ANALISA RESIKO-FMEA-FMECA
KOMPETENSI:
1. MAMPU MENJELASKAN TERMINOLOGI FUNGSI, KEGAGALAN FUNGSIONAL DAN MODE KEGAGALAN.
2. MAMPU MENGAPLIKASIKAN TEKNIK FMEA DAN FMECA DALAM IDENTIFIKASI KEGAGALAN FUNGSIONAL
PERALATAN.
DAFTAR PUSTAKA:
1. Adiwiyoto Anton, Saputra Lyndon (editor),1997,”Tepat Pada Waktunya (JUST IN TIME): terjemahan,”Professional
Books, Jakarta.
2. Anonim,2001,”Management Manual: Guidelines for The Naval Aviation Reliability-Centered Maintenance Process”,
Naval Air Systems Command, USA.
3. Asfahl C.Ray ,1999,”Industrial Safety and Health Management : Fourth Edition”, Prentice –Hall.Inc,New Jersey.
4. Moubray John,1997,” Reliability-Centered Maintenance,” Industrial Press Inc, 200 Madison Avenue, New York.
5. Nour-Abdul et.al.1998”A Reliability Based Maintenance Policy; A Case Study” Computer Ind.Engng, Vol. 35, pp. 591-
594.
6. Smith David J, 2005, Reliability, Maintainability and Risk Practical methods for engineers Seventh Edition, Elsevier
Butterworth-Heinemann, Linacre House, Jordan Hill, Oxford.
7. Smith Anthony M, 1993,”Reliability-Centered Maintenance”, McGraw-Hill, Singapore.
8. Skelton Bob, 1997,“Process Safety Analysis: An Introduction” Gulf Publishing Company, Book Division, Houston, USA.
9. Wahyuddin, 2004,”Pendekatan Kualitatif Perencanaan Perawatan Berbasis Keandalan; Studi Kasus 10 Ton X 38
Meter Single Girder Overhead Crane” Lembaga Penelitian Fak.Teknik UNHAS, Makassar.
10. ----------------2010,” Penelusuran Karakter Kegagalan Fungsional Mesin Jangkar Menggunakan Teknik Failure Mode
Effect Analysis (FMEA) (Studi Kasus: 800 hp; Kapal Tunda Anggada VIII), Jurnal JUPITER Vol.
PENTINGNYA K3
KEHARUSAN SEMUA ENGINEERS
UNTUK MEMASTIKAN BAHWA
PABRIK DAN ATAU K3 TIDAK TERBATAS HANYA
PENGOPERASIANNYA BERADA ARTINYA SEBAGAI TUNTUTAN TUGAS
DALAM KENDALINYA TETAPI HARUS SUDAH
MENJADI
TANGGUNGJAWAB MORAL.
PENCEGAHAN PEKERJA DARI SAKIT
DAN KEMATIAN.
PENCEGAHAN SEMUA PENGGUNA
DARI SAKIT DAN KEMATIAN.
PENCEGAHAN KERUSAKAN PABRIK. CAKUPAN TUGAS
PENCEHAGAN KERUSAKAN BARANG DAN TOPIK SBB:
PIHAK KETIGA PENCEGAHAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN.
PROSES PENGELOLAAN RESIKO
FMEA
HIRARKI FUNGSIONAL ,
PENDEKATAN SWBS
TERMINOLOGI FMEA
FMEA adalah sebuah teknik yang sistematis untuk menganalisa kegagalan
fungsional secara kualitatif (Moubray,1997).
Menurut Alwi Rusydi dalam Wahyuddin (2005), FMEA digunakan oleh Nowlan
and Heap (1978), Anderson and Neri (1990) dan Sandtrov and Rausand (1991).
Menurut Asfahl C.Ray (1999) dikatakan bahwa FMEA penting bagi manager
keselamatan dan kesehatan kerja bila komponen dari sebuah peralatan
mengalami kegagalan yang menyebabkan luka-luka dan atau sakit pekerja
industri (industrial injury or illness)
Beberapa pertayaan dasar yang harus dijawab oleh seorang analis dalam
melakukan penelusuran karakter kegagalan fungsional menggunakan
FMEA, yaitu :
1. Apa fungsi dan strandar performa yang harus dipenuhi oleh suatu item
(peralatan) pada waktu di operasikan?.
2. Dengan cara bagaimana item tersebut gagal memenuhi fungsinya?.
3. Apa penyebab dari kegagalan fungsional tersebut?.
4. Apa yang terjadi bila masing-masing kegagalan terjadi dan apa
akibatnya?.
Deskripsi FUNGSI dibuat dalam bentuk kalimat terdiri dari “ sebuah kata kerja,
sebuah tujuan, dan sebuah standar performa yang diinginkan.
INHERENT CAPABILITY
(what it can do)
PERFORMANCE
DESIRED PERFORMANCE
(what its users want it to do)
KONSTRUKSI FMEA [4]
Mekanisme
Kegagalan
Kegagalan
Operasi
Metode
Deteksi
Mode
Jenis
Deskripsi Kegagalan
Dampak Kegagalan
Fungsional Komponen
Kekritisan suatu item/mesin (MC) dapat ditentukan berdasarkan empat kriteria, yaitu [Nour-abdul
et al, 1998] :
1. Dampak waktu perbaikan mesin (downtime) terhadap proses produksi (EM).
2. Utilisasi mesin (bottleneck or not) (UR)
3. Kegagalan mesin berindikasi pada keselamatan dan lingkungan (SEI).
4. Kerumitan mesin dan kebutuhan sumber daya perawatan dari luar (eksternal) (MTC).
Tiap kriteria mempuyai bobot yang memperlihatkan kepentingan relatif terhadap indikasi
kekritisan. Bobot tiap kriteria dimulai dari rentang 0 (tidak ada dampak) sampai 3 (dampak
sangat penting). Kekritisan item/mesin dapat dihitung mengunakan formula :
MC = 3*EM + 2*UR + 3*SEI + 1*MTC
Tingkat kekritisan (severity atau risk level) terbagi menjadi 3 (tiga) kategori , yaitu :
1. Kategori A (sangat kritis), nilai MC berada pada rentang 20 – 27.
2. Kategori B (kritis), nilai MC berada pada rentang 12 – 19.
3. Kategori C (cukup kritis), nilai MC berada pada rentang 0 – 11
Contoh Aplikasi FMECA
ANALISA MODE , DAMPAK DAN KEKRITISAN KEGAGALAN [FMECA]
Kode Sistem : Kode Subsistem : Kode Komponen :
FAOC01 FAOC01SS2 FAOC01K2001
Nama Komponen : Fungsi Komponen :
Main Motor Hoist Untuk memutar rope drum dengan putaran 970 rpm dan kecepatan 12,5/2,1 m/min.
Deskripsi Kegagalan
Jenis Mode Metode Mekanisme Tingkat
Fungsional Dampak Kegagalan
Operasi Kegagalan Deteksi Kegagalan Kekritisan
Komponen
KK-1 M-1 Hoist bekerja tidak normal
Gagal secara Motor Visual sehingga gagal melakukan
keseluruhan Panas Inspection operasi angkat /turun.
Kategori A
Kontinu Temperature Downtime yang dibutuhkan
Sangat Kritis
untuk memperbaiki mengganti
lebih kurang 6 jam.
Kategori B (kritis)