Anda di halaman 1dari 18

KASUS KARIES PADA PENDERITA

DIABETES MELITUS

Kelompok 8:
Ariyani Widianingsih
Ismiatun Nurhabibah
Isni Nurfadilah
Laras Shafira Rasyid
Ucu Rina Sonia
KARIES

• Karies merupakan kerusakan jaringan keras gigi yang


disebabkan oleh asam yang ada dalam karbohidrat melalui
perantara mikroorganisme yang ada dalam saliva.
• Karies gigi adalah proses demineralisasi email gigi yang
menyebabkan kerusakan enamel dan dentin, dengan kavitasi
gigi.
Faktor internal yang mempengaruhi karies gigi:
• Host : meliputi gigi dan saliva.
• Agen : plak
• Substrat : campuran makanan halus dan minuman yang
dikonsumsi sehari-hari yang menempel pada gigi.
• Waktu : tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan
yang kariogenik dapat memengaruhi perkembangan karies.
Faktor eksternal yang mempengaruhi karies gigi:
• Usia
• Letak geografis
• Pengetahuan, sikap dan perilaku
• Jenis kelamin
• Suku bangsa
• Kultur sosial penduduk
• Penyakit sistemik (diabetes melitus)
• Radiasi
Secara klinis diagnosa karies adalah sebagai berikut:
• Karies superfisialis (karies mencapai email / iritasio pulpa) adalah
karies yang pertama kali terlihat secara klinis dan hanya mengenai
permukaan email gigi. Pada karies ini, terlihat bercak putih pada gigi
dan gigi dapat terasa ngilu.
• Karies media (karies mencapai dentin / hiperemi pulpa) adalah karies
yang telah mengenai dentin hingga kedalaman lebih dari 2 mm,
terkadang terasa nyeri pada saat makan dan minum terutama
makanan dan minuman yang asam, asin, dan dingin. Namun, rasa nyeri
akan menghilang jika rangsangan dihilangkan dan tidak ada rasa sakit
spontan. Pada pemeriksaan intraoral didapatkan kavitas yang terbatas
pada email gigi.
• Karies profunda (karies mencapai pulpa / pulpitis)
a. Karies profunda vital adalah karies yang mencapai pulpa, teraba
bagian atap pulpa yang terbuka, tampak adanya perdarahan, dan ada
reaksi nyeri berdenyut bila ada perangsangan.
b. Karies profunda non vital adalah karies yang mencapai pulpa,
teraba bagian atas kamar pulpa yang terbuka, tidak dijumpai adanya
perdarahan, tidak ada reaksi nyeri, dan bila peradangan berlanjut ke
daerah bifurkasi atau periodontal atau periapikal dapat
menyebabkan dento alveolar abses akut atau kronis.
DIABETES MELITUS

• Diabetes Mellitus (DM), penyakit gula, atau penyakit


kencing manis, diketahui sebagai suatu penyakit yang
disebabkan oleh adanya gangguan menahun terutama pada
system metabolisme karbohidrat, lemak, dan juga protein
dalam tubuh.
• Gangguan metabolisme tersebut disebabkan kurangnya
produksi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya,
yang mengakibatkan terjadinya hiperglikemi
Klasifikasi Diabetes Melitus menurut WHO:
• Diabetes Melitus Tipe 1
DM tipe 1 (diabetes anak-anak, insulin-dependent diabetes
mellitus atau IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena
berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat
rusaknya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau
Langerhans pankreas akibat kesalahan reaksi autoimun.
IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
• Diabetes Melitus Tipe 2
DM tipe 2 (non-insulin-dependent diabetes mellitus atau
NIDDM) merupakan tipe diabetes yang sering terjadi.
NIDDM bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam
sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme
yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, mutasi gen
tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan
kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.
Terdapat tiga gejala klasik DM, yaitu:
1) Polyuria, sering buang air kecil
2) Polidipsi, sering merasa haus
3) Polifagi, sering merasa lapar dan sering disertai dengan
penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas pada DM
tipe 1.
MANIFESTASI DIABETES MELITUS PADA
RONGGA MULUT

• Xerostomia (Mulut Kering)


Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan
penurunan aliran saliva (air liur), sehingga mulut terasa kering.
Saliva memiliki efek self-cleansing, di mana alirannya dapat
berfungsi sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan kotoran
dari dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka akan
menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman, lebih rentan untuk
terjadinya ulserasi (luka), lubang gigi, dan bisa menjadi ladang
subur bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang.
• Gingivitis dan Periodontitis
Periodontitis adalah radang pada jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang).
Selain merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah
menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan
produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan
tubuh untuk memerangi infeksi, sedangkan periodontitis adalah penyakit
yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Dan hal ini menjadi lebih berat
dikarenakan infeksi bakteri pada penderita Diabetes lebih berat.
• Stomatitis Apthosa (Sariawan)
Penderita diabetes sangat rentan terkena infeksi jamur dalam mulut dan
lidah yang kemudian menimbulkan penyakit sejenis sariawan. Sariawan ini
disebabkan oleh jamur yang berkembang seiring naiknya tingkat gula dalam
darah dan air liur penderita diabetes.
• Rasa mulut terbakar
Penderita diabetes biasanya mengeluh tentang terasa terbakar atau
mati rasa pada mulutnya. Biasanya, penderita diabetes juga dapat
mengalami mati rasa pada bagian wajah.
• Oral thrush
Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di dalam mulut yang
disebabkan oleh jamur. Pada penderita Diabetes Melitus kronis dimana
tubuh rentan terhadap infeksi sehingga apabilasering menggunakan
antibiotik dapat mengganggu keseimbangan kuman di dalam mulut
yang mengakibatkan jamur candida berkembang tidak terkontrol
sehinga menyebabkan thrush.
• Dental Caries (Karies Gigi)
Diabetes Melitus merupakan faktor predisposisi bagi kenaikan
terjadinya dan jumlah dari karies. Karena pada diabetes aliran cairan
darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat
kariogenik.
Pada penderita Diabetes Melitus diketahui bahwa jumlah air liur
berkurang sehingga makanan melekat pada permukaan gigi, dan bila
yang melekat adalah makanan dari golongan karbohidrat bercampur
dengan kuman yang ada pada permukaan gigi dan tidak langsung
dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut menurun,
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau karies gigi.
TINJAUAN KASUS

Seorang ibu rumah tangga bernama Astuti berusia 38 tahun datang ke klinik dengan
keluhan sakit pada gigi belakang kiri atas. Pasien mengeluh sakit pada saat mengunyah
makanan yang bertekstur kenyal. Rasa sakit ini dirasakan sejak 7 hari yang lalu.
Setelah operator melakukan pemeriksaan objektif diperoleh data : pada gigi 27
ditemukan karies dalam pada permukaan palatal. Pada gigi 26 ditemukan karies agak
dangkal pada permukaan oklusal. Ditemukan pula karies dangkal pada gigi 14 dan 36
pada permukaan oklusal, tetapi terdapat karang gigi pada permukaan bukal kurang
dari 2/3 pada gigi 36. Untuk gigi 42 dan 45 pada permukaan lingual tertutupi plak
lebih dari 1/3. Pada gigi 12 dan 11 permukaan palatal tertutupi plak lebih dari 2/3
gigi. Pada gigi 33 bagian lingual tertutupi plak lebih dari 1/3 gigi. Jumlah gigi tidak
lengkap, tetapi terdapat tumpatan baik pada gigi 46, 15, 38, 24 dan 35.
Dari hasil pemeriksaan subjektif didapatkan catatan riwayat kesehatan pasien yang
lain, seperti : gastritis pada usia 30 tahun dan gangguan psikologis pasien.
Pasien juga mengeluhkan gusi mudah berdarah ketika menyikat gigi, dan merasa
giginya sering goyang sehingga mudah lepas.
Gigi Inspeksi Termis Sondasi Perkusi Mobility Masalah Keperawatan Diagnosa

27 Terlihat karies + + + - KMP Pulpitis


dalam di
permukaan
palatal
26
Terlihat karies + + - - KMD HP
agak dalam di
permukaan
oklusal
14
Terlihat karies + + - - KME IP
dangkal di
permukaan
oklusal
36
Terlihat karies + + - - KME IP
dangkal di
permukaan
oklusal
0 0 3 1 0 0 0 0 0 0 3 5 1 1 0
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

V IV III II I I II III IV V

V IV III II I I II III IV V

-
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
5 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 5 3 1 0 3

D =4 M =4 F =5
DMF – T = 13
16 11 26

46 31 36

Plak Skor Kalkulus Skor


0 3 1 0 0 0

1 1 2 1,5 0 0 1 0,1

OHI-S : 1,5 + 0,1 = 1,6


Artinya : Sedang
PERENCANAAN

TUJUAN PELAKSANAAN EVALUASI


DIAGNOSA KEPERAWATAN TINDAKAN RASIONAL

14, 36 terlihat karies dangkal di -Mengembalikan gigi dan fungsi -DHE dan OPT - penambalan ART Akan dilakukan pada 19 April 2017 Jangka pendek telah
permukaan oklusal gigi seperti semula -Penambalan ART memberikan DHE, telah
-Bersihkan kafitas &
-Mencegah karies lebih lanjut diberi tambalan berhasil melakukan
tambalan ART

Jangka panjang pasien di


suruh memeriksa gigi
minimal 6 bulan sekali

Jangka pendek telah


memberikan DHE, telah
berhasil melakukan
tambalan ART

Jangka panjang pasien di


suruh memeriksa gigi
minimal 6 bulan sekali

Kopetensi perawat gigi


-Mengembalikan gigi dan fungsi - penambalan ART
26 terlihat karies aga dalam -DHE dan OPT tidak mencabut gigi
gigi seperti semula -Bersihkan kafitas &
pada permukaan oklusal -Penambalan ART diberi tambalan karies mencapai pulpa
-Mencegah karies lebih lanjut Akan dilakukan pada 20 April 2017 dan sisa akar

Anda mungkin juga menyukai