Jantung Iskemik
Jantung Iskemik
Kelas C 2016
Anggota :
Nurul Pratiwi Liputo
Anggriani Badu
Anameera A. Niati
Putri Kusprin K. Dinasari
Anisa Khumairah Ibrahim
JANTUNG
ISKEMIK
3
Etiologi
Adanya aterosklerosis koroner dimana terjadi kelainan pada intima
bermula berupa bercak fibrosa (fibrous plaque) dan selanjutnya
terjadi ulserasi, pendarahan, kalsifikasi dan trombosis. Perjalanan
dalam kejadian aterosklerosis tidak hanya disebabkan oleh faktor
tunggal, akan tetapi diberati juga banyak faktor lain seperti :
hipertensi, kadar lipid, rokok, kadar gula darah yang abnormal.
Patofisiologi
“
7
Angina Tak
Stabil
Angina Stabil
Intermittent claudication
Bertambahnya Umur
“
8
Next..
9
Faktor yang
dapat dirubah
Faktor Resiko
Faktor
psikososial
10
Hipertensi Kurang
Bentuk badan (tekanan darah aktivitas
tinggi) fisik
Faktor resiko
yang dapat
diubah
Hiperglikemia
Merokok Obesitas dan diabetes
mellitus
Peningkata Kadar
Dislipede Peningkatan
n oksidasi homosistein
mia trombosis
LDL yang tinggi
11
12
Guidline
14
Next..
15
• Senyawa Beta Bloker (Prototipe :
Terapi Anti- Propanolol)
Iskemik • Nitrat (Prototipe : Nitrogliserin)
• Calcium Chanel Bloker (CCB)
Terapi
Farmakologi
• Penghambat Siklo-Oksigenase (COX
Terapi Inhibitor)
Antitrombotik • Antagonis Reseptor ADH
Terapi
Tambahan
16
Terapi Anti- Obat-obat golongan nitrat bekerja sebagai vasodilator denganmelepaskan Nitrit
Iskemik Oksida (NO) di otot polos vaskuler yang menyebabkanvasodilatasi dan
meningkatkan konsumsi oksigen dan menurunkan kerja jantung, sehingga
mengurangi gejala angina.Contoh obat yang termasuk dalam golongan nitrat
antara lainIsosorbid Dinitrat (ISDN), Isosorbid Mononitrat (ISMN) dan
GliserilTrinitrat. Golongan nitrat tersedia dalam bentuk sediaan tablet oral,
tabletkunyah, sublingual, patch maupun semprot/ spray. Penggunaan sediaan
patch sebaiknya ditempelkan pada tempat yang berbeda untuk menghindari
iritasidan sebaiknya tidak menggunakannya selama 24 jam penuh untuk
mencegahtoleransi.Beberapa efek samping yang dapat terjadi antara lain sakit
kepala,takikardi, dan hipotensi.
18
Terapi Anti- Obat-obat golongan CCB bekerja dengan memblok influk ionKalsium (Ca2+) sehingga
menurunkan kontraktilitas miokard. Selain itu golongan ini juga menyebabkan
Iskemik
vasodilatasi arteriol yang menyebabkan peningkatan suplai oksigen dan menurunkan
tekanan darah sehingga dapatmengurangi gejala angina.
Contoh obat yang termasuk dalam gologan CCB antara lain Nifedipin, Amlodipin
Besilat, Diltiazem HCl, Nimodipin. Obat-obat ini lebihbaik digunakan pada pasien yang
dikontraindikasikan dan intoleransiterhadap betabloker.
19
Terapi
Antitrombotik Contohnya Asam Asetil Salisilat / ASA (Aspirin). Aspirin bekerjadengan
menghambat enzim siklooksigenase (COX 1) melalui reaksi asetilasisehingga
menekan pembentukan tromboksan A2 dan menghambat agregasitrombosit.
Selain itu aspirin juga memilki efek antiinflamasi sehingga dapatmengurangi
ruptur plak. Aspirin sebaiknya diminum bersama makanan untuk mencegah
iritasi lambung.
20
Terapi
Obat-obat golongan ini bekerja dengan menghambat AdenosinDifosfat
Antitrombotik
sehingga agregasi trombosit dan perubahan reseptor fibrinogenmenjadi
bentuk dengan afinitas kuat dapat dihambat.
Contohnya Tiklopidin dan Klopidogrel. Obat-obat ini dapatdigunakan bagi
pasien yang mempunyai hipersensitivitas atau gangguangastrointestinal
akibat Aspirin.
Efek samping yang mungkin terjadi antara lain trombositopeni
dangranulositopenia yang umumnya reversibel setelah pemberian
obatdihentikan
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, PJK erat kaitannya 21
dengandislipidemia (tingginya kolesterol darah). Oleh sebab itu obat-obat penurunkolesterol
seperti golongan Statin dapat dijadikan sebagai terapi tambahan untuk mengurangi
kolesterol.
Obat golongan statin bekerja dengan menghambat HMGCoA reduktase,yang
Terapi merupakan suatu enzim yang mengontrol biosintesis kolesterol. Dengan dihambatnya
Tambahan sintesis kolesterol di hati, akan menurunkan kadar LDL danmeningkatkan kadar HDL plasma.
Beberapa contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara
lainSimvastatin, Atorvastatin, dan Pravastatin. Obat-obat golongan statin biasanyadiminum
sebagai dosis tunggal pada malam hari. Efek samping umumnya jarangterjadi, seperti diare,
sembelit, mual dan gangguan pencernaan.
Obat golongan statin memiliki sifat Pleotrophic Effect, yakni efek lainselain
menekan kolesterol darah. Statin dapat memperbaiki fungsi endotel,menstabilkan plak,
mengurangi pemebentukan thrombus, antiinflamasi danmengurangi oksidasi lipid, sehingga
Statin selain dapat mengontrol kolesterol juga dapat melindungi jantung. Oleh sebab itu
terkadang pada penderita PJKtetap diberikan obat golongan Statin meskipun kadar
kolesterolnya normal
22
Terapi Non-Farmakologi
Resiko
Tindakan
Rehabilitasi Medik
Revaskularisasi
Modifikasi Faktor
koroner (Coronary Artery meningkatkan kemampuan mengontrol berat badan
Bypass Grafting/CABG), kerja organ mendekati normal,olahraga
angiop asti koroner semula dan kardiovaskular (bersepeda,
(Percutaneous mengoptimalkan fisik pasca berenang, jalan cepat, dan
Transluminal Coronar operasi, melalui latihan sebagainya),diet,
Angioplasty/ PTCA), dan treadmill, eurocycle menurunkan kolesterol dan
pemasangan stent. test ,fisioterapi dan lain- hipertensi, mengontrol
lain kadar gula darah
23
Study Kasus?
Jantung Iskemik.
24
Diagnosa
Gagal jantung
akut sedang
Hipertensi
26
Subjektif
27
Objektif
28
Data Penunjang
29
Assesment
Nama Obat Indikasi Mekanisme Dosis Efek Samping ADME
30
Ringer Laktat Untuk pengobatan RL berhubungan dengan osmolaritas Tergantung pada usia, bb Nyeri dada, detak jantung
cairan dimna plasma, memperluas kompartemen dan keadaan klinis abnormal, penurunan
rehidrasi secara oral ekstraseluler selama masa penderita tekanan darah, kesulitan
insufisiensi sirkulasi, dan
tidak mungkin bernafas, batuk, gatal-
mengembalikan natrium dan klorida
dilakukan. yang hilang sehingga cairan tetap gatal dan sakit kepala
tinggal di dalam intravascular (Miller
and Wirwicz, 2015)
Interaksi Obat
37
Masalah Terkait
1. Ada indikasi tetapi tidak diterapi : pasien mengalami demam
namun tidak diberikan penurun demam
2. Pemberian obat tanpa indikasi : pasien tidak memiliki
keluhan nyeri maag atau perut tetapi diberikan antasida
tanpa ada indikasi.
3. Pemilihan obat yang tidak tepat : antasida
Planning
38
1. Amlodipin dan furosemid berindikasi yang sama yaitu untuk hipertensi. Hentikan
pemakaian amlodipin karena furosemid secara IV memiliki terapi yang lebih cepat
dibandingkan amlodipen rute oral.
2. Valesco dan furosemid sebaiknya tidak diberikan bersamaan karena dapat
berinteraksi yaitu dapat merubah farmakokinetik salah satunya juga menyebabkan
munurnnya serum potasium.
3. Valesco dan propanolol juga sebaiknya tidak diberikan secara bersamaan karena
dapat mengubah farmakokinetik propanolol juga menyebabkan meningkatnya
serum kalium.
4. Antasida sebaiknya tidak diberikan karena pasien tidak mengalami keluhan sakit
pada bagian perut.
39
Thanks!
Any questions?
You can find me at @centum16
40
Thanks!
Any questions?
You can find me at @username & user@mail.me