Anda di halaman 1dari 37

MAWARIS

Ketentuan Hukum Waris


• Ada 2 masalah pokok yang harus diketahui dalam mawaris yaitu
sebagai berikut.

1. Sebab-sebab ahli waris berhak memperoleh harta warisan.


Hal-hal yang menyebabkan ahli waris berhak memperoleh
harta warisan antara lain sebagai berikut.

a. Adanya hubungan nasab/kekeluargaan

b. Adanya hubungan perkawinan

c. Adanya hubungan Islam


– .
2. Sebab-sebab ahli waris tidak berhak memperoleh harta waris.
Hal-hal yang mnyebabkan ahli waris tidak berhak
mendapatkan harta warisan yaitu sebagai berikut.

a. Perbedaan agama

b. Murtad

c. Membunuh orang yang meninggalkan hak waris.

d. Perbudakan.
Pengertian Hukum Waris
• Hukum waris adalah hukum yang mengatur tentak pemindahan hak
pemilikan harta peninggalan (tirkah).

• Hukum waris dapat disebut dengan mawaris. Kata Mawaris adalah


bentuk jamak dari kata miras. Mawaris disebut juga faraid, hukum
yang mempelajarinya adalah fardu kifayah.

• Ada tiga unsur mawaris.

– Almawaris (orang yang mewarisi harta kepada ahli warisnya)

– Alwaris (orang yang mewarisi harta peninggalan)

– Haqun maurus (harta peninggalan yang akan dibagikan)


Pengertian Ahli Waris
• Ahli waris adalah orang yang berhak menerima sebagian harta
pusaka (warisan) dari salah seorang keluarga mereka yang
meninggal dunia. Ahli waris dapat dibagi kedalam dua kelompok,
yaitu ahli waris laki-laki dan ahli waris perempuan.
Ahli Waris Laki-laki
• Ahli waris laki-laki seluruhnya
berjumlah 15 orang. Meraka itu – Anak laki-laki dari saudara
adalah. laki-laki seayah
– Ayah – Saudara laki-laki seibu.
– Kakek dari ayah – Paman (dari ayah)
– Anak laki-laki sekandung
– Cucu laki-laki dari anak laki- – Anak laki-laki paman seayah
laki – Paman (dari ayah) seayah
– Saudara laki-laki sekandung – Anak laki-laki paman seayah
– Anak laki-laki dari saudara – Suami
laki-laki sekandung. – Orang yang memerdekakan
– Saudara laki-laki seayah. hamba sahaya
Ahli Waris Perempuan
• Ahli waris perempuan ada 10 orang. Merak itu adalah.
– Ibu
– Nenek dari pihak ayah
– Nenek dari pihak ibu
– Anak perempuan
– Cucu perempuan dari anak laki-laki
– Saudara perempuan sekandung
– Saudara perempuan seayah
– Saudara perempuan seibu
– Istri
– Wanita yang memerdekakan hamba sahaya.
• Jika semua ahli waris laki-laki dan ahli waris perempuan semuanya
ada, maka yang mendapat bagian hanya lima orang, yaitu.

– Suami/istri

– Ayah

– Ibu

– Anak laki-laki

– Anak perempuan
KEWAJIBAN AHLI WARIS
• Sebelum harta warisan dibagikan, ada beberapa kewajiban yang
harus dipenuhi keluarga (ahli waris) antara lain sebagai berikut.
– Biaya perawatan pada waktu sakit.
– Biaya pengurusan jenazah
– Membayar utang jenazah.
– Melaksanakan wasiat si mayat.
Artinya: “sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya, atau
sesudah dibayar utangnya.” (Q.S. An-nisa, 4: 12)
– Membayar zakat.
Zawil Furud
• Zawil furud adalah para ahli waris yang mendapatkan bagian
tertentu sesuai dengan ketentuan nas Alquran, suna, dan jimak para
ulama. Zawil furud seluruhnya ada 12 orang, yaitu 4 laki-laki dan 8
orang perempuan.
Zawil Furud Laki-laki
• Suami
– Bagiannya setengah jika istri meninggal tidak mempunyai anak
– Bagiannya seperempat jika istri yang meninggal mempunyai anak
• Ayah
– Asabah jika jenazah mempunyai anak
– Bagiannya seperenam jika mayat mempunyai anak laki-laki atau cucu laki-laki
– Bagiannya seperenam asabah jika jenazah mempunyai anak perempuan atau cucu
perempuan dari anak laki-laki
• Kakek
– Bagiannya seperenam jika jenazah tidak ada ayah
– Asabah jika mayat mempunyai far’un dan tidak mempunyai saudara
– Bagiannya sepertiga jika dua orang atau lebih
• Saudara laki-laki seibu
– Bagiannya seperempat jika sendirian
– Bagiannya sepertiga jika lebih 2 orang
Zawil Furud Perempuan
• Istri
– Bagiannya seperempat jika jenazah tidak mempunyai anak
– Bagiannya seperdelapan jika jenazah mempunyai anak
• Ibu
– Bagiannya sepertiga jika tidak ada far’un atau dua saudara laki-laki atau perempuan
– Bagiannya seperenam jika ada far’un dua saudara laki=laki atau perempuan
– Bagiannya jika sepertiga dari sisa jika bersama dengan ayah atau suami/istri
• Nenek
– Bagiannya seperenam jika jenazah tidak mempunyai ayah/ibu
• Anak perempuan
– Bagiannya setengah jika sendiri dan tidak ada mu’asib
– Bagiannya dua pertiga jika dua orang atau lebih dan tidak ada mu’asib
– Asabah jika ada laki-laki yang menjadi mu’asib
• Cucu perempuan dari laki-laki

– Bagiannya setengah jika sendiri dan tidak ada ada nak perempuan atau
muasibnya

– Bagiannya dua pertiga jika dua orang atau lebih dan tidak ada muasibnya

– Bagiannya seperenam jika bersama anak perempuan tunggal dan tidak ada
muasibnya

– Asabah jika bersama muasibnya

• Saudara perempuan sekandung

– Bagiannya setengah jika sendiri dan tidak ada anak perempuan

– Bagiannya dua pertiga jika dua orang atau lebih dan tidak bersama anak
perempuan atau mu’asibnya.

– Asabah jika bersama anak perempuan

– Asabah jika dengan laki-laki muasibnya


• Saudara perempuan seayah

– Bagiannya setengah jika sendiri dan tidak ada far’un atau saudara perempuan
sekandung

– Bagiannya dua pertiga jiak dua orang atau lebig dan tidak bersama anak
perempuan.

– Asabah jika bersama anak perempuan

– Asabah jika dengan laki-laki mu’asibnya

• Saudara perempuan seibu

– Bagiannya seperenam jika sendiri

– Bagiannya sepertiga jika dua orang atau lebih


ASABAH
• Asabah adalah ahli waris yang mendapatkan bagian diluar
ketentuan zawil furud. Adakalanya dapt mengambil seluruh harta
warisan apabila jenazah tidak mempunyai ahli waris dari zawil furud
atau mengambil sisa harta warisan setelah dibagikan kepada zawil
furud.

• Asabah dibagi menjadi 3 macam antara lain sebagai berikut.

– Asabah binafsih

– Asabah bilgair

– Asabah maalgair
ASABAH BINAFSIH
• Asabah binafsih adalah ahli
waris yang menjadi asabah
secara otomatis karena mereka – Anak laki-laki dari saudara
sendiri. Berjumlah 14 yaitu. laki-laki seayah
– Anak laki-laki – Paman sekandung
– Cucu laki-laki dari anak laki- – Paman seayah
laki
– Anak laki-laki paman seayah
– Ayah
– Anak laki-laki paman seayah
– Kakek dari pihak ayah
– Laki-laki yang
– Saudara laki-laki sekandung memerdekakan hamba
– Saudara laki-laki seayah. – Perempuan yang
– Anak laki-laki dari saudara memerdekakan hamba
laki-laki sekandung.
ASABAH BILGAIR
• Asabah bilgair adalah ahli waris yang menjadi asabah dengan sebab
ditarik oleh ahli waris tertentu dari asabah bilgair. Pembagian asabah
bilgair antara lain laki-laki dan perempuan adalah 2 : 1.
• Adapun yang termasuk asabah bilgair hanya ada empat orang yaitu:
– Anak perempuan dengan adanya anak laki-laki
– Cucu perempuan dari anak laki-laki dengan adanya cucu laki-laki
dari anak laki-laki
– Saudara perempuan sekandung dengan adanya saudara laki-laki
sekandung, dan
– Saudara perempuan seayah dengan adanya saudara laki-laki
seayah.
ASABAH MAALGAIR
• Asabah maalgair adalah ahli waris yang menjadi asabah karena
bersama-sama dengan ahli waris lain yang tertentu dari zawil furud.

• Asabah maalgair hanay ada 2 kelompok yaitu.

– saudara perempuan sekandung bersama dengan anak


perempuan atau cucu perempuan

– Saudara perempuan seayah bersama dengan anak perempuan


atau cucu perempuan
HIJAB
• Menurut bahasa, hijab artinya halangan atau tabir, sedangkan
menurut istilah ilmu mawaris, hijab ialah hubungan ahli waris untuk
menerima warisan karena adanya sebab-sebab tertentu. Hijab
terbagi menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut.

– Hijab nuqsan

– Hijab hirman dengan sifat

– Hijab hirman dengan seseorang


HIJAB NUQSA
• Hijab nuqsa adalah hijab yang menghalangi ahli waris, sehingga
bagiannya berkurang atau berganti statusnya. Hal itu terjadi karena:

– Berkurangnya bagian dari banyak menjadi sedikit

– Pindahnya bagian tertentu kepada asabah

– Pindahnya asabah ke bagian tertentu


HIJAB HIRMAN DENGAN SIFAT
• Hijab hirman dengan sifat adalah terhalangnya ahli waris secara
mutlak disebabkan sifat atau perbuatan yang dilakukannya, seperti
terhalangnya pembunuh untuk mendapatkan warisan dari yang
dibunuh.
HIJAB HIRMAN DENGAN
SESEORANG
• Hijab hirman dengan seseorang ialah terhalangnya ahli waris
secara mutlak karena adanya orang atau ahli waris yang lebih dekat
dan menghalanginya. Hijab ini berlangsung sebagai berikut.

– Kakek dari pihak ayah mahjub (terhalang) ayah

– Nenek dari pihak ayah mahjub oleh ayah dan ibu

– Nenek dari pihak ibu mahjub oleh ibu

– Cucu laki-laki dari anak laki-laki mahjub oleh anak laki-laki

– Cucu perempuan dari anak laki-laki yang mahjub oleh anak laki-
laki dan 2 anak perempuan atau lebih tanpa cucu laki-laki.
– Saudara sekandung mahjub oleh anak laki-laki, cucu laki-laki, ayah,
dan kakek.
– Saudara seayah (laki-laki) mahjub oleh anak laki-laki, cucu laki-laki,
ayah, kakek, saudara laki-laki sekandung, saudara perempuan
sekandung, beserta anak cucu perempuan.
– Saudara seayah (perempuan) mahjub oleh anak laki-laki, cucu laki-
laki, ayah, kakek, saudara laki-laki sekandung, saudara perempuan
sekandung, jika jenazah punya anak atau cucu perempuan
– Saudara laki-laki perempuan seibu mahjub oleh anak laki-laki, cucu
laki-laki, ayah, kakek, anak perempuan, dan cucu perempuan dari
anak laki-laki
– Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung mahjub oleh anak laki-
laki, cucu laki-laki, ayah, kakek, saudara laki-laki sekandung,
saudara laki-laki seayah.
– Anak laki-laki saudara laki-laki seayah mahjub oleh anak laki-laki, cucu
laki-laki, ayah, kakek.
– Paman sekandung mahjub oleh anak laki-laki, cucu laki-laki, ayah,
kakek, saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki seayah, anak laki-
laki saudara laki-laki sekandung, dan anak laki-laki saudara laki-laki
seayah.
– Anak laki-laki paman sekandung mahjub oleh anak laki-laki, cucu laki-
laki, ayah, kakek, saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki seayah,
anak laki-laki saudara laki-laki sekandung, anak laki-laki saudara laki-
laki seayah, dan paman sekandung.
– Paman seayah mahjub oleh anak laki-laki, cucu laki-laki, ayah, kakek,
saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki seayah, anak laki-laki
saudara laki-laki sekandung, dan anak laki-laki saudara laki-laki seayah,
paman sekandung, dan anak laki-laki paman sekandung
– Anak laki-laki paman seayah mahjub oleh anak laki-laki, cucu laki-laki,
ayah, kakek, saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki seayah,
anak laki-laki saudara laki-laki sekandung, dan anak laki-laki saudara
laki-laki seayah, paman sekandung, dan anak laki-laki paman
sekandung
PEMBAGIAN MASING-MASING
AHLI WARIS
• Agama islam memberikan hak dan kedudukan yang sama antara laki-laki
dan perempuan dala masalah mawaris. Meskipun perempuan memilik
kedudukan yang sama dengan laki-laki dalam masalah waris, tetapi bagian
mereka tidak sama, yakni bagian laki-laki dua kali bagian perempuan. Hal
ini dikarenakan adanya perbedaan tanggung jawab.

Artinya:

“Allah mengisyaratkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk)


anak-anakmu. Yaitu bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua
orang anak perempuan.”(Q.S. An-Nisa , 4:11)
AHLI WARIS YANG MENDAPAT
BAGIAN SETENGAH
• Ahli waris yang mendapat bagian setengah yaitu sebagai berikut:
– Seorang anak perempuan, apabila tidak terdapat saudara laki-laki
Artinya:
“Jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta.”
Q.S. An-Nisa , 4:11)
– Cucu perempuan dari anak laki-laki, apabila tidak terdapat anak perempuan
– Seorang saudara perempuan sekandung, apabila tidak memiliki anak.
– Saudara perempuan seayah, apabila tidak terdapat saudara perempuan
sekandung
– Suami, apabila istri yang meninggal tidak mempunyai anak atau cucu dari
anak laki-laki.
AHLI WARIS YANG MENDAPAT
BAGIAN SEPEREMPAT
• Ahli waris yang memperoleh bagian seperempat yaitu.

– Suami, apabila istri yang meninggal mempunyai anak atau cucu


dari anak laki-laki.

– Seorang istri atau lebih, apabila suami yang meninggal


mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki.
AHLI WARIS YANG MENDAPAT
BAGIAN SEPERTIGA
• Ahli waris yang memperoleh bagian sepertiga yaitu.

– Ibu, apabila yang meninggal tidak mempunyai far’un (anak atau


cucu dari anak laki-laki), tidak mempunyai dua saudara
perempuan atau lai-laki.

– Dua orang saudara seibu atau lebih, baik laki-laki maupun


perempuan, tanpa adanya ayah dan anak.
AHLI WARIS YANG MENDAPAT
BAGIAN DUA PERTIGA
• Ahli waris yang memperoleh bagian dua pertiga yaitu.

– Dua anak perempuan atau lebih, jika tidak ada anak laki-laki bagi
yang meninggal.

– Dua cucu perempuan dari anak laki-laki atau lebih, jika tidak ada
anak perempuan atau menjadi asabah

– Dua saudara perempuan sekandung, apabila tidak ada anak


perempuan atau cucu perempuan dari anak laki-laki.

– Dua saudara perempuan seayah atau lebih, tanpa ada anak


perempuan dari anak laki-laki atau saudara perempuan sekandung
AHLI WARIS YANG MENDAPAT
BAGIAN SEPERENAM
• Ahli waris yang memperoleh bagian seperenam yaitu.

– Ayah, jika jenazah mempunyai anak.

– Kakek dari pihak laki-laki, jika jenazah mempunyai anak laki-laki atau cucu laki-laki
dari anak laki-laki, dan tidak ada ayah.

– Ibu, jika jenazah mempunyai anak atau cucu laki-laki, dan 2 saudara atau lebih.

– Cucu perempuan dari anak laki-laki, jika jenazah hanya mempunyai satu anak
perempuan dan tidak memiliki anak laki-laki

– Saudara perempuan seayah, jika jenazah tidak memiliki ayah atau anak, dan memilki
saudara perempuan sekandung, tidak mempunyai saudara laki-laki sekandung atau
seayah.

– Saudara laki-laki atau perempuan seibu, jika jenazah tidak memilki ayah atau anak.

– Nenek dari pihak ayah atau ibu, jika jenazah tidak punya ibu
AHLI WARIS YANG MENDAPAT
BAGIAN SEPERDELAPAN
• Ahli waris yang memperoleh bagian seperdelapan hanya satu
orang, yaitu istri yang ditinggal oleh suaminya, dan mempunyai
anak laki-laki atau cucu laki-laki dari anak laki-laki.

Artinya:

“Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh


seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan.” (Q,S. An-nisa,
4:12)
Ketentuan Hukum Waris di
Indonesia
Menurut Undang-undang nomor 7 Tahun 1989
a. Pasal 176
Anak perempuan jika hanya seorang, ia
mendapat setengah bagian. Naum, jika dua
orang atau lebih maka mereka bersama-
sama mendapat 2/3 bagian, dan bila anak
perempuan bersama anak laki-laki maka
bagiannya 2:1 untuk anak laki-laki. Seorang
duda mendapat ½ bagian bila pewaris tidak
meninggalkan anak dan bila meninggalkan
anak, maka duda mendapat ¼ bagian.
b. Pasal 177
Seorang ayah mendapat 1/3 bagian, jika pewaris tidak meninggalkan
anak. Jika ada anak, maka ayah mendapat 1/6 bagian.
c. Pasal 178
Seorang ibu mendapat 1/6 bagian bila ada anak atau 1/3 bagian bila
tidak ada anak, atau dua saudara atau lebih.
d. Pasal 179
Seorang duda mendapat ½ bagian bila pewaris tidak meninggalkan
anak dan bia meninggalkan anak, maka duda mendapat ¼ bagian.
e. Pasal 180
Seorang janda mendapat ¼ bagian, bila pewaris tidak meninggalkan
anak dan bila meninggalkan anak, maka janda mendapat 1/8 bagian.
f. Pasal 181
Bila seorang meninggalkan dunia tanpa meninggalkan anak dan ayah
maka saudara laki-laki dan saudara perempuan seibu, masing-masing
mendapat 1/6 bagian. Bila mereka dua orang atau lebih, maka mereka
bersama-sama mendapat 1/3 bagian.
g. Pasal 182
Bila seorang meninggal dunia tanpa meninggalkan
ayah dan anak, sedangkan ia mempunyai saudara
kandung atau seayah, maka ia mendapatkan ½
bagian. Bila saudara perempuan tersebut bersama-
sama dengan saudara perempuan kandung atau
seayah dua orang atau lebih, maka mereka
bersama-sama mendapat 2/3 bagian. Bila saudara
perempuan tersebut bersama-sama saudara laki-laki
sekandung atau seayah, maka bagian saudara laki-
laki adalah 2:1 dengan saudara perempuan
h. Pasal 183
Para ahli waris dapat bersepakat dalam melakukan
perdamaian pembagian harta warisan setelah
masing-masing menyadari bagiannya.
Menurut Kompilasi Hukum Islam di Indonesia
a. Pasal 172
Ahli waris dipandang beragama Islam apabila diketahui
dari kartu identitas atau pengakuan atau amalan atau
kesaksian, sedangkan bagi bayi baru lahir atau anak
yang belum dewasa, beragama menurut ayahnya atau
lingkungannya.
b. Pasal 173
Seorang terhalang menjadi ahli waris apabila dengan
putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap, dihukum karena:
1) Dipersalahkan telah membunuh atau mencoba
membunuh atau menganiaya berat pada pewaris
2) Dipersalahkan secara memfitnah telah mengaukan
pengaduan bahwa pewaris yang melakukan suatu
kejahatan yang diancam dengan hukuman lima tahun
penjara atau hukuman yang lebih berat.
c. Pasal 174
1) Kelompok-kelompok ahli waris terdiri
sebagai berikut:
1) Menurut hubungan darah:
1) Golongan laku-laki terdiri dari ayah, anak laki-laki,
saudara laki-laki, paman, dan kakek.
2) Golongan perempuan terdiri dari ibu, anak
perempuan, saudara perempuan, dan nenek.
2) Menurut hubungan perkawinan terdiri dari duda
atau janda
2) Apabila semua ahli warisan ada, maka yang
berhak mendapatkan warisan hanya anak,
ayah, ibu, janda, atau duda.
d. Pasal 175
1) Kewajiban ahli waris terhadap pewaris yaitu
sebagai berikut:
1) Mengurus dan menyelesaikan sampai
pemakaman jenazah selesai
2) Menyelesaikan baik utang-utang berupa
pengobatan, perawatan termasuk kewajiban
pewaris maupun menagih piutang
3) Menyelesaikan wasiat pewaris
4) Membagi harta warisan di antara ahli waris yang
berhak
2) Tanggung jawab ahli waris terhadap utang
atau kewajiban pewaris hanya terbatas pada
jumlah atau nilai harta peninggalannya

Anda mungkin juga menyukai