Anda di halaman 1dari 80

SIRKULASI ATMOSFER GLOBAL

11/12/2019 1
Pokok Bahasan
 Sirkulasi Umum Atmosfer
1. Model Sel Tunggal (Single–Cell Model)
2. Model Tiga Sel (Three-Cell Model)
 Angin Pasat dan Jet Stream
 Sirkulasi Walker dan El-Nino serta La Nina
 Sirkulasi Monsoon
 Siklon Tropis
 Sistem Angin Lokal
 Konsep “Differential Heating”
 Konsep Sirkulasi Thermal

11/12/2019 2
Sirkulasi Umum Atmosfer
 Sirkulasi umum menyatakan gerakan aliran udara
secara rata-rata (umum) di dunia. Sedangkan angin
aktual bisa bervariasi pada satu tempat dan pada saat
yang diberikan.
 Penyebab utama yang mengendalikan sirkulasi umum
adalah adanya pemanasan yang tidak sama di
permukaan bumi

11/12/2019 3
Sirkulasi umum
 Di tropis mendapat kelimpahan energi radiatif,
sedangkan di kutub mengalami kerkurangan energi
radiatif
 Sehingga untuk menyeimbangkannya , maka atmosfer
mentrasportasikan udara yang hangat di tropis ke
kutub, dan mentransportasikan udara yang dingin di
kutub ke tropis

11/12/2019 4
Model Sel Tunggal

11/12/2019 5
11/12/2019 6
Model Sel Tunggal
 Asumsi
1. permukaan bumi serba sama
2. matahari selalu di ekuator
3. bumi tidak berotasi
 Model sirkulasi yang sederhana ini disebut sebagai sel
Hadley.
 Walaupun sederhana, model ini tidak ada dalam
realitasnya

11/12/2019 7
Model Tiga Sel

Ferrel cell

Ferrel cell

11/12/2019 8
Model Tiga Sel
 Karena bumi berotasi, maka sistem konveksi
sederhana akan pecah menjadi barisan sel-sel.

 Meskipun lebih kompleks dari pada model sel tunggal,


akan tetapi masih ada beberapa kemiripan, yaitu :
surplus energi di derah tropis, dan defisit energi di
kutub

11/12/2019 9
Model Tiga Sel
 Dari ekuator ke lintang 30, dan dari lintang 60 ke
kutub, sirkulasi bersesuaian dengan model sel Hadley
 Sepanjang sabuk ekuatorial, udara menghangat, dan
gradien tekanan horizontal lemah sehingga anginpun
lemah (daerah yang demikian disebut DOLDRUMS)
 Udara yang hangat di sabuk ekuator ini kemudian
naik, mengkondensasi membentuk awan-awan
Cumulus yang besar (Cb).
 panas laten yang dilepaskan akibat formasi awan-awan
Cb secara besar-besaran ini memberikan energi yang
cukup untuk mengendalikan sel Hadley

11/12/2019 10
Model Tiga Sel
 Udara yang naik ini akan mencapai tropopause yang
berperan seperti barrier, sehingga udara bergerak
secara lateral ke kutub.
 Gaya Coriolis akan membelokkan gerak udara
tersebut, sehingga menjadi angin baratan (Jet Stream)
di lintang 30 BBU dan 30 BBS pada tropopause

11/12/2019 11
Penjelasan
 Udara yang bergerak ke kutub dari ekuator ini mengalami pendinginan
secara radiatif. Akibat pendinginan ini, udara akan menjadi lebih berat,
sehingga ketika mendekati lintang menengah, udara ini mulai
konvergen.
 Konvergensi ini akan menaikan massa udara di permukaan, sehingga
di tekanan permukaan bertambah di sabuk lintang 30
 Kemudian karena ada beda tekanan permukaan, maka udara di
permukaan bergerak dari lintang menengah ke ekuator, dan
mengalami penghangatan.
 Gaya coriolis membelokan gerak udara tersebut, sehingga udara
bergerak dari timur laut di BBU dan tenggara di BBS (angin
pasat/Trade Winds)
 Di dekat ekuator, terdapat pertemuan dua angin pasat, yaitu angin
pasat timur laut dan angin pasat tenggara, yang membentuk pita
daerah konvergensi. Pita daerah konvegensi ini di sebut sebagai
Intertropical Convergence Zone (ITCZ)

11/12/2019 12
Model Tiga Sel
 Konvergensi dari 2 massa udara ini membentuk pita
tekanan rendah sub-polar (Subpolar low), dimana
udara naik dan awan –awan badai terbentuk.
 Ketika udara mencapai tropopause, maka sebagian
kembali ke lintang 30 dan sebagian lagi kembali ke
kutub. Kemudian di masing-masing lintang tersebut
udara turun ke permukaan. Demikian seterusnya

11/12/2019 13
Sirkulasi Umum (model tiga sel)

11/12/2019 14
Pengaruh permukaan bumi terhadap
model tiga sel
 Model tiga sel diatas masih mengasumsikan bahwa
permukaan bumi itu homogen.
 Faktanya : permukaan bumi tidak homogen.
[permukaan bumi itu terdiri atas daratan dan lautan,
maka permukaan bumi ini berinteraksi antara model
tiga sel]

11/12/2019 15
Pengaruh permukaan bumi terhadap
model 3 sel (Gb.b)

11/12/2019 16
Model tiga sel

11/12/2019 17
11/12/2019 18
11/12/2019 19
11/12/2019 20
11/12/2019 21
11/12/2019 22
11/12/2019 23
11/12/2019 24
11/12/2019 25
Model Tiga Sel
 Di lintang 30, tidak semua udara di permukaan
bergerak ke ekuator, tapi sebagian bergerak ke kutub
dan mengalami defleksi akibat gaya coriolis,
menghasilkan aliran baratan di kedua belahan bumi
pada lintang 60.
 Di lintang 60, gerakan massa udara dari lintang 30
bertemu dengan gerak massa udara dari kutub yang
disebut Polar Front

11/12/2019 26
11/12/2019 27
11/12/2019 28
11/12/2019 29
11/12/2019 30
Pada bulan Januari di BBU
 Adanya kontras antara daratan dan lautan
 Terdapat 4 sistem tekanan semipermanen
1. Bermuda high (Azores high)
2. Pacific high
[keduanya merupakan zona antisiklon subtropis]
3. Icelandic low
4. Aleutian low
[keduanya merupakan zona siklonik di subpolar]

11/12/2019 31
Pada Bulan Januari di BBU
 Selain itu terdapat 1 sistem tekanan yang tidak
semipermanen yang terbentuk akibat pendinginan
yang intensif di daratan
1. Siberian high (di Cina)

11/12/2019 32
Pada bulan januari di BBS
 Jumlah daratan sangat sedikit dibandingkan dengan
lautan-nya, akibatnya tidak ada kontras antara daratan
dan lautan. Sehingga subtropical high sesuai dengan
yang didefinisikan oleh model sirkulasi 3 sel.
 Di subpolar: pola tekanan rendah terbentang
sepanjang pita keliling bumi di 60LS

11/12/2019 33
Pada bulan Juli

11/12/2019 34
Pada bulan juli
Di BBU
 Secara umum, terdapat pusat-pusat tekanan rendah di
benua, seperti menggantikan pola pusat-pusat
tekanan tinggi pada saat januari.
 Diatas samudera, pola tekanan tinggi cenderung tetap
seperti di bulan januari
Di BBS
 Terdapat barisan pola-pola tekanan tinggi di subtropis
dan mirip seperti model 3 sel

11/12/2019 35
Perbandingan pola januari
dan pola juli
 Pola tekanan rendah di sub-polar terbentuk sangat
kuat pada saat januari di BBU
 Pola tekanan tinggi sub-tropis dominan di kedua
belahan bumi
 Posisi ITCZ bergeser mengikuti posisi matahari, yaitu
ITCZ di BBS pada saat Januari, dan di BBU pada saat
Juli

11/12/2019 36
Perubahan posisi ITCZ

11/12/2019 37
Sistem Angin Monsun
 Merupakan sistem angin skala sinoptik yang berubah
arahnya secara musiman: arah angin berbeda pada
saat winter dan summer

 Mekanisme angin monsun mirip dengan


pembentukan angin darat – laut, hanya ketika udara
bergerak, maka gaya coriolis akan bekerja pada gerak
udara tersebut.

11/12/2019 38
Zona Angin Monsun

11/12/2019 39
11/12/2019 40
Winter Monsoon di Asia (Des-Feb)
 Selama winter, maka udara diatas benua Siberia lebih
dingin dari pada udara di atas samudera Hindia dan
laut cina selatan, dan membentuk tekanan tinggi
dalam daerah yang cukup luas di atas benua Siberia
 Akibatnya udara bergerak dari siberia ke samudera
Hindia. Selama pergerakan ini, udara dibelokkan ke
kanan akibat gaya coriolis.
 karena massa udara terbentuknya adalah massa udara
yang dingin dan kering, maka winter monsoon ini
memberikan musim kering dari timur hingga ke
selatan Asia.
11/12/2019 41
11/12/2019 42
Summer Monsoon di Asia
 Pada saat summer, maka terjadi sebaliknya, sehingga
udara bergerak dari samudera hindia dan laut cina
selatan ke benua siberia

 Udara ini hangat dan kaya akan uap air (karena berasal
dari samudera), sehingga di Asia timur hingga selatan
mengalami musim basah

11/12/2019 43
11/12/2019 44
Musim Hujan dan Musim Kemarau di Indonesia
 Berbeda dengan Asia timur China, Jepang, Korea dan
Asia selatan ( India, Pakistan), Indonesia mengalami
musim hujan pada winter monsun (DJF)
 Angan yang kaya uap air dari pasifik dibelokkan ke
arah kiri menuju pusat tekanan rendah Australia
 Angin tsb mengalami konvergensi (bergabung)
dengan angin yang datang dari S. India sehinga P. Jawa
dan Nusa Tenggara hujan lebat
 Pada saat summer monsun (JJA) angin yang melewati
Indonesia adalah angin tenggara yang berasal dari
daratan Australia. Angin yang melewati P. Sumatera
nerasal dari SI sebelah barat Australia sehingga P
Sumatera mendapat hujan lebih banyak dari P lainnya 45
11/12/2019
Sistem Angin Lokal

11/12/2019 46
Sistem Angin Lokal
 Merupakan sistem angin yang terjadi dalam skala
meso-.
 Sistem angin lokal yang terkenal, yang akan dibahas
1. Angin Darat dan Angin Laut
2. Angin Gunung dan Angin Lembah
3. Angin Foehn (Angin Chinok)

11/12/2019 47
Angin Laut dan Angin Darat

11/12/2019 48
Angin Laut dan Angin Darat
 Sejumlah radiasi matahari yang diserap lautan akan
didistribusikan lebih luas baik horizontal maupun
vertikal daripada daratan dengan jumlah radiasi
sama, karena adanya pencampuran dalam kolom air.
Lautan : konveksi
Daratan : konduksi

11/12/2019 49
Angin Laut dan Angin Darat
 radiasi matahari maksimum:
perbedaan suhu paling besar antara daratan dan
lautan, daratan lebih hangat dibanding lautan.
 radiasi minimum :
permukaan lautan lebih hangat dibanding daratan,
tetapi perbedaan suhu di antara keduanya tidak
sebesar pada musim panas.

11/12/2019 50
11/12/2019 51
ANGIN GUNUNG-LEMBAH

11/12/2019 52
Angin Lembah
 Selama siang hari, sinar matahari menghangatkan
lembah, sehingga udara di lembah akan
menghangat

 Udara yang hangat ini menjadi ringan dari pada


udara di atas lembah, sehingga udara bergerak dari
lembah menuju ke puncak gunung, yang dikenal
sebagai angin lembah

11/12/2019 53
11/12/2019 54
Angin Gunung
 Sedangkan pada malam hari, lembah lebih cepat
mendingin, dari pada di tempat yang lainnya,
sehingga udara di lembah lebih dingin. Akhirnya
udara bergerak dari puncak gunung ke kaki
gunung, disebut sebagai angin gunung

11/12/2019 55
Angin Chinok (Foehn)
 Angin
Kumbang
 Angin
Gending
 Angin
Bohorok
 Angin
Brubu
Chinook : rocky mountain; Foehn : peg Alpen
Rainshadow effect :
11/12/2019 56
Angin Chinok (Foehn)

 Angin Foehn merupakan angin kering dan hangat


yang turun di sisi leeward dari sebuah gunung atau
bukit.
 Angin ini terjadi ketika angin horizontal yang kuat
mengalir melalui gunung.
 Sebagai contoh lihat gambar

11/12/2019 57
Mekanisme Angin Chinok

barat. timur
11/12/2019 58
Mekanisme terbentuknya Angin Foehn
 Misalkan angin baratan yang kuat mengalir melalui
barisan pegunungan dari utara ke selatan
 Kondisi seperti ini akan menghasilkan palung tekanan
rendah di sisi timur dari gunung, yang kemudian
palung tekanan rendah ini akan memaksa udara untuk
turun ke bawah di sisi sebelah timur gunung seperti
ditunjukan pada gambar

11/12/2019 59
Mekanisme terbentuknya angin Foehn
 Ketika udara tersebut turun disisi sebelah timur
gunung, maka ia mengalami kompresi dan
menghangat.
 Sehingga sumber penghangatan udara pada angin
foehn (chinok) adalah pemanasan kompresi
(compresional heating)

11/12/2019 60
Mekanisme pembentukan Angin Foehn
 Ketika terjadi awan dan presipitasi di sisi windward
gunung, maka hal tersebut dapat meningkatkan
temperatur chinok, yaitu bahwa panas laten yang
dilepaskan dalam awan akan memberikan suplemen
bagi compresional heating di sisi leeward gunung.

11/12/2019 61
Mekanisme angin Foehn
 Hal ini menyebabkan udara yang turun di kaki
gunung lebih hangat dari pada udara yang naik di sisi
sebelah barat gunugn
 Selain itupun, udara yang turun lebih kering, karena
uap air sudah mengkondensasi ketika udara naik di
sisi windward gunung.

11/12/2019 62
Angin Chinok (Foehn)

A chinook wall cloud forming over the Colorado Rockies (viewed from the plains)

11/12/2019 63
11/12/2019 64
11/12/2019 65
Differential Heating

11/12/2019 66
Differential Heating
Sirkulasi global (sirkulasi umum)
dikendalikan oleh keseimbangan antara
incoming radiation dan outgoing radiation.

Differential Heating : perbedaan pemanasan


antara dua tempat dalam ruang

11/12/2019 67
Distribusi Temperatur Meridional
 Dalam rata-rata setahun, SST di daerah ekuator lebih
hangat dari pada daerah kutub
30
25
20
15
Suhu (C)

10
5
0
-5 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 -10 -20 -30 -40 -50 -60 -70 -80 -90
-10
Lintang
-15

11/12/2019 68
Distribusi Temperatur Meridional
 Gradien temperatur secara meridional di permukaan
(biru) dan di ketinggian 15 km (biru muda)
0.015

0.01
z = 0 km

0.005
z = 15 km
0
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 -10 -20 -30 -40 -50 -60 -70 -80 -90
-0.005

-0.01
lintang
-0.015

11/12/2019 69
Radiative Forcings
 Kurva variasi meridional fluks radiasi yang datang (F-
in) dan fluks radiasi yang keluar (F-out)
14
surplus
12

F10 F-in
8

6
F- out
4

0
90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -35 -40 -45 -50 -55 -60 -65 -70 -75 -80 -85 -90

defisit defisit
11/12/2019 70
Radiative Forcings
 Netto radiasi Fnet = Fin – Fout dalam (GW/m)
2.5

1.5

1
SURPLUS

0.5

0
90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -35 -40 -45 -50 -55 -60 -65 -70 -75 -80 -85 -90

-0.5
DEFISIT DEFISIT
-1

-1.5

11/12/2019 71
Radiative Forcing
 Perbedaan antara F-in dan F-out tidak lain adalah
“Differential Heating Radiative”

 Tampak bahwa perbedaan radiasi yang datang dan


radiasi yang keluar (F-netto) bernilai positif di
kawasan tropis dan bernilai negatif di luar tropis

 Ketidak seimbangan radiatif yang digambarkan pada


grafik tersebut harus dikompensasikan oleh sirkulasi
atmosferik dan oseanik

11/12/2019 72
Radiative Forcing
 Total transport panas (dalam Watt) yang dibutuhkan
untuk mengkompensasi radiasi oleh sirkulasi
atmosferik dan oseanik
6

0
90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -35 -40 -45 -50 -55 -60-65 -70 -75 -80-85-90

-2

-4

-6 Lintang
-8

11/12/2019 73
Radiative Forcing
Dari gambar tampak bahwa akibat sirkulasi
atmosferik maupun oseanik, energi banyak
dialirkan masuk ke lintang menengah dari pada
yang keluar, sehingga terdapat netto pemanasan
yang mengkompensasikan pendinginan radiatif di
lintang tersebut.

11/12/2019 74
Radiative Forcing

Secara umum......
Jika terdapat perbedaan “differential
heating” secara horizontal, maka akan
terjadi kompensasi panas oleh gerakan
fluida, dimana panas itu akan mengalir dari
daerah surplus ke daerah defisit, sehingga di
daerah defisit terjadi pemanasan

11/12/2019 75
Konsep Sirkulasi Termal

11/12/2019 76
Karakteristik Termal
 Karakteristik termal air : panas yang diserap tidak
langsung digunakan untuk meningkatkan suhu,
tetapi didistribusikan melalui mekanisme
konveksi, materi ikut bergerak

 Karakteristik termal daratan : panas yang diserap


digunakan untuk meningkatkan suhu, mekanisme
distribusi panas melalui konduksi, materi tidak
ikut bergerak

 Pengaruh kemiringan permukaan (topografi):


Lereng lebih dulu dipanaskan dibanding lembah
11/12/2019 77
Sirkulasi Termal

986 mb

Udara
Udara cenderung
988 mb
cenderung mengembang
mengendap

1000 mb

11/12/2019 78
Sirkulasi termal

 Dari gambar tampak bahwa udara mengalami sirkulasi

 Pada kolom lapisan yang hangat, udara naik (rises),


sedangkan pada lapisan yang dingin, udara turun
(sinks).

11/12/2019 79
Terimakasih

11/12/2019 80

Anda mungkin juga menyukai