◦ Diagnosa Obstetri : Ketuban pecah dini 6 jam pada G1P0A0 hamil 32 minggu, JPKTH
dengan riwayat TB Kelenjar (2017) Janin dengan kelainan kongenital multiple
PENATALAKSANAAN
Rencana Diagnostik
◦ USG Fetomaternal
Rencana Terapi
◦ Pematangan paru : Dexametason 2x6mg (2 hari)
◦ Nifedipine 4x10 mg
◦ Antibiotik : Ampisilin Sulbactam 4x1,5 gram
◦ Observasi TTV
Rencana Edukasi
◦ Penjelasan mengenai masalah pada janin, menjelaskan tentang pemeriksaan lanjut yang akan dilakukan.
Prognosis
◦ Ad vitam : dubia
◦ Ad functionam : dubia
◦ Ad sanationam : dubia
Tinjauan Pustaka
Disusun Oleh :
Silma Yuniarty Rammang
11.2018.028
Moderator :
dr. Mohammad Birza Rizaldi, Sp.OG, MARS
Pengertian
Ketuban pecah dini atau spontaneus/early/premature rupture of membrans (PROM)
◦ Pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum menunjukkan tanda-tanda
persalinan / inpartu (keadaan inpartu didefinisikan sebagai kontraksi uterus teratur
dan menimbulkan nyeri yang menyebabkan terjadinya efficement atau dilatasi
serviks)
◦ Bila 1 jam kemudian tidak timbul tanda-tanda awal persalinan atau secara klinis
◦ Bila ditemukan pembukaan < 3 cm pada primigravida dan < 5 cm pada multigravida.
◦ Premature rupture of membranes (PROM) keadaan dimana umur
kehamilan > 37 minggu dan ditandai dengan pecahnya selaput
ketuban sebelum awal persalinan
◦ Keutuhan dari selaput ketuban tetap ◦ Kadar MMP yang meningkat dan
terjaga selama masa kehamilan oleh penurunan yang tajam dari RIMP yang
karena aktivitas MMP yang rendah dan akan menyebabkan terjadinya degradasi
konsentrasi TIMP yang relative lebih matriks ekstraseluler selaput ketuban
tinggi.
kasus ketuban pecah dini MMP-9 serta kadar TIMP-1 yang rendah
Fungsi Selaput Ketuban
◦ Sebagai medium sehingga janin dapat bergerak bebas
◦ Sebagai bantalan untuk meredam dan mencegah dari benturan.
Selain itu air ketuban juga berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuh janin dan bekerja
hidrostatik pada saat persalinan untuk memperluas ruang saluran serviks.
Etiologi
1. Inkompetensi Servik
Inkompetensi Serviks
◦ Ketidakmampuan serviks uteri untuk mempertahankan kehamilan. Sering terjadi pada kehamilan
trimester dua
◦ D/ ditegakkan apabila:
serviks menipis
membuka tanpa disertai nyeri pada trimester kedua atau awal trimester ketiga kehamilan.
◦ Ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan ada hubungan langsung antara ruang
intraamnion dengan dunia luar.
◦ Infeksi intraamnion bisa terjadi langsung pada ruang amnion, atau dengan penjalaran infeksi
melalui dinding uterus, selaput janin, kemudian ke ruang intraamnion.
◦ Mungkin juga jika ibu mengalami infeksi sistemik, infeksi intrauterin menjalar melalui
plasenta (sirkulasi fetomaternal).
◦ Tindakan iatrogenik traumatik atau higiene buruk, misalnya pemeriksaan dalam yang terlalu
sering, dan sebagainya, predisposisi infeksi.
4. Kematian Sel Terprogram
◦ Pada ketuban pecah dini aterm ditemukan sel-sel yang mengalami kematian sel
terprogram (apoptosis) di amnion dan korion terutama disekitar robekan
selaput ketuban.
◦ Pada korioamnionitis terlihat sel yang mengalami apoptosis melekat dengan
granulosit, yang menunjukkan respon imunologis mempercepat terjadinya
kematian sel.
5. Faktor Nutrisi
Adanya gangguan pada struktur kolagen yang berperan dalam ketuban pecah dini.
Mikronutrien lain yang diketahui berhubungan dengan kejadian ketuban pecah dini adalah
asam askorbat yang berperan dalam pembentukan struktur triple helix dari kolagen. Zat
tersebut kadarnya didapatkan lebih rendah pada wanita dengan ketuban pecah dini.
◦ Pada kasus ini bisa ditarik kesimpulan bahwa adalah pengaruh dari kelainan kongenital pada janin dan
polihidromion berat sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan intra uterin sehingga pasien mengalami
pecah ketuban sebelum waktu persalinan.
TERIMA KASIH