Anda di halaman 1dari 25

BAGIAN ILMU PENYAKIT THT-KL REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2019


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI

ANGINA LUDOVICI

Oleh :
Indah permatasari

Pembimbing

dr. Daud Rantetasak, Sp.THT-KL


Angina Ludwig, atau dikenal sebagai Angina Ludovici,
adalah suatu selulitis, atau infeksi jaringan ikat leher dan
dasar mulut yang cepat menyebar, biasanya terjadi pada
orang dewasa dengan infeksi gigi bersamaan.

Penyakit ini dinamai sesuai dengan nama seorang


dokter di Jerman, Wilhelm Frederick von Ludwig yang
pertama kali menggambarkan kondisi ini pada tahun
1836.

Walaupun penyebaran yang luas pada angina ludovici


biasanya berkembang pada orang yang
immunocompromised

Pendahuluan
Sebagian besar terjadi
pada individu yang
sebelumnya sehat.
Faktor predisposisi : karies
dentis, perawatan gigi terakhir,
sickle cell anemia, trauma &
tindikan pada frenulum lidah.
Penyakit sistemik: DM,
neutropenia, aplastik anemia,
glomerulanefritis, dermatomiositis
& lupus eritematosus
Umur : 20-60 tahun
Jenis kelamin : Pria > Wanita (3:1
atau 4:1)

Epidemiologi
Angina ludovici (Ludwig’s angina) adalah infeksi ruang
submandibula berupa selulitis dengan tanda khas berupa
pembengkakan seluruh ruang submandibula, tidak
membentuk abses, sehingga keras pada perabaan
submandibula.

Defenisi
Ruang Submandibula

Anatomi dan Fisiologi


Sumber infeksi sering berasal  Infeksi
gigi molar dua dan tiga bawah atau dasar
mulut, oleh kuman aerob dan anaerob.

•Organisme yang sering diisolasi Streptokokus viridians &


Stafilokkokus aureus.
•Bakteri anaerobbakteroides, peptostreptokokus, dan peptokokus.
•Bakteri gram (+)Fusobacterium nucleteum, Aerobacter aeroginosa,
Spirochetes
•Bakteri gram (-)Neisseria species, Escherichia coli, Pseudomonas
species, Haemophilus influenzae, and Klebsiella species.

Etiologi
Infeksi ini biasanya dimulai Sumber infeksi lain termasuk
sebagai infeksi gigi pada gigi penyebaran lokal dari abses
molar kedua atau molar ketiga peritonsillar atau parotitis
bawah. supuratif.

Infeksi menyebar secara medial daripada


lateral karena sisi medial tulang periodontal
tipis.

Infeksi awalnya menyebar ke ruang sublingual dan


berlanjut ke ruang submandibular. Karena infeksi
tidak menyebar melalui sistem limfatik, infeksi
bersifat bilateral.

Organisme yang paling umum adalah


Staphylococcus, Streptococcus, Peptostreptococcus,
Fusobacterium, Bacteroides dan Actinomyces.

Patofisiologi
Ruang submandibular terletak antara m. mylohyoid, fascia dan kulit.
Infeksi terutama berasal dari molar kedua dan ketiga.
1. Gejala umum  demam, kelemahan,
kelelahan.
2. Respon inflamasi  edema leher & jaringan
ruang submandibula.
3. Umum timbul nyeri (mengerakan lidah)
4. Sumbatan jalan napas & gangguan
pernapasan (dispnea, takipnea serta stridor)
5. Otalgia, disfagia, disfonia, dan disartria
6. Sepsis
7. Infeksi dapat menyebar ke ruang mediastinum
atau pharyngomaxillari atau ke tulang
(osteomielitis)

Manifestasi Klinis
(a) Penyebaran infeksi pada ruang submandibula
(b) Menunjukkan pembengkakan yang meluas pada ruang
submandibula dan submentale.
(a) Menunjukan lidah terangkat akibat penyebaran infeksi purulen ke ruang
sublingual
(b) Obstruksi jalan napas karena posisi lidah yang berpindah
Anamnesis
1. Terdapat tanda dan gejala klinis  demam,
pembengkakan leher, nyeri leher, odinofagia
& disfagia.
- Gejala lainnya  nyeri pada mulut,suara
serak, pembengkakan lidah, leher terasa
kaku, sakit tenggorokan & hipersalivasi.
- Stridor mengindikasikan  obstruksi jalan
napas.
2. Riwayat sakit gigi, mengorek atau cabut gigi

Diagnosis
Pemeriksaan fisik
1. Pembengkakan ruang submandibular
2. Elevasi dasar mulut, jatuhnya lidah ke arah
posterior dengan risiko tersumbatnya saluran
napas serta lidah yang terdorong ke atas.
3. Umumnya tidak mengalami limfadenopati.

Pembengkakan submandibular bilateral


Terdapat tanda cardinal dari angina ludovici
yaitu:
1. Keterlibatan bilateral atau lebih dari satu
rongga
2. Ganggren yang disertai infiltrasi
serosanguinous yang berbau busuk dengan
atau tanpa pus
3. Keterlibatan jaringan ikat, fascia, dan otot
tetapi tidak mengenai struktur kelenjar
4. Penyebaran melalui ruang fasial dan lebih
jarang dari melalui sistem limfatik
1.Pemeriksaan laboratorium : - Pemeriksaan darah, Kultur
dan sensitivitas
2.Pemeriksaan Radiologi :
• Panoramic  untuk mengidentifikasi sumber odontogenik
yang mungkin
• Foto polos leher dan dada  pembengkakan soft tissue,
adanya udara dan penyempitan saluran napas
• Ultrasonografi (USG)  mengidentifikasi penumpukan
cairan didalam soft-tissue
• CT Scan  Menunjukkan tingkat pembengkakan jaringan
lunak, adanya pengumpulan cairan, gangguan jalan nafas
serta memberikan dimensi & lokalisasi daerah infeksi yang
lebih akurat
• Magnetic resonance imaging (MRI)

Pemeriksaan penunjang
Foto polos menunjukan adanya CT-scan menunjukan adanya pembengkakan
udara (tanda panah). supraglotik dan adanya udara dalam soff tissue
(tanda panah).
1. Abses peritonsilar
2. Karsinoma lingual
3. Abses retrofaring

Diagnosis banding
1. Menjaga patensi jalan napas.
2. Terapi antibiotik secara progesif
3. Dekompresi ruang submandibular, sublingual,
dan submental.
4. Drainase surgical

Penatalaksanaan
(A) Aspirasi abses,
(B) Insisi pada daerah yang berfluatuasi,
(C) Diseksi tumpul untuk mengeluarkan abses,
(D) Pemasangan drain.
(A) Insisi dan drainase pada daerah leher
(B) Pascatrakeostomi
Algoritma yang disarankan untuk diagnosis
dan pengelolaan angina Ludovici
 Sumbatan jalan napas, penjalaran abses ke
ruang leher dalam lainnya, mediastinum &
terjadinya sepsis.
 Menyebabkan mediastinitis atau selulitis
nekrotikans pada leher serta pneumonia
aspirasi.

Komplikasi
 Sangat bergantung pada proteksi segera jalan
napas & pemberian antibiotik untuk
mengatasi infeksi.
 Tingkat kematian pada era sebelum adanya
antibiotik sebesar 50 % tetapi dengan adanya
antibiotik, bersama dengan modalitas pencitraan
yang ditingkatkan & teknik bedah, mortalitas
sekitar 8%.

Prognosis

Anda mungkin juga menyukai