Anda di halaman 1dari 23

KODING CEDERA, KERACUNAN &

SEBAB LUAR

Lily Kresnowati
KODING CEDERA & SEBAB LUAR
• Koding cedera dan sebab luar merupakan
salah satu dari sejumlah kode ganda yang
dianjurkan dalam ICD-10
• Tata cara koding untuk cedera dan sebab luar
ini diatur dalam Aturan Koding Morbiditas
pada manual instruksi (vol 2)
• Dalam hal cedera yang sifatnya multipel, maka
terdapat Aturan Koding Morbiditas untuk
Koding Multiple Conditions (Kondisi Ganda)
Kondisi Ganda
 Pilih kondisi yg paling parah, atau
yang membutuhkan sumber daya paling
besar, atau paling dominan sbg “main
condition”
 bila tdk ada yg predominan, gunakan
istilah “multiple fractures, multiple head
injuries atau HIV disease resulting in
multiple infections “ diikuti dengan
daftar kondisi (rinciannya)
KODE GANDA CEDERA & SEBAB LUAR
kode ganda; kode utama untuk cedera atau
keracunan yang diderita, dan
kode tambahan utk menjelaskan sebab luar,
meliputi jenis sebab luar, tempat kejadian (place
of occurence) dan aktivitas saat kejadian.
Pemanfaatannya dalam bidang epidemiologi
guna upaya pencegahan dan penanggulangan
cedera dan keracunan.
Manfaat lain adalah dalam hal reimbursement
asuransi untuk kecelakaan kerja, atau lalu lintas.
 Atau juga dapat untuk identifikasi kasus terkait
hukum (legal aspect)
KODE CEDERA (INJURY)
• Banyak kode Cedera diklasifikasikan berdasarkan
tipe general cedera spt wound; injury, internal ;
atau injury, superficial
• Perhatikan ‘see’ dan ‘see also’ agar kode akurat
• Bila terdapat cedera ganda, kode-lah cedera yang
paling parah dahulu, sebagaimana ditentukan
oleh dokter ybs, sbg kode utama
• Bila digunakan kode cedera ganda, sebaiknya
ditambahkan kode yg lebih spesifik guna
memperjelas
Tipe & Jenis Cedera
• Pada awal bab XIX terdapat notes tentang
jenis-jenis / tipe cedera ; superficial injury,
open wound, dst. Perlu diperhatikan karena di
masing-masing rubrik sudah tidak lagi
dijelaskan lebih rinci.
• Terdapat pula keterangan tentang koding
single injury (cedera tunggal) dan multiple
injury.
BAB XIX
CEDERA, KERACUNAN DAN AKIBAT
TERTENTU LAIN DARI SEBAB LUAR
(S00 – T98)

PENGECUALIAN :
Trauma kelahiran (P10 – P15)
Trauma obstetrik (O70 - O71)
BERISIKAN BLOK KATEGORI SBB :
• S00 – S09 Cedera Pada Kepala
• S10 – S19 Cedera Pada Leher
• S20 – S29 Cedera Pada Rongga Dada (Thorax)
• S30 – S39 Cedera Pada Abdomen, Punggung Bawah,
Spina Lumbar dan Pelvis
• S40 – S49 Cedera Pada Bahu dan Lengan Atas
• S50 – S59 Cedera Pada Siku dan Lengan Bawah
• S60 – S69 Cedera Pada Pergelangan Tangan dan Tangan
• S70 – S79 Cedera Pada Pinggul dan Paha
• S80 – S89 Cedera Pada Lutut dan Tungkai Bawah
• S90 – S99 Cedera Pada Pergelangan Kaki dan Kaki
• T00 – T07 Cedera Pada Beberapa (Multiple) Regio Tubuh
• T08 – T14 Cedera Pada Bagian Badan, Anggota Gerak dan Regio
Tubuh Yang Tak Dirinci (Unspecified)
• T15 – T19 Efek Dari Benda Asing Memasuki Tubuh Melalui
Lubang (Orificium) Alami
• T20 – T32 Luka Bakar dan Korosi (Burn and Corrosions)
• T33 – T35 Kematian Jaringan Akibat Suhu Dingin (Frostbite)
• T36 – T50 Keracunan Obat, Ramuan dan Substansi Biologik
• T51 – T65 Efek Toksik dari Substansi Yang Terutama Non-obat
(Nonmedicinal) dan sumbernya
• T66 – T78 Efek Yang Lain dan Yang Tak Dirinci dari Sebab Luar
• T79 Komplikasi Awal Tertentu Dari Trauma
• T80 – T88 Komplikasi Asuhan Bedah dan Asuhan Medis, Tak
Terklasifikasi Di Tempat Lain
• T90 – T98 Sekuel (Gejala Sisa) dari Cedera, dari Keracunan dan
dari Akibat Sebab Luar
• Bab ini menggunakan bagian S untuk koding
berbagai tipe cedera yang terkait bagian tubuh
tunggal sedangkan bagian T mencakup cedera
pada beberapa (multiple) bagian tubuh atau
bagian tubuh yang tak dirinci (unspecified)
sekaligus untuk keracunan dan akibat lain
tertentu dari sebab luar.

• Bilamana letak multipel dari cedera dirinci


(specified) pada judul kategori, kata “with”
menunjukkan keterlibatan kedua letak/lokasi,
sedangkan kata ”and” menunjukkan keterlibatan
salah satu letak.
• Prinsip koding multipel pada cedera sedapat
mungkin harus diikuti. Kategori kombinasi
untuk koding multipel pada cedera disediakan
untuk digunakan bilamana tak ada detail yang
cukup memenuhi untuk menjelaskan kondisi
individu, atau untuk tujuan tabulasi primer di
mana kode tunggal lebih disukai untuk
perekaman; jika tidak, komponen cedera
harus dikode secara terpisah.
Blok kategori pada bagian S dan juga pada T00 – T14 serta
T90 – T98 berisikan cedera yang diklasifikasi pada level 3-
karakter dalam kelompok tipe sbb (berikut jenis-jenis
cedera yang termasuk di dalam kelompoknya, hal 892-894)
:
• Cedera Superfisial
• Luka Terbuka (Open Wound)
• Fraktur ; tertutup, dislokasi, terbuka
• Keseleo ; dislokasi, regangan dan tekanan (sprain and
strain)
• Cedera Nervus dan Korda Spinalis (saraf Spinal)
• Cedera Pembuluh Darah
• Cedera Otot dan Tendon
• Cedera Remuk (Terhimpit/Tergilas)
• Amputasi Traumatik
• Cedera pada Organ Dalam
• Cedera Lain dan Yang Tak Dirinci
• Cedera superfisial spt abrasi atau kontusio
tidak perlu di-kode jika tdp cedera yang lebih
berat pada lokasi yg sama
• Bila mengkode cedera ganda, mis fraktur tibia
dan fibula, beri kode yang terpisah kecuali
tersedia kode kombinasi.
• Bilamana cedera primer menimbulkan
kerusakan minor pd pembuluh darah/saraf
perifer, maka cedera primer di-kode terlebih
dulu baru kode tambahan utk cedera minor-
nya. Demikian pula sebaliknya
FRAKTUR
• Fraktur di-klasifikasikan berdasarkan kondisi
terbuka atau tertutup.
• Fraktur tertutup adalah fraktur yg tanpa disertai
luka terbuka pada kulit, sdg fraktur terbuka
adalah yg disertai luka terbuka pd kulit. Jika tak
ada keterangan, maka dikode sbg tertutup
• Dalam ICD-10 terdapat catatan ttg tipe fraktur,
dan tergolong manakah fraktur tsb
(terbuka/tertutup); misalnya fraktur tertutup
(comminuted, greenstick, dll) dan fraktur terbuka
(compound, puncture, dll)
• Pada fraktur ganda (multiple) kode utama
disesuaikan derajat keparahan (severity) fraktur,
dan dokter ybs yg harus menentukan
sekuensialnya
• Jika tidak dapat dikode kombinasi, maka fraktur
dapat dikode terpisah dan diurutkan sesuai
derajat keparahannya
• Fraktur Patologis adalah fraktur yang terjadi
bukan karena trauma, melainkan akibat suatu
penyakit. Umumnya terjadi secara spontan.
Untuk kasus ini, perlu juga dikode Underlying
Disease-nya. Misalnya Osteoporosis causing
pathologic fracture of neck of femur.
LUKA BAKAR (BURNS)
• Luka Bakar umumnya diklasifikasikan berdasarkan hal-
hal sbb; kedalaman, luasnya area yg terkena, dan agen
penyebab
• Luka bakar (burn) umumnya diakibatkan api/benda
panas, sedangkan luka bakar akibat zat kimia disebut
Corrosion
• Berdasarkan kedalamannya, luka bakar terbagi menjadi
- Derajat satu berupa eritema
- Derajat dua berupa blister (gelembung) atau
hilangnya lapisan epidermal
- Derajat tiga bila terjadi nekrosis dalam pada jaringan
di bawah kulit, atau kehilangan seluruh lapisan kulit
(full-thickness skin loss)
Burn (electricity) (flame) (hot gas, liquid or object) (radiation) (steam)
(thermal) T30.0
Note: The following fourth-character subdivisions are for use with
categories T20–T25, T29 and T30:
.0 Unspecified degree
.1 First degree
Erythema
.2 Second degree
Blisters, epidermal loss
.3 Third degree
Full-thickness skin loss
Deep necrosis of underlying tissue

- abdomen, abdominal (muscle) (wall) T21.-


- ankle (and foot) T25.-
- - with leg T29.-
- axilla T22.-
- back (lower) T21.-
• Selain kedalaman, luka bakar juga diklasifikasikan
berdasarkan luas area yang terbakar
• Umumnya luas area diperlukan untuk pelaporan
mortalitas dan kasus. Atau jika lokasi yg terkena
tidak dinyatakan secara spesifik
T31 Burns classified according to extent of body surface involved
Note: This category is to be used as the primary code only when
the site of the burn is unspecified. It may be used as a
supplementary code, if desired, with categories T20–T29
when the site is specified.
T31.0 Burns involving less than 10% of body surface
T31.1 Burns involving 10-19% of body surface
T31.2 Burns involving 20-29% of body surface
T31.3 Burns involving 30-39% of body surface
T31.4 Burns involving 40-49% of body surface
LUKA BAKAR GANDA
• Pada luka bakar ganda (multiple), koding luka
bakar disesuaikan dengan severity-nya.
• Luka bakar dengan derajat tertinggi diutamakan
• Bila terdapat beberapa derajat kedalaman yang
berbeda pada satu lokasi yang sama, maka di-
kode sesuai derajat tertinggi
• T29 disediakan jika area multiple tdk dinyatakan
dan hanya menyebutkan kedalaman luka.
• T30 adalah untuk luka bakar yg tdk jelas
spesifikasinya.
• T95 adalah untuk gejala sisa dari luka bakar
KERACUNAN (POISONING)
• Keracunan adalah suatu kondisi yg disebabkan
oleh obat-obatan, ramuan dan substansi biologik
manakala digunakan secara tidak wajar atau tidak
sesuai dengan petunjuk dokter.
• Beberapa contoh keracunan (poisoning) adalah;
- dosis yg salah akibat suatu error
- kesalahan minum obat yg diberikan kpd pasien
- overdosis
- obat sesuai resep ttp diminum bersama alkohol
- obat sesuai resep yg diminum bersama obat
OTC (bebas) tanpa resep dokter
• Jika akan mengkode suatu keracunan atau
reaksi terhadap penggunaan obat-obatan yg
tdk sewajarnya (salah dosis, salah cara minum,
dll) maka kode keracunannya terlebih dahulu,
baru kode manifestasinya. Demikian pula utk
penyalahgunaan obat (drug abuse).
• Jika obat-obat yg diresepkan diminum
bersamaan dg obat yang tanpa resep dan
terjadi interaksi obat, maka hal ini termasuk
dalam keracunan
EFEK SAMPING (ADVERSE EFFECT)
• Efek samping obat adalah manakala pasien
diberikan atau menerima pengobatan secara
benar, namun mengalami efek samping obat, spt
syok anafilaktik, toxicity, synergistic reaction, side
effect, dan idiosyncratic reaction
• Beberapa penyebab terjadinya efek samping
adalah akibat : (1) perbedaan karakteristik pasien
(usia, jenis kelamin, faktor genetik, ras, dll); (2)
faktor obat (jenisnya, bioavailabilitas, cara
pemberian, dosis dan durasi pemberian.
• Cara koding adalah manifestasinya terlebih dulu,
baru ditambahkan kode terkait efek samping, spt
T88.7
Section III:
Table of drugs and chemicals
Adverse
Poisoning
effect in
Chapter XIX Accidental Intentional
Undetermined therapeutic
Substance Self-harm Intent use

A
Abrine T62.2 X49.– X69.– Y19.– –
Absinthe T51.0 X45.– X65.– Y15.– –
Acebutolol T44.7 X43.– X63.– Y13.– Y51.7
Acecarbromal T42.6 X41.– X61.– Y11.– Y47.4
Aceclidine T44.1 X43.– X63.– Y13.– Y51.1
Acedapsone T37.0 X44.– X64.– Y14.– Y41.0

Anda mungkin juga menyukai