Anda di halaman 1dari 33

Prinsip pemilihan obat

dalam praktek

azalia arif - fkui

1
anamnesis

diagnosis

terapi

medikamentosa non medikamentosa


- profilaktik - peny. ringan
- simtomatik - self limited-dis.
- kausal - alternatif lain

pemilihan obat
2
Dasar utama pemilihan obat

1. pertimbangan manfaat-risiko
2. gunakan obat yg mapan (established)
serta anda kenal baik datanya
3. usahakan memberi jenis obat sesedikit
(hindari polifarmasi)
4. individualusasi dosis
5. pilih cara pemberian yang paling aman

3
Pertimbangan manfaat risiko
• primium est non nocere

utamakan jangan merugikan / menyakiti


manfaat > risiko
manfaat risiko
- kebutuhan - efek samping
- efektivitas - biaya

• Disesuaikan dengan penyakit


bisa saja E.S besar  ttp kebutuhan juga
besar, mis. obat kankar
4
• Disesuaikan dengan kondisi penderita
- kehamilan
- masa organogenesis (trimester I) 
bahaya teratogenik
- masa laktasi

5
Obat-obat yang bersifat teratogen pada
manusia :

- talidomid - androgen
- obat sitostatik - progesteron
- vit.D dosis tinggi - dietilstildestrol
- warfarin - radioisotop
- antikonvulsan - live vaccines
- tetrasiklin, dll

6
E.S pada pertumbuhan janin

- obat hipertiroid  bayi paratiroid


- tetrasiklin  brown discoloration
- strepttomisin  toksik pada
gentamisin saraf VIII
- morfin, opiat  ketergantungan
pada bayi

7
2. Gunakan obat yang mapan dan anda
kenal baik datanya

- reputasi obat (efficacy, tolarability)


- data yang perlu diketahui :
- dosis
- E.S – K.I
- kinetik
- interaksi

8
Obat yang memiliki risiko interaksi
1. Obat dgn kurva dose-respons yg curam

- antikoagulan
- oral hypoglycemics
- antiaritmia
- antidepresan

2. Obat yang toksik


- aminoglikosida - litium
- antikonvulsan - digoksin
- sitostatika
9
3. Obat yang bila efeknya turun dapat
merugikan
- kontrasepsi oral
- tuberkulostatik
- neuroleptik
- antikonvulsan
- antiaritmia

10
3. Usahakan jenis obat sesedikit mungkin
o kerugian potensial akibat polifarmasi
- risiko efek samping ↑
- inkompatibilitas kimiawi
- interaksi
- untuk antimikroba bisa timbul superinfeksi
o keadaan yang perlu kombinasi obat
- infeksi kronis/berat  TBC, lepra, meningitis
- malignancy
- kardiovaskular  hipertensi sedang / berat
- kontrasepsi (estrogen, progesteron)
o keuntungan monoterapi
- jenis obat <  kepatuhan ↑
- kemungkinan interaksi kurang
11
4. Individualisasi dosis
- bayi – anak
- neonatus
- dewasa
- geriatri

12
Pediatric clinical pharmacology
Neonatus prematur

hati-hati

 Metabolisme & ekskresi obat ↓


 Usahakan paduan obat seserdehana
mungkin
 E.s lebih sulit dideteksi

13
 geriatri
– Klirens ginjal ↓
– Metabolisme hepar ↓ risiko E.S ↑
– Compliance ↓
– Banyak penyakit menyertai

polifarmasi E.S ↑

5. Pilih cara pemberian yang paling aman


Oral  paling aman, paling praktis,
kecuali dalam keadaan darurat
14
Faktor-faktor yang mempengaruhi
respons penderita terhadap obat

Memberi pengobatan  pasien telah


didiagnosis

• Pembedahan
• Pengobatan psikiatri
• Terapi fisik
• Obat (paling banyak), dll 15
1. Kondisi dan keadaan fisiologik

Anak  - umur  neonatus, bayi


balita, anak
- BB
- luas permukaan tubuh

16
Neonatus  fungsi organ belum
sempurna

1. Fungsi biotransformasi hati


- glukuronidasi
- hidroksilasi
2. Fungsi ekskresi : 60 – 70% dewasa
3. Ikatan protein plasma rendah
4. Sawar darah otak
sawar kulit  belum sempurna
5. Kemungkinan pengikatan
reseptor-obat  sensitif
17
Usia lanjut  penurunan berbagai fungsi
organ

• ↓ fungsi ginjal
• ↓ kapasitas metabolisme beberapa obat
• perubahan faktor f’dinamik

sensitivitas reseptor
• adanya penyakit lain
• penggunaan obat lain  interaksi

18
Prinsip umum

• Beri obat yang sangat dibutuhkan


• Manfaat – risiko paling menguntungkam
• Mulai dosis rendah / ½ dosis  ↑
• Sesuaikan dosis berdasarkan respons
klinis
• Regiment dosis  harus sederhana
• Periksa obat-obat yang diberikan 
hentikan obat yang tidak perlu

19
Penyakit hati
- metabolisme obat ↓
- sintesis protein ↓ kadar obat

Penyakit darah
- sensitivitas reseptor ↑  terutama thd obat
depresan SSP
- diuretik  hipokalemia
- faktor pembekuan darah terganggu

↑ respons terhadap antikoagulan

- udem asites  diperburuk oleh obat yang


meretensi cairan
20
Prinsip : (penyakit hati)

1. pilih obat yang dieliminasi lewat ginjal


2. hindarkan obat yang mendepresi SSP,
 kalau sangat perlu
- diazepam
- oxazepam
3. gunakan dosis awal rendah  ↑ sesuai
respons klinis

21
Penyakit ginjal  gangguan eks. obat

kadar obat dalam darah ↑

respons akan >>
- Kadar protein plasma ↓
- Ikatan protein plasma
o kadar obat bebas ↑
o mengubah keseimbangan elektrolit asam
- basa
o sensitivitas reseptor

o dan menghilangkan efektivitas beberapa


obat (tabel) 22
Prinsip umum (peny. ginjal)

1. pilih obat yang eliminasinya melalui hati


2. jangan gunakan tetrasiklin, kecuali :
- doksisiklin
- minosiklin

monitor fungsi ginjal

3. gunakan dosis < (N)

23
Faktor genetik

Farmakogenetik  cabang f’klinik yang


mempelajari
perubahan respons
terhadap obat o.k
faktor genetik
Tujuan :
1. Mengidentifikasi perbedaan
2. Mengetahui sebab penyakit genetik 
pada tingkat molekuler
3. Mengenal cara untuk mengetahui
individu (tabel)
24
Faktor-faktor lain :
Toleransi  pe ↑ efek obat pada
pemberian berulang

1. Tol. f’dinamik  tol. seluler  adaptasi


reseptor – obat yg
terus menerus

sensitivitas reseptor ↓
terjadi pada : barbiturat, opioid,
benzodiazepin,
amfetamin, nitrat organik
25
2. tol. f’kinetik  o.k obat me ↑ metabo-
lisme sendiri, mis.
barbiturat, rifampisin

3. takifilaksis  simpatomimetik amin


(efedrin) dpt mendepresi
neurotransmitor di
gelembung sinaps

26
Bioavailabilitas
untuk obat dengan batas aman sempit
dan obat untuk penyakit berbahaya

perbedaan bioavailabilitas 10 – 20%

memperlihatkan inekuivalensi terapi


mis. digoksin., fenitoin,
dikumarol, eritromisin,
amfoterisin B, nitrofurantoin
27
Pemilihan obat dalam praktek
Anamnesis
lab + EKG + Xray + USG
Diagnosis
medikamentosa - profilaktik
- simtomatik
- kausal
Terapi non medikamentosa
- trivial (ringan dan remeh)
- self limited
- alternatif lain
28
Dasar utama pemilihan pemakaian obat

1. Pertimbangan manfaat–risiko peny.


2. Usahakan monoterapi kombinasi
3. Obat mapan  kenal baik datanya
4. Individualisasi dosis obat

29
1. - disesuaikan dengan penyakit
- disesuaikan dengan kondisi
♥ kehamilan  obat bersifat teratogenik
organogenesis (18-55 hari)
trimester I  obat NO
♥ masa laktasi

Obat yang jelas teratogenik pada manusia


- talidomid - obat antikonvulsan
- obat sitotoksik - androgen, progestin
- vitamin D dosis >>> - radio isotop, warfarin
- isotretinon (akne) - live vaccins, tetrasiklin
30
Efek terhadap pertumbuhan janin
- obat hipertiroid  bayi hipotiroid
- tetrasiklin  tulang dan gigi
- streptomisin, gentamisin  bahaya pada
saraf VIII
- morfin, opiat  ketergantungan pada
bayi
Keadaan yang perlu kombinasi
• peny. infeksi / kronis-berat  lepra, TBC
meningitis
• Penyakit kanker
• Penyakit KV  hipertensi berat, pil KB
31
Keuntungan monoterapi
• Jenis obat <  kepatuhan ↑
• Interaksi ↓

Gunakan obat mapan


reputasi / data obat diketahui
- dosis - kinetik
- ESO - interaksi

Individualisasi dosis
- bayi, anak beda BB, peny.
- dewasa, geriatri metabolisme
32
Terima kasih

33

Anda mungkin juga menyukai