Anda di halaman 1dari 34

Perpindahan Kalor & Massa 2

2 SKS
KONVEKSI
EKSTERNAL
Konveksi Pada Bola

Korelasi oleh Whitaker:


15)

Kasus khusus perpan dari bola yang berhubungan dengan


transport cairan jatuh bebas. Korelasi oleh Ranz & Mashall:

16)
Konveksi Pada Bola
Contoh 1:
Konveksi Pada Bola
Asumsi:
• Bilangan Nusselt dicari menggunakan Korelasi Ranz &
Mashall
• Properti udara konstan dievaluasi di temperature 25℃
• Efek radiasi diabaikan
• Perbedaan temperature pada droplet diabaikan
• Drag koefisien di tentukan dengan hokum stokes’

Properties:
Table A4 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑇𝑓 = 75℃ ; 𝜌 = 1.002 𝑘𝑔Τ𝑚3 , 𝑣 = 20.72 ×
10−6 𝑚2 Τ𝑠 .
Table A4 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑇∞ = 25℃ ; 𝑣 = 15.71 × 10−6 𝑚2 Τ𝑠 , 𝑘 =
0.0261 𝑊 Τ𝑚. 𝐾 , 𝑃𝑟 = 0.708
Konveksi Pada Bola
Analisis:
• karena tetesan bergerak dengan kecepatan terminalnya,
gaya total pada setiap tetes harus nol. karenanya bobot
drop diimbangi oleh gaya apung yang terkait dengan
udara yang dipindahkan dan gaya seret:
𝐷3 𝐷3 𝜋𝐷2 𝑉2
𝜌𝑑 𝑔 𝜋 = 𝜌𝑔 𝜋 + 𝐶𝑑 𝜌 1)
6 6 4 2
• Rumus gaya drag
karena tetesannya kecil, kami mengantisipasi bahwa
jumlah reynold juga akan kecil. jika ini masalahnya,
hukum stokes ‘ dapat digunakan untuk menyatakan
koefisien hambatan sebagai
24 24𝑣
𝐶𝑑 = = 2)
𝑅𝑒𝐷 𝑉𝐷
Konveksi Pada Bola
Analisis:
• Subtitusi persamaan 2 ke persamaan 1 dan selesaikan
untuk pesamaan velocity:

𝑔𝐷2
𝑉= 𝜌𝑑 − 𝜌
18𝑣𝜌

9.81 𝑚Τ𝑠 2 × (55 × 10−6 𝑚)2


𝑉=
18 × 20.72 × 10−6 𝑚2 Τ𝑠 × 1.002 𝑘𝑔Τ𝑚3
𝑉 = 0.190 𝑚Τ𝑠 = 190 𝑚𝑚Τ𝑠
Konveksi Pada Bola
Analisis:
• Nuselt number dan koefisien konveksi dapat dihitung
dengan korelasi Ranz dan Marshall:
1ൗ 1ൗ
2
𝑁𝑢𝐷 = 2 + 0.6 𝑅𝑒𝐷 𝑃𝑟 3

1ൗ
𝑉𝐷 2 1ൗ
𝑁𝑢𝐷 = 2 + 0.6 𝑃𝑟 3
𝑣

1ൗ
0.190 𝑚Τ𝑠 × 55 × 10−6 𝑚 2
1ൗ
𝑁𝑢𝐷 = 2 + 0.6 × × 0.708 3
15.71 × 10−6 𝑚2 Τ𝑠

𝑁𝑢𝐷 = 2.44
Konveksi Pada Bola

𝑁𝑢𝐷 𝑘
ℎത =
𝐷

2.44 × 0.0261 𝑊 Τ𝑚. 𝐾


ℎത = = 1160 𝑊 Τ 𝑚 2𝐾
55 × 10−6 𝑚
Dengan menerapkan metode kapasitansi lumped:

𝜌𝑑 𝑉𝑐𝑑 𝜃𝑖 𝜌𝑑 𝑐𝑑 𝐷 𝑇𝑖 −𝑇∞
𝑡= ഥ 𝐴𝑠
ln = ഥ
ln
ℎ 𝜃𝑓𝑖𝑛𝑎𝑙 6ℎ 𝑇𝑓𝑖𝑛𝑎𝑙 −𝑇∞

2400𝑘𝑔Τ𝑚3 ×800𝐽Τ𝑘𝑔.𝐾×(55×10−6 𝑚) (200−25)℃


𝑡= ln
6×1160𝑊Τ𝑚2 𝐾 (50−25)℃

𝑡 = 0.030 𝑠
Konveksi Pada Bola
Dan jarak standoff:
𝐿 = 𝑉. 𝑡
𝐿 = 0.190 𝑚Τ𝑠 × 0.030 𝑠
𝐿 = 0.0056 𝑚 = 5.6 𝑚𝑚
Konveksi Pada Bola
Contoh 2:
The decorative plastic film on a copper sphere of 10
diameter is cured in an oven 75℃. Upon removal from the
oven the sphere is subjected to an airstream at 1 atm and 23
℃ having a velocity 10 m/s. estimate how lomg it will take
cool the sphere to 35 ℃

Copper sphere
Air 𝐷 = 10 𝑚𝑚
𝑃∞ = 1𝑎𝑡𝑚
𝑉 = 10𝑚/𝑠
𝑇∞ = 23℃
𝑇𝑖 = 75℃, 𝑇𝑓𝑖𝑛𝑎𝑙 = 35℃
Konveksi Pada Bola
Asumsi:
• Termal resistance dan kapasitansi dari plastic film
diabaikan
• Efek radiasi diabaikan
• isotermal spasial sphere

Properties:
Table A1, copper 𝑇𝑓 = 328 𝐾 ; 𝜌 = 8933 𝑘𝑔Τ𝑚3 , 𝑘 =
399 𝑊 Τ𝑚. 𝐾 , 𝑐𝑝 = 387 𝐽Τ𝑘𝑔. 𝐾
Table A4 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑇∞ = 296 𝐾 ; 𝜇 = 181.6 × 10−7 𝑁. 𝑠Τ𝑚2 ; 𝑣 =
15.36 × 10−6 𝑚2 Τ𝑠 , 𝑘 = 0.0258 𝑊 Τ𝑚. 𝐾 , 𝑃𝑟 = 0.709
Table A4 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑇𝑓 = 328 𝐾 ; 𝜇 = 197.8 × 10−7 𝑁. 𝑠Τ𝑚2
Konveksi Pada Bola
Waktu yang dibutuhkan dalam proses pendinginan
dapat dicari menggunakan metode kapasitansi lumped:

𝜌𝑑 𝑉𝑐𝑑 𝜃𝑖
𝑡= ഥ 𝐴𝑠
ln
ℎ 𝜃𝑓𝑖𝑛𝑎𝑙

Dimana 𝑉 = 𝜋𝐷3 /6 dan 𝐴𝑠 = 𝜋𝐷2 , sehingga

𝜌𝑑 𝑐𝑑 𝐷 𝑇𝑖 −𝑇∞
𝑡= ഥ
ln
6ℎ 𝑇𝑓𝑖𝑛𝑎𝑙 −𝑇∞
Konveksi Pada Bola
Dengan persamaan 15:

1/4
1ൗ 2ൗ 𝜇∞
𝑁𝑢𝐷 = 2 + (0.4 𝑅𝑒𝐷 2 + 0.06 𝑅𝑒𝐷 3 )𝑃𝑟 0.4
𝜇𝑓

Dimana :

𝑚
𝑉𝐷 10 × 0.01𝑚
𝑅𝑒𝐷 = = 𝑠 = 6510
𝑣 −6
15.36 × 10 𝑚 Τ𝑠2

Sehingga nusselt number dan koefisien konveksi


menjadi:
Konveksi Pada Bola

𝑁𝑢𝐷
1ൗ 2ൗ 0.4
= 2 + 0.4 × 6510 2 + 0.06 × 6510 3 × 0.709

1
181.6 × 10−7 𝑁. 𝑠Τ𝑚2 4
× = 47.7
197.8 × 10−7 𝑁. 𝑠Τ𝑚2

ത 𝑁𝑢𝐷 𝑘
ℎ=
𝐷

ത 47.7×0.0258 𝑊Τ𝑚.𝐾
ℎ= = 122 𝑊 Τ𝑚2 𝐾
0.01𝑚
Konveksi Pada Bola

Sehingga waktu pendinginan yang dibutuhkan:


8933𝑘𝑔Τ𝑚3 ×387𝐽Τ𝑘𝑔.𝐾×0.01𝑚 75−23
𝑡= ln
6×122𝑊Τ𝑚2 𝐾 35−23

𝑡 = 69.2 𝑠
Konveksi Pada Jajaran Pipa
Dalam hal ini konstruksi jajaran pipa dibagi menjadi dua
yaitu susunan segaris ( in-line) dan susunan zig-zag
(stagegered) seperti terlihat pada gambar dibawah, dengan
arah aliran fluida melintang (cross flow) jajaran pipa

a) Susunan segaris (inline) b) Susunan zig-zag (staggered)


Konveksi Pada Jajaran Pipa
Konveksi Pada Jajaran Pipa
Adapun korelasi yang direkomendasikan untuk semua jajaran
pipa (Zukauskas) adalah :
1/4
𝑚 0.36
𝑃𝑟
𝑁𝑢𝐷 = 𝐶1 𝑅𝑒𝐷,𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑟 17)
𝑃𝑟𝑠
𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡:
𝑁𝐿 ≥ 20
0.7 ≤ 𝑃𝑟 ≤ 500
10 ≤ 𝑅𝑒𝐷,𝑚𝑎𝑥 ≤ 2 × 106

𝑁𝐿 : jumlah jajaran pipa


𝑃𝑟𝑠 : dihitung pada temperatur arimetik antara fluida masuk
(𝑇𝑖 = 𝑇∞ ) dan temperatur fluida keluar (𝑇𝑜 ), sedangkan
konstanta C1 dan n pada tabel berikut:
Konveksi Pada Jajaran Pipa
Tabel 4.3: Konstanta persamaan 17
Konveksi Pada Jajaran Pipa
Jika jumlah jajaran pipa kurang dari 20 buah maka
korelasinya adalah:

𝑁𝑢𝐷 ቚ = 𝐶2 𝑁𝑢𝐷 ቚ 18)


(𝑁𝐿 <20) (𝑁𝐿 ≥20)

𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝐶2 𝑑𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑢𝑡:


Tabel 4.4: Konstanta Persamaan 18
Konveksi Pada Jajaran Pipa
𝑅𝑒𝐷𝑚𝑎𝑥 bilangan Reynolds maksimum dihitung pada
kecepatan maksimum yang terjadi diantara jajaran pipa:

𝑅𝑒𝐷𝑚𝑎𝑥 = 𝜌𝑉𝑚𝑎𝑥 𝐷/𝜇


Untuk susunan pipa inline V max terjadi pada A1

𝑆𝑇
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 𝑉 19)
𝑆𝑇 − 𝐷
Untuk susunan pipa staggered V max dapat terjadi pada A1
maupun A2:
2(𝑆𝐷 − 𝐷) < (𝑆𝑇 − 𝐷) 20)
Konveksi Pada Jajaran Pipa
V max terjadi pada A2 jika:

1ൗ
2 2
𝑆𝑇 𝑆𝑇 + 𝐷
𝑆𝐷 = 𝑆𝐿2 + < 21)
2 2

𝑆𝑇
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 𝑉 22)
2(𝑆𝐷 − 𝐷)

Jika pada susunan staggered V max terjadi di A1 maka V max


dihitung sesuai pers. 19
Konveksi Pada Jajaran Pipa
Total perpindahan panas dihitung dengan:


𝑞′ = 𝑁(ℎ𝜋𝐷∆𝑇𝑙𝑚 )
23)
∆𝑇𝑙𝑚 : Log Mean temperature difference

𝑇𝑆 − 𝑇𝑖 − (𝑇𝑆 − 𝑇𝑜 )
∆𝑇𝑙𝑚 = 24)
𝑇𝑆 − 𝑇𝑖
ln
𝑇𝑆 − 𝑇𝑜
Ts : temperature permukaan,
Ti : temperatur fluida masuk
To : temperatur fluida keluar
Konveksi Pada Jajaran Pipa
Untuk memprediksi temperatur keluar digunakan persamaan:

𝑇𝑆 − 𝑇𝑖 𝜋𝐷𝑁ℎത
= 𝑒𝑥𝑝 −
𝑇𝑆 − 𝑇𝑜 𝜌𝑉𝑁𝑇 𝑆𝑇 𝑐𝑝 25)

N : jumlah jajaran pipa dan


N T : jumlah piupa setiap baris/jajaran
Kerugian tekanan yang terjadi pada aliran fluida melalui
jajaran pipa dapat diprediksi dengan pers:

2
𝜌𝑉𝑚𝑎𝑥
∆𝑝 = 𝑁𝐿 χ 𝑓 26)
2
Faktor gesekan f dan faktor koreksi χ dapat dilihat pada
grafik berikut:

Grafik Faktor gesekan f dan faktor koreksi χ untuk pers. 26, pengaturan pipa linier
Grafik Faktor gesekan f dan faktor koreksi χ untuk pers. 26, pengaturan pipa staggered
Analisis:
Dari pers. 17:
1/4
𝑚
𝑃𝑟
𝑁𝑢𝐷 = 𝐶1 𝑅𝑒𝐷,𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑟 0.36
𝑃𝑟𝑠
1
𝑆𝑇 2 Τ2 𝑆𝑇 +𝐷
Karena 𝑆𝐷 = 𝑆𝐿2 + = 37.7 lebih besar dari ,
2 2
maka kecepatan max pada A1:

𝑆𝑇 31.3𝑚𝑚 𝑚
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 𝑉= 6 = 12.6 𝑚Τ𝑠
𝑆𝑇 − 𝐷 (31.3 − 16.4)𝑚𝑚 𝑠
Sehingga:

𝑉𝑚𝑎𝑥 𝐷 12.6 𝑚Τ𝑠 × 0.0164𝑚


𝑅𝑒𝐷𝑚𝑎𝑥 = = −6 2
= 13943
𝑣 14.82 × 10 𝑚 Τ𝑠
Dan:
𝑆𝑇 31.3
= = 0.91 < 2
𝑆𝐿 34.3
Sehingga dengan table 4.3 didapat:
1ൗ
𝑆𝑇 5
𝐶1 = 0.35 = 0.34 , 𝑚 = 0.60 𝑑𝑎𝑛 𝐶2 = 0.95
𝑆𝐿
Sehingga:
0.71 1/4
𝑁𝑢𝐷 = 0.34 × 0.95 × 13943 0.60 × 0.710.36
0.701
𝑁𝑢𝐷 = 87.9
Dan:

ത 𝑁𝑢𝐷 𝑘
ℎ=
𝐷
87.9 × 0.0253 𝑊 Τ𝑚. 𝐾
ℎത = = 135.6 𝑊 Τ𝑚2 𝐾
0.0164𝑚
Dengan persamaan 25:
𝑇𝑆 − 𝑇𝑖 𝜋𝐷𝑁ℎത
= 𝑒𝑥𝑝 −
𝑇𝑆 − 𝑇𝑜 𝜌𝑉𝑁𝑇 𝑆𝑇 𝑐𝑝

𝜋𝐷𝑁ℎത
𝑇𝑆 − 𝑇𝑜 = (𝑇𝑆 − 𝑇𝑖 )𝑒𝑥𝑝 −
𝜌𝑉𝑁𝑇 𝑆𝑇 𝑐𝑝

𝜋 × 0.0164𝑚 × 56 × 135.6 𝑊 Τ𝑚2 𝐾


𝑇𝑆 − 𝑇𝑜 = (55℃)𝑒𝑥𝑝 −
1.217 𝑘𝑔Τ𝑚3 × 6𝑚/𝑠 × 8 × 0.0313𝑚 × 1007 𝐽Τ𝑘𝑔. 𝐾

𝑇𝑆 − 𝑇𝑜 = 44.5℃

Sehingga:
𝑇𝑆 − 𝑇𝑖 − (𝑇𝑆 − 𝑇𝑜 ) 55 − 44.5 ℃
∆𝑇𝑙𝑚 = = = 49.6℃
𝑇𝑆 − 𝑇𝑖 55
ln ln
𝑇𝑆 − 𝑇𝑜 44.5
Dan

𝑞′ = 𝑁(ℎ𝜋𝐷∆𝑇 𝑙𝑚 )
𝑞′ = 56(135.6 𝑊 Τ𝑚2 𝐾 × 𝜋 × 0.0164 × 49.6℃)
𝑞′ = 19.4 𝑘𝑊 Τ𝑚
Pressure drop
2
𝜌𝑉𝑚𝑎𝑥
∆𝑝 = 𝑁𝐿 χ 𝑓
2
𝑆 𝑆𝐿
Dengan 𝑅𝑒𝐷𝑚𝑎𝑥 = 13943, 𝑃𝑇 = 𝑇 = 1.91, 𝑃𝐿 = = 2.09 dan
𝐷 𝐷
(𝑃𝑇 /𝑃𝐿 )= 0.91, sehingga menurut grafik

χ ≈ 1.04 𝑑𝑎𝑛 𝑓 ≈ 0.35


Sehingga dngan 𝑁𝐿 =7 maka
2
𝜌𝑉𝑚𝑎𝑥
∆𝑝 = 𝑁𝐿 χ 𝑓
2

1.217 𝑘𝑔Τ𝑚3 × 12.6 𝑚Τ𝑠 2


∆𝑝 = 7 × 1.04 0.35
2

∆𝑝 = 246 𝑁Τ𝑚2 = 2.46 × 10−3 𝑏𝑎𝑟𝑠

Anda mungkin juga menyukai