Anda di halaman 1dari 14

Silma Yuniarty Rammang

102014037, A7

Mahasiswi Semester 2 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

silma.2014fk037@civitas.ukrida.ac.id

Abstract

Coxae vascular supply to the joints is dominated by branches of the obturator artery, femoral artery
cirumflexa circumflexa femoris artery medial and lateral, superior gluteal artery and inferior gluteal
artery and arterial perforans first of the deep femoral artery. Menrujuk the venous return of blood volume
that goes into each atrium per minute from a vein. The amount of flow through a vessel is directly
proportional to the pressure gradient. Many received blood booster pressure due to contraction of heart
has been lost by the time the blood reaches the venous system friction along the way, especially when
high bersistensi arterioles. Factors that affect venous return is sympathetic activity, the activity of skeletal
muscle, the effect of gravity, venous valves, breathing activity, heart suction effect. While the factors that
affect the blood vessels are hypertension, orthostatic hypotension and circulatory shock.

Keywords : orthostatic hypertension , venous return

Abstrak

Suplai vaskuler bagi sendi coxae didominasi melalui cabang-cabang arteri obturatoria, arteri cirumflexa
femoris medialis dan arteri circumflexa femoris lateralis, arteri glutea superior dan arteri glutea inferior
serta arteri perforans pertama dari arteria profunda femoris. Aliran balik vena menrujuk kepada volume
darah yang masuk ke masing-masing atrium per menit dari vena. Besarnya aliran melalui suatu pembuluh
berbanding lurus dengan gradient tekanan. Banyak tekanan pendorong yang diterima darah karena
kontraksi jantung telah hilang pada saat darah mencapai system vena gesekan sepanjang perjalanan,
terutama sewaktu arteriol bersistensi tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran balik vena adalah
aktivitas simpatis, aktivitas otot rangka, efek gravitasi, katup vena, aktivitas Pernapasan, efek
penghisapan Jantung. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembuluh darah adalah hipertensi,
hipotensi ortostatik dan syok sirkulasi.

Kata kunci : Hipertensi ortostatik, aliran balik vena


Pendahuluan

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan
dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas(atrium yang mengumpulkan darah
dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Jantung memiliki struktur
makroskopis dan mikroskopis. System peredaran darah tidak hanya menyangkut jantung saja
tetapi juga pembuluh darah. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal penting yang ada
kaitannya dengan skenario 5, yaitu makroskopis pembuluh darah pada tingkai atas dan tungkai
bawah, fungsi dari masing-masing pembuluh darah, dan faktor yang mempengaruhi tekanan
darah dan aliran balik vena.

Pendarahan Ekstremitas Inferior

Pembuluh Nadi

Gambar1. Arteri-arteri Ekstremitas Inferior1

Suplai vaskuler bagi sendi coxae didominasi melalui cabang-cabang arteri obturatoria, arteri
cirumflexa femoris medialis dan arteri circumflexa femoris lateralis, arteri glutea superior dan
arteri glutea inferior serta arteri perforans pertama dari arteria profunda femoris.Cabang
articularis pembuluh-pembuluh darah ini membentuk anyaman di sekitar sendi.1
Arteri utama penyuplai extremitas inferior adalah arteri femoralis yang merupakan lanjutan
arteri iliaca externa di abdomen.Arteri iliaca externa berubah menjadi arteri femoralis ketika
pembuluh darah tersebut lewat dibawah ligamentum inguinale untuk memasuki trigonum
femorale pada aspectus anterior region femoralis.Cabang-cabang tersebut menyuplai sebagian
besar region femoralis dan seluruh region cruralis dan pedis.1

Tungkai Atas

Arteri femoralis berjalan secara verticalis melalui trigonum femorale dan kemudian
berjalan menuruni region femoralis pada canalis adductorius.Arteri femoralis meninggalkan
canalis dengan melalui hiatus adductorius pada musculus adductor magnus dan menjadi arteri
popliteal di belakang genus. Suatu kelompok empat cabang kecil – arteri epigastrica
superficialis, arteri circumflexa iliaca superficialis, arteri pudenda externa superficialis, dan arteri
pudenda externa profundus- berasal dari arteri femoralis di dalam trigonum femorale dan
menyuplai daerah kulit pada region femoralis bagian atas, abdomen bagian bawah dan perineum.

Arteri profunda femoris adalah cabang terbesar pada region femoralis, yang berasal dari sisi
lateral arteri femoralis di dalam trigonum femorale dan merupakan sumber suplai darah utama
untuk region femoralis. Arteri profunda femoris segera melewati2

 Ke posterior di antara musculi pectineus dan adductor longus dan kemudian di antara
musculi adductor longus dan adductor brevis; dan kemudian berjalan ke inferior di antara
adductor magnus, akhirnya menembus adductor magnus untuk berhubungan dengan
cabang-cabang arteri poplitea di belakang genus.
 Arteri profunda femoris memiliki cabang-cabang arteri circumflexa femori lateralis dan
medialis dan tiga arteri perforantes.

Tungkai Bawah

Suplai vaskuler untuk sendi genus didominasi oleh ramus descendens dan ramus
genicularis dari arteri femoralis, arteri popliteal, dan arteri circumflexa femoris lateralis pada
region femoralis dan ramus/arteri circum felux fibularis dan ramus recurrens dari arteri tibialis
anterior pada region cruralis.Pembuluh-pembuluh darah tersebut membentuk suatu jalinan
anastomosis di sekitar sendi.2
Arteri popliteal merupakai suplai darah utama untuk region cruralis dan pedis dan
memasuki kompartemen posterior region cruralis melalui fossa popliteal di belakang genus.1

Arteri popliteal berjalan menuju kompartemen posterior region cruralis di antara


musculus gastrocnemius dan musculus popliteus.Ketika berlanjut kearah inferior arteri popliteal
berjalan di bawah arcus tendineus yang terbentuk di antara caput fibulare dan cabut tibiale
musculus soleus dan memasuki daerah profundus kompartemen posterior region cruralis yang
dengan segera arteri popliteal terbagi menjadi arteri tibialis anterior dan arteri tibialis posterior.2

Ke arah distal, arteri tibialis anterior mengeluarkan cabang arteri malleolaris anterior
medialis dan arteri malleiolaris anterior lateralis yang berjalan kea rah posterior secara berturut-
turut, di sekitar ujung-ujung distal tibia dan fibula, dan berhubungan dengan pembuluh-
pembuluh darah dari arteri tibialis posterior dan arteri fibularis untuk membentuk suatu jalinan
anastomosis di sekitar region talocruralis.1

Arteri tibialis posterior berjalan turun melalui daerah profundus kompartemen posterior
region cruralis pada permukaan superficialis musculus tibialis posterior dan musculus flexor
digitorum longus.Arteri tibialis posterior berjalan melalui canalis tarsi di belakang malleolus
medialis dan menuju region plantaris pedis.1

Faktor yang Mempengaruhi Aliran Balik Vena

Aliran balik vena menrujuk kepada volume darah yang masuk ke masing-masing atrium per
menit dari vena. Besarnya aliran melalui suatu pembuluh berbanding lurus dengan gradient
tekanan. Banyak tekanan pendorong yang diterima darah karena kontraksi jantung telah hilang
pada saat darah mencapai system vena gesekan sepanjang perjalanan, terutama sewaktu arteriol
bersistensi tinggi. Ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi aliran balik vena:3

1. Efek Aktivitas Simpatis pada Aliran Balik Vena

Vena tidak memiliki banyak otot dan tonus inherennya rendah, tetapi otot polos
vena menerima banyak serat saraf simpatis. Stimulus silmpatis menyebabkan
vasokontriksi vena, yang secara moderat meningkatkan tekanan vena. Hal ini
meningkatkan gradient tekanan untuk mendorong lebih banyak darah yang tersimpan di
vena ke dalam atrium kanan sehingga aliran balik vena meningkat. Dalam keadaan
normal vena memiliki jari-jari yang sedemikian banyak sehingga vasokonstriksi moderat
akibat stimulasi simpatis tidak banyak berefek pada resistensi terhadap aliran.

2. Efek Aktivitas Otot Rangka pada Aliran Balik Vena

Banyak vena besar di ekstremitas terletak di antara otot-otot rangka sehingga


kontraksi otot menekan vena. Kompresi vena eks\ternal ini mengurangi kapasitas vena
meningkatkan tekanan vena, sehingga memeras cairan vena agar mengalir ke jantung.
Efek pompa ini yang dikenal dengan pompa otot rangka yang adalah salah satu cara
pengembalian darah tambahan dari vena ke jantung selama berolaraga. Meeningkatkan
aktivitas jantung lebih banyak darah keluar vena dan masuk ke jantung. Meningkatkan
aktivitas simpatis dan vasokonstriksi vena yang ditimbulkannya pada saat berolahraga,
semakin meningkat aliran balik venanya.

3. Melawan Efek Gravitasi pada Sistem Vena


Ketika orang berbaring, gaya gravitasi berlaku seragam sehingga tidak perlu
dipertimbangkan. Namun ketika orang berdiri, efek gravitasi tidaklah seragam. Selain
tekanan biasa akibat kontraksi jantung, pembuluh-pembuluh yang berada di bawah
jantung mengalami tekanan dari berat kolom darah yang terbentang dari jantung ke
ketinggian pembuluh yang bersangkutan.
Ada dua konsekuensi penting peningkatan tekanan ini. Pertama, vena-vena yang
teregang akan melebar akibat peningkatan tekanan hidrostatik sehingga kapasitasnya
bertambah. Meskipun mendapat efek gravitasi yang sama namun arteri tidak terlalu
mudah teregang dan tidak mengembang seperti vena. Banyak darah yang cenderung
berkumpul di vena-vena tungkai bawah yang mengembang dan tidak kembali ke jantung
karena aliran balik vena berkurang maka curah jantung menurun dan volume sirkulasi
efektif menciut. Kedua, peningkatan mencolok tekanan darah kapiler yang terjadi karena
efek gravitasi menyebabkan banyak aliran keluar dari anyaman kapiler di ekstremitas
bawah, menimbulkan edema lokal (kaki dan pergelangan kaki membengkak).
4. Efek Katup Vena pada Aliran Balik Vena
Vasokonstriksi vena dan kompresi vena eksternal mendorong darah menuju ke
jantung. Darah hanya dapat mendorong maju karena vena-vena besar dilengkapi oleh
katup-katup satu arah yang berjarak 2-4 cm satu sama lain. Katup ini memungkinkan
darah mengalir maju menuju jantung tetapi hambatannya mengalir balik ke jaringan.
Katup-katup vena ini dapat berperan melawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan
membantu meminimalkan aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika seseorang
berdiri dan secara temporer menunjang bagian-bagian dari kolom darah ketika otot
rangka melemas.

5. Efek Aktivitas Pernapasan pada Aliran Balik Vena


Akibat aktivitas bernapas, tekanan di dalam rongga dada rat-rata 5 mmHg lebih rendah
daripada tekanan atmosfer. Dalam mengembalikan darah ke jantung dari bagian-bagian
bawah tubuh, system vena berjalan melewati rongga dada, tempat pembuluh ini
mendapat tekanan subatmosfer tersebut. Karena system vena di tungkai dan abdomen
mendapat tekanan atmosfer normal, maka terbentuk gradient tekanan eksternal antara
vena-vena bawah (pada tekanan atmosfer) dan vena-vena dada (5 mmHg lebih rendah
dari pada tekanan atmofer). Perbedaan tekanan ini memeras darah dri vena-vena bawah
ke vena-vena dada, meningkatkan aliran balik vena ini. Mekanisme fasilitas aliran balik
vena ini disebut pompa respirasi, karena terjadi akibat aktivitas bernapas.

6. Efek Penghisapan Jantung pada Aliran Balik Vena


Tingkat pengisian jantung tidak semata-mata bergantung pada faktor-foktor yang
mempengaruhi vena. Jantung juga berperan dalam proses pengisian dirinya. Selama
kontraksi ventrikel, katup AV tertarik ke bawah, memperbesar rongga atrium. Akibatnya,
tekanan atrium secara transien turun di bawah 0 mmHg sehingga gradient tekanan vena
terhadap atrium meningkat dan aliran balik vena bertambah. Selain itu, ekspansi cepat
rongga ventrikel selama relaksasi ventrikel menciptakan tekanan negative sesaat di
ventrikel sehingga darah “tersedot” dari atrium dan vena jadi, tekanan negative di
ventrikel meningkatkan gradient tekanan vena terhadap atrium dan terhadap ventrikel
sehingga aliran balim vena semakin meningkat. Karena itu, jantung berfungsi sebagai
“pompa hisap” untuk mempernudah pengisisan jantung.

Tekanan Darah

Tekanan arteri rerata aladah tekanan darah yang dipantau dan diatur di tubuh, bukan
tekan sistol atau diastole arteri atau tekanan nadi dan juga bukan tekanan di bagian vascular.
Nilai ambang terkini untuk tekanan darah normal yang ditentukan oleh National Institutes of
Health (NIH) adalah kurang dari 120/80 mmHg.3
Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong utama yang mengalirkan darah ke jaringan.
Tekanan ini garus diatur secara ketat karena dua alasan. Pertama, tekana ini harus cukup tinggi
untuk menjamin tekanan pendorong yang memadai, tanpa tekanan ini, otakdan organ lain tidak
akan menerima aliran yang memadai, apapun penyesuaian lokal yang dilakukan dalam aspek
resistensi arteriol yang pemperdarahi organ-organ tersebut. Tekanan harus tidak terlalu tinggi
sehingga menimbulkan tambahan kerja bagi jantung dan meninggalkan resiko kerusakan
pembuluh darah serta pecahnya pembuluh darah halus.3
Tekanan darah dalam arteri brachialis pada orang muda dewasa pada posisi duduk
istirahat duduk atau berbaring mendekati120/70 mmhg. Secara umum, peningkatan curah
jantung meningkatkan tekanan sistolik sedangkan peningkatan tahanan perifer meningkatkan
tekanan diastolik. Penyebab peningkatan dari peningkatan diastolik adalah penururnan
distensibilitas arteri , pada tingkat yang sama dengan curah jantung tekanan sistolik lebih tinggi
pada orang tua dibandingkan dengan orang muda Karena peningkatan volume dari sistem arteri
selama sistole lebih sedikit untuk mengakomodasi jumlah darah yang sama.4

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembuluh Darah:3

1. Hipertensi
Tekana darah yang tidak berfungsi dengan benar atau tidak mampu secara sempurna
mengontrol perubahan-perubahan yang terjadi. Tekanan darah yang terlalu tinggi
(hipertensi) jika di atas 140/90 mm Hg.
a. Hepertensi Sekunder
 Hipertensi Ginjal : Ginjal berespons dengan mengaktifkan jalur hormone yang
melibatkan angiostensin II. Jalur ini mendorong retensi garam dan air
sewaktu penbentukan urin sehingga volume darah bertambah untuk
mengompensasi berkurangnya aliran darah ginjal.
 Hipertensi Endokrin : Peningkatan curah jantung dan vasokonstriksi perifer
generalisata.
 Hipertensi Neurogenik : kesalahan control tekanan darah karena defefk di
pusat control kardiovascular.
b. Hipertensi Primer (esensial atau idiopatik)
 Gangguan penanganan garan oleh ginjal
 Asupan garam berlebih
 Diet yang kurang mengandung buah, sayuran, dan produk susu (yaitu rendah
K+ dan Ca+)
 Variasi dalam gen yang menyandi angiotensinogen
 Bahan endogen mirip digitalis
 Kelebihan vasopressin
2. Hipotensi Ortostatik
Keadaan hipotensif sesaat terjadi karena insufisiensi respons kompensatorik
terhadap perubahan darah akibat gravitasi saat seseorang berpindah dari posisi horizontal
ke posisi vertical, khususnya setelah tirah baring lama. Ketika seseorang berubah dari
berbaring menjadi berdiri, penumpukan darah di vena-vena tungkai akibat gravitasi
menurun aliran balik vena, mengurangi isi sekuncup dank arenanya menurunkan curah
jantung dan tekanan darah.
Hipotensi ortostatik yang terjadi dan berkurangnya aliran darah ke otak
menyebabkan pseseorang pusing atau bahkan pingsan. Hal ini yang memungkinkan
tubuh melakukan penyesuaian-penyesuaian secara perlahan terhadap perubahan darah
akibat gravitasi.

3. Syok Sirkulasi
Syok sirkulasi adalah ketika tekanan darah turun sedemikian rendah sehingga
aliran darah ke jaringan tidak lagi adekuat. Syok sirkulasi digolongkan ke dalam empat
tipe utama :
 Syok hipovolemik (volume rendah) disebabkan oleh penurunan volume darah,
yang secara langsung atau tidak melalui kehilangan cairan yang berasal dari
plasma. Comtonya diare bpengeluaran urin berlebihan, dll.
 Syok kardiogenik (disebabkan oleh jantung) disebabkan oleh melemahnya
jantung untuk memompa darah secara adekuat.
 Syok vasogenik (disebabkan oleh pembuluh) disebabkan oleh vasodilatasi luas
yang picu oleh adanya bahan-bahan vasodilator. Ada dua jenis syok vasogenik
yaitu septik dan anafilaktik.
 Syok neurogenik (disebabkan oleh saraf) hilangnya tonus vascular simpatis
menyebabkan vasodilatasi generalisata. Nyeri hebat tampaknya menghambat
aktivitas vasokonstriksi simpatis.

Fungsi Pembuluh Darah

Pembuluh darah

Pembuluh darah secara umum memiliki struktur yang sama. Pembuluh darah secara
struktural disesuaikan dengan fisiologisnya. Misalnya, pembuluh darah arteri sistemik (sistem
tekanan tinggi) lebih tebal dibandingkan arteri pulmoner (sistem bertekanan rendah). Pembuluh
darah biasanya dibedakan atas beberapa lapisan atau tunika, yaitu antara lain:5

1. Tunika intima
Tunikan ini umumnya dibentuk oleh selapis sel endotel yang melapisi permukaan
dalam pembuluh. Di bawah lapis endotel terdapat lapisan subendotel, yang terdiri atas
jaringan ikat jarang yang kadang mengandung otot polos. Pada arteri, tunika intima
dengan media dipisahkan oleh lamina elastika interna. Lamina ini terdiri atas serat
elastin, dan ber-fenestra (celah) yang memungkinkan difusi makanan untuk sel-sel di
bagian lebih dalam pembuluh darah.
2. Tunika media
Tunika ini terdiri atas lapis-lapis konsentris, tersusun oleh sel-sel otot polos secara
berpilin. Sel-sel otot polos menjadi sumber dari matriks ekstraselular ini. Pada arteri
dengan ukuran lebih besar, terkadang didapati lamina elastika eksterna yang
memisahkan antara tunika media dengan tunika adventisia.
3. Tunika adventisia
Tunika ini terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan elastin yang tersusun
memanjang. Lapisan adventisia berangsur-angsur akan menyatu dengan jaringan ikat
pembungkus organ, tempat dilaluinya pembuluh itu.

Gambar 12. Lapisan-lapisan pada Pembuluh Darah5

Pada pembuluh darah besar, vasa vasorum bercabang secara luas di adventisia dan
media bagian luar. Vasa vasorum ini berfungsi untuk menyampaikan nutrisi kepada
adventisia dan media pada pembuluh darah yang lebih besar, dikarenakan lapisan yang
terlalu tebal untuk proses difusi nutrisi dari lumen. Vasa vasorum lebih banyak
ditemukan pada pembuluh darah vena dibanding arteri. Alasannya ialah, karena
pembuluh darah vena sebagian besar membawa darah kotor yang miskin nutrien dan
oksigen, sehingga dibutuhkan lebih banyak vasa vasorum untuk menyediakan
makanan bagi pembuluh darah vena.5
Arteri
Arteri terspesialisasi khusus untuk berfungsi sebagai tempat jalur cepat untuk darah dari
jantung menuju ke organ. Hal itu karena radius yang dimiliki arteri berukuran besar, dan pada
arteri tahanan untuk aliran darah kecil. Selain itu, arteri bertindak sebagai reservoir tekanan
untuk memberikan tenaga pendorong untuk darah ketika jantung sedang relaksasi.3

Arteri merupakan struktur dalam tubuh yang mengangkut darah ke jaringan. Arteri
digolongkan menjadi berbagai macam jenis dengan ukuran yang berbeda, yaitu antara lain:

1. Arteriol, memiliki garis tengah kurang dari 0,5 nm dan lumennya relatif sempit. Lumen
dilapisi dengan sel endotel. Lapis subendotelnya sangat tipis dan tidak terdapat lamina
elastika interna kecuali pada arteriol dengan ukuran lebih besar. Adventisianya tipis.
Tunika medianya muskular dan biasa terbentuk dari 1-5 otot polos.5

Arteriol merupakan pembuluh utama yang memberikan hambatan di dalam sistem


vaskularisasi karena jari-jari arteriol cukup kecil untuk memberikan hambatan yang besar
untuk mengalirkan darah. Walaupun kapiler mempunyai jari-jari yang lebih kecil dari
arteriol, tetapi hambatan yang dapat dilakukan kapiler tidak bisa seperti arteriol. Radius
arteriol dapat diubah-ubah bergantung pada kebutuhan organ dan digunakan untuk
mengatur tekanan darah. 3

2. Arteri muskular, memiliki lapis subendotel yang lebih tebal dan mungkin ada pula sedikit
otot polosnya. Lamina elastika internanya mencolok. Tunika media dapat mengandung
hingga 40 lapis otot polos. Pada arteri muskular dengan ukuran lebih besar, dapat
ditemukan lamina elastika eksterna. Adventisianya terdiri dari serat-serat kolagen dan
elastin, terdapat pula pembuluh limfe dan vasa vasorum yang menembus adventisia
hingga ke tunika media.5
3. Arteri elastis besar, arteri ini mencakup aorta dan cabang-cabang besarnya. Warnanya
kekuningan karena banyak mengandung elastin. Tunika intima arteri ini lebih tebal
dibandingkan dengan arteri muskular. Lapis subendotelnya tebal dan serat jaringan ikat
lapis subendotelnya menunjukkan gambaran bergurat memanjang yang penting untuk
distorsi lapis sel endotel selama kontraksi berirama dan melebarnya pembuluh. Lamina
elastika internanya tidak jelas. Tunika media terdiri atas satu seri lamina elastis perforate
yang biasanya mengandung otot polos, dan substansi dasar seperti kondroitin sulfat.
Tunika adventisianya tidak memiliki lamina pembatas luar, relatif tidak berkembang dan
didapati mengandung serat elastis dan kolagen.5

Vena

Vena terdiri dari dinding yang lebih tebal dari arteri. Vena berfungsi sebagai tempat jalur
darah dari organ menuju jantung, selain itu juga berfungsi sebagai reservoir darah. 3

Vena ialah struktur dalam tubuh yang berfungsi untuk mengembalikan darah ke jantung
yang umumya dibantu oleh aktivitas otot polos dan katup-katup khusus. Sama halnya seperti
arteri, vena juga terbagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan ukurannya yang berbeda-beda,
yaitu antara lain:5

1. Venul, memiliki dinding yang sangat tipis. Tunika adventisianya relatif lebih
tebal. Tunika media kecil dan hanya mengandung perisit kontraktil, dengan
sedikit otot polos. Venul dengan diameter hingga 50 µm biasanya ikut berperan
dalam proses radang dan pertukaran metabolit antara darah dan jaringan.
2. Vena kecil atau sedang¸ memiliki diameter antara 1-9 mm. Lapis intima
umumnya memiliki lapis subendotel namun tidak selalu ada. Lapis media terdiri
atas berkas kecil sel otot polos, berbaur dengan serat retikulin dan jalina halus
serat elastin. Lapis adventisia yang fibrosa berkembang baik. Vena kecil atau
sedang memiliki katup di dalamnya. Katup ini terdiri atas 2 lipatan semilunar dari
tunika intima yang menjulur ke dalam lumen.

3. Vena besar, memiliki tunika intima yang berkembang baik. Lapisan medianya jauh
lebih tipis dengan beberapa lapis sel otot polos dan banyak jaringan ikat. Lapis
adventisianya paling tebal dan lapis yang paling berkembang pada vena. Pada lapis
adventisia, terdapat lapisan otot yang berfungsi untuk memperkuat dinding dan
mencegah pelebaran pembuluh itu.

Kapiler
Kapiler mempunyai dinding endotel yang sangat tipis. Hal itu dikarenakan kapiler
berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran materi antara sel jaringan dengan darah. Kapiler
juga menentukan distribusi cairan extraseluler antara plasma dengan cairan insterstisial. 3

Kapiler secara umum terdiri atas satu lapis sel endotel yang berasal dari mesenkim,
tergulung membentuk saluran dan menutupi ruang silindris. Diameter kapiler rata-rata kecil,
hanya sekitar 7-9µm. Panjangnya pun bervariasi, mulai dari 0,25 mm hingga 1 mm. Pada
berbagai tempat sepanjang kapiler da venul kecil terdapat perisit yang merupakan sel
mesenkimal dengan cabang sitoplasma panjang yang memeluk sebagian sel endotel. Perisit ini
memiliki potensi untuk ditransformasi menjadi sel lain, selain itu keberadaan miosin,aktin, dan
tropomiosin menunjukkan kesan kuat bahwa sel-sel ini juga cenderung kontraktil. Perisit juga
berfungsi untuk penyembuhan dengan cara berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi pembuluh
baru selama cedera jaringan. Kapiler dapat dibedakan menjadi 4 tipe berdasarkan struktur sel
endotel dan ada tidaknya lamina basal, yaitu:5

1. Kapiler kontinu atau somatik, ditandai oleh tidak adanya fenestra. Banyak ditemukan
pada jaringan otot, jaringan ikat, dan jaringan saraf.
2. Kapiler bertingkap atau visceral, ditandai dengan adanya fenestra besar pada dinding
sel endotel. Memiliki lamina basal yang utuh. Kapiler bertingkap banyak ditemukan
pada jaringan dengan kerja pertukaran zat yang cepat antara jaringan dengan darah
seperti jaringan pada organ ginjal dan usus.
3. Kapiler jenis ketiga, kapiler yang juga bertingkap tetapi tidak ditemukan adanya
diafragma yang menutupi lubang-lubang. Kapiler jenis ini sangat khas untuk
glomerulus ginjal.
4. Kapiler sinusoid tidak berkesinambungan, memiliki diameter sangat besar, dinding
endotelnya tidak berkesinambungan, dan sel-sel endotel memperlihatkan banyak
fenestra tanpa diafragma. Kapiler jenis ini terutama ditemukan pada hati, dan organ
hematopoietik seperti sumsum tulang.

Beberapa fungsi penting dari kapiler ialah:5


a. Permeabilitas, kapiler seringkali disebut sebagai pembuluh pertukaran, karena pada
kapiler lah, dilakukan pertukaran oksigen, karbon dioksida, substrat dan metabolit
dari darah ke jaringan dan dari jaringan ke darah. Permeabilitas dinding kapiler
bervariasi sesuai dengan ukuran dan muatan molekul yang melaluinya.
b. Fungsi metabolik, sel endotel kapiler dapat memetabolisme berbagai macam
substrat.
c. Aktivasi, fungsi ini dijalankan dengan mengkonversikan angiotensin I menjadi
angiotensin II.
d. Inaktivasi, fungsi ini dilakukan dengan mengkonversikan bradikinin, serotonin,
prostaglandin, norepinefrin, thrombin menjadi senyawa yang secara biologis tidak
aktif.
e. Lipolisis, kapiler mampu merombak lipoprotein menjadi trigliserida untuk pasokan
energi dan kolesterol.
f. Produksi faktor vasoaktif, sel-sel endotel memproduksi berbagai macam substansi
yang memiliki efek tonus vaskular, seperti endotelin yang merupakan obat
vasokonstriktif.

Daftar Pustaka

1. Richard L. Drake, A. Wayne Vogl, Adam W. M. Mitchell. Gray dasar-dasar anatomi.


Edisi bahasa indonesia. Indonesia. Elsevier Churchill Livingstone. 2014. Hal. 92-131,
268-344
2. Medicalterms.info [homepage di internet]. Arteries of the Pelvis. Diunduh di
http://medicalterms.info/anatomy/Arteries-of-the-Pelvis/ pada 20 Juni 2015
3. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke system . Edisi 6. Jakarta : EGC; 2011 .h.
399-412
4. Gibson J.Fisiologi dan Anatomi Modern. Edisi 2. Jakarta. EGC. 2003. h. 102-3. 107-9.
5. Junqueira LC, Carneiro J, Kelley RO. Histologi dasar. Edisi ke-8. Jakarta: EGC;1998. h.
210-41.
6.

Anda mungkin juga menyukai