Anda di halaman 1dari 8

Memahami

Interprofessional
Education (IPE)

Dosen Pengampu : Emdat Suprayitno, S.Kep.,Ns.,M.Kep.


Pengertian IPE
Interprofessional Education (IPE) adalah suatu
pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau
lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan
kolaborasi dan kualitas pelayanan dan
pelaksanaannya dapat dilakukan dalam semua
pembelajaran, baik itu tahap sarjana maupun tahap
pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga
kesehatan yang profesional
Bagian-bagian IPE

1 Kompetensi Pengetahuan

2 Kompetensi Keterampilan (skill)

3 Kompetensi Sikap (attitude)

4 Kompetensi Kemampuan Tim


Metode Pembelajaran dalam IPE

1 Kuliah Klasik 2 Kuliah Tutorial (PBL)

Kuliah Tutorial Kuliah Tutorial


3 (Brain Storming)
4 (Evidence Based)
Tujuan IPE 1 Untuk meningkatkan pemahaman interdisipliner
dan meningkatkan kerja sama.

2 Untuk membina kerjasama yang kompeten

3
Untuk membuat penggunaan sumberdaya yang
efektif dan efisien

4 Untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien


yang komprehensif
Manfaat IPE
● Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
● Persepsi yang baik terhadap IPE dapat meningkatkan kerjasama antar tim dalam
memberikan pelayanan dan kepuasan kepada pasien.
● Dapat meningkatkan perawatan dan kepuasan pasien, bukan hanya bagi negara
terkait tetapi juga bila digunakan di negara-negara lain (WHO, 2010).
● Di Indonesia sendiri IPE juga mulai dikenal, ini terbukti dari keterlibatan Indonesia
sebagai partner dalam Kobe University Interprofessional Education for
Collaborating Working Center (KIPEC) (HPEQ Project, 2011).
● Membantu mempersiapkan mahasiswa pendidikan kesehatan untuk mampu terlibat
dan berkontribusi secara aktif dalam memecahkan permasalahan (problem solving).
Serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan.
Hambatan dalam IPE
Hambatan menurut KBBI adalah halangan atau rintangan. Hambatan-hambatan
yang mungkin muncul dalam pelaksanaan IPE adalah penanggalan akademik,
peraturan akademik, struktur penghargaan akademik, lahan praktek klinik, masalah
komunikasi, bagian kedisiplinan, bagian profesional, evaluasi, pengembangan
pengajar, sumber keuangan, jarak geografis, kekurangan pengajar interdisipliner,
kepemimpinan dan dukungan administrasi, tingkat persiapan peserta didik, logistik,
kekuatan pengaturan, promosi, perhatian, dan penghargaan, ressitensi perubahan,
beasiswa, system penggajian, dan komitmen terhadap waktu (ACCP, 2009).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai