Anda di halaman 1dari 90

MATERI PERKULIAHAN TEKNIK LABORATORIUM

B 1. Pengantar Mata kuliah Teknik Laboratorium 8. Tata Cara Penyimpanan Alat dan Bahan di Laboratorium Biologi

I 2. Pengelompokkan Laboratorium 9. Tata kerja dan Organisasi Laboratorium

0 3. Administrasi Laboratorium 10. Keselamatan Kerja di Laboratorium

L 4. Pengenalan Alat dan Bahan Laboratorium 11. Merancang Praktikum

O 5. Penggunaan/ Operasi Peralatan Laboratorium 12. Hubungan keterampilan proses IPA dengan laboratorium

G 6. Tata Ruang Laboratorium Biologi 13. Program kegiatan laboratorium IPA di SMP,SMA dan universitas

I 7. Tata Tertib Laboratorium Biologi 14. Evaluasi Hasil Observasi Laboratorium di Sekolah

 UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)   UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) 


Kontrak Perkuliahan
Mata Kuliah/ Kode : Teknik Laboratorium/ MK KK41F234
Semester / SKS : 2 / 2 SKS
Program Studi : FMIPA/ Pendidikan Biologi
Dosen Pengampu : Dita Kameswari
Estimasi Waktu : 2 X 50 menit = 100 Menit

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)


1. Mampu memahami prinsip pengelolaan Laboratorium
2. Mampu memahami prinsip kerja (merencanakan menggunakan, memelihara
dan mampu menggunakan alat-alat laboratorium serta prosodur dengan
tidak mengesampingkan keamanan dan keselamatan kerja
Deskripsi Mata Kuliah Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
Mata kuliah tehnik laboratorium merupakan mata kuliah yang bertujuan
untuk membangun pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa
tentang hakikat laboratorium, pengelolaan laboratorium, keselamatan
kerja di laboratorium, dan sop alat/ bahan laboratorium. materi dalam
mata kuliah ini mencakup hakikat lab, fungsi lab, desain lab, prabotan
lab, organisasi lab, administrasi lab, p3ab, keamanan dan keselamatan
kerja di laboratorium, panduan umum P3K, struktur dan fungsi alat
laboratorium biologi, sop alat-alat lab biologi, jenis-jenis preparat, teknik
preparasi, reagen biologi, teknik pembuatan larutan dengan konsentrasi
tertentu, jenis spesimen awetan, teknik pembuatan spesimen awetan
tumbuhan dan hewan
Beberapa tugas mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa meliputi:

1. Inventaris Alat dan Bahan Laboratorium UNINDRA

2. Pengenalan Alat dan Bahan Laboratorium

3. Menyusun SOP (Standar Operasional Prosedur) Suatu Alat/Kegiatan/Desain

4. Merancang Percobaan / Praktikum Sederhana


A. DEFINISI LABORATORIUM
1) Kamus Bahasa Bahasa Indonesia

pengertian laboratorium adalah “tempat atau kamar dan sebagainya tertentu, yang
dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan dsb)

2) Wikipedia bahasa Indonesia:

Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran


ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya
laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium
komputer, dan laboratorium bahasa.
3) Depdikbud : 1995, 2003
Laboratorium adalah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian. Tempat ini dapat merupakan
ruangan tertutup, kamar dll. Laboratorium adalah suatu ruangan yang tertutup di mana percobaan
eksperimen dan penelitian dilakukan.
4) Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010
Istilah laboratorium berasal dari bahasa Latin, yaitu “Labora” yang berarti bekerja. Secara umum
laboratorium didefinisikan sebagi tempat bekerja, yaitu bangunan, gedung atau ruangan yang dilengkapi
peralatan (instrumen) untuk melakukan pekerjaan ilmiah seperti riset, demonstrasi, diskusi dll. Di samping
itu, yang dimaksud dengan laboratorium secara umum adalah:
a) Bangunan, atau ruangan untuk melakukan penyelidikan atau eksperimen secara ilmiah maupun teknis.
b) Situasi atau tempat yang menyediakan sarana untuk melakukan studi, observasi atau eksperimen dll.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa laboratorium (disingkat lab) adalah suatu
Kesimpulan
bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan
peralatan dan bahan-bahan berdasarkan metode
keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan
ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan
pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan
tertentu. Jadi Laboratorium dibedakan sesuai bidang
keilmuan yang dipelajari.

Saat ini, laboratorium banyak dijumpai di berbagai tempat, seperti rumah sakit, apotik, poliklinik, pabrik,
proyek-proyek besar, dan lembaga pendidikan. Masing-masing laboratorium itu mempunyai fungsi dan
tugas yang tidak sama. Jelaskan fungsi dan tugas dari laboratorium tersebut................................................
B. TIPE- TIPE LABORATORIUM
Tipe Laboratorium berdasarkan PERMENPAN No. 3 tahun 2010, terbagi dalam 4 kategori yaitu:

Lab. Tipe I Open Laboratory

Lab. Tipe 2 Close Laboratory

Lab. Tipe 3 Dry Laboratory

Wet Laboratory
Lab. Tipe 4
1. Praktikum/Percobaan Ilmiah
2. Rekontruksi kebenaran ilmiah (Pembuktian teori, mendapatkan fakta empiris)
3. Konservasi kerja ilmiah (melatih keterampilan pengamatan, pengumpulan data, teliti, sabar, keterampilan)
4. Komunikasi ilmiah (jujur, obyektif, kritis)
5. Manfaat Praktikum/Percobaan Ilmiah
6. Meningkatkan keterampilan pengukuran dan pengetahuan prosedural
7. Melatih ketrampilan proses IPA
8. Membentuk Sikap Ilmiah Peserta Didik
9. Bagian dari pendekatan saintifik

1. Penelitian Ilmiah
2. Perumusan Masalah
3. Pengajuan Hipotesis
4. Penetapan metode Penelitian
5. Identifikasi teori yang relevan
6. Persiapan Peralatan
7. Proses Pengumpulan data
8. Analisis data
9. Penarikan kesimpulan
10. Rekomendasi Hasil Penelitian
https://www.monotaro.id/corp_id/
C. FUNGSI LABORATORIUM

Laboratorium sebagai sumber belajar

Laboratorium sebagai metode pembelajaran

Laboratorium sebagai mengembang


keterampilan

Laboratorium sebagai mengembang


keterampilan
ADMINISTRASI LABORATORIUM
Administrasi merupakan suatu proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas &aktifitas laboratorium, supaya
semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis. Komponen laboratorium
yang perlu dilakukan administrasi :

1.
2. Fasilitas umum 3. Peralatan dan
Bangunan/Ruangan
laboratorium bahan
laboratorium

5. Kegiatan 4. Ketenagaan
laboratorium laboratorium
Format A : Data ruangan laboratorium
Format B1 : Kartu barang
Format B2 : Daftar barang
Format B3 : Daftar penerimaan / pengeluaran barang
Format B4 : Daftar usulan/ permintaan barang
Format C1 : Kartu alat
Format C1 : Kartu Alat
Format C2 : Daftar alat
Format C3 : Daftar penerimaan / pengeluaran alat
Format C4 : Daftar usulan / permintaan alat
Format C5 : Daftar usulan / permintaan alat dari acara praktikum
Format C6 : Daftar usulan / permintaan alat dari tiap lab
Format D1 : Kartu bahan
Format D2 : Daftar bahan
Format D3 : Daftar penerimaan / pengeluaran bahan kimia
Format D4 : Daftar usulan / permintaan bahan
Format D5 : Daftar usulan / permintaan bahan dari acara praktikum
Format D6 : Daftar usulan / permintaan bahan dari tiap lab
Format E : Data ketenagaan
Format F : Agenda kegiatan lab
1. Format A: Data
Ruangan Laboratorium

Setiap laboratorium harus


memiliki denah yang
menggambarkan keadaan
macam ruangan yang ada,
jaringan listrik, jaringan air,
dan jaringan gas. Ruangan-
ruangan tersebut di atas harus
tercatat namanya, ukuran, dan
kapitasnya dalam Format A
2. Format B : Fasilitas Umum Laboratorium

Fasilitas umum laboratoium dimaksudkan adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan


laboratorium. Untuk mengadministrasikan fasilitas umum laboratorium tersebut digunakan 4 macam
format yaitu Format B1, B2, B3 dan B4.
Perhatikan format tersebut:
• Pada bagian atas kartu barang tertera abjad dari A sampai Z untuk memberi label nama awal dari
suaru barang. Misalnya Barometer, dan Blower. Kedua barang tersebut diawali dengan huruf B,
maka huruf-huruf lainnya dari C s.d. Z harus dihilangkan dengan cara mengguntingnya.
• Secara alfabetis urutan kata Barometer (Ba) lebih dahulu dari kata Blower (Bl), maka Barometer
bernomor B1 dan Blower bernomor B2.
• Nama barang diisi dengan nama yang lazim digunakan misalnya barometer.
• Golongan barang dimaksudkan apakah barang tersebut termasuk perkakas, barang optik, barang
elektronik, perabot, dsb.
• Kode barang disesuaikan dengan kode yang diberikan oleh pabrik atau buku katalog.
• Nomor induk adalah nomor pada buku induk/daftar barang.
• Nomor induk adalah nomor pada buku induk/daftar barang.
• Lokasi penyimpanan diisi dengan R_ / L_ / Rk_ / Tk_ . R, L, Rk dan
Tk menyatakan Ruangan, Lantai, Rak, dan Tingkat.
• Tanggal diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun saat penerimaan barang
atau pengeluaran barang.
• Di bagian sebelahnya, kartu barang tersebut memuat informasi tentang
riwayat barang yang memberi keterangan tentang pelaksanaan
pemeliharaan atau perbaikan dari barang tersebut
1. Format B1: Kartu
Barang Laboratorium

Format B1 disebut kartu barang. Kartu ini


digunakan oleh petugas di setiap
laboratorium. Pada bagian atas kartu
barang tertera abjad dari A sampai Z untuk
memberi label nama awal dari suaru
barang. Informasi lain yang harus diisi
pada kartu barang adalahnama barang,
golongan, nomor induk barang, lokasi
penyimpanan, spesifikasi (merk, ukuran,
pabrik, kode barang), mutasi barang, dan
riwayat barang.
2. Format B2 : Daftar Barang

Format B2 disebut daftar barang atau buku


induk. Daftar barang merupakan
rekapitulasi dari B1 (kartu barang). Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pengisian
atau pendistribusian daftar barang adalah
nomor urut, nomor induk, kode barang,
spesifikasi, dan jumlah barang yang
diisikan dalam format B2 (daftar
barang). Jangan sekali-kali menghilangkan
nama barang pada B2 sekalipun jumlah
persediaan yang tercantum pada B1 tidak
ada, karena akan menyulitkan pelacakan
barang tersebut pada masa mendatang.
3. Format B3 : Daftar
Peberima/Pengeluaran Barang

Format B3 disebut daftar


penerima/pengeluaran barang. Format B3
bagi teknisi yang bekerja di lab berfungsi
sebagai alat penerimaan dari gudang atau
pengeluaran pada lab lain.
4. Format B4 : Usulan Barang

Format B4 disebut usulan barang dapat


berupa perbaikan/rehabilitasi atau pengadaan baru.
Mekanisme kerja pengusulan barang
dilakukan oleh penanggung jawab lab berdasarkan
kebutuhan yang diajukan oleh
para guru pembimbing praktikum. Alur selanjutnya
penanggung jawab lab melaporkan kepada
kepala sekolah. Dalam pengusulan, spesifikasi
barang/alat/zat mempunyai fungsi yang
sangat penting, karena apabila barang yang diterima
tidak sesuai dengan pengajuan/pemesan mempunyai
dasar yang kuat untuk menolak barang tersebut. Oleh
karena itu untuk memudahkan perencanaan, setiap
laboratorium minimal di gudang, atau sekolah harus
memiliki katalog barang, alat, maupun katalog bahan.
1. Format C1 : Kartu Alat
Laboratorium

Kartu alat dengan Format C1 berfungsi


untuk mencatat data untuk masing-masing
alat. Informasi yang harus dicantumkan
dalam kartu alat yaitu nomor kartu,
golongan alat, nomor induk, spesifikasi
(nama alat, merk, ukuran, pabrik, kode
alat), lokasi penyimpanan, tanggal masuk
dan dikeluarkan, dan jumlah alat yang
tersedia.
2. Format C2 : Daftar Alat
Laboratorium

Format C2 berfungsi untuk membuat


rekapitulasi semua alat yang ada pada kartu
alat. Informasi-informasi yang harus
terliput dalam format ini adalah nomor
urut, nomor induk (nomor yang sesuai
pada kartu alat), nomor kode (nomor yang
diambil dari katalog), nama alat,
spesifikasi (merk, ukuran, pabrik) dan
jumlah.
3. Format C3 : Daftar Peneriman/Pengeluaran
Alat Laboratorium

Format C3 berfungsi untuk mencatat alat


yang diterima pada saat pemesanan atau
mengeluarkan alat ke masing-masing
laboratorium. Informasi yang tercantum
dalam format C3 ini meliputi : nomor urut,
nomor induk dan nomor kode alat, nama
alat, spesifikasi alat (merk, ukuran, dan
pabrik), jumlah alat yang diterima /
dikeluarkan, dan keterangan.
4. Format C4 : Daftar Usulan Pengadaan Alat
Laboratorium

Format C-4 disebut Daftar usulan alat.


Format ini berfungsi untuk mengusulkan
alat yang dibutuhkan. Informasi-informasi
yang terliput dalam format ini adalah nomor
urut, nomor induk (nomor sesuai padakartu
alat), nomor kode (nomor dari katalog),
nama alat, spesifikasi (merk, ukuran,
pabrik), jumlah alat yang dibutuhkan,
harga satuan/kemasan, dan harga total.
5. Format C5 : Daftar Usulan Pengadaan Alat
Laboratorium

Pada Form C5 angka 1,2,3 ... pada kolom


percobaan adalah menyatakan percobaan ke-1, ke-
2, ke-3, .... dari suatu mata praktikum. Pada Form
C5 angka 1, 2, 3, ...pada kolom mata praktikum
adalah menyatakan mata praktikum-mata
praktikum yang akan menggunakan lab tersebut.
6. Format C6 : Daftar Usulan Pengadaan Alat
Laboratorium

Format C-6 disebut Daftar usulan pengadaan.


Format ini berfungsi untuk mengusulkan alat
yang dibutuhkan.
1. Format D1 : Administrasi Stok Bahan/Zat

Bahan laboratorium dimaksudkan adalah


bahan-bahan yang digunakan untuk
pelaksanaan praktikum. Format ini berfungsi
untuk mengusulkan zat yang dibutuhkan.
Informasi-informasi yang terliput dalam format
ini adalah nomor urut, nomor induk (nomor
sesuai pada kartu zat), nomor kode (nomor
dari katalog), nama zat, spesifikasi (pa, tek.,
dan ujud),
2. Format D2 : Daftar Zat

Format D2 disebut daftar zat. Format ini


berfungsi untuk menginformasi bahan
yang tersedia
3. Format D3 : Daftar
Penerimaan/Pengeluaran Zat

Format D3 disebut daftar


penerimaan/pengeluaran zat. Format
ini berfungsi untuk menginformasi
bahan yang tersedia.
4. Format D4 : Daftar Usulan Zat

Format D4 disebut daftar ususlan zat. Format ini


berfungsi untuk menginformasi bahan yang
dibutuhkan. Informasi-informasi yang terliput dalam
format ini adalah nomor urut, nomor induk (nomor
sesuai pada kartu zat), nomor kode (nomor dari
katalog), nama zat, spesifikasi (pa, tek., dan
ujud), jumlah zat yang dibutuhkan, harga
satuan/kemasan, dan harga total.
5. Format D5 : Daftar Usulan Zat

Pada Form D5 angka 1,2,3 ... pada kolom


percobaan adalah menyatakan percobaan ke-1,
ke-2, ke-3, .... dari suatu mata praktikum. Pada
Form D5 angka 1, 2, 3, ...pada kolom mata
praktikum adalah menyatakan mata praktikum-
mata praktikum yang akan menggunakan lab/
membutuhkan suatu zat tersebut
5. Format E : Administrasi Ketenagaan di
Laboratorium

Pengadministrasian ketenagaan laboratorium


digunakan format E yang memuat informasi
tentangjenis ketenagaan, jumlah,
kualifikasi pendidikan, dan rincian tugas (job
description). Ketenagaan yang terlibat dalam
pengelolaan laboratorium terdiri dari
 Kepala /pengelola laboratorium
 Penanggungjawab praktikum
 Asisten penanggungjawab praktikum
 Teknisi (jika ada)
 Laboran /Juru lab
5. Format F : Administrasi Kegiatan di
Laboratorium

Kinerja suatu lembaga biasanya ditentukan


oleh frekuensi dan kualitas kegiatan yang
dilakukannya. Kinerja lembaga yang baik tentu
sangat ditentukan oleh seberapa jauh personel
yang ada di dalamnya memfungsikan
semaksimal mungkin prasarana dan sarana
yang ada. Untuk mengadministrasikan
kegiatan laboratorium digunakan Format F
yang memuat informasi tentang waktu
kegiatan, mata kegiatan/ mata pelaajran
praktikum, judul kegiatan/praktikum,
pembimbing kegiatan/praktikum, jenis
praktikan dan jumlahnya.
Daftar Kode Alat dan Bahan Laboratorium Biologi
1
UNINDRA
2018/2019

No Nama Alat Kode Rumus Jumlah Kondisi Keterangan


dan Bahan Baik Rusak
REKAPITULASI Jadwal Penggunaan Laboratorim
Semester Gasal Tahun Ajaran 2018/2019

Hari/ Jmlh Mata Nama


No. Tanggal Waktu Kelas Ruang Mahasiswa Kuliah Tema Dosen / Paraf
Asisten
DRAFT Jadwal Penggunaan Laboratorim
Semester Gasal Tahun Ajaran 2018/2019

Program Maret April Mei Juni Juli


No
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1  

2 

3 

4   

5   

6 

7     

8 

9    

2
Buatlah rekapitulasi penggunaan laboratorium dari
Mata Kuliah Praktikum
Buatlah Daftar Usulan Bahan/Zat dan Alat
3
Laboratoium seperti format di bawah ini
Struktur Organisasi Laboratorium Sekolah
Kepala Sekolah
1. Merencanakan kegiatan dan
pengembangan Laboratorium
sekolah/madrasah
2. Mengelola kegiatan Laboratorium
sekolah/madrasah
3. Membagi tugas teknisi dan laboran
Laboratorium sekolah/ madrasah
4. Memantau sarana dan prasarana
Laboratorium sekolah/madrasah
5. Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran
serta kegiatan laboratorium
sekolah/madrasah
6. Memanfaatkan laboratorium untuk
kepentingan pendidikan dan penelitian di
sekolah/madrasah
7. Menjaga kesehatan dan keselamatan
kerja di Laboratorium sekolah/madrasah

Jelaskan masing-masing tugas dari


4
struktur organisasi laboratorium sekolah
Pentingnya Administrasi Laboratorium

1. Banyaknya bahan dan peralatan laboratorium yang


tersedia
2. Banyaknya kegiatan praktikum sehingga memerlukan
pengaturan yang mudah dan dapat dimengerti semua
pengguna laboratorium
3. Keadaan peralatan laboratorium dan bahan- bahan yang
tersedia selalu cepat berubah atau berpindah (dipinjam,
hilang, pecah dsb),
4. Optimalisasi penggunaan bahan dan peralatan
laboratorium
5. Memperoleh informasi tentang keadaan laboratorium
dengan cepat dan mudah.
6. Pendataan semua bahan dan peralatan yang ada,
secara rinci dan teratur.
7. Pusat informasi tentang keberadaan dan kondisi suatu
bahan atau peralatan laboratorium
8. Untuk perencanaan & pengembangan laboratorium
secara berkelanjutan
Mempunyai
Pintu
Berbagai Masuk
Ruang
Persiapan, Lemari
Penyimpana
n, Peralatan,
Penyimpanan
Bekerja dan
staff Tata Ruang
Lab. Yang
Baik

Mempunyai Pencahayaan
Pintu Darurat Cukup

Mempunyai
Pintu Keluar
Tata Tertib Keselamatan Kerja Laboratorium

Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium tanpa
seizin petugas laboratorium.
2. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
4. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia,
alat-alat, dan cara pemakaiannya.
5. Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan.
6. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
7. Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.
8. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye shower, respirator,
dan alat keselamatan kerja yang lainnya.
9. Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya ke petugas laboratorium.
10. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil dan mudah
terbakar.
11. Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K).
12. Buanglah sampah pada tempatnya.
13. Pengambilan zat tidak boleh berlebihan
14. Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium.
15. Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium.
16. Bersihkan alat, meja dan ruangan setelah selesai praktikum
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di laboratorium

1. Luka
a) Luka lecet. Bersihkan luka dengan air dingin atau hangat, mengalir dan bukan dicelupkan. Antiseptik sebaiknya ditambahkan
untuk membantu membersihkan luka. Diberi betadin, dan ditutup dengan kasa steril kemudian diplester atau dibalut.
b) Luka iris. Luka akibat benda tajam seperti pisau atau pecahan kaca. Bersihkan dengan air matang bersih, diberi obat merah
atau antiseptik, dirapatkan dan dibalut, atau ditutup dengan plester atau kain kasa yang bersih.
c) Luka tusuk. Luka yang disebabkan oleh benda berujung runcing seperti paku, jarum atau tertikam. Luka dibersihkan, ditutup
dan korban dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat suntikan anti tetanus.
d) Luka memar . Luka tertutup dimana kerusakan jaringan dibawah kulit disertai perdarahan yang dari luar tampak kebiruan.
Penanganannya dengan kompres air hangat –dingin bergantian, dan meninggikan bagian yang luka.
e) Luka bakar
• Luka bakar akibat zat kimia asam: Hapus zat asam dengan kapas atau kain halus, cuci dengan air mengalir sbanya
sebanyaknya, selanjutnya cuci dengan larutan Na2CO3 1%. Cuci lagi luka dengan air, keringkan, olesi dengan salep lavert
(salep minyak ikan) dan balut dengan kain perban.
• Luka bakar akibat zat kimia basa: Cuci dengan air sebanyak- banyaknya. Bilas dengan asam asetat 1%. Cuci kembali deng
air. Keringkan, olesi dengan salep boor. Balut dengan kain perban.
• Luka bakar karena panas: Bila kulit hanya memerah, olesi dengan salep lavertan. Bila sampai terassa nyeri kompres deng
air secepatnya dan bawa ke dokter. Bila luka terlalu besar jangan diberi obat apapun, tutup luka dengan kain perban d
bawa segera ke dokter.
2. Keracunan melalui mulut Jelaskan Cara: 5
• Bila zat hanya sampai dimulut segera kumur- 1. Cara memindahkan bahan kimia
kumur sebanyak- banyaknya
(Penyimpanan dan penataan bahan
• Bila zat tertelan segera muntahkan. Jika tidak
bisa muntah pancing dengan minum segelas kimia radioaktif, bahan kimia reaktif,
air yang dicampurkan 2 sendok teh garam bahan kimia korosif, bahan kimia
dapur atau pancing dengan jari yang Flammable & Combustablebahan
dimasukkan ke pangkal tenggorokan hingga
kimia sensitif cahaya)
dapat muntah
• Jika korban pingsan, hindari pemberian 2. Pembuangan limbah
3. Penanganan kecelakaan (bila terkena
sesuatu melalui mulut, segera bawa ke bahan kimia atau korsleting listrik)
dokter
3. Keracunan zat melalui hidung
Bawa si penderita ke tempat yang udaranya
segar. Bila korban tidak bernafas, berikan nafas
buatan.
4. Mata terkena percikan zat kimia Segera basuh
dengan air sebanyak- banyaknya
6
Beberapa Simbol Bahan
Kimia

7
Lengkapi contoh zat yang
termaksud ke dalam simbol
disamping
Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut.
1. Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu beracun
karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat menggigit dan
mencakar Anda.
2. Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang tajam.
Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat melukai Anda.
3. Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda akan
kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau menyala.
4. Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah. BIasanya
berupa gelas kimia.
5. Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan kimia itu
dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi.
6. Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang mengeluarkan
listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat listrik.
7. Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat membuat
iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah sebelum
menggunakan bahan tersebut.
8. Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar. Contohnya
adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.
9. Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa dapat
menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah tempat pembuangan
jarum suntik.
10. Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.
11. Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini dapat
mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan menyebabkan kanker.
12. Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak. Jauhkan
benda tersebut dari api.
Pemadam
Peralatan
kebakaran Obat-obatan
pembersih
(hidrant)

Jas Laboratorium,
Eye washer Masker, Sarung Kapas/Tissue
Tangan

Kotak P3K
(Pertolongan
Water shower Plaster pembalut
Pertama Pada
Kecelakaan)
PENATAAN DAN PENYIMPANAN ALAT DAN BAHAN ZAT KIMIA DI LABORATORIUM IPA
Di samping pemberian label pada lokasi penyimpanan, pelabelan pada botol reagen jauh lebih
Bahan kimia penting.
cair yang berbahaya harus disimpan pula dalam wadah sekunder seperti baki plastik untuk mencegah
Informasi yang harus dicantumkan pada botol reagen diantaranya :
- Nama kimia dan rumusnya
timbulnya kecelakaan
- Konsentrasi
akibat bocor atau pecah. Wadah sekunder yang diperlukan harus didasarkan atas ukuran wadah yang
Tanggal penerimaan
langsung diisi-- bahan kimia, tidak atas dasar volume bahan cair yang ada dalam wadahnya. Ukuran wadah bahan primer
Tanggal pembuatan
- Nama orang yang membuat reagen
yang perlu disediakan
- Lama hidupwadah sekundernya yaitu :
- Tingkat bahaya
1. Cairan radioaktif ketika
- Klasifikasi wadah berukuran  250 mL
lokasi penyimpanan
- Nama dan alamat pabrik
2. Semua cairan berbahaya lain untuk wadah  2,5 L

Secara umum pengelompokkan bahan berbahaya yang memerlukan wadah sekunder adlah :
1. Cairan flammable dan combustible serta pelarut terhalogenasi misalnya alkohol, eter, trikloroetan, perkloroetan dsb.
2. Asam-asam mineral pekat misalnya asam nitrat, asam klorida, asam sulfat, asam florida, asam fosfat dsb.
3. Basa-basa pekat misalnya amonium hidroksida, natrium hidroksida, dan kalium hidroksida.
4. Bahan radioaktif
Penyimpanan dan penataan bahan kimia
radioaktif
Tidak sembarangan laboratorium dapat
membeli, menggunakan, menyimpan dan
membuang bahan radioaktif. Bahan tersebut
dapat diadakan di suatu lab makala mendapat
izin dari Departemen Kesehatan khususnya
bagian radiasi. Sekalipun di laboratorium
sekolah bahan ini tidak tersedia, tidak ada
salahnya bagi anda mengetahui cara
penyimpanannya. Bahan radioaktif harus
disimpan di suatu tempat yang terawasi dan
terjaga keamanannya dari kehilangan oleh Penyimpanan dan penataan bahan kimia sensitif cahaya
orang yang tak bertanggung jawab. Pada Penyimpanan bahan kimia yang sensitif cahaya harus dipisahkan
tempat penyimpanan harus dituliskan kata atas dasar tingkat kebahayaannya. Misalnya brom dengan
“HATI-HATI BAHAN RADIOAKTIF ( CAUTION oksidator, arsen dengan senyawa beracun. Beberapa concoh
RADIOACTIVE MATERIALS)”. Catat jumlah nyata senyawa sensitif cahaya diantaranya adalah brom (Br2), garam
dan perhatikan batas jumlah penyimpanan merkuri, kalium ferosianida, K4[Fe(CN)6], natrium iodida (NaI) dll.
yang diperbolehkan. Hubungi Radiation Safety Agar tidak terjadi penguraian, bahan kimia ini harus terhindar dari
Officer untuk memperoleh informasi rinci cahaya. Simpanlah bahan sensitif cahaya ini dalam botol berwarna
tentang penggunaan dan penyimpanan bahan coklat (amber bottle). Apabila botol penyimpan bahan kimia ini
radioaktif tersebut. harus dibungkus dengan foil (kertas perak/timah), maka tuliskan
label pada bagian luar botol tersebut.
Penyimpanan dan penataan bahan kimia reaktif
Bahan reaktif dikategorikan sebagai bahan yang bereaksi sendiri atau berpolimerisasi menghasilkan api atau gas toksik ketika ada perubahan tekanan atau suhu, gesekan, atau kontak dengan uap
lembab. Biasanya bahan reaktif memiliki lebih dari satu macam kelompok bahan bahaya, misalnya bahan tersebut termasuk padatan flammable juga sebagai bahan yang reaktif terhadap air,
karena itu memerlukan penanganan dan penyimpanan secara khusus. Biasanya sebelum menentukan cara terbaik dalam penyimpanan bahan kimia reaktif, terlebih harus menentukan bahaya
spesifik dari bahan itu.
Bahan kimia reaktif biasanya dikelompokkan menjadi bahan kimia piroforik, eksplosif, pembentuk peroksida, dan reaktif air. Bahan piroforik adalah bahan yang dapat terbakar ketika kontak
dengan udara pada suhu < 54,44 0C. Bahan kimia piroforik ada yang berupa padatan seperti fosfor, cairan seperti tributilaluminium atau gas seperti silan. Bahan piroforik harus disimpan di dalam
cabinet flammable secara terpisah dari cairan flammable dan cairan combustible. Unsur fosfor harus disimpan dan dipotong dalam air. Demikian gas silan harus disimpan secara khusus.
Bahan eksplosif adalah bahan yang dapat menimbulkan ledakan. Ledakan tersebut diakibatkan oleh penguraian bahan secara cepat dan menghasilkan pelepasan energi dalam bentuk panas, api
dan perubahan tekanan yang tinggi. Banyak faktor yang menyebabkan suatu bahan dapat meledak, sehingga menyulitkan dalam pengelompokkan bahan eksplosif ini. Faktor yang menunjang
timbulnya ledakan dari bahan kimia di laboratorium diantaranya adalah : (1) Kandungan oksigen senyawa. Beberapa peroksida (misalnya benzyol peroksida kering) dan oksidator kuat lainnya
mudah meledak, (2) Gugus reaktif. beberapa senyawa seperti hidrazin memiliki gugus oksidatif dan reduktif, sehingga sangat tidak stabil. Beberapa senyawa nitro (misalnya Trinitrotoluen/TNT,
azida, asam pikrat kering) juga mudah meledak. Hati-hati dalam membaca label bahan kimia, dan perhatikan lambang yang menunjukkan kestabilan dan mudah meledaknya bahan tersebut.
Keputusan yang harus diambil dalam menentukan penyimpanan bahan mudah meledak atas sifat masing-masing bahan kimia tersebut. Perhatikan secara khusus agar penyimpanan bahan
tersebut tidak mengundang atau meningkatkan bahaya misalnya hindari penyimpanan asam pikrat jangan sampai kering.
Beberapa eter dan senyawa sejenis cenderung bereaksi dengan udara dan cahaya membentuk senyawa peroksida yang tidak stabil. Bahan kimia yang dapat membentuk peroksida tersebut
diantaranya adapah p-dioksan, etil eter, tetrahidrofuran, asetaldehid, dan sikloheksena. Untuk meminimalkan timbulnya bahaya dari bahan kimia tersebut, maka cara yang harus diperhatikan
dalam penyimpanannya adalah sebagi berikut :
 Simpan bahan kimia pembentuk peroksida itu dalam botol tertutup rapat (tidak kontak dengan udara) atau dalam wadah yang tidak terkena cahaya, Berikan label pada wadah tentang
tanggal diterima dan dibuka bahan tersebut, Uji secara periodik (3 atau 6 bulan) terjadinya pembentukan peroksida. Buanglah peroksida yang telah dibuka setelah 3 - 6 bulan (lihat Tabel-5),
Buanglah wadah bahan kimia pembentuk peroksida yang tidak pernah dibuka sesuai batas kadaluarsa yang diberikan pabrik atau 12 bulan setelah diterima.
Bahan yang reaktif dengan air apabila kontak dengan dengan udara lembab saja akan menghasilkan senyawa toksik, flammable, atau gas mudah meledak. Misalnya hipoklorit dan logam hidrida.
Oleh karena itu penyimpanan bahan kimia ini harus dijauhkan dari sumber air (jangan menyimpannya di bawah atau di atas bak cuci, dst.). Gunakan pemadam api dengan bahan kimia kering
apabila terjadi kebaran dengan bahan ini. Simpan dalam desikator yang diisi dengan silika gel.
Penyimpanan dan penataan bahan kimia korosif
Bahan kimia korosif terdiri dari dua macam yaitu asam dan basa. Penyimpanan bahan kimia korosif jangan sampai bereaksi dengan tempat
penyimpanannya (lemari rak dan cabinet). Perhatikan bahwa diantara bahan korosif dapat bereaksi dengan hebat, sehingga dapat
mengganggu kesehatan pengguna.
Untuk keperluan penyimpanan, asam-asam yang berujud cairan diklasifikasi lagi menjadi tiga jenis yaitu asam-asam organik (misalnya asam
asetat glacial, asam format, asam mineral (misalnya asam klorida dan asam fosfat), dan asam mineral oksidator (misalnya asam kromat, asam
florida, asam perklorat, dan asam berasap seperti asam nitrat dan asam sulfat). Panduan penyimpanan untuk kelompok asam ini diantaranya
adalah :
a. Pisahkan asam-asam tersebut dari basa dan logam aktif seperti natrium (Na), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dll.
b. Pisahkan asam-asam organik dari asam mineral dan asam mineral oksidator,
c. Penyimpanan asam organik biasanya dibolehkan dengan cairan flammable dan combustible.
d. Pisahkan asam dari bahan kimia yang dapat menghasilkan gas toksik dan dapat menyala seperti natrium sianida (NaCN), besi sulfida (FeS),
kalsium karbida (CaC2) dll.
e. Gunakan wadah sekunder untuk menyimpan asam itu, dan gunakan botol bawaannya ketika dipindahkan ke luar lab.
f. Simpanlah botol asam pada tempat dingin dan kering, dan jauhkan dari sumber panas atau tidak terkena langsung sinar matahari.
g. Simpanlah asam dengan botol besar pada lemari rak asam. Botol besar disimpan pada rak lebih bawah daripada botol lebih kecil.
h. Simpanlah wadah asam pada wadah sekunder seperti baki plastik untuk menghindari cairan yang tumpah atau bocor. Baki plastik atau
panci kue dari pyrex sangat baik digunakan lagi pula murah harganya. Khusus asam perklorat harus disimpan pada wadah gelas atau
porselen dan jauhkan dari bahan kimia organik.
i. Jauhkan asam oksidator seperti asam sulfat pekat dan asam nitrat dari bahan flammable dan combustible.
Penyimpanan basa padatan atau cairan seperti amonium hidroksida (NH4OH), kalsium hidroksida, Ca(OH)2, kalium hidroksida (KOH), natrium
hidroksida (NaOH) harus dilakukan sebagai berikut :
a. Pisahkan basa dari asam, logam aktif, bahan eksplosif, peroksida organik, dan bahan flammable.
b. Simpan larutan basa anorganik dalam wadah polyethylene (plastik).
c. Tempatkan wadah larutan basa dalam baki plastik untuk menghindari pecah atau keborocan.
d. Simpanlah botol-botol besar larutan basa dalam lemari rak atau cabinet yang tahan korosif. Botol besar disimpan pada rak lebih bawah
daripada botol lebih kecil.
Penyimpanan dan penataan bahan kimia Flammable & Combustable

Cairan Bahan kimia flammable dan combustible diklasifikasi menurut titik bakar/nyala (flash point) dan titik didihnya (boiling point). Titik
bakar dinyatakan sebagai suhu minimum cairan untuk menghasilkan uap yang cukup sehingga dapat terbakar ketika bercampur dengan
udara.
Cairan flammable kelas I mempunyai titik bakar < 37,8 0C dan memiliki tekanan uap tidak melebihi 40 pon/inci2 pada 37,8 0C. Cairan
flammable ini dibagi lagi ke dalam sub-klas yaitu :
a. Kelas IA mempunyai titik bakar < 22,8 0C dan titik didih < 37,8 0C. Misalnya aerosol flammable.
b. Kelas IB mempunyai titik bakar < 22,8 0C dan titik didih  37,8 0C.
c. Kelas IC mempunyai titik bakar  22,8 0C dan < 37,8 0C, sedangkan titik didihnya tidak ditentukan.

Cairan combustible dikelompokkan ke dalam Kelas II dan III dengan titik bakar  37,8 0C. Cairan ini dibagi lagi ke dalam kelas sebagai berikut :
a. Kelas II : Cairan yang mempunyai titik bakar  37,8 0C tetapi < 60,0 0C.
b. Kelas III A : Cairan yang mempunyai titik bakar  60,0 0C dan < 93,4 0C.
c. Kelas III B : Cairan yang mempunyai titik bakar  93,4 0C.

Bahan kimia flammable dapat disimpan dengan bahan kimia combustible, asam organik combustible (misalnya asetat), pelarut non-
flammable (metilklorida). Beberapa cairan flammable yang umumnya dijumpai diantaranya adalah asetaldehid, aseton, heksana, toluen,
ksilena, etanol. Secara umum penyimpanan cairan flammable di laboratorium adalah sebagai berikut .
a. Cairan flammable kelas I yang jumlahnya > 10 galon hingga 25 galon harus disimpan dalam wadah (cans) yang aman, sedangkan dari >
25 galon hingga 60 galon harus disimpan juga dalam cabinet.
b. Wadah dari gelas jangan digunakan untuk menyimpan cairan flammable. Pelarut dengan kualitas teknis harus disimpan dalam wadah
logam.
c. Cairan flammable yang memerlukan kondisi dingin, hanya disimpan pada kulkas yang bertuliskan “Lab-Safe” atau “Flammable Storage
Refrigerators”. Jangan sekali-kali menyimpan cairan flammable di dalam kulkas biasa.
d. Jauhkan bahan flammable dari oksidator.
e. Hindari penyimpanan cairan flammable dari panas, sengatan matahari langsung, sumber nyala atau api.
Bahan kimia padatan yang cepat terbakar karena gesekan, panas, ataupun reaktif terhadap air dan spontan terbakar dinamakan padatan
flammable. Misalnya asam pikrat, kalsium karbida, fosfor pentaklorida, litium, dan kalium. Unsur litium (Li), kalium (K), dan natrium (Na)
harus disimpan di dalam minyak tanah (kerosene) atau minyak mineral. Padatan flammable ini harus disimpan dalam cabinet flammable dan
dijauhkan dari cairan flammble atau cairan combustible. Bila reaktif terhadap air, janganlah disimpan di bawah bak cuci, dsb.
Penyimpanan dan penataan bahan kimia oksidator
Bahan kimia yang termasuk oksidator adalah bahan kimia yang menunjang proses pembakaran dengan
cara melepaskan oksigen atau bahan yang dapat mengoksidasi senyawa lain. Misalnya kalium
permanganat (KMnO4), feri klorida (FeCl3), natrium nitrat (NaNO3), hidrogen peroksida (H2O2). Bahan
kimia oksidator harus dipisahkan dari bahan-bahan flammable dan combustible serta bahan kimia
reduktor seperti seng (Zn), logam alkali (litium = Li, natrium = Na, kalium = K, rubidium = Rb) dan asam
formiat (HCOOH). Jangan menyimpan pada wadah/tempat yang terbuat dari kayu juga jangan
berdekatan dengan bahan lain yang mudah terbakar. Simpan pada tempat dingin dan kering.

Penyimpanan dan penataan bahan kimia beracun (toxic)


Bahan kimia ini terdiri dari bahan beracun tinggi (highly toxic) dengan ciri memiliki oral rate LD50 (Lethal
Dosis 50%) < 50 mg/kG, beracun (toxic) dengan oral rate LD50 50-100 mg/kG dan sebagai bahan kimia
karsinogen (penyebab kanker). Tulisi wadah bahan kimia ini dengan kata “bahan beracun”. Simpan di
dalam wadah yang tidak mudah pecah, dan tertutup rapat. Tabel-6 memperlihatkan beberapa bahan
kimia toksik yang selama ini sudah dicarikan penggantinya. Sedangkan Tabel-9 memperlihatkan bahan-
bahan kimia karsinogen.
Penyimpanan dan penataan Gas Terkompresi (Compressed Gases)
Dengan memperhatikan Gambar-9 di atas,
a. Pisahkan dan tandai mana tabung gas yang berisi dan mana yang kosong.
b. Amankan bagian atas dan bawah silinder dengan menggunakan rantai dan rak logam.
c. Atur regulator ketika gas dalam silider digunakan.
d. Pasang tutup pentil ketika silinder tidak digunakan.
e. Jauhkan silinder dari sumber panas, bahan korosif bahan berasap maupun bahan mudah
terbakar.
f. Pisahkan silinder yang satu dengan yang lainnya jika gas dari silinder satu dapat menimbulkan
reaksi dengan gas dari silinder lain.
g. Gunakan lemari asap untuk mereaksikan gas yang diambil dari silinder.
h. Gunakan gerobak yang dilengkapi rantai ketika memindahkan silinder gas berukuran besar.
i. Jagalah sumbat katup jangan sampai lepas ketika menggeser-geserkan silinder, karena gas dalam
silinder memiliki tekanan tinggi.
8 Laporan Observasi Laboratorium Biologi di SMP/SMA...............

BAB 1 Pendahuluan: Latar Belakang, Tujuan, Lokasi, Observasi, Waktu Pelaksaaan


BAB 2 Landasan Teori: Pengertian Laboratorium
BAB 3 Pembahasan: Struktur Organisasi, Administrasi Alat dan Bahan, Program Kegiatan Laboratorium, Tabel Rasio
BAB 4 Penutup: Simpulan dan Saran

Tabel 1 : Rasio Ukuran Ruangan Laboratorium Biologi SMP/SMA..........

No. Jenis Ruangan Ukuran Ruangan Menurut Ukuran Ruangan Keterangan


PERMENDIKNAS 24 Sebenarnya
1. Ruang Praktikum 6mx5m
2. Ruang Penyimpanan/ Luas 18 m dengan lebar 5 m
Ruang Persiapan
3. Dll.....................
Tabel 2 : Rasio Sarana Laboratorium Biologi SMP/SMA..........
No. Jenis Rasio Menurut Rasio Keterangan
PERMENDIKNAS 24 Sebenarnya
1. Perabotan
1.1 Kursi 1 buah/siswa dan
1 buah/guru
1.2 Meja Kerja 1 buah/ 7 siswa
1.3 Meja Demonstrasi 1 buah/lab
1.4 Meja Persiapan 1 buah/lab
1.5 Lemari Bahan 1 buah/lab
1.6 Lemari Alat 1 buah/lab
1.7 Bak Cuci 1 buah/2 kelompok
dll..................
2. Peralatan Pendidikan
2.1 Model Kerangka Manusia 1 buah/lab
dll...................
2.2 Preparat Tumbuhan 6 buah/Lab
dll....................
2.3 Gambar/Model Sistem 1 set/Lab
Peredaran Darah Manusia
dll.....................
Tabel 3 : Alat dan Bahan Laboratorium Biologi SMP/SMA..........
No. Jenis Rasio Menurut Rasio Keterangan
PERMENDIKNAS 24 Sebenarnya
1. Alat Praktikum
1.1 Mikroskop
1.2 Gelas Ukur
dll..........................
2. Media Pendidikan
2.1 Papan Tulis
2.2 Proyektor
dll..........................
3. Bahan Habis Pakai
3.1 Asam Sulfat
3.2 Tissue
dll..........................
4. Peralatan Pendukung
4.1 Alat Damkar
4.2 Peralatan P3K
Menurut Permendiknas No 24 Tata Ruang Laboratorium Biologi di Sekolah
Tahun 2007 tentang standar
sarana dan prasarana SD/MI,
SMP/MTS dan
SMA/MA ruang laboratorium
biologi berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran biologi
secara praktek yang
memerlukan peralatan
khusus. Ruang laboratorium
biologi dapat menampung
minimum satu
rombongan belajar dengan
rasio minimum ruang
laboratorium biologi 2,4
m2/peserta didik.
Untuk rombongan belajar
dengan peserta didik kurang
dari 20 orang, luas
minimum ruang laboratorium
48 m2 termasuk luas ruang
penyimpanan dan persiapan
18 m2. Lebar minimum ruang
laboratorium biologi 5 m.
Tata Ruang Laboratorium Fisika di Sekolah
Tata Ruang Laboratorium Kimia di Sekolah
Desain 1 Laboratorium Biologi di Sekolah
Desain 2 Laboratorium Biologi di Sekolah
RAMBU KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja Yang dimaksud kan dengan rambu-rambu
adalah merupakan tanda – tanda yang dipasang ditempat dalam laboratorium adalah semua bentuk
kerja/laboratorium, guna mengingatkan atau peraturan yang dituangkan dalam bentuk :
mengidentifikasi pada semua pelaksana kegiatan 1. Gambar-gambar/poster
disekeliling tempat tersebut terhadap kondisi, resiko, yang 2. Tulisan/logo/semboyan/motto
terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja.. 3. Simbol-simbol

Manfaat Pemasangan Rambu Adapun Rambu dalam


1. Menyediakan kejelasan informasi dan memberikan pengarahan. laboratorium yang sering
umum dipasang adalah :
2. Memberikan penjelasan tentang kesehatan dan keselamatan kerja 1. Rambu Larangan
3. Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat 2. Rambu Peringatan
4. Mengigatkan para pelaksanan dimana harus menggunakan peralatan 3. Rambu Pertolongan
perlindungan diri sebelum memulai aktifitas di tempat kerja. 4. Rambu Prasyarat
5. Menunjukkan dimana peralatan darurat keselamatan berada.
6. Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang
atau perilaku yang tidak diperbolehkan.
Rambu – Rambu di Laboratorium

1. Rambu Larangan
Rambu ini adalah rambu yang meberikan
larangan yang wajib ditaati kepada siapa saja
yang ada di lingkungan itu harus mematuhinya,
tanpa ada pengecualiain. Adapun larangan yang
harus ditaati adalah sesuai dengan rambu
gambar atau informasi yang terpasang
(Unfallverhutung – sicherheitzeichen). Ciri-ciri
rambu larangan yang sering ditemui yaitu bentuk
bulat, latar belakang berwarna putih, dan logo
berwarna hitam, dengan lingkaran terpotong
berwarna merah sebagai berikut :
Guna mempertegas suatu tanda atau rambu, dalam pelaksanaannya dibedakan
dalam bentuk warna – warna dasar yang sangat menyolok dan mudah dikenali.
Adapun bentuk – bentuk kombinasi warna dasar dan tulisan dasar rambu K3 yang
perlu dipahami adalah seperti dalam table sbb:
2. Rambu Peringatan

Rambu ini adalah rambu yang meberikan


peringatan yang perlu diperhatikan kepada
siapa saja yang ada di lingkungan itu karena
dapat mengakibatkan kejadian yang tidak
diinginkan. Adapun Peringatan yang perlu
diikuti adalah sesuai dengan rambu gambar
atau informasi yang terpasang. Ciri-ciri rambu
peringatan yang sering ditemui yaitu bentuk
segitiga, latar belakang berwarna kuning, dan
logo/gambar berwarna hitam, dengan bingkai
berwarna hitam.
3. Rambu Prasyarat/ Wajib Dilaksanakan
Rambu ini adalah rambu yang meberikan
persyaratan dilaksanakan kepada siapa saja
yang ada di lingkungan itu karena prasyarat
tersebut merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan.

Adapun Prasyarat yang perlu dilaksankan


adalah sesuai dengan rambu tergambar atau
informasi yang terpasang. Ciri-ciri rambu
prasyarat/kewajiban yang sering ditemui yaitu
bentuk bulat, latar belakang berwarna biru, dan
logo/gambar berwarna putih.
4. Rambu Pertolongan
Rambu ini adalah rambu yang meberikan
bantuan/pertolongan serta arah yang ada di lingkungan
itu karena arah/per/longan tersebut merupak petunjuk
arah yang harus diikuti siapa saja terutama bila terjadi
kondisi darurat.

Adapun rambu pertolongan atau petunjuk arah


tersebut dipasang pada tempat yang strategis dan
mudah terlihat. dengan jelas. Ciri-ciri rambu
pertolongan atau petunjuk arah tersebut berbentuk
segi empat dengan warna dasar hijau dan
logo/gambar warna putih
Jenis-jenis Mikroskop
Menurut Campbell (2008) Bagian-bagian dalam suatu unit mikrosop yang standar terdiri atas:

1. Lensa okuler; lensa yang berada di ujung tempat mendekatnya mata untuk mengamati bayangan benda.
Umumnya lensa itu mempunya perbesaran 10 X, 12 X dan 15 X.
2. Lensa objektif; satu set lensa yang dekat pada benda atau objek umumnya mempunyai perbesaran 5 X, 10 X 40
X dan 100 X. lensa objektif dipasang pad akedudukan drat yang dapat diputar-putar. Kebutuhan kekuatan
pembesaran lensa yang sesuai dapat diatur dengan cara memutar kedudukan lensa.
3. Diafragma; alat ini berguna mengatur besar kecilnya lubang masuknya cahaya, ataupun mengatur banyaknya
jumlah cahaya yang masuk.
4. Cermin cekung; berfungsi untuk menangkap cahaya dan memantulkannya melalui diafragma dan kondensor.
5. Kondensor; yang letaknya tepat dibawah stage yang terdiri dari dua set lensa yang berfungsi mengumpulkan
dan memusatkan sinar ke arah atas dari sumber cahaya ke sistem lensa.
6. Dasar (base) bagian bawah alat yang berfungsi menopang tubuh dan aparatus mikroskop.
7. Pentas (stage); meja atau hamparan tempat untuk meletakkan benda atau objek.
8. Tubus; ruang tempat tensa okuler dan lensa objektif diposisikan.
9. Makrometer; aparatus/mekanik kasar untuk mengatur naik turunnya tubulus.
10.Mikrometer; aparatus/mekanik halus untuk pengatur jarak antara lensa objektif dengan benda secara
granular/halus.
11.Meja Mikroskop; berfunsgi untuk tempat meletakkan preparat yang diamati.
12.Penjepit Preparat; berfungsi untuk menjepit preparat / slide agar tidak mudah berubah posisinya. Penjepit
mikroskop ada yang bisa digeser maju mundur dan ada yang tidak bisa digeser.
16. Buluh teropong pada kedua ujungnya dipasang lensa okuler yang menghadap ke mata dan lensa objektif
yang menghadap ke benda.
17. Revolver yaitu tempat lensa objektif, revolver membantu kita dalam memilih daya perbesaran tertentu.
18. Cermin berfungsi untuk memantulkan cahaya dari sumber cahaya ke objek yang diamati.
19. Kaki mikroskop berfungsi untuk penopang mikroskop.
20. Tombol on/off berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan mikroskop.
21. Sendi inklinasi berfungsi mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
22. Kamera untuk memotret objek pada mikroskop.
23. Sekrup pengarah kondensor berfungsi menggerakan kondensor naik turun
24. Cincin filter berfungsi untuk meletakkan filter dan terletak di bawah kondensor.
25. Lensa cembung berfungsi untuk membuat bayangan lebih di perbesar.
26. Lensa cekung membuat bayangan jadi terbalik.
27. Diafragma; berfungsi untuk mengatur atau menyaring banyaknya cahaya yang masuk
28. Sumber Cahaya; berfungsi untuk memberikan cahaya agar objek dapat terlihat. Sumber cahaya pada
mikroskop ada yang menggunakan cermin dan lampu. Mikroskop yang menggunakan cermin terdiri dari
cermin datar dan cermin cekung. Mikroskop yang menggunakan lampu sebagai sumber cahaya
29. Kaki Miroskop berfungsi sebagai penumpu atau menopang mikroskop.

Bisakah anda menceritakan Peran Mikroskop Dalam Bidang Kesehatan


Prosedur Menggunakan Mikroskop
1. Menyiapkan mikroskop
 Peganglah lengan mikroskop dengan tangan kanan sementara tangan kiri menyangga kaki mikroskop.
 Letakkan di atas meja yang kokoh dan bersih.
 Bersihkan mikroskop dan kenali bagian-bagiannya.
2. Mengatur penyinaran
 Dengan melihat melalui lensa okuler, aturlah cermin agar diperoleh penyinaran yang merata di seluruh medan
pandangan.
 Untuk mengumpulkan cahaya agar kekuatan pencahayaan bertambah gunakanlah kondensor. Abaikan tahapan
ini jika sumber cahaya menggunakan lampu.
 Jika sinar terlalu kuat, maka aturlah dengan diafragma.
3. Mengatur lensa
 Putar revolver untuk memindahkan lensa objektif dengan pembesaran paling kecil (4x) tepat di tengah meja
sediaan sampai terdengar bunyi klik.
 Letakkan preparat di tengah meja sediaan dan jepit agar tidak bergeser perhatikan dari samping dan putarlah
makrometer / pengatur fokus kasar untuk menurunkan tabung mikroskop dengan cepat sehingga lensa objektif
hampir menyentuh preparat.
 Gunakan mikrometer / pengatur fokus halus untuk memfokuskan preparat.
4. Mengganti perbesaran
 Putarlah lensa objektif yang diinginkan ke sumbu optik hingga terdengar bunyi klik dengan memutar revolver.
 Lensa objektif cenderung memerlukan pencahayaan yang kuat. Aturlah bagian diafragma agar memperoleh
pencahayaan yang bagus.
 Usai melakukan pengamatan, kembalikan posisi lensa objektif ke perbesaran lemah
Pengenalan Alat Laboratorium

Spektrofo Laminar
Oven Autoklaf
tometer air flow

Hot Plate Spring&


Enkas Inkubator
Stirrer spoit
9
Jelaskanlah fungsi alat
tsb dalam laboratorium
mikrobiologi
Preparasi
Preparat adalah Kepingan kaca yang berisi objek yang akan diamati dan di pasang di meja mikroskop.

Preparat adalah objek yang diamati dengan mikroskop.preparat dapat berupa preparat kering atau basah
yang berupa sayatan atau tanpa sayatan. preparat awetan/kering merupakan objek yang sudah diawet
kan.preparat awetan dapat digunakan berkali-kali.’

Jenis Preparat
1. Preparat segar atau basah yaitu preparat
Biologi yang terbuat dari objek segar,hidup
dan tidak diawetkan. Umumnya preparat ini
digunakan sebagai pengamatan sekali pakai.
2. Preparat awetan/kering merupakan objek
yang sudah diawetkan dan preparat awetan
dapat digunakan berkali-kali.
(Cross-Section)

(Longitudinal-Section)

Dari gambar disamping manakah


yang termaksud Cross Section
Pengenalan Mikroskop (Praktek)

1. Alat: Mikroskop, Gunting, Pipet tetes, Kaca objek, Deck glass, Gelas ukur
2. Bahan: Koran, Aquadest, Tissue

3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum pengenalan mikroskop, membuat preparat basah dan melihat letak bayangan:
• Menggunting potongan koran kira-kira 3x3 mm yang mengandung sedikitnya 1 huruf a.
• Meletakkan potongan huruf a itu di tengah kaca objek dengan huruf a yang di cetak menghadap ke atas.
• Setelah itu, meneteskan aquadest secukupnya dengan menggunakan pipet tetes agar di sekitarnya masih ada air.
• Selanjutnya menutup objek dengan deck glass, dan mengusahakan supaya tidak terjadi gelembung udara.
• Kemudian melihat melalui lensa okuler, membandingkan letak bayangan huruf a di dalam okuler, dan
membandingkan huruf a di dalam preparat (objek yang sedang di amati).
• Mengambil gambar hasil pengamatan pada mikroskop.
1. Jelaskan peranan kertas koran (huruf) pada praktikum penggunaan mikroskop?
2. Mengapa pada penyiapan preparat huruf, ditambahkan aquades?
3. Jelaskan apa saja kelebihan dam kekurangan mikroskop cahaya dan mikroskop elektron?
4. Gambarlah hasil pengamatan preparat huruf tiap perbesaran?

m m m
Perbesaran 100x Perbesaran 400x Perbesaran 1000x
Larutan & Pengenceran (Praktek)
1. Latar Belakang: Pengenceran adalah menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan dengan menambahkan pelarut. Pada proses pengenceran, volume dan
molaritas berubah sedangkan jumlah molnya tetap. Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar
diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Pengenceran yaitu
suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah
tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerka.
Pelarutan adalah membuat larutan dari padatan murni dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu, sehingga konsentrasinya tetap. Larutan
terdiri atas zat yang dilarutkan (zat terlarut) yang disebut solute dan pelarut yang dinamakan solvent. Solvent atau pelarut merupakan senyawa dalam jumlah yang
lebih besar sedangkan senyawa dalam jumlah yang lebih sedikit disebut solute atau zat terlarut. Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua larutan polar
atau dua larutan non polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan yang tidak melarutkan adalah campuran dari dua zat cair polar dan non polar
membentuk dua fase. (Annisa. 2008)
2. Tujuan: membuat larutan gula dalam berbagai perlakuan, dan mengamati waktu terlarutnya dalam berbagai pelakuan, dan hal- hal yang mempengaruhi pelarutan.
3. Alat & Bahan: Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu air 80ml, gula 20gram, gelas kimia 100gram, batang pengaduk, kertas saring, kawat kasa,
kaki tiga, bunsen.
4. Cara Kerja: Cara kerja yang dilakukan pada praktikum larutan dan pengenceran yaitu dengan tiga cara, - diaduk, dipanaskan, dipanaskan dan diaduk. Pada proses
yang diaduk dimasukan 20gram gula, dan 80gram air kedalam gelas kimia kemudian diaduk dengan menggunakan batang pengaduk dan cara mengaduknya
diusahakan searan dengan jarum jam dan jangan sampai mengenai pinggir dari gelas kimia, dan dalam proses mengaduk hitung waktu hingga gula larut pada air.
Pada proses pelarutan dengan cara dipanskan diukur 20 gram gula dan 80 gram air dan di panaskan campuran gula dan air diatas pemanas air tampa diaduk dan
dihitung waktunya sehingga gula larut dalam air. Dan pada proses diaduk dan dipanaskan, dimasukan 20gram gula, dan 80 gram gula dimasukan kedalam gelas
kimia kemudian dipanaskan diatas pemanas air dan diaduk, dihitung lama waktunya hingga gula larut dalam air.
Kelompok Perlakuan Keterangan
Diaduk Dipanaskan Dipanaskan dan diaduk
.......sekon ..........sekon ............sekon - Endapan .......
- Warna...............
Rata-Rata ......... ........... ...............

Standar Deviasi = n= jumlah klmpok



Rata-rata= kel 1 + kel 2 + kel 3 + kel 4 = 4

𝑘𝑒𝑙 1 −𝑅𝑎𝑡𝑎𝑟𝑎𝑡𝑎 ²+ 𝑘𝑒𝑙 2 −𝑅𝑎𝑡𝑎𝑟𝑎𝑡𝑎 ²+ 𝑘𝑒𝑙 3 −𝑅𝑎𝑡𝑎𝑟𝑎𝑡𝑎 ²+(𝑘𝑒𝑙 4 −𝑅𝑎𝑡𝑎𝑟𝑎𝑡𝑎)²


= 𝑛−1

=..................................................
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai