PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hemoglobin 13,5 g/dl 12,4 – 17,7
Hematokrit 37,9 % 38 – 42 %
Leukosit 11.670 /uL 4300 – 10.300
Trombosit 308.000 /uL 150.000-450.000
Eritrosit 5.04 juta/uL 4.5-5.5
Urine Lengkap
Makroskopis
Protein Negative Negative
Reduksi Negative Negative
Bilirubin Negative Negative
Urobilin Negative Negative
Sedimen
Epithel 0-1 0-1/lp
Leuco 0-1 0-1/lp
Eryt 0-1 0-1/lp
Cylinder Negative Negative
Kristal Negative Negative
Bakteri Negative Negative
Lain-lain
Rontgen Thorax PA
Terdapat gambaran infiltrate tersebar di
lapang paru. Kesan : Pneumonia
DIAGNOSIS & TERAPI
DIAGNOSIS TERAPI
Pneumonia O2 nasal kanul 3-5 lpm
Infus D5 ½ NS 1250 cc/25 jam = 17 tpm
Injeksi Antrain 4x150 mg
Injeksi Ranitidin 2x15 mg
Injeksi Cefotaxim 3x 500 mg
p.o Sanadryl DMP 3x 1 cth
Subyektif Obyektif Assesment Planning
FOLLOW UP
(Tanggal 2 sesak berkurang, KU : Cukup Pneumonia O2 nasal kanul 3-5
demam (-), batuk (+) Kesadaran: CM lpm (k/p)
September)
berkurang, pilek (+), BB : 15 kg Infus D5 ½ NS 1250
nyeri tenggorokan (+), TTV : cc/25 jam = 17 tpm
nafsu makan kurang Nadi = 108/menit Injeksi Antrain 4x150
RR = 26 x/menit; suhu mg
= 36,7 ° C Injeksi Ranitidin 2x15
mg
K/L: a/i/c/d = -/-/-/-, Injeksi Cefotaxim 3x
nafas cuping hidung (- 500 mg
) p.o Sanadryl DMP 3x
Faring hiperemi (+), 1 cth
Tonsil T1/T1, hiperemi
(-) stomatitis (-)
Thorak:
Cor = S1S2 tunggal,
gallop (-) murmur (-)
Pulmo = ves +/+
rhonki +/+ berkurang,
wheezing -/-, retraksi
(+)
Abdomen: BU (+) dbn,
tympani, soepel
Extremitas: akral
hangat, edema (-)
Subyektif Obyektif Assesment Planning
FOLLOW UP
(Tanggal 3 sesak (-), demam (-), KU : Cukup Pneumonia Infus D5 ½ NS 1250
batuk (+) sedikit, pilek Kesadaran: CM cc/25 jam = 17 tpm
September)
(+) sedikit, nyeri BB : 15 kg Injeksi Antrain 4x150
tenggorokan (-), nafsu TTV : mg
makan membaik Nadi = 102/menit Injeksi Ranitidin 2x15
RR = 22 x/menit; suhu mg
= 36,5 ° C Injeksi Cefotaxim 3x
500 mg
K/L: a/i/c/d = -/-/-/-, p.o Sanadryl DMP 3x
nafas cuping hidung (- 1 cth
)
Faring hiperemi (-), KRS aff infus
Tonsil T1/T1, hiperemi P/o cefixime syrup 2x
(-) stomatitis (-) ½ cth
Thorak: p/o sanadryl DMP 3x1
Cor = S1S2 tunggal, cth
gallop (-) murmur (-) p/o tremenza 3x ½
Pulmo = ves +/+ tab
rhonki -/-, wheezing -
/-, retraksi (-)
Abdomen: BU (+) dbn,
tympani, soepel
Extremitas: akral
hangat, edema (-)
Tinjauan Pustaka
Pneumonia
Definisi Pneumonia
•Peradangan yang mengenai parencim
paru, dari broncheolus terminalis yang
mencakup broncheolus respiratorius
dan alveoli
•menyebabkan gangguan pertukaran gas
Dahlan Z dkk
Pneumonia
ETIOLOGI
Bakteri & Virus
•Lahir – 20 hari
•3 mgg – 3 bln
•4 bln – 5 thn
•5 thn - remaja
(misnadiarly, 2008)
Mikoplasma
• menyerang segala jenis usia, paling sering pada anak, pria
remaja dan dewasa muda.
• Angka kematian sangat rendah
Protozoa
• Disebut pneumonia pneumosistis
• Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP)
• sering ditemukan pada bayi yang premature dan bayi dengan
HIV
(misnadiarly, 2008)
KLASIFIKASI
Umur Klinis & epidemiologis Agen penyebab
reaksi inflamasi :
- mengganggu
- Sekresi eksudat gerakan dan difusi
O2 serta CO2 Darah vena yang
- Sel-sel darah memasuki paru-
Infeksi oleh agen putih, >> - memenuhi ruang paru keluar ke sisi hipoksemia
penyebab neutrophil udara kiri jantung tanpa
bermigrasi ke arterial
- oklusi parsial mengalami
alveoli oksigenasi
bronki atau alveoli
- edema mukosa,
dan bronkospasme
Umur anak
(Soedarsono, 2004)
Pneumonia pada neonatus dan Pneumonia pada Balita dan
bayi kecil Anak yang lebih besar
Serangan apnea Takipnea
Sianosis Retraksi subkosta
Merintih Napas cuping hidung
Napas cuping hidung Ronki
Takipnea Sianosis
Letargi, muntah Kadang-kadang timbul nyeri abdomen bila
Tidak mau minum terdapat pneumonia lobus kanan bawah yang
Takikardi atau bradikardi menimbulkan infiltrasi diafragma
Retraksi subkosta Nyeri abdomen dapat menyebar ke kuadran
Demam kanan bawah dan menyerupai apendisitis.
Sepsis pada pneumonia neontus dan bayi kecil
sering ditemukan sebelum 48 jam pertama
(Misnadiarly, 2008)
DIAGNOSA
BAYI DAN ANAK BERUSIA 2 BULAN – 5
BAYI BERUSIA DIBAWAH 2 BULAN
TAHUN
Pneumonia berat Pneumonia
Bila ada sesak napas
Bila ada napas cepat atau sesak napas
Harus dirawat dan diberikan antibiotik
Pneumonia Harus dirawat dan diberikan antibiotik
Ada napas cepat, sesak (-) Bukan pneumonia
Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral. Tidak ada napas cepat atau sesak napas
Bukan pneumonia
Tidak perlu dirawat, cukup diberikan
Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas. pengobatan simptomatis
Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya
diberikan pengobatan simptomatis seperti penurun
panas.
Pemeriksaan Radiologi
• air bronchogram (airspace disease) Streptococcus pneumoniae;
• bronkopneumonia (segmental disease) staphylococcus, virus atau mikoplasma;
• pneumonia interstisial (interstitial disease) virus dan mikoplasma
• lobus atas Klebsiella, tuberkulosis atau amiloidosis
• lobus bawah Staphylococcus atau bakteriemia
(Dahlan, Z. 2006)
Gambaran radiologi chest x-ray
Pneumonia
AIR BRONCHOGRAM (AIRSPACE DISEASE) BRONKOPNEUMONIA (SEGMENTAL DISEASE)
STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE; STAPHYLOCOCCUS, VIRUS ATAU MIKOPLASMA;
(Dahlan, Z. 2006).
Pemeriksaan Bakteriologis
• sputum, darah, aspirasi nasotrakeal/transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal,
torakosentesis, bronkoskopi, atau biopsi
• Untuk terapi empiris pemeriksaan apus Gram, Burri Gin, Quellung test dan
Z. Nielsen.
Pemeriksaan khusus
• Titer antibodi terhadap virus, legionela, dan mikoplasma ; (+) bila titer tinggi
atau ada kenaikan titer 4 kali
• Analisis gas darah
(Dahlan, Z. 2006)
Gambar Streptococcus Pneumonia
Google image
Tatalaksana
Rawat Jalan
Antibiotik lini pertama secara oral (amoksisilin atau kotrimoksazol)
Dosis amoksisilin yang diberikan adalah 25 mg/KgBB.
Dosis kotrimoksazol adalah 4 mg/kgBB TMP – 20 mg/kgBB sulfametoksazol).
Makrolid maupun makrolid baru -> terapi alternatif beta-laktam untuk pengobatan inisial
pneumonia aktivitas ganda terhadap S. Pneumoniae dan bakteri atipik
(Rahajoe, 2008)
Rawat Inap
antibiotika lini pertama beta-laktam atau kloramfenikol
tidak responsif terhadap obat diatas gentamisin, amikasin, atau sefalosporin.
Terapi antibiotik diteruskan selama 7-10 hari pada pasien dengan pneumonia tanpa komplikasi
(Rahajoe, 2008).
RAWAT INAP
NEONATUS DAN BAYI KECIL BALITA DAN ANAK YANG LEBIH BESAR
(Rahajoe, 2008).
Komplikasi
Amalina, F, UNDIP
PENCEGAHAN
Perawatan Selama Masa Kehamilan
(Rahajoe, 2008).