Anda di halaman 1dari 24

SINDROM

PERIMENOPAUSE
DR. Dr. FATMAWATI MADYA., SpOG (K-Fer)
Definisi
 Disebut juga klimakterium
 Menurut WHO: definisi perimenopause
adalah 2-8 tahun sebelum menopause dan 1
tahun setelah berakhirnya haid.
 Definisi kerja yang lebih baik seperti yang
dikatakan Dr. Bachman dkk pada suatu
seminar perimenopause, yaitu: suatu fase
sebelum menopause yang umumnya terjadi
antara umur 40-50 tahun, dimana terjadi
transisi dari siklus haid yang teratur menjadi
suatu bentuk siklus yang tidak teratur dan
periode amenore yang berhubungan dengan
perubahan hormonal
DEFINISI
Perimenopause adalah periode transisi dari
kematangan seksual hingga terhentinya
kemampuan reproduksi. (Sherwood)

Perimenopause adalah suatu masa peralihan


menopause yang terjadi beberapa tahun sebelum
menopause yakni meliputi perubahan dari siklus –
siklus ovulatorik menjadi an-ovulatorik dengan
tanda ketidakteraturan siklus haid (Pustaka
sarwono)
 Perimenopause ditandai dengan
terjadinya perubahan kearah
menopause, yang berkisar antara 2-
8 tahun, ditambah dengan 1 tahun
setelah menstruasi terakhir. (WHO)
 Tidak diketahui secara pasti untuk
mengukur berapa lama fase
perimenopause berlangsung
Epidemiologi
 wanita memasuki masa perimenopuse pada
usia 40 tahun dan akan mengalami menopause
pada usia 51,5 tahun
 Kurang lebih 70% wanita usia peri dan
pascamenopause mengalami keluhan
vasomotor, keluhan psikis, depresi, dan
keluhan lainnya dengan derajat berat-ringan
yang berbeda-beda pada setiap individu.
 Keluhan tersebut akan mencapai puncaknya
pada saat menjelang dan setelah menopause
kemuadian berangsur-angsur berkurang seiring
dengan bartambahnya usia dan tecapainya
keseimbangan hormon pada masa senium
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
 Perubahan dari masa ovarium, yang
secara keseluruhan dipengaruhi oleh
umur/penuaan
 Fisiologis : terjadi periode menstruasi yg
tak teratur akibat fluktuasi hormon,
terutama FSH yg meningkat , akibat
berkurangnya folikel primer dan oocytes
serta inhibin B. Juga menurunnya kadar
progesteron dan estrogen  dgn catatan
tanpa ada nya kelainan patologis
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

 Usia  keseimbangan hormon


 Aktifitas fisik
 Faktor sosioekonomi
 Indeks massa tubuh
 Merokok
 Status perkawinan
 Alat kontrasepsi
GAMBARAN KLINIS
a.   Siklus menjadi pendek (2-7 hari)
b.   Perubahan bentuk perdarahan
Menstruasi –  Mula-mula banyak (akibat siklus anovulatoar) kemudian
menjadi sedikit
tidak teratur
–  Spotting
–  Perdarahan yang banyak, lama atau perdarahan
intermenstrual

–     Hot flushes
Ketidakstabilan –     Keringat malam
vasomotor –     Gangguan tidur

- Depresi
Perubahan -     Irritabilitas
-     Perubahan mood
psikologis
-     Kurang konsentrasi, pelupa.
GAMBARAN KLINIS
- Kejadian gangguan seksual pada wanita perimenopause
Gangguan bervariasi dan meningkat dengan bertambahnya umur.
Seksual - Gejala-gejala berupa; berkurangnya lubrikasi vagina,
menurunnya libido, dispareuni dan vaginismus.

-     Sakit kepala


Gangguan -     Pembesaran mammae dan nyeri
-     Palpitasi
Somatik
-     Pusing

•uretritis, sistitis, atau kolpitis, sering berkemih dan


inkontinensia urin serta adanya
infeksi saluran kemih.
• Terdapat juga gangguan miksi berupa disuri,
keluhan dan
polakisuri, nikturi, rasa ingin berkemih hebat, atau
gejala urin yang tertahan, hal ini sangat erat kaitannya
urogenitalia dengan atrofi mukosa uretra
•kekeringan vagina, iritasi, dispareuni, dan
rekurensi infeksi saluran kemih
DIAGNOSIS
 Canadian Consensus on
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK Menopause and Osteoporosis
menyatakan
•·Pemeriksaan
Postur tubuhpelvis yang
(berkaitan  evaluasi dan pemeriksaan
meliputi ukuran dan bentuk
dengan perubahan- wanita perimenopause harus
uterus dan adneksa,
perubahan kompresi akibat memfokuskan pada 3 area,
evaluasi status fleksibilitas
estrogenik , yaitu :
osteoporosis),
pada penilaian status menopause
tonusmukosa vagina, 
otot, koordinasi, dan derajat berat-ringannya
elastisitas dan ketebalan
tinggi badan dan proporsi gejala,
dinding vagina (discharge
tubuh,  penilaian status
dan atrofi),
· Body mass index (BMI),  kesehatan sekarang,
integritas dasar panggul
komposisi badan dan lingkar  dan penilaian faktor risiko
panggul, terhadap penyakit
· Pemeriksaan payudara,
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN • Pada wanita-wanita
PENUNJANG perimenopause yang
masih mengalami
• Kadar gonadotropin (FSH) menstruasi, kadar
androgennya harus
kenaikan yang substansial
diperiksa pada minggu
dari kadar FSH yang biasanya pertama fase folikular.
mencapai >40mIU/ml. • Pemeriksaan thyrotropin
• Pada keadaan dimana FSH serum perlu dilakukan
meningkat, estradiol oleh karena
menurun (<30 pg/ml) hipotiroidismus sering
dengan gejala-gejala terjadi dan dapat
difisiensi estrogen atau disembuhkan pada
normal atau kadar wanita usia
gonadotropin yang rendah, perimenopause.
 Prolaktin • Pemeriksaan inhibin
EVALUASI PERIMENOPAUSE

Penilaian dapat dibagi dalam 5


kategori dasar
 Penilaian sendiri.
 Gejala
 Riwayat keluarga dan medis
 Tanda fisik
 Uji laboratorium
Evaluasi Perimenopause

A. Penilaian sendiri.
 Harus ditanyakan kapan seorang wanita
pertama kali merasakan adanya gejala-gejala
menopause. Hal ini harus berdasarkan persepsi
mereka dengan adanya kekhawatiran akibat
perubahan pada tubuh mereka.
 Dalam suatu penelitian cross-sectional,
Garamszegi dkk melaporkan bahwa menopause
lebih berhubungan dengan gejala-gejala
dibandingkan dengan perubahan siklus haid
Evaluasi Perimenopause

B. Gejala-gejala
 Gejala klimakterik terutama merupakan
keluhan vasomotor seperti hot flashes dan
keringat malam.
 Gejala lain adalah akibat berfluktuasinya
kadar hormon estrogen dan progesteron
seperti vaginal dryness, keinginan seksual
yang berubah, depresi, ketegangan syaraf
dan iritabilitas serta gangguan tidur.
Evaluasi Perimenopause

C. Riwayat medis dan riwayat keluarga


 1. Usia menopause orang tua. Faktor genetik
tampaknya menjadi faktor predisposisi bagi
wanita untuk mengalami menopause lebih
cepat.
 2. Merokok. Telah dibuktikan bahwa merokok
menyebabkan menopause terjadi 12 tahun lebih
cepat dibandingkan tidak merokok. Beberapa
penelitian mendukung bahwa assertion dan
quitting merokok secara signifikan
memperlambat menopause.
Evaluasi Perimenopause

 3. Status histerektomi . Sering diasumsikan bahwa


wanita yang menjalani histerektomi dengan
conservation pada ovarium tidak akan mengalami gejala
menopause lebih cepat atau lebih berat akibat
histerektomi tersebut. Namun, bukti-bukti menunjukkan
bahwa wanita dengan conservation ovarium pada
histerektomi mengeluh adanya gangguan vasomotor
yang lebih banyak, vaginal dryness dan keluhan-keluhan
lain dibandingkan dengan wanita yang tidak menjalani
histerektomi. Pada negara-negara maju, histerektomi
merupakan operasi yang sering dilakukan pada wanita
dewasa; sepertiga wanita Amerika menjalani
histerektomi pada usia 65 tahun.
Evaluasi
Perimenopause
D. Tanda-tanda Fisik.
 1. Indeks maturasi. Penilaian terhadap defisiensi
estrogen vagina adalah evaluasi terhadap indeks
pematangan epitel vagina. Prosedur ini dilakukan dengan
cara pengambilan sel pada batas atas dan sepertiga
tengah dinding samping vagina menggunakan sikat.
Dibuat slide dan dilakukan pengecatan dengan tehnik
Papanicolaou kemudian persentase dari sel parabasal,
intermediat dan superfisialis dihitung. Meskipun indeks
maturasi berubah secara bermakna setelah terapi
pengganti estrogen, diagnosis tidak dapat
membandingkan indeks maturasi dengan karakteristik
siklus haid.
 2. pH vagina. Beberapa peneliti mengatakan bahwa
peningkatan pH vagina (6,07,5) dimana tidak ditemukan
bakteri patogen menjadi alasan adanya penurunan kadar
estradiol serum. Uji ini dilakukan secara langsung dengan
kertas pH pada dinding lateral vagina. Perubahan pH
dapat diakibatkan oleh berubahnya komposisi dari sekresi
vagina yang menyertai atropi.
Evaluasi Perimenopause

 3. Ketebalan kulit. Estrogen menstimulasi


pertumbuhan epidermal dan promotes
pembentukan kolagen dan asam
hialuronik sehingga turgor dan
vaskularisasi kulit bertambah. Selama
klimakterik, berkurangnya kadar estrogen
mengakibatkan epidermis menjadi tipis
dan atropi
Evaluasi Perimenopause

 E. Uji laboratorium
 1. Pengukuran FSH
 2. Estradiol
 3. Inhibin
Penegakan Diagnosa

•     Usia penderita 40-65 tahun


•     Tidak haid lebih dari 6 bulan
•     Keluhan klimakterik (+)
•     FSH >20 IU/mL
•     Estradiol <50pg/mL
•     Sitologi vagina
•     Densitometer
•     USG transdermal
TATA LAKSANA

 Gejala dapat diobati sebelum haid


berhenti;
 Jika penderita masih dalam siklus,
estrogen dosis rendah dengan
progesteron dapat digunakan secara
sinkron.
 Sebagai alternatif, kontrasepsi oral dosis
rendah dapat digunakan dan kadang-
kadang estrogen dosis rendah tanpa
progesteron  hot flashes
 Wanita dengan haid yang tak teratur harus
dievaluasi adanya hiperplasia endometrium;
ketidakteraturan sering disebabkan oleh
siklus anovulasi dan dapat diobati dengan
progesteron  mencegah perdarahan yang
memanjang.
 sakit kepala migren. Gejala ini sering
dicetuskan oleh menurunnya dan
berfluktuasinya kadar estrogen terutama
pada perimenopause.
 Penggunaan estrogen dosis rendah 
mencegah fluktuasi hormon pada periode ini
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai