Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN KEUANGAN II

BIAYA MODAL
(Cost of Capital)

KELOMPOK 3

SARLOTA ARIANI BANNI GAH (170404020107)


FRUMENSIUS NORANDO KABUT (170404020109)
YOHANA JEMIMAN (170404020110)
FRANSISKA NITA (170404020121)
LETISIA MAI NGGIRI (170404020138)
Apa yang Dimaksud Dengan Biaya Modal ?

Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang


harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh
dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen,
saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai
suatu investasi atau operasi perusahaan.

Manfaat mengetahui biaya modal

1. Untuk menentukan proyek menguntungkan (merugikan)


2. Sebagai discounting faktor dalam menghitung present value
aliran kas
3. Regulasi perusahaan yang monopoli
Apa Fungsi Biaya Modal ?

Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk


menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi
(sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat
keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan
biaya modalnya.
Komponen Biaya Modal

Adalah salah satu dari jenis-jenis modal yang digunakan oleh


perusahaan untuk menghimpun pendanaan. Pos-pos yang berada di sisi
kanan neraca suatu perusahaan---berbagai jenis utang, saham preferen,
dan ekuitas biasa—disebut komponen-komponen modal (capital
components).

Proporsi sasaran utang, saham preferen, dan ekuitas biasa, bersama-


sama dengan biaya dari komponen-komponen tersebut, digunakan
untuk menghitung rata-rata tertimbang biaya modal
(weighted average cost of capital---WACC) perusahaan.
Biaya Hutang (Cost of Debt)

Adalah biaya utang baru yang relevan, dengan menghitung bunga


sebagai pengurang pajak. Digunakan untuk menghitung rata-rata
tertimbang biaya modal, dan dihitung dari tingkat bunga utang,
dikurangi penghematan pajak yang diakibatkan oleh bunga yang
merupakan pengurang pajak.
Kt = kb (1 – t)
di mana:
Kt = Biaya utang setelah pajak
Kb = biaya utang sebelum pajak yaitu sebesar tingkat bunga utang
t = Tingkat pajak
Biaya Hutang (Cost of Debt)

Contoh:

Suatu perusahaan membeli bahan baku secara kredit. Bunga dari


kredit tersebut sebesar 10%, tingkat pajak penghasilan (tax rate) 40%,
maka biaya utang setelah pajak sebesar:

Penyelesaian:
Kt = Kb (1-t) = 0,10 (1-0,40) = 0,06 = 6%.
Biaya Saham Preferen (Cost of Preferred Stock)

Adalah biaya riil yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan


dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham preferen
diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang di syaratkan (required
rate of return) oleh investor pemegang saham preferen.

Biaya modal saham preferen (rp) dihitung dengan membagi dividen per
lembar saham preferen (Dp) dengan harga saham preferen saat ini (Pp).

kp=Dp/Po Dimana :
kp = Biaya saham preferen
Dp = Dividen saham preferen
Po = Harga saham preferen saat penjualan
(harga proses)
Biaya Saham Preferen (Cost of Preferred Stock)

Contoh:

PT. “ANGKASA” menjual saham preferen dengan nominal Rp 15.000,-.


Harga jual saham preferen sebesar Rp 18.900. dividen tiap tahun
sebesar Rp 1.500,-. Biaya penerbitan saham (floatation cost) setiap
lembar saham Rp 150,-

Biaya saham preferen adalah :


kp = 1.500 / (18.900 - 150) = 8%
Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning)

Laba ditahan adalah bagian dari laba bersih perusahaan yang ditahan
oleh perusahaan dan tidak dibayarkan sebagai dividen kepada
pemegang saham. Uang ini biasanya diinvestasikan kembali ke dalam
perusahaan, agar menjadi bahan bakar utama untuk kelangsungan
pertumbuhan perusahaan, atau digunakan untuk melunasi hutang-
hutang perusahaan.
a. Pendekatan Model Diskonto Dividen (Dividend Discount Model)

𝐷1 𝐷2 𝐷∞
𝑃𝑜 = + + ⋯+
(1 + 𝑘𝑒 )1 (1 + 𝑘𝑒 )2 (1 + 𝑘𝑒 )∞

𝐷𝑡
𝑃𝑜 = ෎
(1 + 𝑘𝑒 )𝑡
𝑡=1
Di mana:
Po = Harga pasar saham biasa pada saat ini
Dt = Dividen yang diterima untuk periode t
Ke = Tingkat keuntungan yang disyaratkan investor
a. Pendekatan Model Diskonto Dividen (Dividend Discount Model)

𝐷1
𝑃𝑜 =
𝑘𝑒 − 𝑔
Dimana D1 = Do (1 + g), sehingga rumus biaya ekuitasnnya adalah:

𝐷1
𝑘𝑒 = +𝑔
𝑝𝑜
Contoh:
Jika dividen saham PT. “TATA” diharapkan tumbuh sebesar 10% per tahun, sedangkan
dividen yang diharapkan pada tahun pertama sebesar Rp 160,- dan harga pasar saham
sekarang Rp 2.160,- maka biaya ekuitasnya adalah:

Ke = (D1 / Po) + g
= (160/2.160) + 10%
= 0,074 +10%
= 17,4%
b. Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)

Model CAPM (model penetapan harga aktiva modal) merupakan model


penetapan biaya modal dengan menganalisis hubungan antara return
saham I atau Ri yang diharapkan dengan return pasar (market return
atau Rm) yang terjadi.

Rumus untuk mencari return saham I atau Ri dengan model CAPM


adalah sebagai berikut:

Ri = Rf + (Rm – Rf) βi Di mana:


Ri = Tingkat return saham yang diharapkan
Rf = Tingkat return bebas resiko
Rm= Return portfolio pasar yang diharapkan
βi = Koefisien besar saham i
b. Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)

Contoh:
Sebuah perusahaan melakukan investasi pada saham “AMCO” dengan
mengharapkan tingkat keuntungan sebesar 15% dan tingkat
keuntungan bebas resiko sebesar 10%. Dari data selama 10 tahun
diketahui bahwa nilai Beta adalah 1,25. Return saham “AMCO” yang
juga merupakan biaya modal ekuitas (modal sendiri) perusahaan
tersebut adalah:

Ri = 0,10 + (0,15 – 0,10) (1,25) = 16,25%


Gabungan atau Rata-rata Tertimbang Biaya Modal

Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital’-


WACC) mencerminkan rata-rata biaya modal dimasa akan datang yang
diharapkan. Biaya modal rata-rata tertimbang diperoleh dengan
menimbang biaya dari setiap jenis modal tertentu sesuai dengan
proporsinya pada struktur modal perusahaan.

Rumus:
WACC = (% utang) + (% saham preferen) ( biaya saham
preferen) + (ekuitas biaya) (Biaya ekuitas biasa)
= wdrd(1-T) + wprp + wcrs
Gabungan atau Rata-rata Tertimbang Biaya Modal

Contoh:
Diketahui Allied memiliki utang sebelum pajak sebesar 10%, biaya utang
setelah pajak adalah rd(1 - T) = 10%(0,6) = 6%; biaya saham
preferennya adalah 10,3%; biaya ekuitas biasanya dari laba ditahan
sebesar 13,4%; dan tarif pajak marginal sebesar 40%.

Penyelesaian:
WACC = wdrd (1-T) + wprp + wcrs
= 0,45 (10%) (0,6) + 0,02 (10,3%) + 0,53 (13,4%)
= 10%
Alasan Penggunaan Biaya Rata-rata Tertimbang

Alasan dibalik penggunaan biaya rata-rata tertimbang adalah bahwa,


dengan mendanai dalam proporsi yang telah ditentukan dan menerima
berbagai proyek yang menghasilkan lebih banyak daripada rata-rata
tertimbang pengembalian yang diminta. Perusahaan dapat
meningkatkan harga pasar sahamya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai