Anda di halaman 1dari 20

TRANSSEKSUALISME

Oleh : Alsa Sabila Silfa


Pembimbing: dr. Ashwin Kandouw, Sp. KJ
DEFINISI
mengacu pada suatu kondisi atau keyakinan yang
mengakibatkan disforia gender pada individu, dan membuat mereka
bersikeras bahwa gender biologis mereka berbeda dengan gender psikologis
yang dialami.

Berdasarkan DSM-5 transseksual atau saat ini disebut sebagai disforia


gender, didefinisikan sebagai sebagai perasaan ketidakpuasan secara afektif
dan kognitif mengenai jenis kelamin saat lahir.

merupakan istilah untuk menjelaskan Individu yang mengalami


penolakan terhadap status seksual biologisnya dan berkeinginan untuk
mengubahnya.

dys·pho·ria | \ dis-ˈfōr-ē-ə, -ˈfȯr- \ : a state of feeling unwell or unhappy


EPIDEMIOLOGI





ETIOPATOGENESIS

BIOLOGIS


PSIKOSOSIAL
➢ Pola asuh orangtua
➢ Dominasi peran orangtua
➢ Pengaruh lingkungan
sekitar
BIOLOGIS
HORMON
A. GENETIK
● Munculnya fenotip maskulin disebabkan oleh adanya
● Sindrom Klinefelter kadar hormon androgen yang cukup.
● Sindrom Turner ● Fenotip feminin disebabkan karena tidak adanya kadar
● Mutasi genetik yang berkaitan hormon androgen.
dengan steroid-seksual ● Hormon seksual ini akan berefek pada otak dan yang
selanjutnya akan mempengaruhi pembentukan alat
genitalia.
B. KELAINAN ANATOMI
Tipe transwoman ditemukan karakteristik seksual spesifik di
otak yang lebih menyerupai perempuan daripada laki-laki,
terutama pada bagian tengah dari nukleus stria terminalis
dan nukleus interstitial dari hipotalamus anterior yang
berukuran lebih kecil daripada pada laki-laki, sehingga lebih
menyerupai perempuan.
PSIKOSOSIAL
Pengaruh psikososial terhadap kejadian transeksual
berkaitan dengan beberapa faktor :
● Pola asuh orangtua
● Dominasi peran orangtua
● Pengaruh lingkungan sekitar

109 pasien yang memenuhi kriteria GD pria-ke-wanita diwawancarai untuk


penganiayaan masa kanak-kanak, sehubungan dengan pelecehan emosional,
penelantaran, pelecehan fisik, dan pelecehan seksual.
● Sebagian besar subjek transeksual melaporkan penganiayaan semasa
kanak-kanak.
● Subjek yang dianiaya juga melaporkan ketidakpuasan tubuh yang lebih
tinggi serta menunjukkan kesehatan mental seumur hidup yang lebih
buruk
KLASIFIKASI (Males)

Tanpa operasi Intensitas sedang Intensitas tinggi

dimana terdapat gejala yang dimana terdapat gejala yang mencolok dimana terdapat gejala yang
mencolok namun tidak ada yang disertai dengan keinginan untuk mencolok yang disertai dengan
keinginan maupun usaha untuk mengubah jenis kelamin, namun tidak usaha untuk mengubah jenis
mengubah jenis kelamin ada usaha untuk mewujudkannya. kelamin.
1. Adanya identitas transeksual yang menetap selama minimal 2 tahun
dan bukan merupakan gejala dari gangguan jiwa lain seperti
skizofrenia, atau berkaitan dengan kelainan interseks, genetik,
maupun kromosom.
2. Adanya hasrat untuk hidup dan diterima sebagai anggota dari
kelompok lawan jenisnya, biasanya disertai perasaan risih atau
ketidakserasian dengan anatomi seksual biologisnya
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan terapi hormonal dan
pembedahan untuk membuat tubuhnya semirip mungkin dengan
jenis kelamin yang diinginkan.
A. Terdapat minimal 6 dari 8 gejala yang terjadi menetap selama minimal 6 bulan, yaitu
sebagai berikut:

➔ Adanya keinginan yang kuat untuk memiliki gender yang berbeda dengan gender biologisnya
➔ Adanya keputusan yang kuat untuk menggunakan jenis pakaian gender yang berbeda dengan gender
biologisnya
➔ Adanya keputusan yang kuat untuk melakukan peran gender yang berbeda dengan gender biologisnya
➔ Adanya keputusan yang kuat untuk memilih jenis alat permainan dan permainan gender yang berbeda
dengan gender biologisnya
➔ Adanya keputusan yang kuat untuk memilih teman bermain yang memiliki gender yang berbeda dengan
gender biologisnya
➔ Adanya penolakan yang kuat terhadap jenis alat permainan dan permainan yang sesuai dengan gender
biologisnya
➔ Adanya ketidaksukaan yang kuat terhadap sebuah anatomi seksual
➔ Adanya keinginan yang kuat untuk memiliki karakteristik seksual baik primer maupun sekunder yang dimiliki
oleh gender yang berbeda dengan gender biologisnya.

B. Adanya distres maupun perubahan sosial, sekolah, dan lingkungan sekitar


Diagnosis disforia gender memerlukan setidaknya dua dari kriteria berikut untuk durasi minimal 6 bulan
baik pada remaja maupun dewasa:
➔ Ketidaksesuaian yang jelas antara gender yang dialami / diekspresikan dengan karakteristik seks
primer dan / atau sekunder (atau, pada remaja muda, karakteristik seks sekunder yang diantisipasi)
➔ Keinginan kuat untuk menyingkirkan karakteristik seks primer dan / atau sekunder seseorang karena
ketidaksesuaian yang mencolok dengan gender yang dialami / diekspresikan (atau, pada remaja muda,
keinginan untuk mencegah perkembangan karakteristik seks sekunder yang diantisipasi)
➔ Keinginan yang kuat untuk karakteristik seks primer dan / atau sekunder dari jenis kelamin lainnya
➔ Keinginan kuat untuk menjadi jenis kelamin lain (atau beberapa jenis kelamin alternatif yang berbeda
dari jenis kelamin yang ditetapkan)
➔ kuat untuk diperlakukan sebagai jenis kelamin lain (atau beberapa jenis kelamin alternatif yang
berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan)
➔ Keyakinan yang kuat bahwa seseorang memiliki perasaan dan reaksi khas dari jenis kelamin lainnya
(atau beberapa jenis kelamin alternatif yang berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan)
ICD-10 mencantumkan tiga kriteria diagnostik untuk "transseksualisme":
1. Keinginan untuk hidup dan diterima sebagai anggota lawan jenis, biasanya disertai
dengan keinginan untuk transisi.
2. Kehadiran identitas transeksual bertahan setidaknya selama 2 tahun.
3. Tidak adanya gangguan mental lain atau kelainan genetik, interseks, atau
kromosom.
Pemeriksaan psikiatri dapat dilakukan pada individu transeksual dengan
menggunakan beberapa pilihan sistem skoring antara lain :
❏ Gender Identity/Gender Dysphoria Questionnaire for Adolescents and Adults
(GIDYQ-AA)
❏ Gender Identity Interview for Children (GIIC)
❏ Gender Identity Questionnaire for Children (GIQC)
❏ Genderqueer Identity Scale (GIS)
Sedangkan penilaian mengenai tubuh dengan menggunakan sistem skoring
❏ —Utrecht Gender Dysphoria Scale
❏ —Body Image Scale
❏ —Body Uneasiness Test
❏ —Hamburg Body Drawing Scale
PEMERIKSAAN KLINIS

❏ Pemeriksaan fisik generalis, pemeriksaan lab rutin, yang meliputi kadar elektrolit
dan gula darah
❏ Pemeriksaan hormonal, meliputi kadar estrogen, testosteron, LH, FSH, GnRH, dan
prolaktin.
❏ Pemeriksaan genetik, berupa karyotipe. Sebagian besar pasien yang mengalami
transeksual memiliki kariotipe kromosom seks yang normal. Namun pada beberapa
pasien yang mengalami transeksual terdapat abnormalitas kromosom yang terkait
dengan kromosom X.
DIAGNOSIS BANDING
1. Body dysmorphic disorder (BDD)
2. Transvetism
3. Skizofrenia
PENATALAKSAAN

Terapi Hormonal

Konseling & terapi Perubahan kelamin


Psikologis secara operatif
KONSELING DAN TERAPI PSIKOLOGIS

➢ Konseling dan terapi psikologis


bertujuan untuk meningkatkan kepuasan
terhadap gender biologisnya dengan cara
memfasilitasi pengurangan gejala.

➢ Real-Life Experience (RLE)


dilakukan selama 12 bulan dengan
melakukan dua peran yaitu gender
biologis dan gender yang diinginkan
secara bergantian.
TERAPI HORMONAL

HORMON

Trans-woman Trans-Men

★ Estrogen ★ Induksi
★ Gonadotrophin Testosteron &
Releasing GnRHa
Hormone
Agonist
(GnRHa)
★ Antiandrogen
OPERASI PERUBAHAN KELAMIN

Operasi perubahan kelamin dapat dilakukan pada pasien yang berusia


diatas 18 tahun dan gagal respon dengan terapi psikologis, terapi RLE,
terapi hormonal selama 12 bulan terturut-turut. Prosedur operasi yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Manipulasi genitalia dilakukan dengan tindakan
vaginoplasti,palloplasti,orchiektomi,penektomi,clitoroplasti,labiaplasti
,scrotoplasti,uretroplasti,implanttestis,vulvoplasti,coloproktostomi,
dan uretromeatoplasti.
2. Operasi rekonstruksi wajah, yang dapat menciptakan penampilan
maskulin dan feminin.
3. Manipulasi payudara
4. Manipulasi Adam’s apple
KESIMPULAN
1. Transseksualisme adalah suatu kondisi atau keyakinan yang mengakibatkan disforia
gender pada individu dan membuat mereka bersikeras bahwa gender biologis mereka
berbeda dengan gender psikologis yang dialami, dimana individu yang mengalami
penolakan terhadap status seksual biologisnya tersebut berkeinginan untuk
mengubah jenis kelaminnya baik secara hormonal maupun operatif.

2. Dalam penegakan diagnosis gangguan jiwa dilakukan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan menurut PPDGJ, DSM, dan ICD serta ditunjang dengan pemeriksaan fisik,
lab rutin beserta pemeriksaan hormonal, dan genetik.

3. Terapi yang dapat dilakukan pada individu transseksualisme yaitu dapat berupa
konseling dan terapi psikologis, terapi hormonal, dan perubahan kelamin secara
operatif.
THANKYOU !

Anda mungkin juga menyukai