Anda di halaman 1dari 27

Cost of Quality and Accounting for

Production Losses
• Cost of Quality= Biaya kualitas adalah
biaya yang dikeluarkan untuk membentuk
kualitas produk .
Biaya kualitas meliputi:
• Prevention Cost (Biaya pencegahan)
• Appraisal Cost (Biaya penilaian)
• Failure Cost (Biaya kegagalan)
Biaya Pencegahan
Biaya Pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan
untuk mencegah terjadinya kegagalan produk.
Biaya yang dikeluarkan meliputi:
• Biaya perancangan sistem yang menghasilkan
produk yang berkualitas tinggi
• Biaya implementasi dan pemeliharaan sistem
• Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan yang
menangani kualitas produks
Appraisal Cost (Biaya penilaian)
Biaya yang terjadi untuk mendeteksi
kegagalan produk. Meliputi:
• Biaya inspeksi dan pengetesan bahan
• Biaya Inspeksi selama proses produksi
dan setelah proses produksi
• Biaya untuk mendapatkan informasi
tentang kepuasan pelanggan
Failure Cost (Biaya kegagalan)
Biaya kegagalan adalah biaya yang terjadi akibat produk
gagal
Penyebab kegagalan:
Internal :
Biaya yang terjadi selama proses produksi
– Biaya adanya sisa bahan (scrap ), spoiled good (rusak, busuk),
hilang dalam proses, biaya pengerjaan kembali atau biaya
akibat kekurangan bahan
External:
Biaya yang terjadi setelah pasca penjualan
– Biaya reparasi pada masa garansi
– Biaya penanganan komplain
– Biaya kehilangan penjualan karena pelanggan tidak puas
Pengukuran dan Pelaporan Biaya
Kualitas
• Pada berbagai perusahaan biaya kualitas ini
sampai sebesar 20% dari pendapatan.
• Biaya kegagalan produk dapat diukur dan
dilaporkan secara periodik. Biaya yang
dikeluarkan akibat adanya sisa bahan,
kerusakan bahan, pengerjaan kembali suatu
produk, penggantian dan reparasi pada masa
garansi dan penanganan komplain pelanggan,
dapat dimonitor, ditetapkan biayanya, dan
dilaporkan kepada manajemen secara periodik
Akuntansi produk hilang pada Job order cost
sistem
• Produk hilang dalam Job order cost sistem meliputi :
– Spoiled good (produk rusak tidak dapat diperbaiki lagi
atau tidak sesuai dengan standar mutu yang dipesan)
– Defective good ( Rework) (Produk Cacat yang dapat
diperbaiki lagi dan dijual sesuai dengan harga yg
ditetapkan)
– Material scrap (Sisa bahan yg dihasilkan dari
pembuatan produk. Sisa bahan ini dapt dijual dg
harga yg sangat rendah)
Spoiled good (produk rusak tidak dapat diperbaiki)
• Contoh produk rusak Baju, Jean, sepatu, produk
piring,gelas yg dijual dengan harga “second”
• Spoilage ( Kerusakan ) bertujuan untuk menentukan
besarnya biaya kerusakan dan untuk membedakan
antara biaya kerusakan normal dan tidak normal
• Kerusakan normal adalah kerusakan yang melekat
dalam proses produksi tertentu yang timbul bahkan di
bawah kondisi operasi yang effisien
• Tingkat kerusakan normal dihitung:
Jml unit yg rusak secara normal / jml unit produk
selesai yg baik
• Manajemen membuat ketentuan tentang tingkat
kerusakan normal tertentu setiap produksi per jam
• Kerusakan abnormal adalah kerusakan yang tidak
melekat dalam proses produksi tertentu dan tidak akan
muncul di bawah kondisi operasi yang efisien.
• Kerusakan abnormal biasanya dianggap dapat dihindari
dan dikendalikan.
• Biaya kerusakan abnormal dihitung dan dicatat sebagai
Biaya dalam akun Loss from Abnormal Spoilage (Rugi
Kerusakan Abnormal), yang terpisah dari laporan laba
rugi ( merupakan Rugi Tidak Biasa = ekstra ordinary
loss)
Job Costing and Spoilage
• Job Costing System membedakan antara kerusakan
normal yang disebabkan pekerjaan tertentu dengan
kerusakan normal yang umum terjadi pada semua
pekerjaan
• Contoh : Di Toko Mesin Hull, setiap 50 produk bagian
pesawat yang di produksi terjadi kerusakan 5 bagian.
Cost per bagian sebelum diketahui ada yang rusak
sebesar $ 2000. Ketika kerusakan terdeteksi maka
ditetapkan persediaan spoilage good tersebut sebesar $
600 per bagian
Job Costing and Accounting for Normal Spoilage
Attributable to a Specific Job
• Jika Kerusakan normal terjadi pada specific job
(pekerjaan tertentu), maka job itu menanggung biaya
Produksi dikurangi nilai persediaan Spoilage good
• Jurnal yang dibuat untuk mencatat persediaan spoiled
good :
Material Control (spoiled good inventori) $ 3000
Work In Process Control ( job ttt) $ 3,000

• Harga Pokok Produk Jadi dihitung sbb:


• Cost produk rusak = $2000 X 5 = $ 10,000
• Persediaan Bahan rusak diperhitungkan = $600 x 5 = $
3,000
• Harga pokok produk rusak dibebankan ke
produk baik = $7.000
• Total Harga Pokok Produksi Produk Baik
= 45 x $ 2,000 = $ 90,000
• Total Harga pokok produk baik = $ 97,000
• Harga pokok produk baik per unit =
$97000 : 45 = Rp 2,155,56
• Jika kerusakan Normal adalah umum terjadi untuk
seluruh Job. Maka Harga Pokok Produk Rusak
dibebankan ke BOP Control.
• Jurnal untuk mencatat pembebanan tersebut sbb:
Material Control (spoiled good inventori) $ 3000
Manufacturing Overhead– Control $ 7,000
Work In Process Control $ 10,000

• Sehingga Biaya kerusakan normal tersebar ke semua


job dan dialokasikan untuk semua pekerjaan.
• Contoh : Jika Hull memproduksi sebanyak 140 unit untk
seluruh pesanan produksi maka harga pokok produk
rusak sebesar $ 7000 yang dibebankan pada BOP –C
akan dialokasikan ke setiap job. Dengan demikian Tarip
Bop per unit = $ 7000/140= $ 50
• Jadi untuk job #503 sebanyak 50 unit yang rusak 5 unit
ditetapkan costnya sbb:
• Cost produk yang baik sebesar = 45 x $2000= $90,000
• BOP yg dibebankan = 45 X $50= $ 2.250
• Cost produk baik utk 45 unit = 92250
• Harga pokok produk baik per unit = 92250/45= $ 2,050
Job Costing and Accounting for Abnormal
Spoilage

• Jika Spoilage good tidak normal terjadi maka harga


pokok spoilage good dibebankan ke akun Loss from
Abnormal Spoilage
• Jadi Harga pokok produk rusak = $7.000 akan
dibebankan sebagai Rugi Produk Rusak
• Jurnal yang dibuat :
Material Control (spoiled good inventori) $ 3000
Loss from Abnormal Spoilage $ 7,000
Work In Process Control $ 10,000
Rework (Pengerjaan Ulang)

• Rework (Pengerjaan ulang) unit produksi yang cacat


tetapi dapat diperbaiki lagi dengan menambah biaya
tertentu untuk bisa diakui sebagai produk jadi yang baik
• Ada 3 jenis Rework:
1. Rework normal terjadi disebabkan oleh pekerjaan
tertentu — biaya pengerjaan ulang dibebankan ke
pekerjaan itu.
2. Rework normal terjadi untuk semua pekerjaan — biaya
dibebankan ke overhead manufaktur dan disebarkan,
melalui alokasi overhead, di semua pekerjaan.
3. Rework abnormal dibebankan ke Loss from Abnormal
Rework account yang muncul pada laporan laba rugi.
• Contoh : Di Toko Mesin Hull, setiap 50 produk bagian
pesawat yang di produksi terjadi 5 bagian yang cacat.
Cost produk yang cacat tersebut jumlah nya $ 10,000
dengan rincian: Direct material $ 4000, Direct Labor $
4000, Manufacturing Overhead Applied $ 2,000
• Untuk memperbaiki produk cacat tersebut dibutuhkan
tambahan biaya Sbb:
• Direct material $ 800
• Direct Labor $ 2000
• MO Applied $ 1,000
Rework normal terjadi disebabkan oleh pekerjaan
tertentu — biaya pengerjaan ulang dibebankan ke
pekerjaan itu.

• Jurnal yang dibuat:


WIP – Control ( Job ttt) $3,800
Material Control $ 800
Wages Payable Control $ 2,000
MO Applied $ 1,000
• Rework normal terjadi untuk semua pekerjaan — biaya
dibebankan ke overhead manufaktur dan disebarkan,
melalui alokasi overhead, di semua pekerjaan

• Jurnal yang dibuat:


Manufacturing Overhead Control $3,800
Material Control $ 800
Wages Payable Control $ 2,000
MO Applied $ 1,000
1. Rework abnormal dibebankan ke Loss from Abnormal
Rework account yang muncul pada laporan laba rugi.

• Jurnal yang dibuat:


Loss from Abnormal Rework $3,800
Material Control $ 800
Wages Payable Control $ 2,000
MO Applied $ 1,000
Akuntansi untuk sisa bahan
( Accounting for scrap)
Sisa bahan (scrap) dapat terjadi :
• Karena dalam proses produksi tidak semua bahan
menjadi bagian dari produk jadi, sehingga ada bahan yg
rusak yang selalu terjadi saat diproses. Sisa bahan ini
dapat dijual dengan harga yang sangat rendah
dibanding kan dengan harga jual produknya
• Tidak ada perbedaan terjadinya scrap normal atau tidak
normal karena scrap tidak menambah biaya
• Scrap dibedakan terjadi untuk job tertentu atau untuk
seluruh pekerjaan
2 Aspect Accounting for Scrap
1. Perencanaan dan Pengendalian termasuk
penelusuran secara phisik.
2. Inventory costing, Yang mencakup kapan dan
bagaimana akuntansi scrap ini mempengaruhi
operating income.
• Scrap dicatat untuk mengukur eficiensi, membantu
bahwa sisa bahan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan, dan mengurangi kesempatan terjadi
pencurian.
• Jika nilai sisa bahan tidak materiil maka dilakukan
pencatatan jumlah kuantitas sisa bahan yg dikembalikan
ke gudang dan menetapkan pendapatan atas penjualan
sisa bahan sebagai other income didalam Income
statement
Pengakuan Scrap pada saat terjadinya penjualan

Jika nilai sisa bahan tidak materiil maka saat scrap terjual
jurnal yg dibuat
Cash / Account Receivable $ 900
Scrap Revenue $ 900
Jika nilai sisa bahan dianggap materiil dan dapat dijual
dengan cepat setelah produk diproduksi maka pencatatan
scrap tergantung pada apakah scrab revenue dapat
ditelusuri ke job tertentu atau apakah scrab revenue untuk
semua Job
Scrab Revenue Dapat Ditelusuri Ke Job Tertentu:
• Contoh : Hull Machine Shop dan pelanggannya adalah
departemen Pertahanan US. Melakukan perjanjian untuk
membebankan ke job tertentu berkaitan dengan semua
rework, atau spoilage cost dan mengkreditkan job ini jika
terdapat Scrap Revenue yang muncul pada job tersebut.
Jurnal yang dibuat :
• Saat terdapat sisa bahan yg dikembalikan ke gudang :
Tidak ada jurnal ( hanya mencatat jumlah kuantitas
sisa bahannya saja untuk job tertentu)
• Saat terjadi penjualan :
Cash / Account Receivable $ 900
WIP- Control $ 900
(Diposting ke Job TTT)
Scrab Revenue Untuk Semua Job
• Saat terdapat sisa bahan yg dikembalikan ke gudang :
Tidak ada jurnal ( hanya mencatat jumlah kuantitas
sisa bahannya ke Inventory Record)
• Saat terjadi penjualan :
Cash / Account Receivable $ 900
MO - Control $ 900
Diposting pada buku Pembantu Biaya “Sales of Scrap”
Pengakuan Biaya saat Produksi
• Kami berasumsi bahwa memo yang dikembalikan ke
ruang penyimpanan dijual dengan cepat sehingga tidak
diberi angka biaya inventaris, namun, terkadang nilai
memo itu tidak material, dan waktu antara menyimpan d
• Dalam hal ini, perusahaan menetapkan cost persediaan
Scrap berdasar Net realisable valuenya (nilai realisasi
bersih) sehingga biaya produksi dan Scrap revenue
diakui pada periode akuntansi yang sama
• Perlu diingat bahwa tidak mudah menetapkan “
reasonable inventory value”
• Banyak perusahaan yang cenderung menunda
pencatatannya sampai harga scrap dapat diketahui
SCRAB REVENUE DAPAT DITELUSURI KE JOB
TERTENTU:
Saat Material scrap dimasukkan gudang
• Jurnal yang dibuat
Material- Control 900
WIP – Control 900
SCRAB UNTUK SEMUA JOB
• Saat scrap dimasukkan gudang:
• Jurnal yang dibuat
Material- Control 900
MO – Control 900
Saat scrab dijual
Cash/Account Receivable 900
Material- Control 900
Scrap kadang digunakan kembali sebagai Direct Material
tidak dijual
Jurnal untuk mencatat scrab yg digunakan lagi
• Scrap yg dikembalikan ke gudang:
Material Control 900
MO-Control 900
Pemakaian Srap kembali
WIP – Control 900
Material Control 900

Anda mungkin juga menyukai