Linear Rosette
(Tsekos, J. Phycol. 35, 635–655 (1999))
4 ciri yang khas pada charophyta
• Struktur sperma berflagela
▪ Struktur sperma berflagel nya tumbuhan darat mirip
dengan sperma berflagelnya charophyta
• Pembentukan fragmoplas
▪ pada pembelahan sel, ada mikrotubulus fragmoplas di
antara nukleus anakan yang membelah, membentuk
lempeng tengah dan menjadi dinding sel baru
Bukti
Gen nukleus dan kloroplas tumbuhan dan alga
Charophyta yg ada saat ini bisa menunjukkan
charophyta yang merupakan nenek moyang
tumbuhan
Adaptasi lingkungan darat
Charophyta tinggal di perairan dangkal: tepi
kolam dan danau
Sewaktu2 dapat surut kemudian kering
Seleksi alam: alga yang punya mekanisme
pertahanan
Sporopollenin
SPOROPOLLENIN
Polimer yang stabil
Merupakan komponen
utama dinding exine dari
spora tanaman dan butiran
polen
Membuat spora dan polen
dapat bertahan lama pada
tanah dan lapisan sedimen
Strukturnya berbeda pada
tiap spesies
1. Pergiliran Generasi dan Embrio Multiseluler
yang Dependen
Siklus hidup tumbuhan darat melalui 2
generasi multiseluler: gametofit dan sporofit
alternation of generations / pergiliran
generasi
Siklus hidup ini tidak terjadi pada charophyta
1. Pergiliran Generasi dan Embrio Multiseluler
yang Dependen
Charophyta berkembangbiak dengan seksual
(utamanya) dan aseksual
Seksual: oogami
Aseksual: fragmentasi. Sebagaimana
tumbuhan, menggunakan fragmoplas pada
pembelahan selnya.
2. Spora Berdinding yang Dihasilkan di dalam
Sporangium
Spora: sel reproduktif haploid yang dapat
bermitosis membentuk gametofit haploid
multiseluler
Ada sporangium yang berisi sel diploid sporosit
yang akan bermeiosis menghasilkan spora
haploid
Sporangium: organ multiseluler; melindungi
spora yang berkembang hingga dilepaskan ke
udara
3. Multiselular Gametangia
Gamet diproduksi di dalam organ multiselular
gametangium.
Gametangium betina disebut arkegonium,
menghasilkan sel telur non motil tunggal
Gametangium jantan disebut anteridium,
menghasilkan sperma yang dilepaskan ke
lingkungan.
3. Multiselular Gametangia
Beberapa tumbuhan modern masih
menunjukkan karakter primitif: sperma
berflagel dan masih bergantung air untuk
persebarannya
Sebagian besar sudah memiliki sperm yang
tidak motil yang teradaptasi untuk
persebaran tanpa air (oleh angin atau
serangga)
4. Meristem Apikal
Pada habitat terestrial: sumbr daya penting
cahaya dan CO2 dari atas tanah serta air dan
mineral dari dalam tanah
Tumbuhan tidak dapat bergerak, tetapi
punya tunas dan akar yang mampu
memanjang
1. Tumbuhan Non Vaskular
2. Tumbuhan Vaskular Tak Berbiji
3. Tumbuhan Vaskular Berbiji
1. Gimnosperma
2. Angiosperma
Disebut juga briofit (bryophyte) istilah
informal untuk semua tumbuhan non
vaskular
3 filum tumbuhan herbaceous berukuran kecil
Lumut hati (liverworth, filum Hepatophyta)
Lumut tanduk (hornwort, filum Anthocerophyta)
Lumut daun (moss, filum Bryophyta)
Walaupun lumut masih ada hingga saat ini,
namun mencerminkan karakter tumbuhan
awal
Fosil fragmen tumbuhan tertua : fragmen2
jaringannya mirip dengan lumut hati.
Ketiga lumut memiliki fase gametofit yang
dominan dibanding fase sporofitnya
Fase sporofit hanya sebentar
Spermanya berflagel
Belum punya akar, adanya rizoid
Keberadaan air sangat penting
Spora yang sampai di tempat lembab akan
tumbuh menjadi gametofit
Sperma butuh air untuk mencapai sel telur
liverwort
Paku dan tumbuhan vaskular tak berbiji lain
adalah tumbuhan pertama yang tumbuh
tinggi
Seperti pada briofit, sperma berflagel dan
butuh air untuk mencapai sel telur
Mencakup 2 kelompok:
Likofit (lycophyte, lumut gada dan kerabatnya)
Pterofit (pterophyte, paku dan kerabatnya)
Sporofitnya bercabang
Tidak bergantung pada
gametofit untuk
mendapatkan nutrisi
Tingginya masih <50 cm
Tetapi sudah menjadi
lebih kompleks dengan
adanya cabang sporofit