Anda di halaman 1dari 135

FARMAKOLOGI NAPZA

DEFINISI NAPZA

 NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat


yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama
otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik,
psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta
ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA.
 NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada
otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran
DEFINISI NARKOTIKA

NARKOTIKA (Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika)


 adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
GOLONGAN NARKOTIKA

Narkotika Golongan I :
 Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak
ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan
ketergantungan, (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja).
Narkotika Golongan II :
 Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh :
morfin, petidin)
Narkotika Golongan III :
 Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan (Contoh : kodein)
DEFINISI PSIKOTROPIKA

PSIKOTROPIKA (Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang


Psikotropika).
 adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
GOLONGAN PSIKOTROPIKA

PSIKOTROPIKA GOLONGAN I :
 Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD)
PSIKOTROPIKA GOLONGAN II :
 Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi,
dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan . ( Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin)
PSIKOTROPIKA GOLONGAN III :
 Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan (Contoh : pentobarbital,
Flunitrazepam).
PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV :
 Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam, bromazepam,
Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo,
Rohip, Dum, MG).
ZAT ADIKTIF LAIN

 Definisi : bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut Narkotika


dan Psikotropika
1. Minuman berakohol,
 Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan syaraf pusat, dan
sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu.
 Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat
pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia.
3 GOLONGAN MINUMAN BERAKOHOL

 Golongan A
 kadar etanol 1-5% (Bir)
 Golongan B
 kadar etanol 5-20% (Berbagai jenis minuman anggur)
 Golongan C
 kadar etanol 20-45 % (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput.)
2. Inhalansia
 (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik,
yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai
pelumas mesin.Yang sering disalah gunakan
 Contoh : Lem, thinner, penghapus cat kuku, bensin.
3. Tembakau
Bahan/ obat/zat yang disalahgunakan dapat juga diklasifikasikan sebagai berikut :
 Sama sekali dilarang : Narkotika golongan I dan Psikotropika Golongan I.
 Penggunaan dengan resep dokter : amfetamin, sedatif hipnotika.
 Diperjual belikan secara bebas : lem, thinner dan lain-lain.
 Ada batas umur dalam penggunannya : alkohol, rokok.
Tanaman narkotika ada 3 jenis, yaitu :
1. Papaver somniferum, menghasilkan opium, candu, morfin, dan heroin
2. Erythroxilon coca, menghasilkan cocaine
3. Cannabis sativa var Indica dan var Americana, menghasilkan: marijuana, ganja
BERDASARKAN EFEK FARMAKODINAMIK TERHADAP
PERILAKU YANG DITIMBULKAN NAPZA DAPAT
DIGOLONGKAN MENJADI TIGA GOLONGAN :
1. Golongan Depresan (Downer)
 Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini
membuat pemakainya merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya tertidur dan
tidak sadarkan diri.
 Golongan ini termasuk Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif (penenang),
hipnotik (otot tidur), dan tranquilizer (anti cemas) dll.
2. Golongan Stimulan (Upper)
 Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat.
 Zat yang termasuk golongan ini adalah : Amfetamin (shabu, esktasi), Kafein, Kokain
3. Golongan Halusinogen
 Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah
perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga
seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis.
 Golongan ini termasuk : Kanabis (ganja), LSD, Mescalin
OPIOID

Opioid dibagi dalam tiga golongan besar yaitu :


 Opioida alamiah (opiat)morfin, cpium, kodein
 Opioida semi sintetik : heroin/putauw, hidromorfin
 Opioida sintetik : meperidin, propoksipen, metadon
 Nama jalannya putauw, ptw, black heroin, brown sugar
OPIOID

 Opioid  analgesia dan anestesi, tersedia secara tidak sengaja untuk penyalahgunaan
oral, inhalasi, atau parenteral.
 Tanaman opium, Papaver somniferum, adalah sumber opium  mengandung >20
alkaloid, termasuk morfin dan kodein.
 struktur morfin diubah menghasilkan banyak opioid semisintetik, termasuk heroin,
hydrocodone, hydromorphone, dan thebaine (prekursor oxycodone dan naloxone).
 Morfin, kodein, opium dan derivat semi sintetik dari morfin, termasuk golongan obat yang
disebut opiat. Opiat adalah anlagesik yang kuat juga merupakan obat yang sering
disalahgunakan karena menyebabkan euphoria, relaksasi, serta rasa senang yang
berlebihan.
Absorbsi
 >>> opioid oral diserap sepenuhnya dari saluran pencernaan dan mencapai kadar
puncak dalam 1 sampai 1 ½ jam.
 first-pass metabolism signifikan, menghasilkan bioavailabilitas rendah.
 bioavailabilitas morfin oral hanya 22- 24%. Sebaliknya, kodein dan metadon
memiliki rasio potensi oral/parenteral yang lebih tinggi dan memiliki
bioavailabilitas 60-79%. Ikatan protein morfin 0% sedangkan metabolitnya 20 –
40%.
 Metabolisme intrahepatik, dlm bentuk morfin-o- glukoronida dan hanya sebagian
kecil (2-12%) diekskresi tanpa mengalami perubahan bentuk. Metabolit yang
terbesar (60-80%) diekskresi melalui urine dan hanya jumlah kecil 5-14%
diekskresi di dalam feses.
 Konsentrasi morfin dalam urin dalam dosis terapetik sebesar 10 μg/ml. Seperti
juga morfin, kodein mengalami metabolism dalam tubuh.
 sejumlah besar diekskresikan dalam bentuk kodein glukoronida. Dalam jumlah
kecil (10-15%) didemetilasi membentuk morfin dan norkodein, diekskresi dalam
urine terutama dalam bentuk glukoronida
 Jika diberikan secara IV, heroin dengan cepat mengalami reaksi deasetilasi
menjadi MAM (Mono Asetil Morfin)  terhidrolisa menjadi morfin secara
perlahan-lahan
 Sebagian besar metabolit heroin (38,2%) yaitu morfin 3-glucuronida (M3G)
ditemukan dalam urine dalam waktu 20-40 jam setelah pemberian secara
intravena. Metabolit lainnya yaitu MAM (1,3%), Morfin bebas (4,2%), Heroin yang
tidak berubah (0,1%), dan Norformin
 Karena metabolism yang cepat, heroin tidak dapat dideterminasi langsung dalam
cairan tubuh (half life 2-3 menit). Biasanya dilakukan dengan penentuan morfin,
yang merupakan metabolit yang terutama dalam urine. Penggunaan heroin dapat
dikonfirmasikan dengan penemuan MAM dalam urine.
 Metabolit yang spesifik tersebut (MAM) hanya dapat ditentukan segera setelah
konsumsi heroin (2-8 jam), setelah itu MAM mengalami perubahan relative cepat
menjadi morfin (waktu paruh 0,6 jam). Pemeriksaan MAM membutuhkan
modifikasi prosedur ekstraksi dan peralatan yang canggih.
 Trias toksisitas opioid klasik adalah depresi SSP, depresi pernapasan, dan miosis.
 Penyalahgunaan opioid secara intravena dapat menyebabkan banyak komplikasi
medis, termasuk endokarditis; emboli paru septik; pneumonia aspirasi;
tuberkulosis; trombosis vena; talk dan tepung maizena (dari bahan pencampur)
sampai ke retina, paru-paru, hati, dan ginjal; nefropati heroin-morfin; tetanus;
hepatitis; infeksi virus imunodefisiensi; pneumotoraks; pseudoaneurysms;
aneurisma mycotic; abses; selulitis; septic arthritis; myopathy; osteomielitis;
botulisme luka; myelitis; dan pseudo obstruksi usus sekunder akibat impaksi
feses.
Mekanisme adiksi obat-obat golongan opiat
 Reseptor opiat terdapat sekitar reward pathway (VTA, nucleus accumbens dan
cortex), dan juga pada pain pathway (jalur nyeri) yang meliputi thalamus,
brainstem, dan spinal cord. Ketika seseorang menggunakan obat-obat golongan
opiat seperti morfin, heroin, kodein, dll, maka obat akan mengikat reseptornya di
jalur reward, dan juga jalur nyeri. Pada jalur nyeri, obat-obat opiat akan
memberikan efek analgesia, sedangkan pada jalur reward akan memberikan
reinforcement positif (rasa senang, euphoria), yang menyebabkan orang ingin
menggunakan lagi. Hal ini karena ikatan obat opiat dengan reseptornya di nucleus
accumbens akan menyebabkan pelepasan dopamin yang terlibat dalam system
reward.
KANABIS

 Kanabis mengandung lebih dari 60 derivat dari 2-[2-isopropyl-methylphenyl]-5-pentylresorcinol yang


disebut kanabinoid. Kanabis mengandung campuran bervariasi zat kimia yang disebut kanabinoid. Empat
kandungan mayor adalah :
1. Δ-9-tetrahydrocannabinol (THC)
2. Cannabinol (CBN)
3. Cannabidiol (CBD)
4. Cannabichromene(CBCh)

 Kandungan THC bervariasi tergantung pada bagian tanaman: 10-12% pada bunga pistillat (betina), 1-2%
pada daun, 0,1-0,3% pada tangkai dan <0,03% di akar.
 Tetrahydrocannabinol (THC) adalah kanabinoid yang paling menyebabkan efek psikologik dari produk
kanabis
 Ganja biasanya digunakan dengan cara dihisap atau sebagai rokok.
 masuk ke saluran pernapasan  tenggorokan  terus ke bronkus  paru-paru
(alveolus)
 dalam alveolus, butiran “debu” zat aktif itu diserap oleh pembuluh darah kapiler
 pembuluh darah vena ke jantung  zat aktif disebar ke seluruh tubuh
 Tetrahydrocannabinol (THC) berikatan dengan reseptor spesifik, yang dikenal
sebagai reseptor cannabinoid. Reseptor ini terdapat di seluruh otak, dan molekul
endogen yang mengikatnya secara alami telah diidentifikasi yaitu anandamide.
 Anandamide terlibat dalam mengatur mood, memori, nafsu makan, rasa sakit,
kognisi, dan emosi  THC dapat mengganggu semua fungsi tsb
 THC mengikat reseptor CB1 untuk anandamide, reseptor ini kemudian
memodifikasi aktivitas beberapa enzim intraselular, termasuk cAMP, yang
aktivitasnya mengurangi THC.
 Pada pengkonsumsi ganja kronis, hilangnya reseptor CB1 di arteri otak
mengurangi aliran darah, dan karenanya menurunkan glukosa dan oksigen ke
otak. Hasil utamanya adalah defisit perhatian, kehilangan ingatan, dan
kemampuan belajar terganggu (The Brain, from top to bottom).
 Efek akut ganja bervariasi, termasuk tertawa dan cekikikan, peningkatan nafsu
makan, perubahan persepsi dan mood, dan efek stimulan atau sedatif.
 dosis yang sangat besar, pasien mungkin juga mengalami halusinasi, kegelisahan,
paranoid, kekurangan memori jangka pendek, dan gaya berjalan yang tidak stabil.
 Penggunaan ganja secara intravena dapat menyebabkan kolaps kardiovaskular,
koagulopati intravaskular diseminata, atau kematian. Penurunan memori dan
perhatian telah dikaitkan dengan penggunaan ganja jangka panjang
(UNODC,2014)
Metabolisme
 THC diserap dari saluran pencernaan tapi penyerapannya lambat dan tidak teratur. Namun, HC
dapat diukur dalam plasma dalam hitungan detik setelah menghirup asap ganja pertama. THC
bersifat lipofilik dan terdistribusi secara luas di dalam tubuh. THC dioksidasi menjadi metabolit
aktif 11-hidroksi-D9-THC dan 8b-hidroksi-D9-THC oleh enzim cytochrome P450 hati. Zat tidak
aktif 8a-hidroksi-D9-THC dan 8a, 11-dihidroksi-D9-THC juga terbentuk. Dapat terjadi sirkulasi
metabolit enterohepatik. Metabolit asam mayor, 11-nor-Δ-9-tetrahydrocannabinol-9-
carboxylic acid (9-carboxy-THC) diubah menjadi konjugat mono dan di-glukoronida yang
merupakan bentuk terbanyak yang dikeluarkan dalam urin. Sehingga identifikasi 9-carboxy-
THC dalam urin merupakan indikator terbaik untuk mendeteksi konsumsi kanabis.
Ekskresi
 Waktu paruhnya panjang dapat lebih dari 20 jam sehingga THC terdapat dalam
tubuh dalam waktu lama sampai 12 hari setelah konsumsi terakhir. Pada
pengguna yang jarang, metabolit dapat terdeteksi dalam urin dalam 1-3 hari
tergantung dari metode pemeriksaan, pada pengguna kronis, metabolit dapat
terdeteksi 1 minggu atau lebih
 Hampir 25% dari dosis diekskresikan melalui urin dalam 3 hari, terutama sebagai
glucuronide asam 11-nor-D9-THC-9-carboxylic, bersama-sama dengan bentuk
karboksilat dalam bentuk bebas dan terkonjugasi. D9-THC-O-glucuronide juga
terdeteksi dalam urin. Ditemukannya asam karboksilat dalam urin menunjukkan
indikasi positif penggunaan kanabis yang baru saja dilakukan.
 Rute ekskresi utama adalah melalui faeces, sampai sekitar 65% dari dosis
diekskresikan dalam 5 hari, terutama sebagai 11-hidroksi-D9-THC dan karboksilat
dalam bentuk terkonjugasi. Metabolit D9-THC terdeteksi dalam urin hingga 12 hari
setelah dosis oral tunggal.
 Metabolit D9-THC dapat melintasi plasenta dan didistribusikan ke dalam ASI.
KOKAIN

 Kokain termasuk narkotika golongan I


 Kokain adalah alkaloid dengan nama kimia benzoilmetilecgonin yang didapatkan
dari daun tanaman Erytoxylus coca
 Kokain merupakan salah satu narkotika yang banyak disalahgunakan. Bentuk
yang dihisap disebut “crack” atau kokain base yang bersifat sangat adiktif, dan
efeknya cepat.
 Kokain masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara seperti intra nasal, intra
vena, intra muskuler, oral dan dihirup. Kokain merupakan stimulant yang kuat
terhadap susunan saraf pusat, mempertinggi kesiagaan, mencegah nafsu makan,
menyebabkan keinginan untuk tidur dan euphoria (perasaan senang yang
berlebihan) yang kuat.
 Kokain mengalami metabolisme dalam tubuh, hanya 1% dari dosis yang
dikeluarkan dalam urin dalam bentuk yang tidak berubah. Sebagian besar
metabolit kokain adalah benzoilecgonin (BE, 25-40% dari dosis) dan Ecgonin metil
ester (EME, 18-22% dasi dosis). Sebagian kecil metabolit berupa ecgonin,
merupakan hasil hidrolisis lanjut dari BE dan EME.
 Kokain menimbulkan efek fisik pada tubuh sbagai berikut :
 Masalah jantung, termasuk serangan jantung
 Gangguan respirasi sampai kegagalan pernafasan
 Gangguan sistim syaraf termasuk stroke
 Gangguan pencernaan dan penurunan nafsu makan

 Menggunakan kokain bercampur alkohol akan membentuk komponen berbahaya


yang dikenal sebagai kokaetilen, yang membuat efek eforia menjadi kuat dan
memungkinkan untuk terjadi kematian mendadak.
KOKAIN

 Kokain mempunyai dua bentuk yaitu : kokain hidroklorid dan free base. Kokain
berupa kristal pitih. Rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dari free base. Free
base tidak berwarna/putih, tidak berbau dan rasanya pahit
 Kokain hidroklorida larut dalam air, digunakan dengan cara disuntik atau dihirup.
Bentuk freebase digunakan dengan cara dibakar seperti rokok. Crack adalah nama
jalanan untuk untuk kokain yang dapat dihisap seperti rokok, dengan warna
coklat seperti batu karang.
 Nama jalanan dari kokain adalah koka,coke, happy dust, charlie, srepet, snow salju,
putih. Biasanya dalam bentuk bubuk putih
 Cara pemakaiannya : dengan membagi setumpuk kokain menjadi beberapa
bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau benda-benda yang mempunyai
permukaan datar kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot deperti
sedotan. Atau dengan cara dibakar bersama tembakau yang sering disebut
cocopuff. Ada juga yang melalui suatu proses menjadi bentuk padat untuk dihirup
asapnya yang populer disebut freebasing. Penggunaan dengan cara dihirup akan
berisiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
AMPHETAMINES

 Nama generik amfetamin adalah D-pseudoepinefrin yang disintesa tahun 1887


dan dipasarkan tahun 1932 sebagai decongestan.
 Nama jalannya : seed,meth,crystal,uppers,whizz dan sulphate
 Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan,digunakan
dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet biasanya diminum dengan
air.
AMFETAMIN & METAMFETAMIN

 Amfetamin dan metamfetamin termasuk psikotropika golongan II


 Merupakan senyawa sintetis dengan rumus kimia C9H13N. Amfetamin: biasanya berupa bubuk
atau tablet warna putih dan keabu- abuan, dapat berupa kapsul atau cairan
 rumus kimia metamfetamin C10H15N dengan nama kimia n-methyl-1-phenyl-propan-2-amine.
Biasanya berupa bubuk atau tablet warna putih dan keabu-abuan, dapat berupa kapsul atau
cairan.
 Digunakan dengan cara oral, injeksi, rektal, inhalasi, dengan waktu paruh 9 – 15 jam.
 Selama 10 sampai 15 tahun terakhir, penyalahgunaan ATS (Amphetamine type stimulant), yang
melibatkan amfetamin (amfetamin dan metamfetamin) dan zat dari kelompok "ekstasi"
(MDMA, MDA, MDEA, dll.), telah menjadi masalah global
a. Absorbsi dan distribusi
 cara pemakaian amfetamin secara oral, intravena, rektal, inhalasi, bawah lidah
(sub lingual)
 bioavailabilitas amfetamin oral 20-25 %, nasal 75 %, rektal 95-99%, injeksi
intravena 100 %
 bioavailabilitas metamfetamin oral 62,7%, nasal 79%, rokok 90,3%, rektal 99%,
injeksi intravena 100%
 Kebanyakan derivat amfetamin dengan cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan.
b. Metabolisme dan ekskresi
 Setelah mengkonsumsi dosis oral sebanyak 2,5-15 mg amfetamin, kadar puncak
dalam plasma sebesar 30-170 μg/mL akan dicapai dalam 2 jam, dan waktu paruh
dalam plasma 8-12 jam. Kadar dalam darah yang menyebabkan kematian
biasanya di atas 500 μg/mL.
 Metamfetamin dan Amfetamin mulai terdeteksi dalam urin 20 menit setelah
pemakaian. Amfetamin dikeluarkan dalam bentuk aslinya 20-30%, sedangkan
25% adalah bentuk asam hipurat dan asam benzoat (deaminasi) serta metabolit
terhidroksilasi sebagian sebagai konjugat. Kecepatan dan jumlah zat yang
dikeluarkan dalam bentuk aslinya berganutng pada pH urin. Dalam urin alkali 45%
zat yang dikeluarkan dalam 24 jam, 2% adalah bentuk asli, sedangkan dalam urin
asam, 78% dikeluarkan dalam 24 jam, 68% adalah bentuk bebas.
 Metamfetamin dikeluarkan dalam bentuk aslinya (44%) dan metabolit mayornya
yaitu amfetamin (6-20%) dan 4-hidroksimethamfetamin (10%). Seperti
amfetamin, keasaman urin meningkatkan kecepatan ekskresi dan prosentase zat
dalam bentuk asli yang dikeluarkan.
Ada dua jenis amfetamin :
 MDMA (methylene dioxy methamphetamin), mulai dikenal sekitar tahun 1980
dengan nama Ekstasi atau Ecstacy.
 Nama lain : xtc, fantacy pils, inex, cece, cein
 Terdiri dari berbagai macam jenis antara lain : white doft, pink heart, snow white, petir
yang dikemas dalam bentuk pil atau kapsul
 Methamfetamin ice, dikenal sebagai SHABU. Nama lainnya shabu-shabu. SS, ice,
crystal, crank.
 Penggunakan amfetamin dan metamfetamin pada umumnya dilakukan dengan
cara:
 Dalam bentuk pil diminum per oral
 Dalam bentuk Kristal dibakar dengan menggunakan kertas aluminium foil dan
asapnya dihisap atau dibakar menggunakan botol kaca yang dirancang khusus
(bong)
 Bentuk kristalnya juga dapat dilarutkan dan digunakan secara intra vena.
 Efek dari metamfetamin lebih kuat dibandingkan efek dari amfetamin.
Metamfetamin diketahui lebih bersifat adiktif, dan cenderung mempunyai
dampak yang lebih buruk. Pengguna metamfetamin dilaporkan lebih jelas
menunjukkan gejala ansietas, agresif, paranoia dan psikosis dibandingkan
pengguna amfetamin. Efek psikologis yang ditimbulkan mirip seperti pada
pengguna kokain, tapi berlangsung lebih lama
 Kokain dan amfetamin yang dibakar akan menghasilkan partikel-partikel halus
berdiameter 2-3 mikon yang diserap masuk jauh ke dalam paru-paru. Kadar
puncaknanya dicapa dalam beberap menit, karena itu kekerapan pemakaiannya
adalah setiap 10 - 15 menit
 Kadar dapat dideteksi dalam 5-10 hari.
 Penghentian penggunaan akan menyebabkan tidur dalam (crashing) 10 - 12 jam.
 Kedua zat ini toksik terhadap jantung, saraf, otot, hati, dan ginjal
LSD (LYSERGIC ACID DIETILAMID)

 Termasuk dalam golongan halusinogen,dengan nama jalanan : acid, trips, tabs,


kertas.
 Bentuk yang bisa didapatkan seperti kertas berukuran kotak kecil sebesar
seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar, ada juga yang berbentuk
pil, kapsul.
 Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan
bereaksi setelah 30-60 menit sejak pemakaian dan hilang setelah 8-12 jam.
 Efek halusinogen LSD dapat bertahan 2-12 jam. Selama masa ini kemampuan
pengguna dalam menilai atau mengambil suatu keputusan dapat terganggu,
persepsi visual mengalami distorsi dan dapat mengalami halusinasi (daya nilai
realita terganggu).
 Dampak fisik LSD adalah :
 Dilatasi pupil
 Suhu tubuh meningkat
 Tekanan darah naik
 Halusinasi
 Disorientasi arah, jarak dan waktu
 Efek rasa bisa disebut tripping. Yang bisa digambarkan seperti halusinasi terhadap
tempat. Warna dan waktu. Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu. Hingga
timbul obsesi terhadap halusinasi yang ia rasakan dan keinginan untuk hanyut
didalamnya, menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama-lama
membuat paranoid.
BENZODIAZEPIN

 Benzodiazepin adalah suatu kelompok obat-obatan yang berfungsi sebagai anti


kejang, relaksan otot, hipnotik dan tranqulizer (obat penenang), termasuk
golongan IV psikotropika.
 Kelompok obat ini sering diberikan bersama dengan obat-obatan anti depresan.
Jenis zat golongan benzodiazepin yang paling banyak disalahgunakan yaitu:
diazepam (valium), klordiazepoksid (librium), nitrazepam (mogadon),
bromazepam (lexotan).
Absorbsi dan distribusi
 Benzodiazepin digunakan secara oral, injeksi, dan sublingual. Diabsorbsi secara
cepat dan menyeluruh setelah konsumsi oral dengan puncak kadar plasma dicapai
dalam waktu 30-90 menit. Bioavailabilitas 70% dengan protein binding dalam
plasma masing-masing diazepam (98-99%), desmethyldiazepam (99%),
Metabolisme dan ekskresi
 Benzodiazepin dimetabolisir di hepar dengan reaksi N-demetilasi, 3 hidroksilasi
dan konjugasi asam glukoronat. Metabolit aktif adalah desmetildiazepam serta
oxazepam dan tenazepam dengan waktu paruh 20 – 40 jam. Ekskresi terutama
dalam bentuk metabolitnya dalam urin. Ekskresinya lambat, 71 % dari dosis
terdeteksi di urin, 10 % di feses. Diazepam dan N-desmetildiazepam tetap ada di
dalam darah setelah pemberian dosis dalam waktu yang lama.
BENZODIAZEPIN

 Benzodiazepin sebenarnya adalah salah satu obat yang digunakan sebagai sedatif
hipnotik, anti ansietas, dan anti konvulsan.
 Senyawa-senyawa dari golongan benzodiazepine ini antara lain diazepam,
lorazepam, alprazolam, dan lain-lain.
 Benzodiazepin dalam penyalahgunaannya sering disebut pil koplo.
 Benzodiazepin yang sering disalahgunakan adalah Lexotan (lexo), BK, rohypnol
(rohip), dumolid (dumo), mogadon (MG) dan lain-lain.
BENZODIAZEPIN
Efek jangka pendek Efek jangka panjang

 mengantuk, letargi, kelelahan, pandangan kabur, mulut  toleransi terhadap efek sedatif/hipnotik
kering, sakit kepala, kelemahan otot atau hipotoni,
gerakan yang tidak terkoordinasi, penurunan reaksi dan psikomotor
terhadap waktu dan ataksia, depresi, nistagmus, vertigo,
disarthria, bicara cadel/tidak jelas  emosi yang “tumpul” (ketidakmampuan
 penurunan fungsi kognisi dan memori (terutama merasa bahagia atau duka sehubungan
amnesia anterograde) kebingungan dengan hambatan terhadap emosi)
 euforia paradoksal, rasa girang, tidak dapat beristirahat,
hipomania dan perilaku  siklus menstruasi tidak teratur,
 inhibisi yang ekstrim (terutama pengguna dosis tinggi pembesaran payudara
dapat merasa tidak dapat dilukai, kebal terhadap
serangan atau pukulan dan merasa dirinya tidak dapat  ketergantungan (dapat terjadi setelah 3
dilihat orang sekitarnya) sampai 6 bulan dalam dosis terapi
 efek potensiasi dengan napza depresan susunan syaraf
pusat lainnya, misal
 alkohol dan opioid yang dapat meningkatkan risiko
penekanan pernapasan
INHALASI

 Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup.


 Contohnya :
 Aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tiner,uap bensin.
 Biasanya digunakan secara coba-coba oleh anak dibawah umur golongan kurang
mampu/ anak jalanan
 Efek farmakologi yang ditimbulkan : aritmia jantung, hipoksia, hiperefleksia,
neuropati, atrofi otak, dan kerusakan ginjal
Inhalan digolongkan atas 4 kategori, yaitu :
 Volatile solvents, contohnya larutan pembersih cat kuku, minyak cat (thinners),
lem
 Aerosol : penyemprot rambut, deodorant, dan lain-lain
 Gas : gas pemantik api, chloroform , halotan, dan nitrogen oksida (gas ketawa)
 Nitrit : nitrit organik yang mudah menguap seperti cyclohexil.
 Dalam 2-3 jam setelah pemakaian timbul ilusi visual, penyimpangan persepsi
visual berupa mikropsia atau makropsia.
 Efek akan mulai berakhir setelah 12 jam.
ALKOHOL

 Alkohol diperoleh dari hasil peragian atau fermentasi madu, gula, sari buah atau
umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi
dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih
tinggi bahkan mencapai 100%.
 Berdasarkan Peraturan Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan Nomor. 14
Tahun 2016 tentang Minuman Beralkohol, minuman berakohol digolongkan
menjadi 3 yaitu golongan A; dengan kadar etanol 0%-5% (contoh:bir), golongan
B; kadar etanol 5%-20% (contoh: minuman anggur atau wine) dan golongan C;
kadar etanol 20%-55% (contoh: Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny
Walker).
Absorbsi dan distribusi
 Etanol bersifat larut air maupun lipida dengan volume distribusi mendekati air.
Etanol cepat diserap dari saluran pencernaan dalam waktu 30 sampai 60 menit
setelah konsumsi. Etanol terdistribusi ke seluruh cairan tubuh dan jaringan,
dengan mudah melintasi sawar darah dan plasenta. Rata-rata volume distribusi
berkisar antara 0,56 sampai 0,72 L / kg.
 Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit. Setelah diserap,
etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh. Alkohol terdeteksi di
dalam darah, urin dan nafas seseorang yang baru mengkonsumsi alkohol.
 Kandungan alkohol pada alveoli paru-paru bisa digunakan untuk menggambarkan
tingkat kandungan alkohol di dalam darah.
 Kecepatan penyerapan alkohol bervariasi pada setiap orang, umumnya
konsentrasi maksimal dalam darah dicapai 1/2 jam - 1 jam setelah minum dan
tergantung pada konsentrasi alkohol yang dikonsumsi, yang paling cepat 20% v/v.
 Konsentrasi maksimum alkohol dalam darah tergantung dari beberapa faktor
antara lain: dosis total, kekuatan larutan, jarak waktu setelah mengkonsumsi,
jarak waktu antara makan dan minum, jenis makanan yang dimakan, berat badan,
kesehatan individual dan tingkat metabolisme dan ekskresi.
Metabolisme dan ekskresi
 Metabolisme etanol dimulai di sel gastrointestinal oleh dehidrogenase alkohol
mukosa lambung. Aktivitas dehidrogenase alkohol lambung ini berkurang pada
wanita, pada orang tua dengan gastritis atrofi, dan pada pasien yang
menggunakan obat seperti aspirin dan histamin-2 blocker, menghasilkan
peningkatan kadar etanol pada individu-individu ini. Sebagian besar metabolisme
terutama melalui dua sistem enzim hati: (1) alkohol dehidrogenase (ADH), yang
umumnya merupakan mekanisme utama, dan (2) sistem pengoksidasi etanol
microsomal (mycrosom ethanol oxidation system=MEOS), yang dapat diinduksi
dan memungkinkan peminum kronis untuk menurunkan etanol pada kadar tinggi.
Sistem ketiga, jalur katalase peroksidase, hanya memiliki peran minimal pada
manusia. Karena metabolisme dalam mukosa dan hati, dosis etanol oral akan
menghasilkan kadar etanol darah lebih rendah daripada dosis setara yang
diberikan secara intravena.
 Sistem dehidrogenase alkohol (jalur metabolisme utama) menggunakan alkohol
dehidrogenase untuk mengoksidasi etanol menjadi asetaldehida dan kemudian
aldehid dehidrogenase untuk mengoksidasi asetaldehida menjadi asetat (Gambar
5.8). Asetat akhirnya menjadi asetil koenzim A (asetil-KoA), yang kemudian
memasuki siklus Krebs, mengalami pembentukan badan keton, atau disintesis
menjadi asam lemak. Asetat juga diubah menjadi aseton. Selama proses oksidatif
ini, nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+) direduksi menjadi NADH, sehingga
mengubah potensial redoks sitosol (rasio NADH/NAD+). Perubahan rasio
NADH/NAD+ merusak proses oksidatif seluler, seperti konversi laktat menjadi
piruvat dan glukoneogenesis. Karena glukoneogenesis sangat penting untuk
mempertahankan homeostasis glukosa serum, kelainan metabolik yang dalam
seperti asidosis, hipoglikemia, dan lainnya.
 Ketika alkohol diserap ke dalam aliran darah, maka eliminasi alkohol akan segera
terjadi melalui proses ekskresi dan metabolisme. Sekitar 90% - 98% alkohol yang
dikonsumsikan akan dimetabolisme oleh sistem enzim hati menjadi bentuk
karbondioksida dan air. Sebanyak 2% - 8% diekskresikan melalui paru-paru, urin,
saliva, air mata dan pernafasan. Alkohol juga diketahui dapat diekskresikan
melalui air susu.
 Proses eliminasi mengikuti zero order kinetics, artinya laju eliminasi berbanding
lurus dan tidak bergantung pada jumlah alkohol di dalam tubuh. Akan tetapi,
ketika kadar maksimum alkohol di dalam darah tercapai, maka laju atau nilai
pengurangan dari tingkat tersebut tetap konstan. Laju eliminasi berbeda - beda
pada setiap individu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan "minum" dari individu yang
bersangkutan.
Toksisitas
 Etanol adalah depresan SSP, namun mungkin memiliki efek bervariasi pada
individu. Pada awal keracunan akut, efek stimulasi paradoks dengan euforia,
pusing, dan hilangnya penghambatan dapat terjadi. Hal ini karena etanol secara
selektif menekan korteks serebral, mengganggu konsentrasi dan penilaian.
Depresi pusat kontrol penghambatan menghasilkan perilaku rangsang dan
kehilangan pengekangan. Jika terjadi intoksikasi (kadar dalam serum sekitar 150
mg/dL pada peminum), depresi SSP menjadi umum, menyebabkan ataksia, bicara
tidak jelas, dan sedasi. Hal ini dapat terjadi koma (kadar dalam serum biasanya >
200 mg/dL), hilangnya refleks perlindungan, disfungsi otonom, hipotermia, dan
kematian (umumnya pada kadar etanol serum > 400 mg/dL).
ARILSIKLOHEKSILAM/PCP
(PHENCYCLIDINE)
 PCP dikenal dengan nama jalanan sebagai : angel dust, supergrass, killer weed,
KJ, embalming fluid, rocket fuel dan sherms.
 Biasanya digunakan bersama rokok atau marijuana dengan cara dihisap seperti
rokok.
 PCP merupakan zat halusinogen, yang mempunyai sekitar 50 nama alias yang
menggambarkan efek bizarre sampai efek volatilnya.
 PCP seringkali menggantikan mescaline, LSD, THC atau kokain
 Efek farmakologiknya bisa berupa stimulansia SSP atau depresan SSP,
halusinogen, dan analgesi
TEMBAKAU

 Tembakau digunakan dalam bentuk rokok, cerutu, tembakau pipa, tembakau


kunyah dan susur.
 Paling umum adalah penggunaan rokok baik rokok putih, kretek maupun cerutu.
 Zat berbahaya bagi kesehatan yang dikandung rokok adalah nikotin, carbon
monoksida dan hidrogen sianida yang diserap tubuh melalui paru-paru.
 Tembakau bersifat stimulan dan depresan. Perokok pemula akan mengalami
euforia, kepala terasa melayang, pusing, pening, debar jantung dan pernafasan
meningkat . perokok kronis akan kurang peka terhadap cita rasa dan penciuman.
 Masalah medik terkait pengguna tembakau jangka panjang adalah gangguan
pada sitim pernafasan, jantung dan pembuluh darah, kanker, sistim pencernaan,
gangguan makan dan reaksi alergi. Penggunaan tembakau kunyah dan hidu, juga
mengganggu kesehatan seperti lesi mulut dan kanker
TOKSIDROM NAPZA
TOXIDROMES

 Toxidromes  Toxic Syndromes


 A toxidrome is a clinical constellation of signs and symptoms that is very
suggestive of a particular poisoning or category of intoxication
POSTULAT PARACELCUS

 “All substances are poisons; there is none which is not a poison. The right dose
differentiates a poison from a remedy”

 "Semua zat adalah racun, tidak ada yang bukan racun. Dosis yang tepat yang
membedakan racun dari obat."
TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA

 Pemakaian coba-coba (experimental use), yaitu pemakaian NAPZA yang


tujuannya ingin mencoba,untuk memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian pemakai
berhenti pada tahap ini, dan sebagian lain berlanjut pada tahap lebih berat.
 Pemakaian sosial/rekreasi (social/recreational use) : yaitu pemakaian NAPZA
dengan tujuan bersenang-senang,pada saat rekreasi atau santai. Sebagian
pemakai tetap bertahan pada tahap ini,namun sebagian lagi meningkat pada
tahap yang lebih berat
 Pemakaian Situasional (situasional use) : yaitu pemakaian pada saat mengalami
keadaan tertentu seperti ketegangan, kesedihan, kekecewaaqn, dan sebagainnya,
dengan maksud menghilangkan perasaan-perasaan tersebut.
 Penyalahgunaan (abuse): yaitu pemakaian sebagai suatu pola penggunaan yang
bersifat patologik/klinis (menyimpang) yang ditandai oleh intoksikasi sepanjang
hari, tak mampu mengurangi atau menghentikan, berusaha berulang kali
mengendalikan, terus menggunakan walaupun sakit fisiknya kambuh. Keadaan ini
akan menimbulkan gangguan fungsional atau okupasional yang ditandai oleh tugas
dan relasi dalam keluarga tak terpenuhi dengan baik, perilaku agresif dan tak wajar,
hubungan dengan kawan terganggu, sering bolos sekolah atau kerja, melanggar
hukum atau kriminal dan tak mampu berfungsi secara efektif.
 Ketergantungan (dependence use) : yaitu telah terjadi toleransi dan gejala putus
zat, bila pemakaian NAPZA dihentikan atau dikurangi dosisnya.
 Selain toksisitas  istilah toleransi, habituasi dan adiksi.
 toleransi  ketergantungan

KETERGANTUNGAN vs KETAGIHAN

 ketergantungan (dependence) lebih mengacu kepada ketergantungan fisik,


sedangkan untuk ketergantungan secara psikis istilahnya adalah ketagihan
(addiction).
TOLERANSI

Toleransi obat sendiri dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :


 toleransi farmakokinetik
 toleransi farmakodinamik
 toleransi yang dipelajari (learned tolerance)
TOLERANSI FARMAKOKINETIKA

 Toleransi farmakokinetika @ perubahan distribusi a/ metabolisme su obat


setelah pemberian berulang, shg dosis obat yang diberikan menghasilkan kadar
dalam darah yg semakin berkurang dibandingkan dgn dosis yg sama pd
pemberian pertama kali
 Mekanisme yg paling umum @ peningkatan kecepatan metabolisme obat tsb
 Contoh obat golongan barbiturat  menstimulasi produksi enzim sitokrom P450
yg memetabolisir obat, shg metabolisme a/ degradasinya sendiri ditingkatkan.
Karenanya, seseorang akan membutuhkan dosis obat yang semakin meningkat
untuk mendapatkan kadar obat yang sama dalam darah atau efek terapetik yang
sama.
TOLERANSI FARMAKODINAMIKA

 Toleransi farmakodinamika  merujuk pada perubahan adaptif yg terjadi di


dalam sistem tubuh yang dipengaruhi oleh obat, sehingga respon tubuh terhadap
obat berkurang pada pemberian berulang
 Contoh : obat golongan benzodiazepine, di mana reseptor obat dalam tubuh
mengalami desensitisasi, sehingga memerlukan dosis yang makin meningkat
pada pemberian berulang untuk mencapai efek terapetik yang sama
LEARNED TOLERANCE

 Toleransi yang dipelajari (learned tolerance) @ pengurangan efek obat dgn


mekanisme yg diperoleh karena adanya pengalaman terakhir
 Kebutuhan dosis obat yg makin meningkat dpt menyebabkan ketergantungan
fisik, di mana tubuh telah beradaptasi dengan adanya obat, & akan menunjukkan
gejala putus obat (withdrawl symptom) jika penggunaan obat dihentikan
ADIKSI

 adiksi atau ketagihan obat ditandai dengan adanya dorongan, keinginan untuk
menggunakan obat walaupun tahu konsekuensi negatifnya. Obat-obat yang
bersifat adiktif umumnya menghasilkan perasaan euphoria yang kuat dan reward,
yang membuat orang ingin menggunakan dan menggunakan obat lagi.
 Adiksi obat lama kelamaan akan membawa orang pada ketergantungan fisik juga
MEKANISME TERJADINYA ADIKSI

 system reward  makanan, air, sex, kasih sayang, yang membuat orang
merasakan senang ketika makan, minum, disayang, dll. Bisa juga berasal dari
obat-obatan.
 Pengaturan perasaan dan perilaku ini ada pada jalur tertentu di otak, yang disebut
reward pathway
Reward pathway :
ventral tegmental area (VTA),
nucleus accumbens, dan
prefrontal cortex.

reward pada otak dan lokasi pengaruh obat


(Sumber: The Brain, from Top to Bottom)
PENYALAHGUNAAN NAPZA adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis
NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.
KETERGANTUNGAN NAPZA adalah keadaan ketergantungan fisik dan psikis,
sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (toleransi),
apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus zat
(withdrawal symptom).
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN
NAPZA
1. Perubahan Fisik
 Gejala fisik yang terjadi tergantung jenis zat yang digunakan, tapi secara
umum dapat digolongkan sebagai berikut :
 Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak
acuh), mengantuk, agresif,curiga
 Overdosis : nafas sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas
lambat/berhenti, meninggal.
 Bila sedang ketagihan (putus zat/sakau) : mata dan hidung berair,menguap terus
menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga malas mandi,kejang, kesadaran
menurun.
 Pengaruh jangka panjang, penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan dan
kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian
tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik)
2. Perubahan Sikap dan Perilaku
 Prestasi sekolah menurun,sering tidak mengerjakan tugas sekolah,sering
membolos,pemalas,kurang bertanggung jawab.
 Pola tidur berubah,begadang,sulit dibangunkan pagi hari,mengantuk dikelas atau tampat
kerja.
 Sering berpegian sampai larut malam,kadang tidak pulang tanpa memberi tahu lebih dulu
 Sering mengurung diri, berlama-lama dikamar mandi, menghindar bertemu dengan anggota
keluarga lain dirumah
 Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal oleh keluarga,kemudian
menghilang
 Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau milik keluarga,
mencuri, mengomengompas terlibat tindak kekerasan atau berurusan dengan polisi.
 Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar sikap bermusuhan, pencuriga,
tertutup dan penuh rahasia
PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Ada beberapa peralatan yang dapat menjadi petunjuk bahwa seseorang mempunyai
kebiasaan menggunakan jenis NAPZA tertentu. Biasanya terdapat benda antara lain :
 Jarum suntik insulin ukuran 1 ml,kadang-kadang dibuang pada saluran air di kamar mandi,
 Botol air mineral bekas yang berlubang di dindingnya,
 Sedotan minuman dari plastik
 Gulungan uang kertas,yang digulung untuk menyedot heroin atau kokain,
 Kertas timah bekas bungkus rokok atau permen karet, untuk tempat heroin dibakar.
 Kartu telepon,untuk memilah bubuk heroin,
 Botol-botol kecil sebesar jempol,dengan pipa pada dindingnya
PEMERIKSAAN FISIK

1. Fisik
 Adanya bekas suntikan sepanjang vena di lengan,tangan kaki bahkan pada tempat-
tempat tersembunyi misalnya dorsum penis.
 Pemeriksaan fisik terutama ditijikan untuk menemukan gejala
intoksikasi/ioverdosis/putus zat dan komplikasi medik seperti Hepatitis, Eudokarditis,
Bronkoneumonia, HIV/AIDS dan lain-lain.
 Perhatikan terutama : kesadaran, pernafasan, tensi, nadi pupil,cara jalan, sklera ikterik,
conjunctiva anemis, perforasi septum nasi, caries gigi, aritmia jantung, edema paru,
pembesaran hepar dan lain-lain
2. Psikiatrik
 derajat kesadaran
 daya nilai realitas
 gangguan pada alam perasaan (misal cemas, gelisah, marah, emosi labil, sedih, depresi,
euforia)
 gangguan pada proses pikir (misalnya waham, curiga, paranoid, halusinasi)
 gangguan pada psikomotor (hipperaktif/ hipoaktif, agresif gangguan pola tidur, sikap
manipulatif dan lain-lain)
3. Penunjang
a. Analisa Urin
 Bertujuan untuk mendeeteksi adanya NAPZA dalam tubuh (benzodiazepin, barbiturat,
amfetamin, kokain, opioida, kanabis)
 Pengambilan urine hendaknya tidak lebih dari 24 jam dari saat pemakaian zat terakhir dan
pastikan urine tersebut urine pasien
b. Penunjang lain
 Untuk menunjang diagnosis dan komplikasi dapat pula dilakukan pemeriksaan
 Laboratirium rutin darah,urin
 EKG, EEG
 Foto toraks
 Dan lain-lain sesuai kebutuhan (HbsAg, HIV, Tes fungsi hati, Evaluasi Psikologik, Evaluasi Sosial)
 Dalam ICD-10, ketergantungan NAPZA digolongkan dalam mental and behavioral
disorders due to psychoactive subsstance use
 Ketergantungan NAPZA secara klinis memberikan gambaran yang berbeda-beda
dan tergantung banyak faktor,antara lain :
 Jumlah dan jenis NAPZA yang digunakan
 Keparahan (severrity) gangguan dan sejauh mana level fungsi keperibadian terganggu
 Kondisi psiikiatri dan medis umum
 Konteks sosial dan lingkungan pasien dimana dia tinggal dan diharapkan
kesembuhannya
TERAPI DAN REHABILITASI
TERAPI MEDIS ( TERAPI ORGANO-
BIOLOGI)
1. TERAPI TERHADAP KEADAAN INTOKSIKASI
 Intoksikasi opioida :
 Beri Naloxone HC 1 0,4 mg IV, IM atau SC dapat pula diulang setelah2-3 menit sampai
2-3 kali
 Intoksikasi kanabis (ganja):
 Ajaklah bicara yang menenangkan pasien.
 Bila perlu beri : Diazepam 10-30 mg oral atau parenteral, Clobazam 3x10 mg.
 Intoksikasi kokain dan amfetamin
 Beri Diazepam 10-30 mg oral atau pareteral,atau Klordiazepoksid 10-25 mg oral atau
Clobazam 3x10 mg. Dapat diulang setelah 30 menit sampai 60 menit.
 Untuk mengatasi palpitasi beri propanolol 3x10-40 mg oral
 Intoksikasi alkohol :
 Mandi air dingin bergantian air hangat
 Minum kopi kental
 Aktivitas fisik (sit-up,push-up)
 Bila belum lama diminum bisa disuruh muntahkan
 Intoksikasi sedatif-hipnotif (Misal : Valium,pil BK, MG,Lexo,Rohip):
 Melonggarkan pakaian
 Membarsihkan lender pada saluran napas
 Bila oksigen dan infus garam fisiologis
2. TERAPI TERHADAP KEADAAN OVER DOSIS
 Usahakan agar pernapasan berjalan lancar, yaitu :
 Lurus dan tengadahkan (ekstenikan) leher kepada pasien (jika diperlukan dapat
memberikan bantalan dibawah bahu)
 Kendurkan pakaian yang terlalu ketat
 Hilangkan obstruksi pada saluran napas
 Bila perlu berikan oksigen
 Usahakan agar peredaran darah berjalan lancar
 Bila jantung berhenti, lakukan masase jantung eksternal,injeksi adrenalin 0.1-0.2 cc I.M
 Bila timbul asidosis (misalnya bibir dan ujung jari biru,hiperventilasi) karena sirkulasi
darah yang tidak memadai, beri infus 50 ml sodium bikarbonas
 Pasang infus dan berikan cairan (misalnya : RL atau NaC1 0.9 %) dengan
kecepatan rendah (10-12 tetes permenit) terlebih dahulu. Tambahkan kecepatan
jika ada tanda dehidrasi.
 Lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat kemungkinan adanya
perdarahan atau trauma yang membahayakan
 Observasi terhadap kemungkinan kejang. Bila timbul kejang berikan diazepam 10
mg melalui IV atau perinfus dan dapat diulang sesudah 20 menit jika kejang belum
teratasi.
 Bila ada hipoglikemi, beri 50 ml glukosa 50% IV
3. TERAPI PADA SINDROM PUTUS ZAT
 Terapi putus zat opioida
 Terapi ini sering dikenal dengan istilah detoksifikasi.
 Terapi detoksifikasi dapat dilakukan dengan cara berobat jalan maupun rawat inap.
 Lama program terapi detoksifikasi berbeda-beda :
 1-2 minggu untuk detoksifikasi konvensional
 24-48 jam untuk detoksifikasi opioid dalam anestesi cepat (Rapid Opiate Detoxification
Treatment)
 Detoksifikasi hanyalah merupakan langkah awal dalam proses penyembuhan dari
penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA
 Beberapa jenis cara mengatasi putus opioida :
 Tanpa diberi terapi apapun,putus obat seketika (abrupt withdrawal atau cold
turkey). Terapi hanya simptomatik saja :
 Untuk nyeri diberi analgetika kuat seperti : Tramadol, Analgetik non-narkotik,asam
mefenamat dan sebagainya
 Untuk rhinore beri dekongestan,misalnya fenilpropanolamin
 Untuk mual beri metopropamid
 Untuk kolik beri spasmolitik
 Untuk gelisah beri antiansietas
 Untuk insomnia beri hipnotika,misalnya golongan benzodiazepin
 Terapi putus opioida bertahap (gradual withdrawal)
 Dapat diberi morfin,petidin,metadon atau kodein dengan dosis dikurangi sedikit demi
sedikit. Misalnya yang digunakan di RS
 Ketergantungan Obat Jakarta, diberi kodein 3 x 60 mg – 80 mg selanjutnya dikurangi 10
mg setiap hari dan seterusnya.
 Disamping itu diberi terapi simptomatik
 Terapi putus opioida dengan substitusi non opioda
 Dipakai Clonidine dimulai dengan 17 mikrogram/kg BB perhari dibagi dalam 3-4 kali
pemberian. Dosis diturunkan bertahap dan selesai dalam 10 hari
 Sebaiknya dirawat inap (bila sistole < 100 mmHg atau diastole < 70 mmHg), terapi harus
dihentikan.
 Terapi putus opioida dengan metode Detoksifikasi cepat dalam anestesi (Rapid
Opioid Detoxification).
 Prinsip terapi ini hanya untuk kasus single drug opiat saja,di lakukan di RS dengan
fasilitas rawat intensif oleh Tim Anestesiolog dan Psikiater, dilanjutkan dengan terapi
menggunakan anatagonist opiat (naltrekson) lebih kurang 1 tahun.
 Terapi putus zat sedative/hipnotika dan alkohol
 Harus secara bertahap dan dapat diberikan Diazepam. Tentukan dahulu test toleransi
dengan cara :
 Memberikan benzodiazepin mulai dari 10 mg yang dinaikan bertahap sampai terjadi
gejala intoksikasi.
 Selanjutnya diturunkan kembali secara bertahap 10 mg perhari sampai gejala putus zat
hilang.
 Terapi putus Kokain atau Amfetamin
 Rawat inap perlu dipertimbangkan karena kemungkinan melakukan percobaan bunuh
diri. Untuk mengatasi gejala depresi berikan anti depresi.
 Terapi untuk waham dan delirium pada putus NAPZA
 Pada gangguan waham karena amfetamin atau kokain berikan Inj. Haloperidol 2.5-5 mg
IM dan dilanjutkan peroral 3x2,5-5 mg/hari.
 Pada gangguan waham karena ganja beri Diazepam 20-40 mg IM
 Pada delirium putus sedativa/hipnotika atau alkohol beri Diazepam seperti pada terapi
intoksikasi sedative/hipnotika atau alkohol
 Terapi putus opioida pada neonatus
 Gejala putus opioida pada bayi yang dilahirkan dari seorang ibu yang mengalami
ketergantungan opioida, timbul dalam waktu sebelum 48-72 jam setelah lahir.
Gejalanya antara lain : menangis terus(melengking), gelisah,sulit tidur,diare,tidak mau
minum, muntah, dehidrasi, hidung tersumbat, demam, berkeringat.
 Berikan infus dan perawatan bayi yang memadai.
 Selanjutnya berikan Diazepam 1-2 mg tiap 8 jam setiap hari diturunkan bertahap,
selesai dalam 10 hari
4. TERAPI TERHADAP KOMORBIDITAS
 Setelah keadaan intoksikasi dan sindroma putus NAPZA dapat teratasi, maka perlu dilanjutkan dengan terapi terhadap
gangguan jiwa lain yang terdapat bersama-sama dengan gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
psikoaktif (co-morbid psychopathology), sebagai berikut :
 Psikofarmakologis yang sesuai dengan diagnosis
 Psikoterapi individual
 Konseling : bila dijumpai masalah dalam komonikasi interpersonal
 Psikoterapi asertif : bila pasien mudah terpengaruh dan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan yang bijaksana
 Psikoterapi kognitif : bila dijumpai depresi psikogen

 Psikoterapi kelompok
 Terapi keluarga bila dijumpai keluarga yang patologik
 Terapi marital bila dijumpai masalah marital
 Terapi relaksasi untuk mengatasi ketegangan
 Dirujuk atau konsultasi ke RS Umum atau RS Jiwa
5. TERAPI TERHADAP KOMPLIKASI MEDIK
 Terapi disesuaikan dengan besaran masalah dan dilaksanakan secara terpadu
melibatkan berbagai disiplin ilmu kedokteran.
 Misalnya :
 Komplikasi Paru dirujuk ke Bagian Penyakit Paru
 Komplikasi Jantung di rujuk ke Bagian Penyakit Jantung atau Interna/Penyakit Dalam
 Komplikasi Hepatitis di rujuk ke Bagian Interna/Penyakit Dalam
 HIV/AIDS dirujuk ke Bagian Interna atau Pokdisus AIDS
 Dan lain-lain.
6. TERAPI MAINTENANCE (RUMATAN)
 Terapi maintenance/rumatan ini dijalankan pasca detoksifikasi dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya komplikasi medis serta tidak kriminal.
 Secara medis terapi ini dijalankan dengan menggunakan :
 Terapi psikofarmaka,menggunakan Naltrekson (Opiat antagonis), atau Metadon
 Terapi perilaku, diselenggarakan berdasarkan pemberian hadiah dan hukum
 Self-help group,didasarkan kepada beberapa fillosofi antara lain : 12steps
REHABILITASI

 Setelah selesai detoksifikasi, penyalahguna NAPZA perlu menjalani Rehabilitasi.


Kenyataan menunjukkan bahwa mereka yang telah selesai menjalani
detoksifikasi sebagian besar akan mengulangi kebiasaan menggunakan NAPZA,
oleh karena rasa rindu (craving) terhadap NAPZA yang selalu terjadi.
 Dengan Rehabilitasi diharapkan pengguna NAPZA dapat :
 Mempunyai motivasi untuk tidak menyalahgunakan NAPZA lagi ;
 Mampu menolak tawaran penyalahgunakan NAPZA;
 Pulih kepercayaan dirinya,hilang rasa rendah dirinya;
 Mampu mengelola waktu dan berubah perilaku sehari-hari dengan baik;
 Dapat berkonsentrasi untuk belajar atau bekerja;
 Dapat diterima dan dapat membawa diri dengan baik dalam pergaulan di
lingkungannya.
BEBERAPA BENTUK
PROGRAM/PENDEKATAN REHABILITASI
1. Program Antagonis Opiat (Naltrexon)
 Setelah detoksifikasi (dilepaskan dari ketergantungan fisik) terhadap opioid
(heroin/putauw/PT) penderita sering mengalami keadaan rindu yang sangat kuat
(craving) terhadap efek heroin.
 Antagonis opiat (Naltrexon HCI,) dapat mengurangi kuatnya dan frekuensi datangnya
perasaan rindu itu. Apabila pasien menggunakan opiat lagi,ia tidak merasakan efek
euforiknya sehingga dapat terjadi overdosis. Oleh karena itu perlu seleksi dan
psikoterapi untuk membangun motivasi pasien yang kuat sebelum memutuskan
pemberian antagonis. Antagonis opiat diberikan dalam dosis tunggal 50 mg sekali
sehari secara oral, selama 3- 6 bulan. Karena hepatotoksik, perlu tes fungsi hati secara
berkala.
2. Program Metadon
 Metadon adalah opiat sintetik yang bisa dipakai untuk menggantikan heroin yang dapat
diberikan secara oral sehingga mengurangi komplikasi medik.
 Program ini masih kontroversial, di Indonesia program ini masih berupa uji coba di
RSKO
3. Program yang berorientasi psikososial
 Program ini menitik beratkan berbagai kegiatannya pada terapi psikologik (kognitif,
perilaku, suportif, asertif, dinamika kelompok, psikoterapi individu, desensitisasi dan
lain-lain) dan keterampilan sosial yang bertujuan mengembangkan keperibadian dan
sikap mental yang dewasa, serta meningkatkan mutu dan kemampuan komunikasi
interpersonal
 Psikoterapi yang menggunakan sasaran pencegahan relaps seperti :
 Cognitivi Behaviour Therapy dan Relaps Prevention Training
 Supportive Expressive Psychotherapy
 Psychodrama,art-therapy adalah psikoterapi yang dijalankan secara individual
4. Therapeutic Community
 berupa program terstruktur yang diikutu oleh mereka yang tinggal dalam sutu tempat.
Dipimpin oleh bekas penyalahguna yang dinyatakan memenuhi syarat sebagai
konselor, setelah melalui pendidikan dan latihan. Tenaga profesional hanya sebagai
konsultan saja.
 penderita dilatih keterampilan mengelola waktu dan perilakunya secara efektif serta
kehidupannya sehari-hari, sehingga dapat mengatasi keinginan memakai NAPZA atau
sugesti (craving) dan mencegah relap.
5. Program yang berorientasi Sosial
 Program ini memusatkan kegiatan pada keterampilan sosial, sehingga mereka dapat
kembali kedalam kehidupan masyarakat yang normal,termasuk mampu bekerja.
6. Program yang berorientasi kedisiplinan
 Program ini menerapkan modifikasi behavioral atau perilaku dengan cara melatih hidup
menurut aturan disiplin yang telah ditetapkan.
7. Program dengan Pendekatan Religi atau Spiritual
 Pesantren dan beberapa pendekatan agama lain melakukan trial and error untuk
menyelenggarakan rehabilitasi ketergantungan NAPZA
8. Lain-lain
 The 12 step Recovery Philosophy, Rational Recovery, dll.
PROGRAM PASCA RAWAT (AFTER CARE)

 Setelah selesai mengikuti suatu program rehabilitasi, penyalahguna NAPZA


masih harus mengikuti program pasca rawat (After care) untuk memperkecil
kemungkinan relaps (kambuh). Setiap tempat/panti rehabilitasi yang baik
mempunyai program pasca rawat ini.
RUJUKAN

a. Jika pasien yang tak dapat diatasi, sebaiknya dirujuk ke dokter ahli yang sesuai
atau dirujuk untuk rawat inap di rumah sakit (misalnya : RS Umum/Swasta,RS
Jiwa,RSKO). Atau ke pusat rehabilitasi.
b. Pasien juga dapat dirujuk hanya untuk konsultasi atau meminta pemeriksaan
penunjang saja, seperti pemeriksaan laboratorium (tes urun), pemeriksaan
radio-diagnostik, elektro diagnostik, maupun test psikologik (IQ, keperibadian,
bakat, minat).

Anda mungkin juga menyukai