Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI BIAYA

PROCESS COSTING

DISUSUN OLEH:

NAMA KELOMPOK :

1. ALIFI WAHYU PUTRI A (2017310153)


2. KARLINA HANIFA F (2017310194)
3. RIKA KARTIKA (2017310195)
4. ALISYAH NUR R (2017310848)
A. Ilustrasi Proses Costing

Merupakan cara penentuan harga pokok dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk
mengolah produknya secara massa. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama
jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu, dengan jumlah satuan produk
yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.

B. Penggunaan proses costing


 Proses costing biasanya digunakan untuk industri yang memproduksi produk yang
homogen secara terus menerus (misal: batu bata, tepung jagung, kertas dll).
 Digunakan juga pada pada perusahaan yang meng-konversi bahan baku menjadi produk
yang homogen (contoh: aluminium batangan, kertas tissue toilet bahan bakar, oli pelumas
dll), serta
 Prosess costing digunakan juga pada perusahaan perakitan seperti pada perusahaan
Panasonic, Compac, General electric dll.
 Dapat juga digunakan pada perusahaan utilitas se-perti produksi air, gas air dll

C. Ilustrasi proses costing


 Sistem job costing : untuk produk yang berbeda dan dapat di identifikan, contohnya
seperti rumah dan barang yang di pesan secara khusus
 Proses costing : untuk produk yang identic dan serupa yang jumlahnya banyak,
contohnya makanan

D. Case 1 : Process Costing with no Beginning or Ending Work-in-Process Inventory


 Menunjukkan bahwa dalam sistem process costing , rata-rata biaya per unit dihitung
denganmembagi total biaya selama suatu periode akuntansi dengan total unit yang
diproduksi selama periode tersebut.
 Diberlakukan apabila produknya homogen dan tidak memiliki unit yang belum selesai
ketika periode akuntansi berakhir

E. Case 2: Process Costing with Zero Beginning and some Ending Work-in-Process
Inventory
 Bahwa unit yang baru dirakit sebagian tidak sama dengan unit yang telah dirakit
sespenuhnya.
 Lima Langkah dalam proses costing:
1. Mengikhtisarkan arus unit fisik output
2. Menghitung output dalam istilah unit ekuivalen
3. Menghitung biaya per unit ekuivalen
4. Mengikhtisarkan total biaya untuk diperhitungkan
5. Membebankan total biaya ke unit yang telah selesai dan ke unit WIP akhir

 Unit fisik dan UnitEkuivalen ( langkah 1 dan 2 )


1. Unit fisik: Jumlah unit output baik yang telah selesai atau belum selesai. Jumlah yang
berasal dari unit output yang:
- Merupakan kuantitas setiap input berupa unit yang telahselesai dan unit yang belum
selesai dari barang dalam proses.
- Mengkonversi kuantitas input ke jumlah unit output yangtelah selesai yang dapat
diproduksi dengan kuantitastersebut.
2. Unit ekuivalen
3. Dihitung terpisah untuk masing-masing input (BB langsung dan biayakonversi)
4. Kalkulasi Biaya Produk (Langkah 3,4, dan 5) Disebut sebagai neraca lajur biaya
produksi (production cost worksheet)

Ayat Jurnal Transaksi:


Barang dalam Proses—Perakitan xxx
Pengendalian Utang Usaha xxx
Untuk mencatat bahan baku langsung yang dibeli dan digunakan pada suatu produksi
Barang dalam Proses—Perakitan xxx
Berbagai Akun seperti Pengendalian Utang Upah
dan Akumulasi Penyusutan xxx
Untuk mencatat biaya konversi, mencakup energi, perlengkapan manufaktur, semua tenaga kerja
manufaktur, dan penyusutan pabrik
Barang dalam Proses—Pengujian xxx
Barang dalam Proses—Perakitan xxx
Untuk mencatat biaya barang yang telah selesai dan dipindahkan dari Perakitan ke Pengujian

F. Case 3: Process Costing With Some Beginnng and Some Ending Work-in-Process
Inventory
 Untuk membebankan biaya ke setiap biaya unit yang telah selesai dan dipindahkan serta
biaya barang dalam proses akhir harus memilih metode penilaian persediaan (weighted-
average dan FIFO). Metode penilaian yang berbeda akan menghasilkan jumlah biaya unit
yang telah selesai dan barang dalam proses akhir yang juga berbeda karena biaya per unit
input cenderung berubah dari satu periode ke periode selnajutnya.
Weighted-average cost: Total semua biaya yang tercantum pada akun Barang dalam Proses
dibagi dengan total unit ekuivalen dari pekerjaan yang telah dilakukan pada
tanggal tersebut.
Menghitung biaya per unit ekuivalen dari semua pekerjaan yang telah dilakukan tanpa
memindahkan periode akuntansi di mana pekerjaan tersebut dilakukan.

Membebankan biaya ke unit ekuivalen yang telah selesai serta dipindahkan dari proses dan ke
unit ekuivalen persediaan akhir barang dalam proses.
Equivalent units
Equivalent units Equivalent units completed and Equivalent
in beginning + of work done in = + units in ending
transferred out
work in process current period in current period work in process

Membebankan biaya unit ekuivalen persediaan awal barang dalam proses


selama periode akuntansi sebelumnya ke unit pertama yang telah selesai dan
dipindahkan dari proses
FIFO Method Membebankan biaya unit ekuivalen yang dikerjakan selama periode berjalan
pertama ke persediaan awal yang telah selesai, kemudin ke unit yang baru
dimulai serta diselesaikan , dan akhirnya ke unit persediaan akhir barang
dalam proses.
* metode FIFO yang murni jarang ditemukan dalam process costing. untuk mengkompilasi biaya unit
yang dipindahkan keluar → metode FIFO, sedangkan unit yang dipindahkan masuk → biaya per
unit rata-rata. TAMBAHAN

FIFO Method vs Weighted-average cost


Biaya per unit digabungkan antar periodenya, justru menyembunyikan
perbandingannya (Weighted-average cost)

Biaya per unit dibandingkan dari satu periode ke periode berikutnya (FIFO Method)

1. Bahan langsung atau biaya konversi per unit


ekuivalen secara signifikan berbeda dari periode ke Menyebabkan biaya unit yang
periode diselesaikan dan laba operasi
2. Tingkat persediaan fisik barang dalam proses FIFO Method dan Weighted-
sangtalah besar terkait dengan total jumlah unit average cost berbeda
yang ditransfer keluar dari proses
Metode Perlakuan Persediaan Awal Barang dalam Proses

1. Metode rata-rata tertimbang


Menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode berjalan untuk menghitung biaya per unit.
Pada dasarnya, biaya dikumpulkan dan hanya satu biaya rata-rata per unit yang dihitung dan dibebankan
baik ke unit yang ditransfer keluar maupun unit yang tersisa dalam persediaan akhir.
Langkah – langkah dalam memfokuskan metode rata-rata tertimbang yaitu:
 Analisis arus fisik Tujuan dari langkah satu adalah untuk menelusuri unit fisik produksi. Unit
fisik bukan merupakan unit ekuivalen, unit-unit ini berada pada setiap tahap penyelesaian.Dan
dalam skedul arus fisik total unit yang dipertanggung jawabkan harus sama dengan total unit
yang diperhitungkan.
 Penghitungan unit ekuivalen
Setelah mengetahui informasi dalam skedul arus fisik, maka unit ekuivalen barang dalam proses
akhir dihitung.
 Penghitungan biaya per unit
Setelah mengetahui output ekuivalen bulan juli, biaya produksi bulan juli juga dibutuhkan untuk
menghitung biaya per unit.
 Penilaian persediaan
Setelah melalui berbagia langkah dari mengetahui unit yang diselesaikan, mengetahui unit
ekuivalen barang dalam proses akhir, dan mengetahui biaya per unit semuanya diperlukan untuk
menilai barang yang ditransfer keluar maupun barang dalam proses akhir.
 Rekonsiliasi biaya
Dalam rekonsiliasi biaya, total biaya yang diperhitungkan harus sama dengan total biaya yang
dipertanggung jawabkan.
Manfaat utama dari metode rata-rata tertimbang terletak pada kesederhanaannya. Dengan memperlakukan
unit barang dalam proses awal sebagai unit yang dikerjakan pada periode berjalan. Kelemahan utama
adalah kurangnya keakuratan dalam perhitungan biaya per unit dari output periode berjalan dan unit
barang dalam proses awal.

2. Metode kalkulasi biaya FIFO (first-in, first out)


Memisahkan unit pada persediaan awal yang diproduksi selama periode berjalan. Hal ini mengasumsikan
bahwa unit dari persediaan awal diselesaikan pertama kali, dan ditransfer keluar dengan semua biaya
periode sebelumnya beserta biaya periode berjalan yang diperlukan untuk menyelesaikan unit tersebut.
Kemudian produksi periode berjalan dimulai dan diselesaikan atau tidak diselesaikan sebagai persediaan
akhir barang dalam proses. Jika biaya produksi tidak berubah dari periode ke periode, atau jika tidak ada
persediaan awal barang dalam proses, maka metode FIFO dan rata-rata tertimbang akan memberikan hasil
yang sama.

Biaya Transfer Masuk ( Transferred – in ) pada Kalkulasi Biaya Proses


Biaya transfer masuk yang sering disebut juga biaya departemen sebelumnya adalaha biaya yang terjadi
di departemen sebelumnya yang terus dicatat sebagai biaya produk ketika produk tersebut berpindah ke
proses selanjutnya kedalam suatu siklus produkasi. Jika biaya standar digunakan, akuntansi untuk transfer
semacam itu tidaklah begitu sulit. Akan tetapi, jika metode rata rata tertimbang dan FIFO digunakan
akuntansi menjadi lebih kompleks.
Poin poin yang harus diingat tentang biaya transferred in
1. Pastikan untuk melibatkan biaya transferred-in dari departemen selanjutnya ke dalam kalkulasi anda.
2. Ketika menghitung biaya yang akan di transfer atas dasar FIFO, jangan lewatkan biaya yang dibebankan
pada periode sebelumnya ke unit unit yang diperoses pada awal periode berjalan tetapi sekarang
dimasukan dalam unit yang ditransfer.
3. Biaya per unit mungkin berfluktuasi antarperiode.
Unit unit mungkin diukur dengan denominasi yang berbeda di departemen yang juga berbeda.
TAMBAHAN
Metode Kalkulasi Biaya Standar dalam Process Costing
Biaya standar/unit output = biaya standar/unit input x standar kuantitas input
metode FIFO dan Weighted-average cost tidak cocok untuk
digunakan dalam proses industri untuk produk serupa (masalah)

karena akan menghasilkan biaya yang tidak akurat untuk setiap


produknya (masalah)

Metode Kalkulasi Biaya Standar (solusi)


Ayat Jurnal Transaksi:
Pengendalian Bahan Langsung Departemen Perakitan xxx
pada biaya aktual
Pengendalian Utang Usaha xxx
Untuk mencatat bahan langsung yang dibeli dan digunakan dalam satu periode
Pengendalian Biaya Konversi Departemen Perakitan xxx
pada biaya aktual
Pengendalian Utang Upah* xxx
Untuk mencatat biaya konversi dalam satu periode
Barang dalam Proses—Perakitan xxx
Varians Bahan Langsung xxx pada biaya
Pengendalian Bahan Langsung Depatemen Perakitan xxx standar
Untuk mencatat biaya standar bahan langsung yang dibebankan ke unit yang
dikerjakan dan total varians bahan langsung
Barang dalam Proses—Perakitan xxx
pada biaya
Biaya Konversi Departemen Perakitan yang dialokasikan xxx standar
Untuk mencatat biaya konversi yang dialokasikan pada tarif standar ke unit yang
dikerjakan dalam satu periode
Biaya Konversi Departemen Perakitan yang dialokasikan xxx
Varians Biaya Konversi xxx
Pengendalian Biaya Konversi Depatemen Perakitan xxx
Untuk mencatat total varians biaya konversi
Barang dalam Proses—Pengujian xxx
pada biaya
Barang dalam Proses—Perakitan xxx standar
Untuk mencatat biaya standar unit yang diselesaikan dan ditransfer keluar dari
Perakitan ke Pengujian

G. Transferred-In Cost in Process Costing


Adalah biaya yang terjadi di departemen sebelumnya yang terus dicatat sebagai biaya produk
ketika produk tersebut berpindah ke proses selanjutnya (biasanya dari Departemen Pengujian
ke Barang Jadi) dalam sutu siklus produksi.

Ayat Jurnal Weighted-average cost Ayat Jurnal Metode FIFO

Pengendalian Barang Jadi xxx Pengendalian Barang Jadi


xxx
Barang dalam Proses-Pengujian xxx Barang dalam Proses-Pengujian xxx

Untuk mencatat biaya barang yang telah selesai dan ditransfer dari Depatemen Pengujian ke
Barang Jadi

Yang harus diingat tentang biaya transferred-in:

1. Melibatkan biaya transferred-in dari departemen sebelumnya ke dalam kalkulasi.


2. Tidak melewatkan biaya yang dibebankan pada periode sebelumnya ke unit-unit yang diproses
pada awal periode berjalan, tetapi dimasukkan dalam unit yang ditransfer.
3. Biaya per unit mungkin berfluktuasi antarperiode.
4. Unit-unit mungkin diukur dengan denominasi yang berbeda di departemen yang juga berbeeda.

H. Hybrid Costing System


Memadukan karakteristik sistem job-costing dan sistem process-costing.

Sistem kalkulasi biaya hybrid (Hybrid costing system) memadukan karakteristik baik
sistemkalkulasi biaya pekerjaan (job costing) maupun kalkulasi biaya proses (process
costing). Tidak
semua perusahaan manufaktur menggunakan job order costing murni atau proses costing murni.
Beberapa perusahaan memiliki karakteristik, job order costing
dan process costing. Perusahaan dalam pengaturanhybrid ini sering menggunakan proses
produksi batch. Proses produksi batch menghasilkan produk yangidentik dari berbagai hal tapi
berbeda pada sisi yang lain. Secara khusus, banyak
perusahaanmemproduksi produkyang membuat tuntutan yang hampir sama terhadap masukan ko
nversi namun berbedatuntutannyamasukan bahan langsung Dengan demikian, kegiatan konversi
serupa atau identik,namunBahan langsung yang digunakan berbeda. Sebagai contoh, kegiatan
konversi yang dibutuhkanuntuk menghasilkan kaleng kue pai pada dasarnya identik untuk pai
apel atau ceri, tapi biaya bahanlangsung bisa berbeda secara signifikan.

Anda mungkin juga menyukai