Anda di halaman 1dari 27

METODE

PENGENDALIAN EROSI
ANGGOTA KELOMPOK :

• AMALIYAH ISTIQOMAH 1041611006


• DINDA OKTAVERINA 1041611016
• FIKRI HASRULLAH 1041611020
• HABIBURRAHMAN 1041611024
• GUSDY NOVELIAN 1041611023
MACAM-MACAM METODE
PENGENDALIAN EROSI

MEKANIS VEGETATIVE KIMIAWI

• Metode ini • Metode ini • Metode ini


bertujuan untuk memanfaatkan dalam
mengurangi Tumbuh- pengendalian
kecepatan aliran tumbuhan erosi
yang melalui parit- dalam menggunakan
parit akibat erosi. pengendalian preparat kimia
erosi. sintetis atau
alami
• Membuat penghambat aliran dari
bronjong batu, yaitu dengan cara
menyusun bronjong batu yang

METODE MEKANIK ditempatkan dalam parit secara


teratur dan bersambung, memanjang
menutup parit. Bila hujan, tanah yang
terangkut oleh aliran air akan
memasuki celah-celah batu dan
tertahan didalamnya.

• Menampung dan menyalurkan aliran

S
permukaan dengan kecepatan aliran yang
DEFINISI
tidak merusak.
Dilakukan dengan cara teknis-mekanis, yaitu
usaha-usaha yang dilakukan pada tanah serta • Memperbaiki atau memperbesar infiltrasi air
pembuatan bangunan untuk mengurangi erosi.
ke dalam tanah dan memperbaiki aerasi

T
Metode mekanis ini dilakukan bila cara

W
menggunakan vegetasi sudah tidak efektif lagi tanah.
dan bila kemiringan lereng cukup besar atau di
atas 150. Cara ini bertujuan untuk mengurangi
• Membuat penghambat aliran dari pagar
kecepatan aliran yang melalui parit-parit akibat
erosi. Cara pengendalian erosi adalah sebagai bambu/kayu yang dikombinasikan dengan

O
berikut: batu sebagai pengisi. Batang-batang
bambu/kayu ditancapkan dalam tanah di
dasar parit arah mellintang dan diisi batu
yang disusun rapi. Kecepatan aliran akan
terhambat oleh batu-batuan dan partikel
tanah dapat mengendap dan tertahan di
antara batuan.
Pengendalian erosi dengan cara mekanis
umumnya membutuhkan biaya yang lebih
banyak dibandingkan dengan cara vegetasi.
Biaya tersebut menyangkut pengadaan
bangunan prasarana seperti:

Pembuatan parit atau saluran untuk pengaliran air dari


tempat tertentu ke tempat pembuangan

Pembuatan teras-teras agar aliran air terhambat

Melakukan pengolahan tanah


Pengendalian erosi dengan cara mekanis, antara lain:
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah menurut kontur
Pembuatan timbunan dari tanah dan/atau pasangan batu yang
memanjang searah kontur
Pembuatan teras
Pembuatan dam penghambat, waduk, tanggul, dll
Perbaikan drainase dan irigasi.
Pengendalian erosi secara mekanis juga dapat dilakukan dengan
membuat bangunan sipil, seperti :

NEXT SLIDE
1. Teras Bangku atau Teras Tangga
Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan Efektivitas teras bangku sebagai pengendali erosi
cara memotong panjang lereng dan meratakan akan meningkat bila ditanami dengan tanaman
tanah di bagian bawahnya, sehingga terjadi penguat teras di bibir dan tampingan teras.
deretan bangunan yang berbentuk seperti Rumput dan legum pohon merupakan tanaman
tangga. Fungsi utama teras bangku adalah: yang baik untuk digunakan sebagai penguat teras.
a. Memperlambat aliran permukaan; Tanaman murbei sebagai tanaman penguat teras
b. Menampung dan menyalurkan aliran banyak ditanam di daerah pengembangan ulat
permukaan dengan kekuatan yang tidak sutra. Teras bangku adakalanya dapat diperkuat
sampai merusak; dengan batu yang disusun, khususnya pada
c. Meningkatkan laju infiltrasi tanah dan tampingan. Model seperti ini banyak diterapkan di
d. Mempermudah pengolahan tanah. kawasan yang berbatu.

Teras bangku dapat dibuat datar (bidang olah datar, membentuk sudut 0o dengan bidang horizontal), miring ke dalam/goler kampak (bidang olah miring
beberapa derajat ke arah yang berlawanan dengan lereng asli), dan miring keluar (bidang olah miring ke arah lereng asli). Teras biasanya dibangun di
ekosistem lahan sawah tadah hujan, lahan tegalan, dan berbagai sistem wanatani.
Teras bangku miring ke dalam (goler kampak) dibangun pada tanah yang permeabilitasnya rendah, dengan tujuan agar air yang tidak segera terinfiltrasi
menggenangi bidang olah dan tidak mengalir ke luar melalui talud di bibir teras. Teras bangku miring ke luar diterapkan di areal di mana aliran
permukaan dan infiltrasi dikendalikan secara bersamaan, misalnya di areal rawan longsor. Teras bangku goler kampak memerlukan biaya relatif lebih
mahal dibandingkan dengan teras bangku datar atau teras bangku miring ke luar, karena memerlukan lebih banyak penggalian bidang olah.
Beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian dalam pembuatan teras bangku
adalah:
• Dapat diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10-
40%, tidak dianjurkan pada lahan dengan kemiringan >
40% karena bidang olah akan menjadi terlalu sempit.
• Tidak cocok pada tanah dangkal (< 40 cm)
• Tidak cocok pada lahan usaha pertanian yang
menggunakan mesin pertanian.
• Tidak dianjurkan pada tanah dengan kandungan
aluminium dan besi tinggi.
• Tidak dianjurkan pada tanah-tanah yang mudah
longsor.
2. Gulud atau
Guludan
Gulud adalah barisan guludan yang Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dilengkapi dengan saluran air di dalam pembuatan teras gulud:
bagian belakang gulud. Metode ini a. Teras gulud cocok diterapkan pada
dikenal pula dengan istilah guludan lahan dengan kemiringan 10-40%,
bersaluran. Bagian-bagian dari teras dapat juga pada lahan dengan
gulud terdiri atas guludan, saluran kemiringan 40-60% namun relatif
air, dan bidang olah. kurang efektif.
b. Pada tanah yang permeabilitasnya
tinggi, guludan dapat dibuat menurut
• Fungsi dari gulud hampir sama dengan teras
arah kontur. Pada tanah yang
bangku, yaitu untuk menahan laju aliran
permeabilitasnya rendah, guludan
permukaan dan meningkatkan penyerapan air ke
dibuat miring terhadap kontur, tidak
dalam tanah. Saluran air dibuat untuk
lebih dari 1% ke arah saluran
mengalirkan aliran permukaan dari bidang olah
pembuangan. Hal ini ditujukan agar air
ke saluran pembuangan air. Untuk meningkatkan
yang tidak segera terinfiltrasi ke dalam
efektivitas gulud dalam menanggulangi erosi
tanah dapat tersalurkan ke luar ladang
dan aliran permukaan, guludan diperkuat
dengan kecepatan rendah.
dengan tanaman penguat teras. Jenis tanaman
yang dapat digunakan sebagai penguat teras
bangku juga dapat digunakan sebagai tanaman
penguat gulud. Sebagai kompensasi dari
kehilangan luas bidang olah, bidang teras gulud
dapat pula ditanami dengan tanaman bernilai
ekonomi (cash crops), misalnya tanaman katuk,
cabai rawit, dan sebagainya
3. Teras Individu
Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap individu
tanaman, terutama tanaman tahunan (lihat gambar). Jenis teras
ini biasa dibangun di areal perkebunan atau pertanaman buah-
buahan.

4. Teras Kebun
Teras kebun adalah jenis teras untuk tanaman tahunan, khususnya
tanaman pekebunan dan buah-buahan. Teras dibuat dengan interval
yang bervariasi menurut jarak tanam. Pembuatan teras bertujuan
untuk :
• Meningkatkan efisiensi penerapan teknik konservasi tanah,
• Memfasilitasi pengelolaan lahan (land management facility), di
antaranya untuk fasilitas jalan kebun, dan penghematan tenaga kerja
dalam pemeliharaan kebun.
5. Rorak atau Lubang
Resapan Air
Rorak merupakan lubang penampungan atau peresapan air, dibuat di bidang olah atau saluran resapan. Pembuatan
rorak bertujuan untuk memperbesar peresapan air ke dalam tanah dan menampung tanah yang tererosi. Pada lahan
kering beriklim kering, rorak berfungsi sebagai tempat pemanen air hujan dan aliran permukaan.

Dimensi rorak yang disarankan sangat bervariasi, misalnya kedalaman 60 cm, lebar 50 cm, dan panjang berkisar antara
50-200 cm. Panjang rorak dibuat sejajar kontur atau memotong lereng. Jarak ke samping antara satu rorak dengan
rorak lainnya berkisar 100-150 cm, sedangkan jarak horizontal 20 m pada lereng yang landai dan agak miring sampai
10 m pada lereng yang lebih curam. Dimensi rorak yang akan dipilih disesuaikan dengan kapasitas air atau sedimen
dan bahan-bahan terangkut lainnya yang akan ditampung. Sesudah periode waktu tertentu, rorak akan terisi oleh tanah
atau serasah tanaman. Agar rorak dapat berfungsi secara terus-menerus, bahan-bahan yang masuk ke rorak perlu
diangkat ke luar atau dibuat rorak yang baru.
METODE vegetative
Tumbuh-tumbuhan sangat penting dalam pengendalian erosi. Pengaruh
menguntungkan dari tumbuh-tumbuhan dalam pencegahan erosi air
hujan adalah berperan sebagai :

01 Pemotong atau intersepsi

02 Penahan partikel tanah

03 Memperlambat kecepatan aliran

04 Memperbesar kapasitas infiltrasi


Cara vegetatif dengan memanfaatkan tumbuhan untuk pengendalian
erosi permukaan dapat dilakukan dengan cara :

• Penghutanan kembali (reboisasi) dan penghijauan


• Pemanfaatan serasah (sisa-sisa tanaman/jerami). Jerami
mengurangi erosi melalui :
-Mengurangi daya hantam air hujan
-Menambah infiltrasi air
-Menambah tampungan permukaan
-Mengurangi kecepatan air limpasan
-Memperbaiki susunan tanah dan porositas
-Memperbaiki aktivitas biologi di dalam tanah, sehingga
memperbaiki susunan dan porositas tanah
• Penanaman tumbuhan penutup tanah, dilakukan menurut
larikan-larikan diantara tanaman pokok yang merupakan
tanaman tinggi. Tanaman penutup sebaiknya dipilih
tanaman yang tumbuh dengan cepat dan rimbun, mampu
bersaing dengan tumbuhan pengganggu lain yang mungkin
tumbuh
• Penanaman tumbuhan mengikuti garis kontur, artinya
penanaman searah dengan garis kontur atau menyilang
kemiringan tanah, tidak mengikuti arah kemiringan lereng
yang ke bawah.

NEXT SLIDE
Cara vegetatif dengan memanfaatkan tumbuhan untuk pengendalian erosi permukaan dapat
dilakukan dengan cara :
• Penanaman tumbuhan dalam bentuk larikan-larikan, dilakukan dengan cara membuat larikan
secukupnya. Pada larikan pertama yang searah garis kontur ditanami rumput-rumputan atau
pupuk hijau. Pada larikan yang lain, ditanam polowijo. Setelahnya, kembali ditanami dengan
penutup tanah.
• Penanaman tumbuhan secara bergilir, artinya penanaman yang terdiri dari beberapa macam
tanaman yang ditanam pada waktu tertentu secara bergiliran.
• Penanaman gebalan rumput, pemasangan gebalan rumput lebih dimaksudkan untuk perlindungan
terhadap erosi lahan.
• Penanaman rumput akar wangi. Rumput akar wangi telah digunakan untuk mencegah erosi dan
dilaporkan telah sukses di berbagai Negara, seperti India, China, Philipina, dll. Tanaman ini
memiliki akar yang dapat menembus sampai kedalaman 3 m, dan dapat hidup pada daerah +2.600
mdpl dengan curah hujan tahunan berkisar diantara 200 sampai 6000 mm.
Macam-macam metoda bioteknik untuk mengendalikan
erosi permukaan dan pencucian tanah, adalah :
1.Batang hidup , dilakukan dengan memasukkan dan memadatkan ranting-ranting hidup kedalam
tanah yang dilubangi. Metode ini cocok diaplikasikan pada area yang tanah penutupnya agak tebal,
rawan terhadap erosi atau pergerakan tanah dangkal, dan dipengaruhi aliran air tanag yang dangkal.
Untaian Batang dan Ranting Hidup, untaian batang dan ranting-ranting dari tanaman berakar diikat
bersama-sama dalam bendel yang panjang dan diletakkan dalam parit dangkal. Untaian batang hidup
digunakan untuk berbagai stabilisasi lereng, seperti stabilisasi galian badan jalan dan timbunan, area
lembah, dan area lain yang mengalami erosi.

2. Metode semak-belukar, lapisan semak belukar sangat efektif dalam mencegah longsoran dangkal dan
pengelupasan tanah. Metode ini berguna untuk mengurangi eroi permukaan, menangkap sedimen,
menangkap dan memanfaatkan air permukaan dan air bawah tanah, Bila akar-akar tumbuh dan
berkembang, kekuatan tanah dan stabilitas lereng meningkat, Melindungi lereng dari drainase yang
berlebihan.
Metoda Batang Hidup

Metoda Semak Belukar


Macam-macam metoda bioteknik untuk
mengendalikan
erosi permukaan dan pencucian tanah, adalah :
3. Onggokan cabang, terdiri dari lapisan perselang-seling potongan cabang hidup dan
tanah urug dipadatkan untuk memperbaiki lubang/rongga atau amblesandalam lereng.
Metode ini berguna untuk memperbaiki stabilitas lereng dengan cara mengisi
longsoran local, menghambat kecepatan aliran limpasan, mengurangi erosi permukaan,
menangkap dan memanfaatkan air permukaan dan air bawah tanah.
4. Dinding krib ditanami, krib diisi dengan tanah urug yang cocok untuk tanaman
tertentu. Tujuan diletakkan tanaman di bagian dalam krib adalah agar tanaman
menyatukan balok-balok krib dengan tanah urugnya.
5. Kisi-kisi lereng ditanami, tujuannya untuk melindungi lereng dari pelapukan dan
pengelupasan.
6. Geoogrid ditanami, untuk stabilitas lereng yang sangat curam, sekaligus untuk
perlindungan lereng terhadap erosi.
Metode Onggokan Ranting Hidup

Metode Dinding Krib ditanami


Tampak Depan Kisi
ditanami

Potongan Melintang Kisi


ditanami
Tipe Geotekstil

Geogrid ditanami
METODE KIMIAWI
Metode kimia dalam pengendalian erosi
menggunakan preparat kimia sintetis atau alami.
Metode ini sering dikenal dengan sebutan soil
conditioner, yang bertujuan memperbaiki struktur
tanah. Beberapa contoh soil conditioner yaitu; PVA
(Polyvinyl alcohol), PAA (Poly acrylic acid), VAMA
(Vinyl acetate malcic acidcopolymer), DAEMA
(Dimethyl amino ethyl metacrylate), dan Emulsi
Bitumen.
Sering pula dilakukan pengendalian erosi dengan
mengkombinasikan dari dua metode pengendalian
erosi atau bahkan ketiga metode tersebut di atas
digunakan secara bersamaan dalam usaha
mengendalikan erosi.
PENGAPLIKASIAN METODE KIMIAWI

Bahan kimia untuk


konservasi tanah
yang dilarutkan
dicampur dengan
tanah sampai
merata.

Bahan kimia untuk


konservasi tanah
dilarutkan terlebih
dahulu untuk
disemprotkan pada Bahan kimia untuk
permukaan tanah konservasi yang
sudah dilarutkan
disemprotkan di
suatu area local.
DAFTAR PUSTAKA

Christady, Hary. 2012. Tanah Longsor dan Erosi Kejadian dan


Penanganan. Yogjakarta : UGM Press

http://jembatan4.blogspot.com/2013/10/konservasi-tanah-metode-
mekanik.html
https://agroteknologi.id/teknik-konservasi-tanah-secara-kimia/
Thank you

Anda mungkin juga menyukai