Anda di halaman 1dari 50

Mirtaati Na’ima

 Bumi terbentuk 4,6 milyar tahun lalu


 Pembentukan permukaan bumi
 Pembentukan atmosfer
 3-4 milyar tahun lalu mulai muncul
mikroorganisme prokaryot
 1,6 milyar tahun lalu mulai muncul eukaryot
 1,2 milyar tahun lalu muncul sianobakteri 
bukti geokimiawi
 500 juta tahun lalu tumbuhan kecil, fungi, dan
hewan naik ke darat
 370 juta tahun lalu muncul tumbuhan tinggi
 Charophyta salah satu kelompok alga hijau di
samping chlorophyta
 is a freshwater green algae
 Merupakan alga yang berkerabat paling
dekat dengan tumbuhan darat. Mengapa??
 Bukti
 Tumbuhan itu multiseluler, eukaryot, dan
fotosintetik autotrof
 Dinding sel selulosa
 Kloroplas dengan klorofil a dan b
 4 ciri yang khas pada charophyta
4 ciri yang khas pada charophyta
• Penyintesis selulosa yang berbentuk roset
▪ Protein pada permukaan membran melingkar membentuk
petal
▪ Pada alga lain bentuknya linear
• Enzim-enzim peroksisom
▪ Pada charophyta mengandung enzim untuk mengurangi
kehilangan karbohidrat selama fotorespirasi
▪ Di alga lain tidak ada
Enzim Pembentuk Selulosa

Linear Rosette
(Tsekos, J. Phycol. 35, 635–655 (1999))
4 ciri yang khas pada charophyta
• Struktur sperma berflagela
▪ Struktur sperma berflagel nya tumbuhan darat mirip
dengan sperma berflagelnya charophyta
• Pembentukan fragmoplas
▪ pada pembelahan sel, ada mikrotubulus fragmoplas di
antara nukleus anakan yang membelah, membentuk
lempeng tengah dan menjadi dinding sel baru
 Bukti
 Gen nukleus dan kloroplas tumbuhan dan alga
 Charophyta yg ada saat ini bisa menunjukkan
charophyta yang merupakan nenek moyang
tumbuhan
 Adaptasi lingkungan darat
 Charophyta tinggal di perairan dangkal: tepi
kolam dan danau
 Sewaktu2 dapat surut kemudian kering
 Seleksi alam: alga yang punya mekanisme
pertahanan
 Sporopollenin
SPOROPOLLENIN
 Polimer yang stabil
 Merupakan komponen
utama dinding exine dari
spora tanaman dan butiran
polen
 Membuat spora dan polen
dapat bertahan lama pada
tanah dan lapisan sedimen
 Strukturnya berbeda pada
tiap spesies
1. Pergiliran Generasi dan Embrio Multiseluler
yang Dependen
 Siklus hidup tumbuhan darat melalui 2
generasi multiseluler: gametofit dan sporofit
  alternation of generations / pergiliran
generasi
 Siklus hidup ini tidak terjadi pada charophyta
1. Pergiliran Generasi dan Embrio Multiseluler
yang Dependen
 Charophyta berkembangbiak dengan seksual
(utamanya) dan aseksual
 Seksual: oogami
 Aseksual: fragmentasi. Sebagaimana
tumbuhan, menggunakan fragmoplas pada
pembelahan selnya.
2. Spora Berdinding yang Dihasilkan di dalam
Sporangium
 Spora: sel reproduktif haploid yang dapat
bermitosis membentuk gametofit haploid
multiseluler
 Ada sporangium yang berisi sel diploid sporosit
yang akan bermeiosis menghasilkan spora
haploid
 Sporangium: organ multiseluler; melindungi
spora yang berkembang hingga dilepaskan ke
udara
3. Multiselular Gametangia
 Gamet diproduksi di dalam organ multiselular
gametangium.
 Gametangium betina disebut arkegonium,
menghasilkan sel telur non motil tunggal
 Gametangium jantan disebut anteridium,
menghasilkan sperma yang dilepaskan ke
lingkungan.
3. Multiselular Gametangia
 Beberapa tumbuhan modern masih
menunjukkan karakter primitif: sperma
berflagel dan masih bergantung air untuk
persebarannya
 Sebagian besar sudah memiliki sperm yang
tidak motil yang teradaptasi untuk
persebaran tanpa air (oleh angin atau
serangga)
4. Meristem Apikal
 Pada habitat terestrial: sumbr daya penting
cahaya dan CO2 dari atas tanah serta air dan
mineral dari dalam tanah
 Tumbuhan tidak dapat bergerak, tetapi
punya tunas dan akar yang mampu
memanjang
1. Tumbuhan Non Vaskular
2. Tumbuhan Vaskular Tak Berbiji
3. Tumbuhan Vaskular Berbiji
1. Gimnosperma
2. Angiosperma
 Disebut juga briofit (bryophyte)  istilah
informal untuk semua tumbuhan non
vaskular
 3 filum tumbuhan herbaceous berukuran kecil
 Lumut hati (liverworth, filum Hepatophyta)
 Lumut tanduk (hornwort, filum Anthocerophyta)
 Lumut daun (moss, filum Bryophyta)
 Walaupun lumut masih ada hingga saat ini,
namun mencerminkan karakter tumbuhan
awal
 Fosil fragmen tumbuhan tertua : fragmen2
jaringannya mirip dengan lumut hati.
 Ketiga lumut memiliki fase gametofit yang
dominan dibanding fase sporofitnya
 Fase sporofit hanya sebentar
 Spermanya berflagel
 Belum punya akar, adanya rizoid
 Keberadaan air sangat penting
 Spora yang sampai di tempat lembab akan
tumbuh menjadi gametofit
 Sperma butuh air untuk mencapai sel telur
liverwort
 Paku dan tumbuhan vaskular tak berbiji lain
adalah tumbuhan pertama yang tumbuh
tinggi
 Seperti pada briofit, sperma berflagel dan
butuh air untuk mencapai sel telur
 Mencakup 2 kelompok:
 Likofit (lycophyte, lumut gada dan kerabatnya)
 Pterofit (pterophyte, paku dan kerabatnya)
 Sporofitnya bercabang
 Tidak bergantung pada
gametofit untuk
mendapatkan nutrisi
 Tingginya masih <50 cm
 Tetapi sudah menjadi
lebih kompleks dengan
adanya cabang sporofit

Tubuh makin kompleks,


persaingan memperebutkan
cahaya makin besar
 Sporofit lebih dominan dibanding gametofit
 Sudah mempunyai xilem dan floem 
membedakan dengan tumbuhan non
vaskular
 Sudah mulai punya akar dan daun
 Punya sporofil = daun yang membawa
sporangium
 Biji  embrio + cadangan makanannya
 Biji dan serbuk polen merupakan kunci
kehidupan di darat
 Reduksi gametofit berlanjut dari tumbuhan
vaskular tak berbiji
 Pada tumb tak berbiji, gametofit masih bisa
dilihat dengan mata telanjang
 Pada tumb berbiji mikroskopis
 Heterospori
 Pada tumb tak biji  homospor : satu jenis
sporangium menghasilkan satu jenis spora yang
kemudian berkembang menjadi gametofit biseksual
 Pada tumb biji  heterospor : megasporangia
menghasilkan gametofit betina dan mikrosporangia
menghasilkan gametofit jantan
▪ 1 megasporangium mengandung 1 megaspora fungsional
▪ 1 mikrosporangium mengandung banyak sekali mikrospora
fungsional
 Megasporangium terlindung di dalam
integumen.
 Pada gimnosperma ada 1 integumen
 Pada angiosperma ada 2 integumen
 Megasporangium + integumen = ovul
 Di dalam ovul, gametofit betina berkembang dari
megaspora menjadi 1 atau lebih sel telur
 Mikrospora berkembang menjadi serbuk
polen yang diselubungi dinding polen
 Berlapis polimer sporopollenin
 Sudah mendukung kondisi untuk persebaran
melalui angin atau menumpang pada tubuh
binatang. Sudah tidak tergantung air.
 Kelompok @ 4-5 orang. Makalah tentang
evolusi salah satu organisme (terserah). 7-10
halaman
 Kelompok @ 3-4 orang. Menelaah jurnal yang
berkaitan dengan materi evolusi yang sudah
disampaikan (terserah dari bab yang mana). 5-7
halaman. Tidak dibatasi tahun jurnalnya.

 Dikumpulkan saat UAS.


 UAS dilaksanakan 3 minggu lagi.
 Kelompok @ 4-5 orang. Makalah tentang
evolusi salah satu organisme (terserah). 7-10
halaman
 Kelompok @ 3-4 orang. Menelaah jurnal yang
berkaitan dengan materi evolusi yang sudah
disampaikan (terserah dari bab yang mana). 5-7
halaman. Tidak dibatasi tahun jurnalnya.
 Cetak, bukan soft file
 Dikumpulkan saat UAS.
 UAS dilaksanakan 3 minggu lagi.
 Meisosis terjadi selama pembentukan gamet
 Menghasilkan gamet haploid
 Gamet fertilisasi membentuk zigot diploid yang
memiliki siklus hidup diplontik
 Contoh: pada organisme seksual
 Meisosis terjadi pada zigot
 Menghasilkan individu haploid
 Pembelahan zigot menghasilkan organisme
haploid dengan siklus hidup haplontik
 Meiosis terjadi selama sporogenesis
 Menghasilkan spora haploid
 Spora mitosis membentuk gametofit yang akan menghasilkan gamet
 Fusi gamet menghasilkan diplois sporofit dengan siklus hidup
diplohaplontik
 Contoh: pada tanaman

Anda mungkin juga menyukai