Anda di halaman 1dari 14

INTERPROFFESIONAL EDUCATION (IPE) &

INTERPROFFESIONAL COLLABORATION (IPC)

KELOMPOK 4

• MILDASARI (R011191096)
• ICAH SAPITRI (R011191076)
• RACHMAT FAJAR (R011191086)
• RISKA DAMAYANTI (R011191072)
• SELVIANI RAHMASARI (R011191014)
• NABIGHAH NURFADHILAH (R011191066)
• MUTIARA CYESA PRASASTI NGANDOH (R011191038)
DEFINISI
INTERPROFFESIONAL EDUCATION (IPE)

Interproffesional education (IPE) merupakan suatu proses


yang dilakukan dengan melibatkan sekelompok
mahasiswa atau profesi kesehatan yang memiliki
perbedaan latar belakang profesi dan melakukan
pembelajaran bersama dalam periode tertentu, adanya
interaksi sebagai tujuan utama dalam IPE untuk
berkolaborasi dengan jenis pelayanan meliputi promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. (WHO, 2010)
INTERPROFFESIONAL COLLABORATION (IPC)

IPC (Interprofessional Collaboration)


adalah kerja sama dengan satu atau
lebih anggota tim kesehatan untuk
mencapai tujuan umum dimana masing
– masing anggota memberikan
kontribusi yang unik sesuai dengan
batasannya masing –masing.
Hubungan IPE dan IPC

Menyiapkan mahasiswa
kesehatan atau calon tenaga
kesehatan untuk bisa lebih
memahami peran masing-masing
profesi.

Meningkatkan kesiapan mereka


untuk berkolaborasi dalam
memberikan pelayanan
kesehatan.

IPE dapat meningkatkan kerja


sama antar tim dalam
memberikan pelayanan dan
kepuasan kepada pasien.
Perbedaan IPE dan IPC

IPE (Interprofessional Education) adalah


proses pembelajaran dari berbagai professi
kesehatan untuk melakukan pembelajaran
diperiode tertentu , sedangkan IPC
(Interprofessional Colaboration) adalah
bentuk kerja sama (nyata) dari pembelajaran
yang telah di lalui di IPE.
Tujuan dan Manfaat IPE dan IPC

Tujuan:
Melibatkan berbagai profesi dalam
pembelajaran tentang bagaimana
bekerjasama dengan memberikan
pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang diperlukan untuk
berkolaborasi secara efektif.
Menanamkan kompetensi-
kompetensi IPE dan IPC
sejak dini dengan retensi
bertahap.
Manfaat:
Meningkatkan keterjangkauan serta
koordinasi layanan kesehatan,
penggunaan sumber daya klinis Klien menjadi konsumen yang
spesifik yang sesuai, outcome mendapat informasi dan secara
kesehatan bagi penyakit kronis, dan aktif berpartisipasi dengan tim
pelayanann serta keselamatan keperawatan kesehatan dalam
pasien. proses pengambilan keputusan.

Menurunkan komplikasi yang di alami


pasien, jangka waktu rawat inap,
Lingkungan kerja menjadi
ketegangan dan konflik di antara
lebih suportif dan mengakui
pemberi layanan, biaya rumah sakit,
kontribusi tiap anggota tim.
rata-rata clinical error, dan rata-rata
jumlah kematian pasien.
Kompetensi dasar dalam praktik kolaborasi

Respect dan
Komunikasi
Kepercayaan
Memberikan
dan menerima
umpan balik
(feed back)

Pengambilan Manajemen
Keputusan konflik
Praktik Kolaborasi

Praktik kolaboratif dapat


mencakup interaksi tim antar
disiplin atau komite.

Tim praktik kolaboratif


antardisiplin dapat terdiri atas unit
tunggal atau sekelompok unit
dengan populasi klien yang sama.

Sebagian besar komite terdiri dari


dokter, perawat, pekerja sosial,
apoteker, dan profesional perawatan
kesehatan lain
Model Praktik Kolaborasi

Tipe 1 :
DOKTER

PEMBERI
REGISTERED
PELAYANAN
NURSE
LAIN

PASIEN
Tipe 2 :

DOKTER REGISTER
ED NURSE
PASIEN

PEMBERI
LAYANAN
LAIN
Upaya untuk meningkatkan IPC dan IPE

Pelajaran 1 Pelajaran 2 Pelajaran 3

Know Develop
Learn to value dan
thyself constructive
manage diversity
conflict
resolution skills
Pelajaran 4 Pelajaran 5

Use your
power to Master
create win- interpersonal and
win situation process skills
Pelajaran 6 Pelajaran 7

Recogninize
that Leverage all
collaboration is multidisciplinar
a journey y forums

Pelajaran 8 Pelajaran 9 Pelajaran 10

Appreciate that Balance Remember that


collaboration autonomy collaboration is
can occur and unity in not required for
spontaneously collaborative all decision
relationship
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai