Anda di halaman 1dari 24

Disforia Gender

Pendahuluan
• kriteria diagnosis disforia gender dibedakan berdasarkan usia yaitu
gender dipshoria pada anak, remaja dan orang dewasa
• Gangguan perkembangan seks  kondisi adanya penyimpangan
somatik atau perbedaan pada traktus reproduksi yang terjadi sejak
lahir, dibandingkan dengan indikator biologi wanita dan pria secara
normal.
• Terapi cross sex hormone adalah penggunaan hormon wanita pada
individu yang lahir dengan jenis kelamin laki-laki atau sebaliknya
• assignment gender  assignment sebagai pria atau wanita. Hal ini
biasanya terjadi saat lahir dan menghasilkan istilah natal gender
• reassignment gender  perubahan gender
• Disforia gener sebagai istilah deskripsi general yang mengarah pada afektif
individu atau ketidakpuasan kognitif dengan suatu gender tetapi lebih
spesifik jika digunakan sebagai kategori diagnosis
• Transgender individu dalam spektrum lebih luas yang secara sementara
atau persisten mengidentifikasi gendernya berbeda dengan natal gender
• Transeksual ndividu yang mencari atau telah melakukan transisi sosial
dari pria menjadi wanita atau sebaliknya, yang mana pada beberapa kasus
melibatkan transisi somatik dengan terapi cross sex hormone dan
operasi/pembedahan organ genital.
Kriteria Diagnosis
1. Disforia Gender pada anak-anak
A. Ditandai dengan ketidaksesuaian antara pengalaman /gender yang terlihat dari seseorang dan dengan assignment gender
minimal dalam 6 bulan , yang ditandai dengan minimal terdapat 6 gejala berikut :
1. Keinginan yang kuat untuk menjadi gender lain atau bersikeras bahwa orang lain merupakan gender yang
berbeda dari dirinya
2. Pada laki-laki ada preferensi kuat untuk berpakaian seperti wanita, atau pada wanita ingin berpakaian seperti
laki-laki atau menolak berpakaian seperti wanita
3. Keinginan yang kuat untuk bermain kepercayaan atau berfantasi menjadi gender lain
4. Keinginan yang kuat untuk menggunakan mainan, permainan atau aktivitas yang biasanya digunakan pada
gender lain
5. Keinginan yang kuat untuk memiliki teman bermain dengan gender lain
6. Pada laki-laki, adanya penolakan yang kuat pada mainan, permainan maupun aktivitas yang biasanya dilakukan
anak laki-laki, serta adanya perilaku menghindari permainan yang kasar, pada perempuan terdapat penolakan
pada mainan, permainan maupun aktivitas yang biasa dilakukan anak perempuan
7. Ketidaksukaan yang kuat pada anatomi seksual seseorang
8. Keinginan tang kuat pada karakteristik primer maupun sekunder yang cocok pada gender seseorang
B. Kondisi tersebut berkaitan secara signifikan dengan distres atau hendaya pada kehidupan sosial, sekolah, maupun aspek
fungsional lainnya
Kriteria Diagnosis
2. Disforia Gender pada remaja dan orang dewasa
A. Ditandai adanya ketidaksesuaian antara pengalaman atau gender yang terlihat dari seseorang ,
dalam waktu minimal 6 bulan, yang ditandai dengan sedikitnya 2 manifestasi berikut :
1. Ketidaksesuaian antara pengalaman gender atau gender yang terlihat dari seseorang maupun
dari karakteristik seks primer dan sekunder
2. Keinginan yang kuat untuk menghilangkan karakteristik seks primer dan sekunder karena
adanya ketidaksesuaian dengan pengalaman maupun gender yang terlihat dari seseorang.
3. Keinginan yang kuat untuk memiliki karakteristik seks primer dan sekunder dari gender lain
4. Keinginan yang kuat untuk menjadi gender lain
5. Keinginan yang kuat untuk diperlakukan sebagai gender lain
6. Keyakinan yang kuat bahwa seseorang memiliki perasaan tipikal dan reaksi pada gender lain.
B. Kondisi ini berkaitan secara signifikan dengan distres atau hendaya pada kehidupan sosial,
pekerjaan dan aspek fungsional penting lainnya.
1. Ciri Diagnostik
• Individu dengan disforia gender memiliki ketidaksesuaian yang
mencolok antara jenis kelamin yang mereka miliki dan jenis kelamin
mereka yang dirasakan / terekspresikan.
• Terdapat bukti ketidaknyamanan terkait dengan ketidaksesuaian ini.
• Disforia gender dimanifestasikan secara berbeda pada kelompok
umur yang berbeda
2. Ciri terkait diagnosis pendukung
• Ketika tanda-tanda pubertas terlihat, anak laki-laki yang baru lahir mungkin mencukur
bulu kaki mereka pada tanda-tanda pertama pertumbuhan rambut. Mereka terkadang
mengikat alat kelamin mereka supaya ereksi kurang terlihat.
• Gadis-gadis dapat mengikat payudaranya, berjalan dengan beranda, atau menggunakan
sweater longgar untuk membuat payudara kurang terlihat
• Remaja yang dirujuk secara klinis sering menginginkan terapi hormon dan banyak juga
yang menginginkan operasi penggantian kelamin.
• Remaja yang tinggal di lingkungan yang menerima dapat secara terbuka menyatakan
keinginan untuk diperlakukan sebagai jenis kelamin yang diinginkannya
• Remaja yang lebih tua yang aktif secara seksual, biasanya tidak menunjukkan atau tidak
membiarkan pasangan menyentuh organ seksual mereka.
• Orang dewasa dengan keengganan terhadap alat kelamin mereka, aktivitas seksual
dibatasi oleh preferensi bahwa alat kelamin mereka tidak terlihat atau disentuh oleh
pasangan mereka. Beberapa orang dewasa mungkin mencari pengobatan hormon
(kadang-kadang tanpa resep dan pengawasan medis) dan operasi penggantian kelamin
3. Prevalensi
• Pria dewasa prevalensi berkisar antara 0,005% hingga 0,014%
• Wanita dewasa dari 0,002% hingga 0,003%.
• Oleh karena tidak semua orang dewasa yang mencari pengobatan
hormon dan perubahan gender secara bedah datang ke klinik khusus,
angka ini kemungkinan kecil masih dipertanyakan.
• Perbedaan jenis kelamin dalam tingkat rujukan ke klinik khusus
bervariasi berdasarkan kelompok umur.
Disforia Gender Tanpa Gangguan
Perkembangan Seks
• Onset Perilaku lintas gender biasanya terjadi di usia 2-4 tahun
• Usia 2-4 tahun: Mulai mengekspresikan minat terkait dengan gender
• Pada usia tersebut anak-anak cenderung ingin dan berperilaku.
bahkan bisa mengaku sebagai gender yang sebaliknya
• Sebagian kecil mengatakan karena tidak nyaman dengan bentuk
anatomis dari alat genital yang mereka miliki
Disforia Gender Tanpa Gangguan
Perkembangan Seks
• Angka Disforia gender yang persisten sejak anak-anak
• Laki-laki: 2,2 - 30%
• Perempuan: 12 – 50%
• Anak-anak yang menunjukkan persistensi hampir semuanya tertarik secara
seksual terhadap individu dengan jenis kelamin kelahiran yang mereka
miliki
• Laki-laki dengan disforia gender yang tidak persisten, mayoritas merupakan
androfilik (Secara seksual tertarik pada laki-laki) dan sering mengakui
dirinya sebagai gay (63-100%)
• Wanita dengan disforia gender yang tidak persisten, mayoritas merupakan
Ginefilik (Secara seksual tertarik pada wanita) dan sering mengakui dirinya
sebagai lesbian (32-50%)
Disforia Gender Tanpa Gangguan
Perkembangan Seks
• Perkembangan Disforia Gender
• Onset Cepat:
• Dimulai ketika masa kanak-kanak dan berlanjut hingga dewasa
• Mungkin terdapat periode selingan dimana gender disforia berhenti dan akan mengakui
dirinya sebagai seorang gay/lesbian
• Onset Lambat
• Terjadi di usia pubertas atau dewasa
• Memiliki keinginan untuk menjadi gender yang sebaliknya, namun tidak diungkapkan
secara verbal
• Biasanya tidak terlihat adanya tanda disforia gender ketika masa anak-anak
Disforia Gender Tanpa Gangguan
Perkembangan Seks
• Onset Cepat
• Laki-Laki: Biasanya androfilik (Tertarik secara Seksual pada Laki-laki juga)
• Perempuan: Lebih sering terjadi dibandingkan onset lambat. Hampir selalu
ginefilik

• Onset Lambat
• Laki-Laki: Biasanya Ginefilik, atau tertarik pada laki-laki yang juga menderita
disforia gender onset lambat. Sering terlibat perilaku transvestik (Memakai
baju wanita)
• Perempuan: Biasanya androfilik. Tidak memiliki perilaku transvestik
Disforia Gender Dengan Gangguan
Perkembangan Seks
• Biasanya sudah dirawat sejak usia dini karena adanya kelainan sejak
lahir
• Dilakukan terapi hormon lintas seks dan operasi kelamin sebelum
masa dewasa
• Namun, biasanya orang dengan kelainan perkembangan seks tidak
akan mengarah ke disforia gender
• Sebagian besar tidak akan mengganti gendernya, kecuali terjadi
gangguan yang cukup berat
Faktor Risiko Dan Prognosis
• Temperamental
• Untuk individu dengan disforia gender tanpa kelainan perkembangan seks
dengan onset cepat, perilaku menyimpang biasanya muncul di usia
prasekolah dan mungkin bertahan hingga masa remaja bahkan hingga dewasa
• Lingkungan
• Laki-laki dengan disforia gender tanpa kelainan perkembangan seks biasanya
memiliki Kakak laki-laki
• Laki-laki dengan disforia gender onset lambat memiliki kebiasaan
transvestisme fetishistik dan cenderung berkembang menjadi autoginefilia
(pemikiran atau citra diri sebagai wanita
Faktor Risiko Dan Prognosis
• Genetik
• Disforia Gender tanpa kelainan perkembangan Seks
• Pada Individu 46,XY: Tidak terdapat kelainan endogen pada hormon seks
• Pada individu 46,XX: Peningkatan androgen, namun tidak setinggi kadar androgen normal
pada laki-laki
• Disforia Gender dengan kelainan perkembangan Seks
• Kemungkinan disforia gender meningkat pada wanita 46,XY dengan defisiensi 5-alfa
reduktase-2 atau 17-betahidroksisteroid dehidrogenase-3 atau pada wanita 46,XX dengan
hiperplasia adrenal kongenital yang tidak patuh terhadap terapi penggantian glukokortikoid
dalam jangka waktu panjang
• Kadar Androgen Prenatal Lebih erat kaitannya dengan perilaku gender dibandingkan dengan
kejadian disforia gender
• terdapat tingkat kejadian yang lebih tinggi dari disforia gender dan perubahan jenis kelamin
yang diajukan oleh pasien dari wanita ke laki-laki dibandingkan dari laki-laki ke perempuan
pada individu 46,XY
Isu Diagnosis terkait dengan Budaya

• Individu dengan disforia gender telah ditemukan di banyak negara


dan berbagai macam budaya (budaya yang mengenali/mengakui
gender tidak hanya laki-laki dan perempuan).
• Masih belum jelas apakah individu dalam kondisi tersebut memenuhi
kriteria diagnostik untuk disforia gender atau tidak.
Marker Diagnostik

• Individual dengan kelainan somatik dari perkembangan sex


(hubungan antara hasil akhir identitas gender dengan derajat
produksi dan penggunaan androgen selama masa pre-natal)
• wawancara (evaluasi diagnosis disforia gender yang detail dan
menyeluruh)
Konsekuensi Fungsional Disforia Gender
• Pada anak-anak • pada remaja dan dewasa
• isolasi dari peer-group • Kesulitan dalam hubungan, termasuk
hubungan seksual, pekerjaan atau sekolah
• stress pada anak
• menolak untuk pergi ke sekolah karena ejekan • stigmatisasi tingkat tinggi, diskriminasi, dan
dan gangguan atau tekanan viktimisasi , mengakibatkan pada konsep-diri
yang negatif
• meningkatkan risiko gangguan mental
komorbid
• putus sekolah
• marginalisasi ekonomi, termasuk
pengangguran
• risiko kesehatan mental dan sosial, terutama
pada individu dari keluarga miskin.
Diagnosis Diferensial
• A. Ketidaksesuaian terhadap peran gender
• Diagnosis ini tidak bisa digunakan untuk mendeskripsikan ketidaksesuaian
pada stereotip peran gender (mis. "tomboy" untuk perempuan dan
"melambai"untuk laki-laki, atau cross-dress). penting diingat bahwa
diagnosis ini diberikan pada individu yang mengalami kesulitan dan
gangguan sesuai kriteria diagnosis.
• B. Penyakit transvertit
• muncul pada pria (jarang pada wanita) remaja dan dewasa yang
heteroseksual (atau bisex)
• C. Body dysmorphic disorder (BDD)
• Gangguan mental di mana seseorang tidak bisa berhenti
berpikir bahwa tubuhnya ada cacat/kelainan sesedikit
apapun. Cemas bila merasa tubuhnya ada kekurangan
sesedikit apapun.
• Individu yang menginginkan bagian tubuh sehat
dihilangkan/diamputasi (dideskripsikan oleh beberapa
orang sebagai: body integrity identity disorder/kelainan
identitas integritas tubuh), bukan diakibatkan dari
keinginan merubah gender, namun karena ingin hidup
sebagai orang cacat/orang yang diamputasi.
• D. Skizofrenia dan penyakit psikotik lain.
• Pada skizofrenia, jarang ditemukan adanya delusi dari
seseorang merasa memiliki gender yang lain
• E. Presentasi klinis lain
• Beberapa individu dengan keinginan
emaskulinisasi membentuk identitas gender alternatif
(bukan pria/wanita) memiliki gejala yang memenuhi
kriteria diagnosis disforia gender.
• Beberapa pria memilih dikebiri/penektomi untuk alasan
aestetik atau untuk menghilangkan efek psikologi
androgen tanpa keinginan merubah identitas sebagai
seorang pria; dalam kasus ini, diagnosis disforia gender
tidak bisa ditetapkan.
Komorbiditas
• Anak-anak dengan disforia gender peningkatan masalah emosional
dan perilaku, paling sering kecemasan, gangguan kontrol impuls, dan
depresi
• Anak prepubertassemakin banyak masalah karena adanya
penolakan dari perilaku berbeda gender oleh orang lain
• Anak yang lebih tuapengucilan oleh teman sebaya, yang membuat
masalah perilaku lain
Disforia Gender lain yang telah teridentifikasi/Other Specified Gender
Dysphoria (302.6 [F64.8])

• Kategori ini berlaku pada kelainan yang menyebabkan distress klinis yang signifikan atau
gangguan pada aspek sosial, pekerjaan, atau lain lain namun tidak memenuhi kriteria
disforia gender secara penuh
• Kategori ini digunakan pada situasi ketika klinisi memilih untuk mencantumkan alasan
kenapa gejala yang timbul tidak memenuhi alasan diagnosis disforia gender. Hal ini
dilakukan dengan cara menuliskan "Other Specified Gender Dysphoria" diikuti dengan
alasannya (mis. "disforia gender dalam waktu singkat").
• Contohnya:
• Gangguan ini memenuhi kriteria gejala disforia gender, namun durasi kurang dari 6
bulan.
Gender Disforia tidak Spesifik/Unspecified Gender Dysphoria
(302.6 [F64.9])
• Kategori ini berlaku pada kelainan yang karakteristik gejalanya
menyebabkan distress klinis yang signifikan atau gangguan pada aspek
sosial, pekerjaan, atau lain lain namun tidak memenuhi kriteria disforia
gender secara penuh
• Kategori ini digunakan pada situasi ketika klinisi memilih untuk tidak
mencantumkan alasan kenapa gejala yang timbul tidak memenuhi alasan
diagnosis disforia gender, namun menjelaskan alasan informasi yang
kurang lengkap untuk membuat diagnosis pasti.

Anda mungkin juga menyukai