U
SEKSUAL
REMAJA
Kelompok : 6
Anggota :
Irma Nurjannah
Suci Rahmawati
Sherly Oktaviani
Perilaku Seksual
Perilaku
seksual
yang
didorong
dengan
jenisnya
lawan
maupun
Bentuk-bentuk tingkah
laku ini bermacammacam,
mulai
dari
perasaan
tertarik
sampai tingkah laku
berkencan, bercumbu,
dan bersenggama.
Objek
seksualnya
adalah
orang
lain,
orang dalam khayalan
atau diri sendiri.
Akibat
dari
perilaku
seksual
remaja
itu
bukanlah akibat fisik atau
sosial,
tapi
perasaan
bersalah, depresi, marah,
misalnya pada para gadis
yang
terpaksa
menggugurkan
kandungannya.
Akibat yang tidak terlalu
tampak jika hanya dilihat
sepintas sehingga juga
kurang
banyak
dibicarakan
adalah
berkembangnya penyakit
kelamin
di
kalangan
remaja.
Kurangnya
pengetahuan
seks
dari orangtua
Kemerosotan
faktor
agama
Adanya norma ganda
Kampanye
keluarga
berencana (KB)
Rendahnya
pendapatan
dan
pendidikan
Citra
diri
yang
menyangkut keadaan
tubuh dan kontrol
diri.
Nilai-Nilai Seksual
Permisif, yaitu semakin permisif (serba
boleh) pandangan masyarakat terhadap
seks
maka
semakin
besar
pula
kecenderungan remaja untuk melakukan
hal-hal yang makin dalam melibatkan
mereka dalam hubungan fisik antarremaja
yang berlainan jenis kelamin.
Nilai tradisional adalah tidak melakukan
hubungan seks sebelum menikah.
Transvestisme
Eksibisionisme
Fetisisme
parafilia
seksual
Voyeurisme
Masokisme seksual
Sadisme seksual
dan Parafilia tidak
khas
Disfungsi Psikoseksual
Disfungsi psikoseksual adalah
hambatan pada selera seksual
atau hambatan pada perubahan
psikofisiology yang biasa terjadi
pada
orang
yang
sedang
bergairah seksual.
Macam-macam
disfungsi
psikoseksual, yaitu;
1. Hambatan selera seksual
2. Hambatan gairah seksual
3. Hambatan orgasme wanita
4. Hambatan orgasme pria
5. Ejakulasi prematur (ejakulasi
dini)
6. Dispareunia fungsional
7. V aginisme fungsional
Gangguan
Psikoseksual lainnya
Golongan
yang
termasuk
dalam
golongan ini adalah
homoseksualitas
Penyalahgunaan
Seksual pada AnakAnak
Biasanya terjadi pada orang yang
lebih akrab dengan korban seperti
orang tua, pembantu, kakak,
paman, anak kost atau orang
lainnya.
Kebanyakan korban biasanya anak
perempuan,umumnya
menderita
kecemasan
yang
mendalam
karena merasa dirinya tidak gadis
Definisi
Baker
dan
Duncan
(penyalahgunaan
seks
pada
anak ).
Dapat terjadi jika seorang anak
dibawah 16 tahun dilibatkan
dalam kegiatan yang bertujuan
untuk membangkitkan gairah
seksual
pada
pihak
yang
mengajak dan pihak itu secara
seksual memang sudah matang.
Pada definisi Mrazek, ada tiga
golongan anak yang sudah
anak-anak
yang
disiksa/disakiti
dengan
luka
didaerah
alat
kelaminnya.
anak-anak yang telah mengalami
bersenggama atau kontak kelamin
secara tidak wajar dengan seorang
dewasa.
anak yang secara tidak semestinya
dilibatkan dalam aktivitas seksual
orang dewasa yang tidak termasuk
dalam 1 dan 2 misalnya pornografi
anak- anak.
Pengguguran
Kandungan pada
Remaja
Tingkat aborsi diIndonesia tertinggi di
Asia tenggara yang mencapai 2 juta
kasus,dari kasus di negara-negara
ASEAN yang mencapai 4,2 juta kasus
pertahun.
Gejala aborsi menurut M.Requena secara
sosiologis
dari
faktor
penggunaan
kontrasepsi dalam masyarakat.Makin
luas
kontrasepsi
digunakan,
makin
rendah
kemungkinan
terjadinya
kehamilan diluar rencana dan karena itu
Penyakit kelamin
Meningkatnya penyakit kelamin pada remaja
akibat dari meningkatnya aktivitas seksual
pada remaja yang tidak diimbangi dengan alat
kontrasepsi,cara medis penyakit tersebut
relatif mudah disembuhkan hingga hampir
tidak ada yang menjadi kasus psikologis
Untuk
mencegah
hal-hal
yang
tidak
dikehendaki,
pendidikan
seks
sangat
diperlukan karena tanpa informasi yang cukup
remaja cenderung menyalahgunakan hasrat
seksualnya tanpa kendali dan pencegahan
sama sekali.
HOMOSEKSUAL
Pada umumnya, para homoseksualitas
itu sendiri tidak mengetahui mengapa
mereka
menjadi
homoseksual.
Keadaan ini bukan atas kehendak
sendiri namun ada sebagian yang
menerima dengan senang sebagai
homoseksual
(egosintotik).
Dan
sebagian menolak sehingga mereka
terus menerus berada dalam konflik
batin selama hidupnya( egodistotik).
Usaha
untuk
menghilangkan
dorongan
homoseksual yaitu;
Dengan
melatih
atau membimbing
orang
yang
bersangkutan agar
lebih menyesuaikan
dirinya
pada
lingkungan maupun
terhadap dorongan
yang datang dari
dirinya sendiri.
PENDIDIKAN SEKS
Pendidikan seks adalah salah
satu cara untuk mengurangi atau
mencegah penyalahgunaan seks.
Pendidikan
seks
bukanlah
penerangan
tentang
seks
semata-mata
sebagaimana
pendidikan lain pada umumnya
(pendidikan
Agama
atau
pendidikan Moral pancasila)
Makin
sering
terjadinya
percakapan tentang seks antara
ibu dan anak, tingkah laku
seksual anak makin bertanggung
jawab.
Pendidikan seks di Indonesia
seyogyanya tetap dimulai dari
rumah,
salah
satu
alasan
utamanya adalah karena masalah
seks ini merupakan masalah yang
sangat pribadi sifatnya .