Anda di halaman 1dari 38

Metabolisme purin dan pirimidin

Umi haniah mukaromatuzulfa


Struktur Nukleotida
Terdiri dari :
1.Basa Nitrogen
2.Gula
3.Fosfat
Nukleotida TANPA fosfat
• Nukleosida
Nukleotida
• nukleosida
monofosfat/nukleosida
difosfat/nukleosida
trifosfat
Basa penyusun
Basa penyusun :
• 1. PURIN
• 2. PIRIMIDIN
Basa Purin yang lain :
• Kafein (1,3,7-trimetil xantin)
• Teobromin (3,7-dimetil xantin )
• Teofilin ( 1,3-dimetil xantin )
• Dimetilaminadenin
• 7-metilguanin
Basa Pirimidin yang lain :
• 5-metilsitosin
• 5-hidroksimetilsitosin
Nukleotida terdiri dari:
Jenis : Nama tergantung pada basanya dan
jumlah fosfat yang dimiliki
Adenin : AMP, ADP, ATP, dAMP, dADP, dATP
Guanin : GMP, GDP, GTP, dGMP, dGDP, dGTP
Sitosin : CMP, CDP, CTP, dCTP, dCDP, dCTP
Timin : TMP, TDP, TTP, -
Urasil : UMP, UDP, UTP, dUMP, dUDP, dUTP
Fungsi Biokimiawi :
1. Reaksi pemindahan fosfat pada ATP dan
trifosfat lainnya seperti UDP-GLUKOSA dan
UDP-GALAKTOSA
2. Sebagai koenzim yaitu : NAD, FAD, dll
3. Senyawa analognya dibuat secara sintetik
untuk terapi
4. Unsur pembangun untuk asam nukleat yaitu
RNA dan DNA
METABOLISME PURIN DN PIRIMIDIN
1.Konsumsi nukleotida manusia kebanyakan dalam bentuk
nukleoprotein
2. Manusia mampu mensintesis nukleotida secara de novo
(Hampir semua organisme mampu mensintesis nukleotida dr
prekursor yg lebih sederhana jalur de novo untuk
nukleotida)
3. Nukleotida juga dapat disintesis dari hasil pemecahan
nukleotida yang telah ada melalui salvage pathway (recycle)
yaitu dari degradasi pirimidin dan purin, dari sel yang mati
(regenerasi) atau dari makanan.
METABOLISME PURIN DN PIRIMIDIN
1. Di dalam usus halus terjadi pemutusan ikatan fosfodiester oleh
endonuklease (pankreas) menjadi oligonukleotida
2. Dipecah lebih lanjut dg fosfodiesterase (enzim exonuclease non
spesifik) menjadi monofosfat
3. Dipecah lebih lanjut oleh fosfomonoesterase (nukleotidase)
menghasilkan nukleosida and orthophosphate.
4. Nucleosida phosphorylase akan mengubah nukleosida dan
orthophosphate menjadi basa dan ribosa-1-fosfat.
5. Jika basa atau nukleosida tidak digunakan kembali utk salvage
pathways, basa akan lebih lanjut didegradasi menjadi asam urat
(purin) atau ureidopropionat (pirimidin).
PENGARUH ASUPAN PURIN DAN
CAIRAN TERHADAP KADAR ASAM
URAT WANITA USIA 50-60 TAHUN DI
KECAMATAN GAJAH MUNGKUR,
SEMARANG
LATAR BELAKANG

Salah satu penyakit degeneratif yang sering


dialami oleh golongan pralansia yaitu
penyakit gout. Gout merupakan gangguan
metabolik yang ditandai dengan
meningkatnya kadar asam urat
(hiperurisemia). Meningkatnya kadar asam
urat dipengaruhi oleh asupan makanan
tinggi purin. Sementara, konsumsi cairan
yang tinggi dapat menurunkan kadar asam
urat, karena cairan berfungsi sebagai pelarut
dan sebagai media pembuangan hasil
metabolisme.
TUJUAN

Penelitian ini bertujuan mengetahui


pengaruh asupan purin dan cairan
terhadap kadar asam urat wanita
usia 50-60 tahun.
METODE

Jenis penelitian adalah observasional


dengan rancangan cross-sectional. Jumlah
subjek penelitian adalah 40 orang wanita
usia 50-60 tahun . Asupan purin dihitung
menggunakan tabel pengelompokan bahan
makanan menurut kadar purin, sedangkan
cairan menggunakan software nutrisurvey.
Metode enzimatik digunakan untuk
menganalisis kadar asam urat dalam darah.
Data diolah menggunakan uji regresi linier.
HASIL
Kadar asam urat sebagian besar subjek (95%) termasuk
dalam kategori normal. Sebanyak 82,5% asupan purin
subjek rendah, yaitu < 500 mg per hari dan juga 85%
asupan cairan subjek cukup, yaitu >1500 ml per hari. Hasil
uji statistik menunjukkan tidak ada pengaruh antara
cairan dengan kadar asam urat (p>0,05) dan ada
pengaruh positif asupan purin terhadap kadar asam urat
(p<0,05)
KESIMPULAN

Asupan purin berpengaruh terhadap


kadar asam urat, sedangkan cairan
tidak berpengaruh terhadap kadar
asam urat pada wanita usia 50-60
tahun.

Anda mungkin juga menyukai