Anda di halaman 1dari 29

TEORI DASAR

HYDROGEOLOGY

Ir. Moh Sholichin., MT., PhD


Mempelajari Hydrogeologi harus dimulai dengan
pengetahuan dasar tentang :
1. Siklus hidrologi
2. Geologi dasar (batuan)
3. Peta Geologi kawasan
4. Pergerakan air pada lapiran bawah tanah
GEOLOGI

• Geologi adalah ilmu yang mempelajari


tentang bumi. Bumi merupakan salah
satu planet yang ada di sistem
tatasurya kita. Bumi didiskripsikan
berbentuk bulat pepat dan berputar
pada poros pendeknya. Jari-jari bumi ±
6.370 km, yang terdiri dari benda padat
(batuan), benda cair, dan gas (udara).
• Informasi utama dari susunan dalam bumi
diketahui berdasarkan informasi
seismologi. Berdasarkan penyelidikan oleh
H. Jeffreys dan K.E. Bullen (1932-1942)
yang mengacu pada penyelidikan E.
Wiechert (1890-an, didefinisikan
pembagian bentuk dalam (lapisan-
lapisan) dari interior bumi, yaitu terdiri
dari inti dalam, inti luar, mantel bawah,
dan mantel atas, serta kerak bumi
• Gambar 1. Hasil Seismik Tomografi menunjukkan lempeng
tektonik yang menunjam di bawah Amerika Serikat
(sumber : Susan Van Der Lee & Steve Granf melalui www.iris.edu)
Inti bumi (paling dalam),
terdiri dari inti dalam
(kedalaman 5.140 - 6.371 km,
padat, berat, dan sangat
panas), inti luar (kedalaman
2.883-5.140 km, cair atau
lelehan lebih ringan, dan
sangat panas).

Gambar 2.
Komposisi irisan dalam Bumi
• Mantel, terdiri dari mesosfer (kedalaman 350-
2.883 km, padat, bertekanan tinggi, panas,
dan keras), astenosfer (kedalaman 100-350
km, lemah, mudah terdeformasi oleh panas
dan tekanan, serta plastis).
• Litosfer (kerak bumi), kedalaman 0-100 km,
padat, dingin, kaku, rapuh, dan ringan, yang
terdiri dari kerak benua (tebal), dan kerak
samudera (tipis).
• Kerak benua didominasi oleh batuan yang
kaya Silikat, dekat permukaan kaya dengan
alumunium (SiAl), dan pada kedalaman yang
besar kaya akan magnesium (SiMa),
KERAK BUMI (EARTHCRUST)

• Merupakan padatan yang relatif dingin, rapuh,


dan kaku (rigid) dengan BJ lebih rendah
sehingga seolah-olah mengapung di atas mantel.
Ini adalah bagian yang berada di permukaan
bumi sampai kedalaman ±100 km.
• Lelehan magma yang lebih panas akan bergerak
ke atas dan lelehan magma yang lebih dingin
tenggelam (seperti gerakan air panas dan air
dingin pada waktu kita menjerang air di atas
kompor, Gambar 3).
PEMBENTUKAN BATUAN
• Batuan merupakan suatu bentuk padatan alami
yang disusun oleh satu atau lebih mineral, dan
kadang-kadang oleh material non-kristalin.
Kebanyakan batuan merupakan heterogen, dan
hanya beberapa yang merupakan homogen
(disusun oleh satu mineral atau monomineral).
Tekstur dari batuan akan memperlihatkan
karakteristik komponen penyusun batuan,
sedangkan struktur batuan akan memperlihatkan
proses pembentukannya (dekat atau jauh dari
permukaan).
• Batuan kristalin terbentuk dari tiga proses (fisika-
kimia) dasar, yaitu kristalisasi dari suatu larutan
panas (magma), presipitasi dari larutan, serta
rekristalisasi dari suatu bentuk padatan. Proses-
proses tersebut akan menghasilkan tipe atau
produk akhir dari batuan sesuai dengan kondisi
atau tahapan pembentukannya, dan kadang-
kadang muncul sebagai suatu produk residual.
Berdasarkan proses pembentukannya
batuan dapat dikelompokkan sebagai batuan
beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf.
BATUAN BEKU
• Batuan beku merupakan produk akhir dari magma,
yang merupakan suatu massa larutan silikat panas,
kaya akan elemen-elemen volatil, dan terbentuk
jauh di bawah permukaan bumi melalui reaksi
panas (fusion) dari massa padatan. Bagian dari
pelarutan pada bagian tengah lapisan kerak bumi
(hasil dari magma primer), biasanya mempunyai
komposisi basaltik, dan muncul di permukaan bumi
melalui proses erupsi membentuk batuan volkanik
atau ekstrusif, atau melalui pen-injeksian pada
perlapisan atau rekahan-rekahan dalam kerak bumi
pada kedalaman yang bervariasi membentuk
batuan hipabissal (hypabyssal rocks).
BATUAN SEDIMEN
• Karena adanya perubahan iklim (panas,
dingin, kering, hujan) dan reaksi dengan zat-
zat lain yang ada di permukaan bumi,
termasuk juga pembuatan manusia dan
makhluk hidup lainnya, maka batuan yang
ada di permukaan bumi dapat berubah
(terombak) sehingga menjadi tidak kuat dan
kompak lagi. Akibatnya batuan tersebut akan
mudah tererosi dan ter-transport oleh aliran
sungai.
BATUAN HASIL AKTIVITAS GUNUNG API
• Magma yang merupakan lelehan panas, pijar, dan
relatif encer, dapat bergerak dan menerobos ke
permukaan bumi melalui rongga-rongga yang terbentuk
oleh proses tektonik (bidang sesar). Selain berupa
padatan, magma juga mengandung uap air dan gas
yang bervariasi komposisinya.
BATUAN METAMORF
• Batuan yang sudah ada/terbentuk, dapat juga
mengalami perubahan menjadi batuan lain oleh
proses metamorfosa (suatu proses yang
dipengaruhi oleh aktivitas panas dan tekanan
yang tinggi). Karena perubahan temperatur,
tekanan, atau temperatur dan tekanan (secara
bersama) akan merubah struktur dalam (kristal)
dari mineral-mineral yang menyusun batuan
tersebut. Dalam proses metamorfosa ini
dianggap tidak ada penambahan unsur dari luar.
STRATIGRAFI
• Secara umum stratigrafi diartikan sebagai suatu
kesatuan ciri batuan yang berbeda dengan di atas
dan di bawahnya. Stratum dibatasi dari stratum
lainnya oleh bidang perlapisan atau ciri-ciri lain
yang membedakannya dari yang berbatasan.
• Penggolongan batuan berdasarkan lapisan-lapisan
batuan di bumi menjadi satuan-satuan batuan
berdasarkan ciri-ciri litologinya disebut dengan
litostratigrafi.
STRATIGRAFI

• Stratigrafi merupakan salah satu cabang dari ilmu


geologi, yang berasal dari bahasa Latin, Strata
(perlapisan, hamparan) dan Grafia (menggambarkan).
Jadi pengertian stratigrafi yaitu suatu ilmu yang
mempelajari tentang lapisan-lapisan batuan serta
hubungan lapisan batuan itu dengan lapisan batuan yang
lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan
tentang sejarah bumi.
• Beberapa konsep stratigrafi yang perlu diketahui
antara lain :
• Superposisi (Steno, 1669), yaitu lapisan yang lebih
muda selalu berada di atas lapisan batuan yang lebih
tua.
• Kedataran (Steno, 1669), yaitu susunan lapisan yang
kedudukannya tidak horizontal berarti telah mengalami
proses geologi lain setelah pengendapannya.
• Kesinambungan (Steno, 1669), yaitu pada dasarnya
batas hasil suatu pengendapan berupa bidang
perlapisan akan menerus sampai penyebab
kejadiannya menghilang pada suatu tempat.
PETA FISIOGRAFI JAWA BAGIAN TIMUR MENURUT
BEMMELEN (1949 )
LAUT JAWA U
Mur ia

Rembang 0 100 200 km
Pekalongan ZONA REMBANG
Semaran g
SERAYU Ungar an ZONA MADURA
ZONA BOGOR Sin dor o RANDUBE
UTARA ZONA LATUNG
Sla met Sum bing KENDENG
Mer babu Sr agen
Nga wi
SERAYU SELATAN Lawu Pandan SELAT MADURA
PROGO Mer api Madiu n
BARAT Wilis Arjun o
Yogyakar ta Anjasmoro Bromo
Argopu ro Balur an
Butak
ZONA P
EGUNUN Semeru Lam ongan Rau ng
GAN SE
Gunungapi Kuarter LATAN Ijen
BALI
Dataran Aluvial Pantai jawa bagian Utara
Antiklinorium Rembang - Madura
Antiklinorium Bogor - Ser ayu Utara - Kendeng
Pematang dan Dome Pada Pusat Depresi

Depresi Jawa dan Zona Randubelatung


SAMUDRA INDIA
Menurut Bemmlen (1949) fisiografi atau kenampakan fisik
daerah Jawa bagian Timur dapat dikelompokkan menjadi
tujuh zona, dari utara ke selatan yaitu:
• 1. Dataran Pantai Utara Jawa,
• 2. Perbukitan Rembang – Madura,
• 3. Depresi Randublatung,
• 4. Zona Perbukitan Kendeng,
• 5. Gunungapi Kuarter,
• 6. Depresi Jawa bagian Tengah / Zona Solo,
• 7. Zona Pegunungan Selatan (Gambar3.5).
• Zona Dataran Pantai Utara Jawa merupakan dataran pantai
yang disusun oleh endapan pasir dan lempung yang masih
lepas.
• Zona Kendeng secara umum merupakan perbukitan lipatan
dengan sumbu berarah Barat – Timur. Morofologinya
berombak, bergelombang dan perbukitan, dengan kemiringan
lereng 3 - 25 %, ketinggian wilayah 25 - 100 meter d.p.l. Batuan
penyusun di zona umummnya batuan sedimen laut dangkal dan
sedeimen darat, setempat dijumpai batuan gunungapi.
• Di bagian selatan merupakan bagian dari kompleks Gunungapi
Arjuno – Welirang dan Gunungapi Tengger. Ketinggian wilayah
gunung ini 500 – 3350 meter d.p.l, sudut lereng lebih dari >
45% (bagian puncak / kerucut), antara 25 sampai 45% (bagian
tubuh / lereng) dan antara 15 sampai 25% (bagian kaki).
CONTOH STRATIGRAFI GEOLOGI JATIM
• Batuan di CAT Pasuruan dibentuk selain oleh
proses sedimentasi pada masa Plistosen, juga
dibentuk oleh proses vukanisme Gunungapi Bromo
- Tengger dan Gunungapi Arjuno Weliran. Oleh
karena itu penyatuan satuan batuan di CAT
Pasuruan menggunakan prinsip litostratigrafi dan
vulkanostratigrafi.
• Berdasarkan pada peta geologi Lembar Malang
skala 1:100.000 (Santosa, S. dan Suwarti, T.,
1992, Puslitbang Geologi Bandung) dan Lembar
Probolinggo skala 1:100.000 (Suharsoo dan
Suwarti, T., 1993), batuan yang dijumpai di CAT
Pasuruan dapat dikelompokkan sbb:
• Zona Kendeng : satuan batuan yang termasuk dalam zona
ini adalah Formasi Kabuh (Qpk), Formasi Jombang (Qpj),
Formasi Welang (Qpw),
• Zona Gunungapi Tengger : satuan batuan yang termasuk
dalam zona ini adalah Satuan Batuan Gunungapi Tengger
Tua, Satuan Endapan Lahar Tengger Tua, Satuan Batuan
Gunungapi Tengger, Satuan Endapan Lahar Tengger.
• Zona Gununapi Arjuno – Welirang : satuan batuan yang
termasuk dalam zona ini adalah Satuan Batuan Gunungapi
Arjuno – Penangungan, Satuan Batuan Gunungapi
Welirang, Satuan Endapan Lahar Arjuno welirang
• Zona Dataran Pantai Utara Jawa : Endapan alluvial
• a. Zona Kendeng
• Formasi Kabuh (Qpk): Formasi ini terdiri dari
batupasir tufan, batulempung tufan, batupasir
gampingan, konglomerat, lempung dan tuf.
• Batupasir tufan berwarna kelabu muda – coklat dan
merah muda, berbutir sangat kasar – halus,
membundar tanggung – menyudut tanggung.
Komponen dari pecahan batuan, felspar, amfibol,
mineral mafik dan bijih. Berstruktur silang-siur, tebal
lapisan dari beberapa centimeter hingga beberapa
meter
• Formasi Jombang (Qpj) : Formasi ini terdiri dari breksi,
batupasir tufan, batulempung tufan, lempung, batugamping
dan tuf.
• Breksi aneka bahan, berwarna coklat – kelabu tua,
komponen berbutir kerakal – kerikil, menyudut tanggung –
membundar tanggung, terpilah buruk, kemas terbuka, dan
pejal. Berkomponen andesit, basal, batuapung, silika,
felspar, mineral mafik, sedikit obsidian dengan massa
dasar tuf pasiran kasar – halus, tebal perlapisan beberapa
meter, berstruktur perlapisan bersusun dan setempat
silang-siur.
• Formasi Semongkrong (Qps) : Formasi ini
terdiri dari tuf sela, breksi tufan, tuf batuapung,
batupasir tufan, breksi polimik dan
konglomerat.
• Tuf Sela, kelabu kekuningan, ukuran debu
sampai lapilli berkomponen basal skoria,
batuapung, andesit struktur berlapis sejajar
dengan ketebalan 2 meter. Batupasir tufan,
berwarna kelabu kecoklatan, kompak, tebal
lapisan 10 cm sampai 1 m, berbutir kasar –
halus, terdapat struktur silang siur, setempat
bersisipan batulanau.

Anda mungkin juga menyukai