Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR DETERMINAN DAN

PENANGGULANGAN PERSALINAN
OLEH DUKUN BAYI

Nama Kelompok:
1. Diah Rohmania ( 194101072)
2. Rena Tri Nur Hikmah (194101092)
3. Salsabila Shafira Hermawan (194101093)
4. Tasya Giandwi Untari (194101073)
Definisi Persalinan

Macam Persalinan
Menurut Para Ahli

Metode dan jenis


Persalinan
Persalinan dalam
Konteks Sosial Budaya

Tinajuan Kasus
Analisis Kasus

Faktor Determinan

Perencanaan
Persalinan adalah proses fisiologis dimana uterus
mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan janin dan
plasenta setelah masa kehamilan 20 minggu atau lebih,
dapat hidup diluar kandungan, melalui jalan lahir atau
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan.Ada juga
pengertian persalinan menurut para ahli,diantaranya:
1. Persalinan menurut Saifuddin, (2008;
100), adalah proses membuka dan menipisnya
serviks, janin turun ke dalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan
ketuban terdorong keluar melalui jalan lahir
 Macam-macam persalinan menurut Manuaba (2009; h. 144)
adalah:
 Persalinan spontan
 Persalinan buatan
 Persalinan anjuran
 Macam-macam persalinan menurut Sulistyawati
(2010) adalah:
 Persalinan Spontan
 Persalinan Buatan
 Persalinan Anjuran
Metode persalinan Jenis Persalinan
Home Birth
Water Birth
1. Persalinan Normal
Hypno Birth
Persalinan normal
terdiri dari 2 jenis, yaitu:
Persalinan alami atau
spontan
Persalinan dengan bantuan
alat
2. Persalinan Caesar
3. Persalinan normal setelah
caesar (VBAC)
 Persalinan dalam konteks Sosial Budaya

Kondisi-kondisi umum dari peristiwa persalinan tersebut diinterpretasikan berbeda


menurut kebudayaan yang berbeda. Pada banyak masyarakat pedesaan di negara-
negara Asia misalnya pengalaman ini bermuatan magis keagamaan, bersifat personal
dan merupakan pengalaman yang akrab bagi anggota keluarga lainnya. Perawatan
sejak awal kehamilan terjadi hingga pasca persalinan biasa dilakukan di rumah
dengan dibantu seorang dukun bayi. Pada kesempatan itu anggota keluarga seperti
ibu, suami, serta saudara dan kerabat memainkan peranan tertentu sebagai
penyembuh. Fenomena ini memperlihatkan bahwa peristiwa kehamilan dan persalinan
sebagai suatu gejala social (Foster Anderson, 2005).
TINJAUAN KASUS Kasus
Persalinan
Dengan
Persalinan dibantu dukun beranak telah merenggut
nyawa seorang calon ibu dari Kopo, Bojongloa Kidul, Bantuan
Bandung, Jawa Barat, pada 2011.
Cerita pilu yang menimpa E, 22 tahun, diceritakan oleh Dukun
dr Intan, Kepala UPT Puskesmas Kopo, tempat "korban"
dukun beranak melakukan pengecekan kehamilan rutin.
Beranak,Nya
Sang suami yang seorang buruh lepas setia menemani wa Ibu dan
E.
"Dia beberapa kali check-up ke sini. Kami menemukan Bayi
Nyonya E menderita preeklampsia berat (komplikasi
kehamilan karena hipertensi) dan harus menjalani
Melayang
persalinan di rumah sakit," kata dr Intan kepada
sejumlah wartawan yang merupakan rombongan
Kementerian Kesehatan, ditulis Selasa (13/12/2016)
Menurut dr Intan, seluruh bidan di Puskesmas Kopo
sudah menjelaskan bahwa persalinan yang dibantu
dukun beranak dapat membahayakan keselamatan ibu
dan anak. Liputan6.com
Jakarta
Berdasarkan jurnal
Faktor Determinan
Pemilihan Tenaga
Penolong Persalinan
di Wilayah Kerja
Puskesmas Desa Baru UMUR IBU 1.
Kabupaten Pasaman
Barat Tahun 2011
beberapa faktor
TINGKAT
determinan sebagai 2.
PENDIDIKAN
berikut:

TINGKAT
3.
PENGETAHUAN

PERSEPSI 4.

MEDIA MASA 5.
Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam rangka perubahan pola
pikir dan perilaku suatu kelompok dan masyarakat. Pengetahuan ini terkait dengan
lingkungan dimana mereka berada. Keadaan lingkungan sekitar sedikit banyaknya akan
mempengaruhi pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan mengenai kehamilan dan
persalinan. Disamping itu keterpararan dengan media komunikasi akan mempengaruhi
kadar pengetahuannya (Suprapto, 2007).
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera
manusia. Pengetahuan ini merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang.

Hasil penelitian Bangsu (1998) menyatakan dari 77 ibu yang berpengetahuan


rendah, 73 % diantaranya memilih dukun bayi, dan hanya 27% yang memilih tenaga
kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan. Dari 43 ibu yang berpengetahuan
cukup, 60,47 % masih memilih dukun bayi dalam pertolongan persalinannya.
Sementara ibu yang berpengetahuan tinggi 95,56 % dari 45 responden memilih
tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan.
PERENCANAAN
Program pencegahan komplikasi persalinan ibu (P2KPI) yaitu sebuah
program yang menjalin kerjasama dengan tenaga medis lain, tokoh
masyarakat, bidan, dan kader. Dalam rangka menurunkan kematian ibu dan
anak, meningkatkan peran keluarga dan suami dalam merencanakan
persalinan yang aman.
Program P2KPI di mulai dengan mengumpulkan bidan, bersama kepala
puskesmas dalam rangka sosialisasi program P2KPI dan teknik
pelaksanaanya. Perlu adanya kesepakatan dengan tokoh masyarakat dan
melibatkan kader dalam pelaksanaan di masyarakat. Semua kegiatan akan di
koordinir oleh bidan desa. Sedangkan kader bertugas untuk mengumpulkan
ibu hamil pada saat bersamaan dengan kegiatan posyandu balita untuk
menghadiri penyuluhan tentang P2KPI.
Kita membuat acara penyuluhan dengan cara bekerja sama dengan bidan
dan kader yang dihadiri oleh ibu-ibu hamil beserta suami. Kita melakukan
edukasi mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan secara berkala,
bahaya kemungkinan terjadi infeksi jika persalinan yang dilakukan dengan
peralatan yang tidak hiegienis.

Kegiatan-Kegiatan yang akan dilakukan dalam program P2KPI :


1. TABULIN ( Tabungan Ibu Hamil)
Yaitu persiapan biaya untuk persalinan, meringankan keluarga dalam pembiayaan
persalinan karena dibayar setiap pengecekan di posyandu
2. Melakukan Cast Finding terhadap ibu hamil yang tidak sempat terdata atau
yang tidak menghadiri atau mengikuti acara penyuluhan sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai