BLOK : KEGAWATDARURATAN
Semester 7
Disusun Oleh :
Fasilitator
FAKULTAS KEDOKTERAN
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya, saya
dapat menyelesaikan laporan hasil tutorial ini.
Dengan selesainya laporan tutorial ini, saya mengucapkan terima kasih kepada dr.
Tampak Linggom Simanjuntak, MKM selaku fasilitator yang telah membimbing saya dalam
menyelesaikan laporan tutorial ini.
Saya menyadari bahwa laporan tutorial ini tidak lepas dari berbagai kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari dokter selaku fasilitator dan berbagai
pihak yang membaca guna menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
dalam menunjang pendidikan di fakultas kedokteran Universitas Methodist Indonesia.
i
Daftar Isi
ii
PEMICU
Seorang lelaki, usia 30 tahun dengan BB 70 kg mengalami luka bakar akibat rumahnya terbakar.
Dijumpai luka bakar grade 2 mengenai kedua lengan bawah dan daerah dada. Luka bakar grade 1
terdapat pada paha kiri. Sendi siku kanan penderita dan daerah kemaluannya juga terbakar.
Pasien sebelumnya dirawat di rumah dengan mengoles odol gigi. Peristiwa ini terjadi jam 10.00
pagi dan kemudian dibawa ke RS, tiba jam 13.00 siang.
I. KLARIFIKASI ISTILAH
-
1
IV. KERANGKA KONSEP
Laki-laki 30 tahun
Rumahnya terbakar
V. LEARNING OBJECTIVE
1) Menjelaskan klasifikasi luka bakar (secara umum)
2) Diagnosa (gambarkan luka bakar pada kasus)
3) Tatalaksana (cairan dan medikamentosa)
4) Komplikasi
5) Prognosis
VI. PEMBAHASAN
1. Klasifikasi luka bakar :
Berdasarkan kedalaman jaringan yang rusak akibat luka bakar tersebut :
Luka Bakar Derajat I
Kerusakan hanya terjadi di permukaan kulit. Kulit akan tampak
kemerahan, tidak ada bulla, sedikit oedem dan nyeri, dan tidak akan
menimbulkan jaringan parut setelah sembuh.
Luka Bakar Derajat II
Kerusakan mengenai sebagian dari ketebalan kulit yang melibatkan
semua epidermis dan sebagian dermis. Pada kulit akan ada bulla,
sedikit edem, dan nyeri berat.
Luka Bakar Derajat III
2
Kerusakan terjadi pada semua lapisan kulit dan ada nekrosis. Lesi
tampak putih dan kulit kehilangan sensasi rasa, dan akan
menimbulkan jaringan parut setelah luka sembuh.
Luka Bakar Derajat IV
Luka Bakar ini disebut juga carring injury. Pada luka bakar ini kulit
tampak hitam seperti arang karena terbakarnya jaringan. Terjadi
kerusakan seluruh kulit dan jaringan subkutan begitu juga pada
tulang akan gosong.
3
Mencapai Dermis, - Terdapat Lepuh (Bulla),Pada Derajat
II A, Penyembuhan ± 2 Minggu Tanpa Jaringan Parut
(Bila Tidak Ada Infeksi),Pada Derajat II B, Penyembuhan
Agak Lama, Bila Luas Perlu Skin Graft
c. Derajat III : Mengenai Seluruh Tebal Kulit, Otot Dan
Tulang , Kulit Nampak Hitam Dan Kering
- Luas luka bakar : Kepala dan leher : 9%,Ekstremitas atas : 2 x
9% (kiri dan kanan),Paha dan betis-kaki : 4 x 9% (kiri dan
kanan),Dada, perut, punggung, bokong : 4 x 9%,Perineum dan
genitalia : 1%
3. Komplikasi :
Bekas luka. Kondisi ini bisa disebabkan oleh pertumbuhan jaringan
parut yang berlebihan akibat luka bakar.
Hipotermia. Kondisi yang berbahaya ini terjadi ketika suhu tubuh
menjadi sangat rendah akibat luka bakar.
Gangguan bergerak. Hal ini bisa terjadi ketika luka bakar membuat
jaringan tubuh, seperti kulit atau otot menjadi lebih pendek dan
kencang.
Infeksi. Infeksi kulit akibat luka bakar dapat berkembang menjadi
infeksi dalam aliran darah, hingga sepsis.
Gangguan pernapasan. Kondisi ini dapat terjadi jika penderita
menghirup udara atau asap saat kebakaran.
Kehilangan banyak cairan tubuh. Kondisi ini dapat menimbulkan
kurangnya cairan dalam pembuluh darah dan menurunkan tekanan
darah.
4
4. Tatalaksana :
1) Primary Survey
Segera identifikasi kondisi-kondisi mengancam jiwa dan
lakukan manajemen emergensi yaitu ABCDE. Lalu resusitasi
untuk menjaga dan mengembalikan perfusi jaringan tanpa
menimbulkan edema. Pemberian resusitasi menggunakan :
Formula Parkland
(Cairan Ringer laktat = 4 ml x kgBB x % luka bakar).
Penghitungan pada kasus :
4 x 70 x 28% = 7840 cc
Pada 8 jam pertama diberi setengah dari jumlah cairan :
= 7840 : 2 = 3920 cc, 1 botol infus = 500 cc
Berarti 3920 : 500 = 8 botol infus yang diberikan,
= 3920 cc : 8 jam = 490 cc/jam
= 490 cc : 60 menit = 8 cc/menit
1 cc makro = 20 tetes, maka 8 cc = 8 x 20 = 160 tetes
Jadi, 8 jam pertama diberikan cairan 160 tetes/menit
Pada 16 jam berikutnya diberikan setengah sisa cairan :
= 7840 : 2 = 3920 cc
Berarti 3920 : 500 = 8 botol infus yang diberikan,
= 3920 cc : 16 = 245 cc/jam
= 245 cc : 60 = 4 cc/menit
1 cc makro = 20 tetes, maka 4 cc = 4 x 20 = 80 tetes
Jadi, 16 jam berikutnya diberikan cairan 80 tetes/menit
Berikan morfin intravena 0,05 – 0,1 mg/kg sesuai
indikasi untuk manajemen nyeri (analgesia), diberi antibiotik
agar tidak infeksi, pemberian nutrisi dan perawatan luka bakar.
2) Secondary Survey
Merupakan pemeriksaan menyeluruh mulai dari kepala sampai kaki.
Pemeriksaan dilaksanakan setelah kondisi mengancam nyawa diyakini
tidak ada atau telah diatasi.
3) Tindakan Bedah Emergency
a. Eskarotomi
b. Fasciotomi
5
- Dewasa: 4 cc x kg BB x luas luka bakar / 24 jam. Cairan yang
digunakan adalah Ringer Laktat. Dapat diberikan dextran 500–
1000 ml setelah 18 jam
- Anak: 2 cc x kg BB x luas Luka Bakar (%) + kebutuhan faali/24
jam. Cairan yang diberikan adalah RL : Dextran = 17 : 3.
Kebutuhan Faali dapat digunakan rumus Holliday segar, yaitu
5. Prognosis :
Prognosis luka bakar ditentukan berdasarkan kedalaman luka bakar
dan luas luka bakar, dengan mortalitas terkait erat dengan komplikasi luka
bakar seperti infeksi, sepsis, dan kegagalan multi organ.
6
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan pemicu, seorang laki- laki usia 42 tahun mengalami luka bakar
akibat rumahnya yang terbakar. Dijumpai luka bakar grade 2 mengenai kedua lengan
bawah dan daerah dada. Luka bakar grade 1 terdapat pada paha kiri. Sendi siku kanan
penderita dan daerah kemaluannya. Maka tatalaksananya adalah memperhatikan
ABCDE, memberi resusitasi cairan sesuai formula, pemberian analgetik dan
antibiotik atau dilakukan tindakan bedah sebagai lini terakhir.
7
DAFTAR PUSTAKA