Anda di halaman 1dari 13

TEORI KEKUASAAN DAN

PEMBENARAN KEKUASAAN
DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:
WISNU FEBRIYANTO/19410096
M. SYAFIQ WAFI/19410100
FATUR KESARIS/19410132
HIMAWAN GERRENOVE/19410136
A. RIZQY SYAHNUR/19410149
ABDAN RAHMAN/19410167
TEORI KEKUASAAN
SUMBER KEKUASAAN

TEORI KEKUASAAN

SIAPA YANG
MEMILIKINYA?
SUMBER KEKUASAAN
 Teori Tuhan
Teori ini berkembang pada zaman abad pertengahan, yaitu dari
abad ke V sampai abad ke XV. Penganut daripada teori ini yang
antara lain adalah Augustinus, Thomas Aquinas dan Marcilius.

 Teori Hukum Alam


Teori ini menyatakan bahwa kekuasaan itu berasal dari rakyat. Sudah
mulai dari aliran atau kaum monarkomaken yang dipelopori oleh
Johannes Althusius, telah mengatakan bahwa kekuasaan itu berasal
dari rakyat dan asal kekuasaan yang ada pada rakyat ini tidak lagi
dianggap dari Tuhan, melainkan dari alam kodrat. Kemudian
kekuasaan yang ada pada rakyat ini diserahkan pada seseorang
yang disebut raja untuk menyelenggarakan masyarakat.
PEMEGANG KEKUASAAN
Jadi, tentang pemegang kekuasaan ini, terdapat empat teori yang
menyebutkan siapa yang memegang kekuasaan itu, yaitu:

1. Teori Kedaulatan Tuhan


Diantara teori-teori yang memberikan jawaban atas masalah atau
pertanyaan tadi, menurut sejarahnya yang paling tua adalah teori
kedaulatan Tuhan, yaitu yang mengatakan bahwa kekuasaan tertinggi itu
yang memiliki atau ada pada Tuhan.

2. Teori Kedaulatan Negara


Penganut teori kedaulatan ini menyatakan, bahwa kedaulatan itu tidak
ada pada Tuhan, seperti yang dikatakan oleh para penganut teori
penganut teori kedaulatan Tuhan, tetapi ada pada Negara. Negaralah
yang menciptakan hukum, jadi segala sesuatu harus tunduk kepada
Negara.
3. Teori Kedaulatan Hukum
Menurut teori kedaulatan hukum atau rechts-souvereiniteit tersebut
yang memiliki bahkan yang merupakan kekuasaan tertinggi di dalam
suatu Negara itu adalah hukum sendiri. Karena baik raja atau
penguasa maupun rakyat atau warganegara, bahkan Negara itu
sendiri semuanya tunduk kepada hukum.

4. Teori Kedaulatan Rakyat


individu-individu dengan melalui perjanjian masyarakat membentuk
masyarakat dan kepada masyarakat inilah para individu itu
menyerahkan kekuasaannya, yang selanjutnya masyarakat inilah
yang menyerahkan kekuasaan tersebut kepada raja-raja. Jadi
sesungguhnya raja itu mendapatkan kekuasaan dari individu-individu
itu.
TEORI PEMBENARAN NEGARA
Teori pembenaran Hukum biasa disebut dengan istilah
Rechtsvaardiging Theorieen: yaitu suatu teori yang membahas dasar-
dasar yang dijadikan alasan-alasan sehingga tindakan penguasa
negara dapat dibenarkan. Sebagaimana kita pahami bahwa suatu
pemerintahan negara tidak akan mungkin untuk berjalan efektif tanpa
adanya legitimasi yang penuh.

Secara garis besar ada empat teori legitimasi yang menjadi


pembenaran (dasar pembenar) kekuasaan negara, yaitu:
Legitimasi Teologis atau Teokrasi
Legitimasi Sosiologis
Legitimasi Yuridis
Legitimasi Etis (Filosofis)
A. Legitimasi Teologis atau Teokrasi

Teori ini beranggapan tindakan penguasa / negara selalu benar,


sebab negara diciptakan oleh Tuhan, ada yang secara langsung /
tidak langsung.
• Negara secara langsung adalah dimana penguasa wahyu dari
Tuhan
• Negara secara tidak langsung adalah dimana penguasa berkuasa
mendapat kodrat dari Tuhan
B. Legitimasi Sosiologis
Menurut teori ini, siapa yang berkemampuan maka akan mendapat
kekuasaan dan memegang tampuk kekuasaan atau pemerintahan.
Kekuatan yang meliputi jasmani, rohani, materi dan politik.

C. Legitimasi Yuridis
 Hukum kekeluargaan (Patriarchal)
Yang diangkat sebagai kepala keluarga adalah orang yang kuat,
berjasa, bijaksana (primus interparis).
 Hukum kebendaan (Patrimonial)
Ialah hak milik, raja memiliki hak terhadap daerahnya, rakyat tunduk
padanya.
 Hukum perjanjian
Perjanjian masyarakat :
Menurut Thomas Hobbes (Pactum Uniones) : Manusia hidup dalam
kekuatan karena takut diserang manusia lainnya yang lebih kuat
keadaan jasmaninya. Sehingga diadakan perjanjian masyarakat.
Dalam perjanjian ini hanya rakyat dan rakyat.
D. Legitimasi Etis (FIlosofis)
Menurut teori ini maka negara itu ada karena suatu keharusan Susila.
Ada tiga pendapat untuk teori ini:
• Pendapat Plato dan Aristoteles
Mereka mengatakan bahwa manusia tidak akan ada arti bila manusia
itu belum bernegara. Negara merupakan hal yang mutlak, tanpa
negara maka tidak ada manusia, dengan demikian segala tindakan
negara dibenarkan.
• Pendapat Emmanuel Kant
Beliau berpendapat tanpa adanya negara, manusia itu tidak dapat
tunduk pada hukum-hukum yang dikeluarkan. Menurut Kant, negara
itu adalah ikatan-ikatan manusia yang tunduk pada hukum akibatnya
tindakan negara tadi dibenarkan
• Pendapat Wolf
Beliau menyatakan keharusan untuk membentuk negara merupakan
keharusan moral yang tinggi. Pendapat ini sukar diterangkan secara
ilmiah karena teorinya berpankal pada filsafat.

Anda mungkin juga menyukai