Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aprilia Della Rahmatika

NIM : 1708086048

Kelas : PB-5B

Tugas : Resume Jurnal

Dosen : Chusnul Adib Ahmad, M,Si

RESUME JURNAL FISIOLOGI TUMBUHAN

“FITOHORMON”

A. Identitas jurnal
Judul Jurnal : Pengaruh Beberapa Fitohormon Pada Pembentukan Mutan barley (
Hordeum vulgare) Dengan fenotip Biji Abnormal
Penulis : Ira N. Djajanegara
Jurnal : Berkala Penelitian Hayati
Vol (Hal) :14(73-78)
Tahun : 2008

B. Resume Jurnal

Penelitian dalam jurnal ini bermaksud untuk membuktikan adanya keterlibatan


fitohormon dalam munculnya fenotip mutan berbiji kecil pada seg8. Dalam penelitian ini
bahan yang digunakan adalah biji barley mutan seg8 dan varietas klages yang ditanam
bersamaan dirumah kaca dengan pemberian nutrisi seperti yang dilakukan oleh Peterson
dan Schrader (1974). Kultur malai mutan (seg8) dan normal (varietas klages)
ditumbuhkan bersama sama dengan kontrol (baik mutan maupun normal) yang
ditumbuhkan pada pot dalam inkubator yang sama. Fitohormon hanya ditambahkan pada
media yang dipakai untuk menumbuhkan mutan seg8 sedangkan media kultur malai seg8
sebagai kontrol tidak ditambahkan fitohormon.
Fitohormon diberikan selama 15 hari periode kultur. Fitohormon yang digunakan
yaitu ABA, GA, dan Sitokinin. Pertumbuhan biji barley diukur dalam bentuk peningkatan
berat kering biji. Analisis penelitian yang digunakan dalam jurnal ini menggunakan uji
statistic ANOVA dengan tingkat kemungkinan 0,05 dan untuk menganalisis perbedaan
antara kontrol dan perlakuan fitohormon digunakan student’s t-test.
Hasil penelitian dalam jurnal ini menunjukkan bahwa pengisian biji baik pada
mutan seg 8 maupun varietas Klages dimulai setelah 15 hari proses kultur dan selama 15
hari tersebut baik mutan seg8 maupun varietas klages mengalami stagnasi atau tidak
terlihat adanya perubahan berat biji. Pada perlakuan sitokinin dengan konsentrasi 2x10-6
M, 2 x 10-7 M dan 2 x 10-8 M tidak memberikan peningkatan berat biji yang signifikan
terhadap kontrol baik dalam berat kering maupun berat basah, peneliti berhipotesis bahwa
hal ini disebabkan olah terjadinya degradasi atau modifikasi dari fitohormon yang
diberikan kedalam media kultur malai. Kemudian pada perlakuan dengan Asam giberelik
(GA) untuk percobaaan pertama terlihat adanya tendensi peningkatan berat biji sejalan
dengan meningkatnya konsentrasi GA walaupun secara statistic tidak terlihat nyata.
Selanjutnya untuk mempertegas hasil penelitian pertama, dilakukanlah penelitian kedua
dengan meningkatkan konsentrasi GA. Akan tetapi, tidak ada peningkatan yang nyata
mengenai data berat basah maupun berat kering biji. Justru, pada pemberian konsentrasi
GA tertinggi yaitu 5 x 10-3 terlihat adanya penurunan berat biji secara signifikan yang
mengindikasikan bahwa pemberian GA yang berlebih akan menyebabkan penurunan
berat biji. Pada pemberian perlakuan dengan asam absisik (ABA) pada penelitian pertama
menunjukkan adanya tendensi meningkatnya berat biji sejalan dengan menurunnya asam
absisik. Akan tetapi, pada penelitian kedua berat biji tidak mengalamai peningkatan lagi
dengan diturunkannya konsentrasi sitokinin. Berat maksimum biji mutan seg8 dicapai
pada konsentrasi ABA sebesar 5 x 10-7 M, dengan ini peneliti berhipotesis bahwa hal ini
terjadi dipicu oleh proses akumulasi asimilat ke dalam biji tanpa melenyapkan fenotip
mutasi.
Pemberian sitokinin dan asalm giberelik (GA) tidak memberikan pengaruh yang
nyata dalm upaya menegmblikan fenotip mutan menjadi normal. Sedangkan perlakuan
asam absisik (ABA) pada konsetrasi 5x10-7 M mampu meningkatkan berat biji secara
signifikan melalui pemicuan penimbunan asimilat ke dalam biji yang sedang tumbuh
akan tetap fenotip mutan tidak dapat dipulihkan menjadi normal.

Anda mungkin juga menyukai