Struktur Nukleotida Terdiri dari : 1.Basa Nitrogen 2.Gula 3.Fosfat Nukleotida TANPA fosfat • Nukleosida Nukleotida • nukleosida monofosfat/nukleosida difosfat/nukleosida trifosfat Basa penyusun Basa penyusun : • 1. PURIN • 2. PIRIMIDIN Basa Purin yang lain : • Kafein (1,3,7-trimetil xantin) • Teobromin (3,7-dimetil xantin ) • Teofilin ( 1,3-dimetil xantin ) • Dimetilaminadenin • 7-metilguanin Basa Pirimidin yang lain : • 5-metilsitosin • 5-hidroksimetilsitosin Nukleotida terdiri dari: Jenis : Nama tergantung pada basanya dan jumlah fosfat yang dimiliki Adenin : AMP, ADP, ATP, dAMP, dADP, dATP Guanin : GMP, GDP, GTP, dGMP, dGDP, dGTP Sitosin : CMP, CDP, CTP, dCTP, dCDP, dCTP Timin : TMP, TDP, TTP, - Urasil : UMP, UDP, UTP, dUMP, dUDP, dUTP Fungsi Biokimiawi : 1. Reaksi pemindahan fosfat pada ATP dan trifosfat lainnya seperti UDP-GLUKOSA dan UDP-GALAKTOSA 2. Sebagai koenzim yaitu : NAD, FAD, dll 3. Senyawa analognya dibuat secara sintetik untuk terapi 4. Unsur pembangun untuk asam nukleat yaitu RNA dan DNA METABOLISME PURIN DN PIRIMIDIN 1.Konsumsi nukleotida manusia kebanyakan dalam bentuk nukleoprotein 2. Manusia mampu mensintesis nukleotida secara de novo (Hampir semua organisme mampu mensintesis nukleotida dr prekursor yg lebih sederhana jalur de novo untuk nukleotida) 3. Nukleotida juga dapat disintesis dari hasil pemecahan nukleotida yang telah ada melalui salvage pathway (recycle) yaitu dari degradasi pirimidin dan purin, dari sel yang mati (regenerasi) atau dari makanan. METABOLISME PURIN DN PIRIMIDIN 1. Di dalam usus halus terjadi pemutusan ikatan fosfodiester oleh endonuklease (pankreas) menjadi oligonukleotida 2. Dipecah lebih lanjut dg fosfodiesterase (enzim exonuclease non spesifik) menjadi monofosfat 3. Dipecah lebih lanjut oleh fosfomonoesterase (nukleotidase) menghasilkan nukleosida and orthophosphate. 4. Nucleosida phosphorylase akan mengubah nukleosida dan orthophosphate menjadi basa dan ribosa-1-fosfat. 5. Jika basa atau nukleosida tidak digunakan kembali utk salvage pathways, basa akan lebih lanjut didegradasi menjadi asam urat (purin) atau ureidopropionat (pirimidin). PENGARUH ASUPAN PURIN DAN CAIRAN TERHADAP KADAR ASAM URAT WANITA USIA 50-60 TAHUN DI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR, SEMARANG LATAR BELAKANG
Salah satu penyakit degeneratif yang sering
dialami oleh golongan pralansia yaitu penyakit gout. Gout merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat (hiperurisemia). Meningkatnya kadar asam urat dipengaruhi oleh asupan makanan tinggi purin. Sementara, konsumsi cairan yang tinggi dapat menurunkan kadar asam urat, karena cairan berfungsi sebagai pelarut dan sebagai media pembuangan hasil metabolisme. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengaruh asupan purin dan cairan terhadap kadar asam urat wanita usia 50-60 tahun. METODE
Jenis penelitian adalah observasional
dengan rancangan cross-sectional. Jumlah subjek penelitian adalah 40 orang wanita usia 50-60 tahun . Asupan purin dihitung menggunakan tabel pengelompokan bahan makanan menurut kadar purin, sedangkan cairan menggunakan software nutrisurvey. Metode enzimatik digunakan untuk menganalisis kadar asam urat dalam darah. Data diolah menggunakan uji regresi linier. HASIL Kadar asam urat sebagian besar subjek (95%) termasuk dalam kategori normal. Sebanyak 82,5% asupan purin subjek rendah, yaitu < 500 mg per hari dan juga 85% asupan cairan subjek cukup, yaitu >1500 ml per hari. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada pengaruh antara cairan dengan kadar asam urat (p>0,05) dan ada pengaruh positif asupan purin terhadap kadar asam urat (p<0,05) KESIMPULAN
Asupan purin berpengaruh terhadap
kadar asam urat, sedangkan cairan tidak berpengaruh terhadap kadar asam urat pada wanita usia 50-60 tahun.