Anda di halaman 1dari 21

Diabetes Melitus Tipe 2 pada

Manusia

Silma Yuniarty Rammang


102014037
E1
Skenario 7
 Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke
poliklinik karena ia merasa semakin lemas
sejak 1 bulan yang lalu.
 Pasien memiliki riwayat diabetes sejak 5 tahun
yang lalu dan minum metformin dan
glibenklamid secara teratur.
Mind Map
Pencegahan
Anamnesis Pemeriksaan

Manifestasi
Prognosis Klinik

Penatalaksanaan
RM Etiologi

Patofisiologi Epidemiologi

Diagnosis

Working Differential
Diagnosis Diagnosis
Anamnesis
 Riwayat penyakit dahulu :
 Identitas pasien  Riwayat terdiagnosa sebagai
 Keluhan yang dialami penderita diabetes
pasien  Riwayat pernah dirawat inap di
rumah sakit dan sebabnya
 Gejala 3P
 Riwayat pemeriksaan glukosa darah,
 Penurunan berat badan HbA1C, glukosa urin
 Rasa baal pada ekstremitas  Riwayat penyakit vascular perifer,
neuropati perifer, penyakit jantung,
 Luka yang lama masa retinopati
penyembuhannya  Riwayat penyakit keluarga dan
 Terjadi disfungsi ereksi pengobatan :
pada pria / keputihan pada  Riwayat diabetes mellitus di dalam
wanita keluarga
 Pernah menjalani / sedang menjalani
 Lemas terapi untuk diabetes
 Gangguan penglihatan  Alergi terhadap obat tertentu
 Hipertensi  Riwayat sosial :
 Napas cepat dan dalam,  Pola makan dan olahraga sehari-hari

takikardia, dehidrasi
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum  Dari pemeriksaan fisik,
 TTV hasil yang didapat
 Inspeksi adalah:
 Keadaan umum
 Pemeriksaan dengan : Tampak sakit ringan,
monofilamen compos mentis
 Palpasi  Tekanan darah: 120/80 mm/Hg
 Denyut nadi
: 80x/menit
 Frekuensi Napas
: 20x/menit
 Suhu Tubuh
: 36,5°C
 Lipatan leher dan ketiak :
Hiperpigmentasi
Pemeriksaan Penunjang
 GDS = 252mg/dL
 Glukosa Darah  HbA1C = 10%
 Uji Toleransi  Homa IR (Homeostasis
Model Assessment Insulin
Glukosa Oral Resistance) = 8 (n=4,3)

 Pemeriksaan
HbA1C
 Kadar Insulin
 Homeostasis Model
of Assessment -
Insulin Resistance
(HOMA-IR)
Diagnosis DM tipe 2
State Glukosa TTGO HbA1C
Darah
Puasa
(GDP)
Normal < 100mg/dL < 140mg/dL < 5.7 %

Pre-diabetes 100- 140- 5.7 – 6.4%


125mg/dL 199mg/dL
Diabetes ≥ 126mg/dL ≥ 200mg/dL >6.5%
Working Diagnosis
 Diabetes Melitus Tipe 2
 Hiperglikemia kronik pada diabetes
berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,
disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh,
terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan
pembuluh darah.
Differential Diagnosis
Diabetes mellitus tipe 1 mody
 Pada diabetes tipe I, 90% sel  Maturity Onset Diabetes of
penghasil insulin (sel beta) the Young merupakan defek
mengalami kerusakan primer pada fungsi sel ß yang
permanen. Terjadi mengenai transkripsi insulin
kekurangan insulin yang atau massa sel ß. MODY
berat dan penderita harus ditandai dengan pewarisan
mendapatkan suntikan autosomal dominan sebagai
insulin secara teratur. defek monogenic dengan
penetransi yang tinggi.
MODY
 MODY 6
 Kromosom 2, Neuro
D1-beta 2
 Mutasi dari gen untuk
faktor transkripsi
disebut sebagai
neurogenik
diferensiasi 1
 Insulin
 MODY 7-11
 KLF 11, CEL, PAX4,
INS, BLK (B-
lymphocyte tyrosine
kinase)
 Mutasi faktor
transkripsi,
insufisiensi eksokrin
pancreas & DM,
mutasi faktor
transkripsi, neonatal
diabetes, pancreatic
islet cells
LADA
 menggambarkan slow-onset autoimun DM tipe 1 pada
dewasa.
 memiliki gejala lebih sedikit dibanding DM tipe 2.
 adanya kesulitan untuk mengontrol kadar glukosa
darah menggunakan obat standar hipoglikemi oral.
Etiologi
Epidemiologi
Patofisiologi
Penatalaksanaan
Komplikasi
PENCEGAHAN
Prognosis

Sepanjang dapat dikontrol dengan baik, prognosis DM dapat memuaskan.


Selain itu juga ketaatan pasien sangat menentukan juga prognosis kelainan
ini. Kadar glukosa darah harus dijaga agar selalu optimal; tidak berlebihan
ataupun kekurangan. Pencegahan atau penanganan komplikasi yang cepat
juga dapat menurunkan angka mortalitas dari penyakit ini
Kesimpulan

 Diabetes melitus tipe 2 merupakan kelainan


metabolik gabungan dari penurunan sekresi insulin,
peningkatan resistensi insulin dan pembentukan glukosa
berlebihan. Manifestasi utamanya adalah kadar glukosa
darah yang sangat tinggi dengan gejala klinis yang
menyertainya. Pada kasus yang didapat, laki-laki berusia 35
tahun datang dengan keluhan semakin lemas sejak 1
bulan yang lalu. Hal ini diperkuat dengan hasil
laboratorium yang didapat, yaitu kadar gula darah
sewaktu : 252 mg/dL, HbA1C : 10%, dan HOMA-IR : 8.
Berdasarkan hasil laboratorium tersebut dapat ditegakkan
diagnosis bahwa pasien tersebut menderita DM tipe 2
Thank You

Anda mungkin juga menyukai