Anda di halaman 1dari 8

GREEN ERGONOMICS

PRINSIP DESAIN UNTUK GREEN ERGONOMI

KELOMPOK 7

Maharani Sulistyo D600160055

Tiara Adhitama D600160113

Luhur Pambudi D600160145

Diah Wiranti D600160147


LATAR BELAKANG

Semakin banyaknya krisis ekologis, dan kemanusiaan dan


bencana ekonomi, penting untuk memahami bagaimana
ergonomi dapat berkontribusi pada kelangsungan hidup jangka
panjang semua kehidupan di planet kita. Baru-baru ini,
ergoecology (Garcia-Acosta et al., iFirst) telah diusulkan
sebagai bidang multidisiplin untuk mengembangkan
pendekatan yang lebih komprehensif untuk campur tangan
dalam sistem sosial-teknis (lingkungan binaan) dalam kaitannya
dengan ekosistem (lingkungan alam).
RELATIONSHIP GREEN ERGONOMIC
Definisi Green Ergonomics

Green ergonomics berkaitan dengan memastikan kesejahteraan


manusia dan sistem alami. Sistem alami menyediakan serangkaian
layanan ekologi (Daily, 1997) yang menyediakan makanan dan
sumber daya yang memungkinkan manusia kesejahteraan dan
kesehatan sedangkan manusia memerlukan etika konservasi untuk
memastikannya pelestarian dan pemulihan lingkungan alam.

Green ergonomics berperan di satu sisi hubungan dalam


konservasi dan pelestarian sistem alam untuk menunjang
lingkungan yang kondusif bagi kesejahteraan dan kesehatan
manusia.
Prinsip ergonomi hijau

Prinsip 1: Evaluasi, desain dan inovasi untuk efisiensi lingkungan,


eko-efektivitas, dan eko-produktivitas
• Dalam ergonomi, efisiensi dan efektivitas merujuk secara khusus
ke sistem kerja. Green ergonomics, mengakui efisiensi energi
manusia adalah tujuan yang penting. Efisiensi energi tercapai
ketika penggunaan maksimal dibuat dari eksergi yang tersedia
dan minimal hasil anergi
• Dalam ergonomi Keefektifan lingkungan memeriksa kapasitas
sistem untuk mengubah energi, bahan, sumber daya, dan
informasi tanpa limbah atau bahaya sistem lain. Eco-efektivitas
melibatkan penggunaan yang tepat dari yang tidak terbarukan
bahan dan energi.
• Garcia-Acosta et al. (iFirst) memperluas efektivitas lingkungan
melalui produktivitas lingkungan. Eko-produktivitas dalam
ergoekologi mempertimbangkan keseimbangan output dengan
input. Eko-produktivitas tercapai ketika sistem tetap dalam
keseimbangan periode waktu yang cukup lama.
Prinsip 2: Evaluasi, desain, dan inovasi konsisten dengan
ketahanan ekologis
Ketahanan ekologis merujuk pada “seberapa besar gangguan
yang dapat diserap ekosistem sebelum mengubah struktur dan
fungsinya ”(Bergen et al., 2001; p. 205); yaitu berapa banyak
turbulensi yang dapat ditahan sistem sebelum menjadi kacau.
Sistem yang dapat beradaptasi adalah mereka yang
menunjukkan fleksibilitas untuk berubah. Ada dua jenis sistem
adaptasi yang relevan.
• Jenis pertama menyangkut teknologi yang dapat beradaptasi
dengan lingkungan kondisi.
• Ekosistem harus mengandung keanekaragaman, saling
ketergantungan, dan ketahanan yang cukup untuk dapat
beradaptasi dengan yang lebih besar.
Untuk green ergonomics, sistem yang dapat beradaptasi harus
dapat merespon secara kooperatif dengan ekosistem lain. Sistem
yang saling ketergantungan tinggkat tinggi dengan masyarakat,
ekonomi, dan lingkungan alam
Prinsip 3 : Evaluasi, Desain dan Inovasi untuk Solusi Pribumi atau
Bahasa Setempat
• Wisner (1997) telah lama menganjurkan istilah Antropoteknologi untuk
menggambarkan kendala dan masalah yang berkaitan dengan transfer
teknologi.. Green Ergonomics menunjukkan pemahaman tentang
ekosistem lokal juga diperlukan. Ada dua aspek solusi pribumi yang
penting bagi ergonomi hijau. Pertama, penggunaan pengetahuan lokal,
keahlian, dan bahan baku berarti bahwa sumber daya ini tidak harus
diimpor (mis. jejak karbonnya adalah berkurang). Kedua, desain asli
menyiratkan bahwa orang yang merancang sistem juga hidup dengan
sistem ini.
Prinsip 4: Mengakui bagaimana sistem alam menghargai "desain“
• Pada prinsip terakhir, Green Ergonomics mendorong adopsi pelajaran
bahwa alam sudah belajar karena beradaptasi dan berinovasi
• Pendekatan Green Ergonomics mencakup ketidakpastian dan
memperhitungkan ketidakpastian serta kompleksitas dalam desain.
• Pendekatan Pencegahan mengundang kita untuk mengakui
ketidakpastian dan mengambil sikap bijaksana dalam desain
• Pendekatan ergonomi saat ini bekerja pada skala waktu yang singkat
secara ekologis.
Kesimpulan

 Keberlanjutan dan pembangunan berkelanjutan adalah tema yang menjadi


perhatian faktor manusia dan lingkungan. Sejalan dengan gerakan ini,
ergoekologi mengusulkan multidisiplin untuk secara sistematis
mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungan. Green ergonomics
menawarkan pendekatan untuk pengembangan intervensi ergonomi dengan
fokus pro-alam. Sedangkan prinsip hijau ergonomi diuraikan juga jelas
bahwa pekerjaan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan ketentuan dan
prinsip tertentu.

Anda mungkin juga menyukai