Anda di halaman 1dari 32

STATUS PASIEN

Nama : an. MYA


No. RM : 09.21.03
Jenis kelamin : laki-laki
Tgl. Lahir : 25-12-2014
Usia : 4thn 8 bln
Alamat : kebonsari, jember
Suku : Jawa
Agama : Islam
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama :
Nafas cepat

5 hari lalu : batuk dan pilek.


Batuk berdahak, dahak sulit
dikeluarkan, ingus berwarna 3 hari lalu : demam naik turun dini hari sebelum MRS :
kekuningan kental. hingga saat dibawa ke IGD nafas cepat
nyeri pada tenggorokan, nyeri
menelan (-)
RPD RPK RPO R. SosEk

• sakit infeksi paru 2 • Keluhan serupa • bodrexin dari • tidak ada


tahun lalu disangkal warung sebayanya atau
• amoxicillin & tetangga rumah
paracetamol dari yang mengalami
klinik 3 hari lalu. keluhan yang sama.
• Rumah pasien
hanya memiliki 2
jendela kecil di
ruang tamu dan
jarang dibuka.
• Ayah pasien sering
merokok di dalam
rumah.
PEMERIKSAAN FISIK (1 September 2019)
Keadaan Umum: Cukup Thorak: Cor = S1S2 tunggal, tidak ada
extrasistole, gallop, maupun murmur
Kesadaran: Compos Mentis
Pulmo = vesikuler +/+ rhonki +/+ wheezing -/-,
Berat badan: 15 kg retraksi (+)
Tanda-tanda vital: Nadi = 110x/menit Abdomen: cembung, BU normal, tympani,
RR = 36x/menit; suhu = 39,4° C soepel

Kepala/leher: Extremitas: akral hangat-kering-merah, tidak


anemis/ikterik/cyanosis/dyspnea = -/-/-/+, ada edema.
nafas cuping hidung (+)
Faring hiperemi (+), Tonsil T1/T1, hiperemis (-)
Mukosa : intak, stomatitis (-)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Darah lengkap

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hemoglobin 13,5 g/dl 12,4 – 17,7
Hematokrit 37,9 % 38 – 42 %
Leukosit 11.670 /uL 4300 – 10.300
Trombosit 308.000 /uL 150.000-450.000
Eritrosit 5.04 juta/uL 4.5-5.5
Urine Lengkap
Makroskopis
Protein Negative Negative
Reduksi Negative Negative
Bilirubin Negative Negative
Urobilin Negative Negative
Sedimen
Epithel 0-1 0-1/lp
Leuco 0-1 0-1/lp
Eryt 0-1 0-1/lp
Cylinder Negative Negative
Kristal Negative Negative
Bakteri Negative Negative
Lain-lain
Rontgen Thorax PA
Terdapat gambaran infiltrate tersebar di
lapang paru. Kesan : Pneumonia
DIAGNOSIS & TERAPI
DIAGNOSIS TERAPI
Pneumonia O2 nasal kanul 3-5 lpm
Infus D5 ½ NS 1250 cc/25 jam = 17 tpm
Injeksi Antrain 4x150 mg
Injeksi Ranitidin 2x15 mg
Injeksi Cefotaxim 3x 500 mg
p.o Sanadryl DMP 3x 1 cth
Subyektif Obyektif Assesment Planning
FOLLOW UP
(Tanggal 2 sesak berkurang, KU : Cukup Pneumonia O2 nasal kanul 3-5
demam (-), batuk (+) Kesadaran: CM lpm (k/p)
September)
berkurang, pilek (+), BB : 15 kg Infus D5 ½ NS 1250
nyeri tenggorokan (+), TTV : cc/25 jam = 17 tpm
nafsu makan kurang Nadi = 108/menit Injeksi Antrain 4x150
RR = 26 x/menit; suhu mg
= 36,7 ° C Injeksi Ranitidin 2x15
mg
K/L: a/i/c/d = -/-/-/-, Injeksi Cefotaxim 3x
nafas cuping hidung (- 500 mg
) p.o Sanadryl DMP 3x
Faring hiperemi (+), 1 cth
Tonsil T1/T1, hiperemi
(-) stomatitis (-)
Thorak:
Cor = S1S2 tunggal,
gallop (-) murmur (-)
Pulmo = ves +/+
rhonki +/+ berkurang,
wheezing -/-, retraksi
(+)
Abdomen: BU (+) dbn,
tympani, soepel
Extremitas: akral
hangat, edema (-)
Subyektif Obyektif Assesment Planning
FOLLOW UP
(Tanggal 3 sesak (-), demam (-), KU : Cukup Pneumonia Infus D5 ½ NS 1250
batuk (+) sedikit, pilek Kesadaran: CM cc/25 jam = 17 tpm
September)
(+) sedikit, nyeri BB : 15 kg Injeksi Antrain 4x150
tenggorokan (-), nafsu TTV : mg
makan membaik Nadi = 102/menit Injeksi Ranitidin 2x15
RR = 22 x/menit; suhu mg
= 36,5 ° C Injeksi Cefotaxim 3x
500 mg
K/L: a/i/c/d = -/-/-/-, p.o Sanadryl DMP 3x
nafas cuping hidung (- 1 cth
)
Faring hiperemi (-), KRS  aff infus
Tonsil T1/T1, hiperemi P/o cefixime syrup 2x
(-) stomatitis (-) ½ cth
Thorak: p/o sanadryl DMP 3x1
Cor = S1S2 tunggal, cth
gallop (-) murmur (-) p/o tremenza 3x ½
Pulmo = ves +/+ tab
rhonki -/-, wheezing -
/-, retraksi (-)
Abdomen: BU (+) dbn,
tympani, soepel
Extremitas: akral
hangat, edema (-)
Tinjauan Pustaka
Pneumonia
Definisi Pneumonia
•Peradangan yang mengenai parencim
paru, dari broncheolus terminalis yang
mencakup broncheolus respiratorius
dan alveoli
•menyebabkan gangguan pertukaran gas

Dahlan Z dkk
Pneumonia
ETIOLOGI
Bakteri & Virus
•Lahir – 20 hari
•3 mgg – 3 bln
•4 bln – 5 thn
•5 thn - remaja

(misnadiarly, 2008)
Mikoplasma
• menyerang segala jenis usia, paling sering pada anak, pria
remaja dan dewasa muda.
• Angka kematian sangat rendah

Protozoa
• Disebut pneumonia pneumosistis
• Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP)
• sering ditemukan pada bayi yang premature dan bayi dengan
HIV

(misnadiarly, 2008)
KLASIFIKASI
Umur Klinis & epidemiologis Agen penyebab

• < 2 bulan • Pneumonia Komuniti • Pneumonia Bakterial /


• Bukan pneumonia • Pneumonia tipikal
• Pneumonia berat nosocomial (HAP, VAP) • Pneumonia atipikal
• Pneumonia Aspirasi • Pneumonia virus
• 2 bln - < 5 thn • Pneumonia pd • Pneumonia jamur
• Bukan pneumonia immunocompromise
• Pneumonia
• Pneumonia berat
• Pneumonia sangat
berat
• Pneumonia
persisten

(Ditjen P2PL, 2007) (misnadiarly, 2008) (misnadiarly, 2008)


PATOFOSIOLOGI

reaksi inflamasi :
- mengganggu
- Sekresi eksudat gerakan dan difusi
O2 serta CO2 Darah vena yang
- Sel-sel darah memasuki paru-
Infeksi oleh agen putih, >> - memenuhi ruang paru keluar ke sisi hipoksemia
penyebab neutrophil udara kiri jantung tanpa
bermigrasi ke arterial
- oklusi parsial mengalami
alveoli oksigenasi
bronki atau alveoli
- edema mukosa,
dan bronkospasme

(Price dkk, 2005).


(Price dkk, 2005).
FAKTOR RISIKO

Faktor intrinsik Faktor ekstrinsik


Status gizi Lingkungan rumah

Status imunisasi Ventilasi

Pemberian ASI Polusi udara

Umur anak

(Rahajoe dkk, 2008)


MANIFESTASI KLINIS
Gejala infeksi umum
• demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan
napsu makan, dan keluhan gastrointestinal
Gejala respiratori
• batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas
cuping hidung, air hunger, merintih, sianosis

(Soedarsono, 2004)
Pneumonia pada neonatus dan Pneumonia pada Balita dan
bayi kecil Anak yang lebih besar
 Serangan apnea  Takipnea
 Sianosis  Retraksi subkosta
 Merintih  Napas cuping hidung
 Napas cuping hidung  Ronki
 Takipnea  Sianosis
 Letargi, muntah  Kadang-kadang timbul nyeri abdomen bila
 Tidak mau minum terdapat pneumonia lobus kanan bawah yang
 Takikardi atau bradikardi menimbulkan infiltrasi diafragma
 Retraksi subkosta  Nyeri abdomen dapat menyebar ke kuadran
 Demam kanan bawah dan menyerupai apendisitis.
 Sepsis pada pneumonia neontus dan bayi kecil
sering ditemukan sebelum 48 jam pertama

(Misnadiarly, 2008)
DIAGNOSA
BAYI DAN ANAK BERUSIA 2 BULAN – 5
BAYI BERUSIA DIBAWAH 2 BULAN
TAHUN
Pneumonia berat Pneumonia
Bila ada sesak napas
Bila ada napas cepat atau sesak napas
Harus dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia Harus dirawat dan diberikan antibiotik
Ada napas cepat, sesak (-) Bukan pneumonia
Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral. Tidak ada napas cepat atau sesak napas
Bukan pneumonia
Tidak perlu dirawat, cukup diberikan
Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas. pengobatan simptomatis
Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya
diberikan pengobatan simptomatis seperti penurun
panas.

(Ditjen P2PL, Depkes RI, 2007)


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Radiologi
• air bronchogram (airspace disease)  Streptococcus pneumoniae;
• bronkopneumonia (segmental disease)  staphylococcus, virus atau mikoplasma;
• pneumonia interstisial (interstitial disease)  virus dan mikoplasma
• lobus atas Klebsiella, tuberkulosis atau amiloidosis
• lobus bawah  Staphylococcus atau bakteriemia

(Dahlan, Z. 2006)
Gambaran radiologi chest x-ray
Pneumonia
AIR BRONCHOGRAM (AIRSPACE DISEASE)  BRONKOPNEUMONIA (SEGMENTAL DISEASE) 
STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE; STAPHYLOCOCCUS, VIRUS ATAU MIKOPLASMA;

Sumber : google image


LOBUS ATAS KLEBSIELLA, TUBERKULOSIS
ATAU AMILOIDOSIS
LOBUS BAWAH  STAPHYLOCOCCUS ATAU
PNEUMONIA INTERSTISIAL (INTERSTITIAL BAKTERIEMIA
DISEASE)  VIRUS DAN MIKOPLASMA

Sumber : google image


Pemeriksaan laboratorium
• Leukositosis  infeksi bakteri
• leukosit normal/rendah  infeksi virus/mikoplasma atau pada infeksi
yang berat
• Leukopenia  depresi imunitas, pasien dengan keganasan dan
gangguan kekebalan

(Dahlan, Z. 2006).
Pemeriksaan Bakteriologis
• sputum, darah, aspirasi nasotrakeal/transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal,
torakosentesis, bronkoskopi, atau biopsi
• Untuk terapi empiris  pemeriksaan apus Gram, Burri Gin, Quellung test dan
Z. Nielsen.

Pemeriksaan khusus
• Titer antibodi terhadap virus, legionela, dan mikoplasma ; (+) bila titer tinggi
atau ada kenaikan titer 4 kali
• Analisis gas darah

(Dahlan, Z. 2006)
Gambar Streptococcus Pneumonia

Google image
Tatalaksana
Rawat Jalan
Antibiotik lini pertama secara oral (amoksisilin atau kotrimoksazol)
Dosis amoksisilin yang diberikan adalah 25 mg/KgBB.
Dosis kotrimoksazol adalah 4 mg/kgBB TMP – 20 mg/kgBB sulfametoksazol).

Makrolid maupun makrolid baru -> terapi alternatif beta-laktam untuk pengobatan inisial
pneumonia aktivitas ganda terhadap S. Pneumoniae dan bakteri atipik

(Rahajoe, 2008)
Rawat Inap
antibiotika lini pertama  beta-laktam atau kloramfenikol
tidak responsif terhadap obat diatas  gentamisin, amikasin, atau sefalosporin.
Terapi antibiotik diteruskan selama 7-10 hari pada pasien dengan pneumonia tanpa komplikasi

(Rahajoe, 2008).
RAWAT INAP
NEONATUS DAN BAYI KECIL BALITA DAN ANAK YANG LEBIH BESAR

kombinasi beta-laktam/klavunalat dengan antibiotik beta-laktam dengan/ atau tanpa


aminoglikosid, atau sefalosporin generasi klavulanat.
ketiga.
Pada kasus yang lebih berat diberikan beta-
Bila keadaan sudah stabil, antibiotik dapat laktam/klavulanat dikombinasikan dengan
diganti dengan antibiotik oral selama 10 hari. makrolid baru intravena, sefalosporin generasi
ketiga.
Bila pasien sudah tidak demam atau keadaan
sudah stabil, antibiotik diganti dengan
antibiotik oral dan berobat jalan.

(Rahajoe, 2008).
Komplikasi

a. Pneumonia ekstrapulmoner, pneumonia e. Sepsis


pneumokokus dengan bakteriemi.
f. Gagal pernafasan, syok, gagal multiorgan
b. Pneumonia ekstrapulmoner non infeksius
gagal ginjal, gagal jantung, emboli paru dan g. Penjalaran infeksi (abses otak, endokarditis)
infark miokard akut. h. Abses paru
c. ARDS ( Acute Respiratory Distress Syndrom) i. Efusi pleura
d. Komplikasi lanjut berupa pneumonia
nosokomial

Amalina, F, UNDIP
PENCEGAHAN
Perawatan Selama Masa Kehamilan

Perbaikan Gizi Balita

Memberikan Imunisasi Lengkap pada Anak

Mengurangi Polusi didalam dan diluar Rumah

Menjauhkan balita dari penderita batuk.

Memeriksa Anak Sedini Mungkin Apabila Batuk

(Rahajoe, 2008).

Anda mungkin juga menyukai