring •aksi pencegahan korupsi evaluasi SPIP;
dan evaluasi, meliputi: •penanganan Whistle Blower System dan benturan kepentingan;
•penanganan benturan kepentingan;
•pelayanan publik.

Kegiatan pemeriksaan, •kinerja; dan


meliputi: •dengan tujuan tertentu.
FOKUS PENGAWASAN

 PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN DAERAH;
 PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH;
 HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL;
 PENGADAAN BARANG DAN JASA;
 PERJALANAN DINAS.
SEKIAN & TERIMA KASIH

HERWIN FIRMANSYAH, SH.MH.CLA

Anda mungkin juga menyukai