S. Poedjopradjitno
Sari
Penafsiran potret udara hitam putih (phanchromatic) tahun 1971 daerah lembah Kerinci dimaksudkan untuk
mengidentifikasi elemen morfotektonik, tujuannya untuk mengkaji genesa (tektonika) pembentukan lembah Kerinci dan
mendeliniasi zonasi potensi bencana alam. Hasil penafsiran potret udara menunjukkan adanya jejak elemen
morfotektonik makro yang berkaitan dengan gerak-gerak tektonik masa lalu, antara lain sejumlah gawir sesar tua, gawir
sesar muda, gawir sesar kecil, pergeseran alur sungai, kelurusan lembah dan beberapa bentuk kelurusan lainnya. Bentang
alam lembah Kerinci merupakan hasil kegiatan struktur yang didominasi oleh gerakan vertical. Di samping itu diamati
beberapa bentuklahan penyerta gerakan tektonik, berupa tumpukan kipas alluvial gunungapi dan endapan undak. Pola
gawir sesaran tersebut membentang sejajar arah Pulau Sumatera dan akhirnya menyempit di bagian utara. Di wilayah ini
sangat berpotensi menjadi gempa bumi.
Kata kunci : morfotektonik, gawir sesar, kelurusan , kipas aluvial, gempabumi
DG
Abstract
An interpretation of 1971 aerial photograph (phanchromatic) of the Kerinci valley area is intended to identify
morphotectonic elements, in order to examine the genesis of Kerinci valley and to delineate a potential natural disasters
zone. The interpretation shows the trace of macro morphotectonic elements related to the tectonic movements in the
JS
past, such as old faultscarp, young faultscarp, small faultscarp, shifting river channel, alignment of the valley and
lineaments. Therefore landscape of the Kerinci valley was produced by structure activities that are dominated by
vertical movements. Besides some of tectonic movements accompanying landforms are observed, such as a pile of
fluvio volcanic fan and terrace deposites. The faultscarp pattern extends parallel to the direction of main fault in the
Sumatra island and become narrows at the northern end. In this area is very potential for earthquake
Key words : morfotectonic, faultscarp, alignment, alluvial fan, earthquake
Siulakderas
Semurup
Siulak
Air anget
Sungkil
Gempa Th1995
SUNGAIPENUH
Hiang
Seleman
PETA INDEKS
96ºBT 97ºBT B99ºT 101ºBT 103ºBT 104ºBT 106ºBT
P. We
DANAU KERINCI
ACEH
MALAYSIA
SUMATERA
UTARA
RIAU
SUMATERA
BARAT
JAMBI
U Djunjun
DG
SUMATERA
SELATAN
101º25’BT 101º38’BT
ignimbrit yang dihasilkan berbeda dari vulkanisme dan terakhir adalah Semangko. Sieh dan Natawidjaja
orogen yang normal. Letusan menghasilkan sebaran (2000) sependapat dengan Tjia (1977) bahwa Sesar
material asam yang luas dikenal dengan banjir tufa Sumatera tersegmentasi, panjang masing-masing
(flood tuff), yang mengubur bentangalam di sekitar, segmen kurang dari 100 km, dan hanya 2 dari 19
sebagian terlaskan dan mengalami rekristalisasi segmen teridentifikasi lebih panjang dari 200 km.
selama pendinginan.
Segmen-segmen tersebut hampir seluruhnya
Daerah penelitian merupakan bagian kecil dari mempunyai gerak menganan (Tjia, 1977) yang
rangkaian Zona Magmatik Busur Barisan. Tjia (1977) terlihat di peta geologi dan pergeseran akibat gempa.
memasukan ke dalam salah satu rangkaian depresi Poedjoprajitno drr. (2007) menemukan gerak sesar
yang ada di Pulau Sumatera. Rangkaian depresi menganan pada sesar gempa di desa Sumpur serta di
tersebut merupakan salah satu ekspresi sesar besar 12 lokasi melengkungnya rel kereta api antara Solok-
sepanjang pulau, mulai dari Banda Aceh hinga Teluk Sumani oleh gempabumi Singkarak tahun 2007.
Semangko, dikenal sebagai Zona Sesar Sumatera Pusat gempa tahun 2007 berada pada koordinat
(Sumatera Fault Zone). Zona sesar tersebut terdiri 0°30'43.2”LS, 100°31'44”BT atau di sekitar satuan
sekurang-kurangnya ada 18 segmen sesar (Gambar 2) pebukitan karst di sebelah utara Batutabal dengan
yaitu: Krueng Aceh dan Banda Aceh, Wai Ni besaran 6,4 skala richter serta kedalaman pusat
Gumpang, Lae Ranun dan Kotacane, Batang Toru dan gempa 19 km (USGS NEIC, 2007).
Tarutung, UluAer dan Angkola Utara-Selatan, Asi dan
Secara administratif pemerintahan, Lembah Kerinci
Batang Gadis, Sumpur, Sianok dan Masang, Solok-
masuk ke dalam Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi,
Singkarak, Batang Saliti atau Batanghari, Siulak dan
Sumatera dengan ibukota kabupaten di Sungai Penuh.
Kerinci, Ketaun-Seblat-Dikit, Keruh-Musi, Mekakau
Daerah penelitian terletak pada koordinat 1º12'45”-
Tgr D U
Tgdr
Ksl
Ql Qou
U
Ks Tb
Qoa
Qal G.LUMUT
Siulakderas U 2193
Tgr
D
BT.PATAHNGA
Qyu
U U 2293
D D
Tb
Tomp
Tomp Qal
Tomp
U D
Qou
Tomp
U
D
G. MESJID Airanget
1934
G. TARASIH Tpb Qv(b)
Tpgds Kotapanjang
1661
Tb BT.TEBAKAR
Qv(kb)
Tpb Malikair 1804
Tmk
Sungaiabu
Tpgr Qa
SUNGAIPENUH Tmk
Tpb
Hiangi KJp
DG
G. TALANG Qv(kb) Tebingtinggi
QTp Qv(b)
377 Tmk Seleman
G. KERONGSONG
2262 QTp KJp
Qa
Semerap
D. Kerinci
BT.KELUMBANG
QTp
2050 Qa
Qa
Batuputih Junjun
BT.PANDAN
Qv(kb)
1795
Qv(r) Qv(k)
Tomh BT.BAMBAN BT.SEGANTUNG
QTv
2169
100º15’ 0 5 10 15 km 100º37’25”
KETERANGAN
Batugamping
Batuan Gunungapi Tersier Batuan Endapan Antar Gunung Batuan Gunungapi Kuarter
Ksl F. Siulak Tmop F. Siulak Lava andesit-basalt
Tmk F. Kumun Qv(kb) Qa Aluvium
G. Kebonsongan
Ks F. Siulak Endapan
Batuan Terobosan Tersier Batuan Endapan Lajur Barisan Qv(b) Lava andesit-basalt Ql
G. Bungkuk (?) danau
KJp F. Peneta Tpgds Granit Sungai penuh Tomh F. Hulusimpang
6º Batuan Endapan Antar
5º
Gunung Breksi
Qoa gunungapi
4º
Tpgr Granit Batuan Endapan Antar Gunung
QTp F. Pengasih
3º
2º
takterpisahkan
1º
-1º
-2º
Lokasi penelitian Barisan Batuan
Qou Gunungapi
-3º
U Tmdi Diorit
-4º
-5º
QTv Satuan Gunungapi tak terpisahkan
-6º
-7º
Rio-Dasit
-8º
INDEK PETA
95º 96º 97º 98º 99º 100º 101º 102º 103º 104º 105º 106º
Gambar 3. Peta Geologi Daerah Lembah Kerinci, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi (sebagian Peta Geologi Lembar Painan dan Sungaipenuh,
skala 1:25.000 oleh Rosidi drr., 2011 dan Kusnama drr., 1993)
Pada Mio-Pliosen secara tidak selaras diendapkan Bentukan asal struktur adalah bentangalam
Formasi Kumun (Tmk), tersusun oleh batupasir, (landscape) yang terbentuk dari hasil kegiatan
konglomerat, breksi, sisipan lignit dan tuf. Formasi ini struktur, terdiri dari lima bentuklahan (landform)
DG
tersingkap di tebing sebelah kanan maupun kiri yaitu: Pegunungan bongkah sesar (S1), Pebukitan
lembah Kerinci, terutama di dekat Danau Kerinci. sisa penyesaran (S2), Pebukitan struktur terdenudasi
(S3), Dataran undak bagian bawah (S4) dan terakhir
Pada Kala Pliosen terjadi kegiatan magmatik, yang dataran undak bagian atas (S5).
ditandai oleh batuan terobosan bersifat asam yaitu
JS
Siulakderas U
S1
KETERANGAN
UNIT GEOMORFOLOGI
BENTUKAN ASAL STRUKTUR BENTUKAN ASAL FLUVIAL
0 1,5 3 Km
S1
S1 PEGUNUNGAN DATARAN ALUVIAL
BONGKAH SESAR F1
Semurup 1995
S1
BAJI UNDAK
Hiang
S2 FV3
PERGESERAN
FV3 ALUR SUNGAI
S3
KELURUSAN
95 100 105 S oleman
S2
5 GAWIR SESAR KECIL
FV3
MEDAN FV3 GAWIR EROSI
S2
V1
SAG II (R.5/8311)
122
DANAU KIPAS FLUVIO GUNUNGAPI
AKTIF
S2
KERINCI
0 KIPAS FLUVIO GUNUNGAPI
V2 TIDAK AKTIF
DG
PADANG
FV3 FV3
JAMBI POND (?)
Djunjun
S1 DINDING KAWAH
GUNUNGAPI TUA
5
SIMBOL-SIMBOL LAIN
LAMPUNG
Lokasi studi
STUDY AREA
BATAS SATUAN MORFOLOGI
Sumber: Potret udara hitam putih pankromatik th.1971 sekala 1 : 75.000 SAG II (R.5/8311) TITIK PUSAT POTRET UDARA
120
101º25’BT 101º38’BT
JS
Gambar 4. Peta Geomorfologi Tentatif Lembah Kerinci, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, berdasarkan potret udara
berkemiringan tajam (16° - 35°, Zuidam 1985). (membulat) merupakan pertanda bahwa pada
Bentuklahan ini dapat dijumpai di sekitar Desa Hiang satuan bentuklahan ini peran denudasi sangat besar.
hingga Seleman dan selatan Desa Semurup. Elevasi
tertinggi ± 875 m dan terendah ± 800 m, puncak Dataran undak bagian bawah (S4)
bukit membulat, berlereng sedang sampai agak
curam (7°-15°, Zuidam 1985), tersusun atas batuan Dataran undak bagian bawah merupakan morfologi
hasil gunungapi berumur Plio-Plistosen (Kusnama dataran, umumnya memanjang, sebarannya tidak
drr., 1992) luas, berbatasan dengan bentuklahan di sekitarnya
berupa gawir sesar kecil (scarplet), tersusun dari
batuan aluvium, berdekatan dengan kolam sesar (sag
Pebukitan struktur terdenudasi (S3)
pond).
Bentuklahan ini merupakan blok pebukitan terpisah
Dataran undak bagian atas (S5)
dari bentuklahan pegunungan bongkah sesar (S1)
dengan bentangan pematang pebukitan berarah Dataran undak bagian atas merupakan morfologi
tegak lurus lembah, tertoreh sangat kuat. dataran, bentuknya memanjang, sebarannya tidak
Bentuklahan ini tersusun dari batuan kurang resisten luas, dijumpai di dasar lembah bagian timur, yang
(serpih tufan, lignit dan tuf) berumur Kapur, Mio- berbatasan dengan ujung lidah bentuklahan kipas
Pliosen dan sebagian ditutupi oleh material aluvial. Di bagian barat dengan bentuklahan dataran
gunungapi Kuarter. Igir bukit yang tidak tajam aluvial, tersusun dari batuan aluvium (Qa).
Kelumbang, terdiri dari peselingan lava bersusunan muda biasanya ditandai dengan masih aktifnya proses
andesit-basal. sedimentasi.
Bentuklahan ini mempunyai relief datar atau hampir Lembah Kerinci dikenali oleh banyak ahli sebagai hasil
datar, di beberapa tempat agak kasar, merupakan kegiatan volcano tectonic masa lalu (Bemmelen,
dataran hasil sedimentasi sungai sebagai agen 1949). Sedangkan Muraoko drr. (2010), menafsirkan
utama. Sungai utama yang dimaksud adalah Sungai Lembah Kerinci sebagai salah satu dari sekian segmen
Siulak, berasal dari Gunung Kerinci dan bermuara di tektonik aktif terletak membentang berjajar mulai dari
Danau Kerinci. Teluk Semangko (Sumatera bagian selatan) hingga
Blangkajeren (Aceh-Sumatera utara).
Siulakderas U
S1
KETERANGAN
ELEMEN MORFOTEKTONIK
0 1,5 3 Km GAWIR SESAR UTAMA PERGESERAN ALUR SUNGAI
AKTIF
Semurup 1995
GAWIR SESAR UTAMA KELURUSAN
POTENSIAL AKTIF
S2
S1 GAWIR SESAR KECIL
FV3
SAG II (R.5/8311)
124
FV2 SIMBUL UNIT GEOMORFOLOGI
SUNGAI PENUH
0
V2
DG
PADANG FV3 FV3 SEDIMENTASI
TIDAK AKTIF
JAMBI
Djunjun
S1 BATAS SATUAN MORFOLOGI
5
DINDING KAWAH
LAMPUNG
GUNUNGAPI TUA
Lokasi studi
TITIK PUSAT POTRET UDARA
SAG II (R.5/8311)
Sumber: Potret udara hitam putih pankromatik th.1971 120
sekala 1 : 75.000 KAMPUNG Oleh: Soemantri. P. (Sie. Geomorfologi)
JS
Gambar 5. Peta Morfotektonik tentatif Lembah Kerinci, Propinsi Jambi, Sumatra, berdasarkan potret udara.
Elemen morfotektonik daerah penelitian adalah ditemukan baik di bagian barat maupun bagian timur
berupa gawir sesar utama, gawir sesar utama lembah terutama di daerah Semurup, Hiang,
potensial aktif, gawir sesar kecil (scarplet), baji undak Sungaipenuh bagian atas dan pantai barat Danau
struktur, kolam sesar (sagpond) kelurusan lembah Kerinci.
sesar dan pergeseran alur sungai (Gambar 5).
Sedangkan kenampakan bidang gawir sesar
Cluf drr. (1972) membedakan antara sesar aktif dan potensial aktif pada umumnya menunjukkan bidang
sesar potensial aktif dari kriteria sejarah penyesaran, gawir yang hampir keseluruhan permukaannya
geologi dan morfologi serta teakhir adalah ditutupi oleh tanaman dan sejenisnya (landcover),
kegempaan. Meskipun tidak semua kreteria ada sisa-sisa lereng rombakan di kaki gawir yang
terpenuhi, namun ekspresi morfologi daerah tidak aktif, jejak kipas tua di kaki gawir, kegiatan erosi
penelitian dapat diselaraskan dengan Cluff drr. di permukaan kurang aktif. Elemen struktur
(1972); kenampakan elemen morfostruktur semacam ini dapat dijumpai di lereng lembah bagian
(Gambar 5) adalah sebagai berikut: gawir sesar aktif barat atau di sekitar Sungaipenuh. Dimensi gawir
tampak pada potret udara sebagai bidang yang sangat beragam, seperti di selatan Desa Hiang
umumnya terbuka dan biasanya diikuti tumbuhnya tampak adannya gawir sesar kecil (scarplet) yang
kipas aluvial aktif dan lereng rombakan (debris memotong endapan aluvial muda.
slope) di sepanjang kaki gawir, belum banyak
Beberapa undak struktur teridentifikasi di sekitar
tumbuh-tumbuhan sepanjang bidang gawir serta
Desa Airanget (Gambar 5), tersusun oleh endapan
diimbangi dengan aktifitas erosi. Gawir sesar jenis ini
Siulakderas U
S1
KETERANGAN
ZONA TINGKAT POTENSI
Semurup 1995
TINGGI
S1 SEDANG
S2
FV2
F1 RENDAH
SAG II (R.5/8311)
126 FV3
S1
FV3
SANGAT RENDAH
FV2
S4
AIR ANGET
DAERAH TINGGIAN TIDAK DIHUNI
(HUTAN)
S5 ‘95
FV1
95 Soleman
100 105
S2
SIMBOL-SIMBOL LAINNYA
5
FV3
FV3
MEDAN KOTA / KAMPUNG
SAG II (R.5/8311) S2
V1
122
S2
DANAU
KERINCI BATAS SATUAN MORFOLOGI
0
V2
DG
PADANG FV3 FV3 DINDING KAWAH
JAMBI GUNUNGAPI TUA
Djunjun
S1
Gambar 6. Peta Zona Potensi Bencana Alam Tentatif, Lembah Kerinci, Propinsi Jambi, Sumatera
Berikut adalah peta wilayah Lembah Kerinci yang tersedianya endapan pasir fluvialtil dari Formasi
terbagi menjadi lima zonasi tingkat potensi bencana Pengasih cukup tebal, tertutupi endapan gunungapi
alam (Gambar 6) , yaitu: muda (Qv, Qou, Qol dan Qyu), disamping mempunyai
kelembapan tinggi. Populasi penduduk padat
1. Potensi sangat tinggi terutama di Desa Soleman, Hiang, Djunjun, Sungai
Penuh,
Kerentanan sangat tinggi menempati satuan
bentuklahan kipas aluvial muda (FV3), undak
2. Potensi tinggi
struktur bagian bawah (S4) dan atas (S5), tersusun
dari endapan material batuan yang belum Zonasi kerentanan tinggi menempati satuan
terkonsolidasi dan wilayah ini dilewati garis gawir bentuklahan dataran aluvial (F1) dan kipas aluvial
sesar (fault line scarp), secara topografi daerah ini gunungapi tua (FV2), tersusun atas material batuan
mempunyai kemiringan sedang sampai landai dan lepas, mempunyai unsur kelembapan sedang, secara
datar. Bencana yang mungkin terjadi antara lain topografi daerah ini berelatif datar, wilayah terbuka
adalah amblesan membentuk kolam-kolam struktur lebih banyak. Bencana yang mungkin terjadi antara
(sagpond), pergeseran muka tanah berbahaya untuk lain adalah amblesan dan pergeseran tanah. Populasi
jenis bangunan-bangunan teknik (jembatan, jalan, penduduk relatif padat terutama di Desa Soleman,
bendungan dan gedung bertingkat), sedangkan Hiang, Djunjun, Sungai Penuh,
pelulukan dapat terjadi disekitar lembah karena
02°00’S
Warping from a macro-
Sungai Penuh pull-apart basin scopic fault trend
02°20’S
Daerah penelitian
Gunung Gadang
A
DG
100°40’E 101°00’E pressure ridge
Gambar 7. Menunjukkan hubungan geometri ujung segmen sesar dan kelompok gunungapi, tanda lingkaran terbuka
menunjukkan tempat sumber air panas alami, kelompok Gunungberapi Kerinci dan Masurai merupakan ujung
sesaran (Muraoka drr. 2010)
JS
McCaffrey (2009), mengatakan bahwa perpaduan elemen morfologi struktur hasil kegiatan tektonik,
kegiatan antara tektonik dan vulkanik ini merupakan yaitu gawir sesar utama (main fault scarp)
khasanah penelitian yang menarik dan menjadi maupun gawir sesar kecil (scarplet), undak
konsekuensi tragis, membawa wilayah Sumatera dan struktur, pergeseran alur sungai, pergeseran bukit,
tektonik aktif menjadi fokus dunia. Kedudukan lempeng kolam sesar (sagpond) dan kelurusan lembah.
tektonik Sumatera seperti saat ini sudah selama
2. Bentangalam Lembah Kerinci merupakan
puluhan juta tahun, membuahkan peristiwa bencana
bentangalam hasil proses tektonik yang
geologi cenderung meningkat. Hal ini terjadi disebabkan
didominasi gerak vertikal, secara geomorfologi
oleh ketidak matangan pemahaman kita tentang gempa
disebut dengan bentangalam lembah terban yang
bumi besar dan jenis-jenis bahaya geologi.
diekpresikan di permukaan daratan sebagai
Proses tektonik yang membentuk Danau Kerinci di lembah terban berjenjang.
Jambi ini juga terjadi dalam pembentukan danau
3. Tingkat keaktifan tektonika di Lembah Kerinci
tektonik lain di Sumatera, seperti Danau Diatas dan
dikategorikan potensial aktif hingga aktif, yang
Danau Dibawah serta Danau Singkarak (Sumatera
ditandai dengan sejumlah kipas aluvial
Barat).
gunungapi muda yang tersesarkan.
Acuan
Bemmelen, R.W., 1961. Volcanology and geology of ignimbrites in Indonesia, North Italy, and the U.S.A.,
Bulletin of Volcanology, vol. 25, No. 1, 151-173
Doornkamp, J.E., 1986. Geomorphological approach to the study of neotectonics. Journal of Geological
Society. London, (143), p.335-342.
Fairbridge R.W., 1987. The Concept of Neotectonic, Z.Geomorph. N.F. Bd.63 1-7 Berlin-Stuttgart
Kusnama, Pardede R., Andi Mangga S., Sidarto 1993. Peta Geologi Lembar Sungaipenuh dan Ketahun,
Sumatra, Skala 1:250.000, Pusat Survei Geologi, Bandung
DG
Gerasimove, I.P. 1946. Experiment in Interpreting Geomorphologically the General Pattern of Geological
Structure in the USSR, Moscow (in Rusia)
Mayer L., 1986. Tectonic Geomorphology of Escarpments and Mountain Fronts, Active Tectonics: Impact on
Society, Washington, D.C. 20001, p. 125-135
JS
McCaffrey R., 2009. The Tectonic Framework of the Sumatran Subduction Zone, Annu. Rev. Earth Planet. Sci.
37:345–66
Muraoka H, Takahashi T, Sundhoro H, Dwipa S, Soeda Y, Momita M, Shimada K., (2010). Geothermal systems
contrained by the Sumatran Fault and its pull-apart basin in Sumatra, Western Indonesia, Proc. World
Geothermal Congress.
Natawidjaja D, Triyoso W, 2007. The Sumatran fault – From Source to Hazard, Journal of Earthquake and
Tsunami, vol.1, No. 1, p.21-47
Poedjoprajitno S, Moechtar H, Sidarto, Juhanda A., 2007. Monitoring dan analisis kejadian gempabumi
Singkarak 6 Maret 2007 kaitannya dengan kajian sesar aktif Solok-Singkarak-Bukitinggi, Sumatera
Barat, Laporan, PSG, (un publish)
Rosidi H.M.D. , Tjokrosapoetro S. , Pendowo B. Gafoer S. dan Suharsono 2011. Peta Geologi Lembar Painan
dan Bagian Timurlaut Lembar Muarasiberut, Sumatera, Skala 1:250.000, Pusat Survei Geologi,
Bandung
Sieh K and Natawidjaja D., 2000. Neotectonic of the Sumatran fault, Indonesia,Journal of Geophysical
Research, vol.1 05, No.B 12, p.28,295-28,326
Tjia, H D. 1977. Tectonic depressions along the transcurrence Sumatera fault zone. Geol. Indon 4, pp 13-27.
USGSNEIC,2007.http://earthquake.usgs.gov/ earthquakes/eqinthenews/2007/us2007zpah/).
USGSNEIC,2010.http://earthquake.usgs.gov/ earthquakes/eqarchives/epic/1985-2010.
Verstappen H. Th., 1973. A geomorphological reconnaisaance of Soematra and adjacent island (Indonesia),
ITC, The Netherlands, 182p
Zuidam. R.A. van., 1985.,Aerial photo Interpretation in terrain analysis and geomorphologic mapping, Smiths
publisher, The hague, The Netherlands, 442 p